Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Fa'il dan Maf'ul ‫ َم ْف ُعو ٌل ِف ْع ٌل‬.


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahasa Arab pada
Semester 1 (satu) Program Studi PAI 1-B
Dosen pengampu: Muhammad Ridwan Fauzi, S.Hum.,M.pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Siti Hanna pertiwi
Siti Maryanah
Siti Ramina Agustina
Windi Saepul Rohman

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI SYAMSUL ‘ULUM GUNUNG PUYUH SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Esa yang telah
memberikan Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat beserta salam semoga senantiasa
tercurah kepada baginda alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah
kepada ummat-Nya.
Berkat rahmat dan karunianya yang selalu terpancar bagi ummat-Nya, maka
segala macam rintangan dapat teratasi, sehingga dengan terbukanya pintu kelancaran
kita dapat menyelesaikan Tugas Terstruktur yang berbentuk Makalah pada Mata
Kuliah Bahasa Arab I mengenai “Fa'il dan Maf'u ‫فِعْل َم ْفعُو ٌل‬
Pada kesempatan yang baik ini, Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
Bpk. Muhammad Ridwan Fauzi, S.Hum., M.Pd. selaku dosen pengampu Bahasa
Arab yang telah memberikan tugas dan pengalaman. Dan juga bantuan rekan
mahasiswa yang dengan tulus memberikan do’a, saran, dan kritik sehingga makalah
kami dapat terselesaikan.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan dan membantu
pembaca untuk mendalami pengetahuan tentang “Jumlah Mufidah dan Pembagian
Kalimah”. Namun, dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan masukan berupa kritikan sehat dan saran dari para
pembaca untuk perbaikan makalah kami dimasa yang akan datang.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami
agar dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Sukabumi, 17 Oktober 2021
Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar belakang...................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................
C. Tujuan makalah.................................................................................

BAB II PEMBAHASA...................................................................................
A. Pengertian Fa’il.................................................................................
1. Contoh isim zhahir ........................................................................
2. Contoh isim isim dhamir...............................................................
B. Macam-macam Hukum Fa’il.............................................................
1. Pengertian Maf’ul..........................................................................
2. Pembagian Maf’ul.........................................................................
C. Maf’ul Zhahir.....................................................................................
D. Maf’ul Dhamir...................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang diturunkan terakhir oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW, mulai saat itu ajaran Islam pun di kenalkan di dalam
masyarakat. Berbagai disiplin ilmupun di kaji baik yang salaf maupun yang modern,
untuk bisa lebih mengenali dan memeluk Islam secara sempurna sesuai dengan
perintah Allah dan RosulNya.Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa Arab
adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap muslim yang bermaksud menyelami ajaran agama
Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rosulullah SAW. Oleh
karena itu, menurut kaidah hukum Islam mengerti akan ilmu nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardu ’ain. Di antara ilmu nahwu adalah
kalimah fail dan maf’ul. Seperti di dalam bahasa-bahasa lain, pemahaman tentang fail
dan maf’ul adalah pembelajaran dasar dalam bahasa arab yang harus di fahami
sebelum menguasai keseluruhan ilmu nahwu.

B. Rumusan masalah
1. Apakah yang di maksud dengan fa’il?
2. Apa saja macam hukum fa’il?
3. Apa yang di maksud dengan maf’ul ?
4. Apa saja pembagian maf’ul ?

C. Tujuan makalah
1. Mengetahui maksud/pengertian dari fa’il
2. Mengetahui macam-macam hukum fa’il
3. Mengetahui pengertian maf’ul
4. Mengetahui pembagian maf’u
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fa’il
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj
yang mengandung takwil fi’il (makna yang dimaksud ialah isim fa’il, sifat yang
diserupakan dengan fi’il, mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal
seperti fi’il) bahwa ada 3(tiga) pola susunan jumlah Fi’liyyah, yaitu: pertama
Fi’il,Fa’il dan maf’ul Dan bahwa fa’il itu adakalanya berupa isim zhahir dan
adakalanya berupa isim dhamir Setiap kalimat isim yang berkedudukan sebagai fa’il
pada jumlah fi’liyyah harus dibaca rafa’ (marfu’), dan jika Fa’il itu berupa isim
zhahir, maka tanda Rafa’nya tergantung kepada bentuk kalimatnya.
Fa’il ada 2 bagian yaitu:
1. Berupa isim zhahir
Isim-isim yang menunjukkan benda itu sendiri, nama-nama orang atau jenis,
seperti:
‫ اَحْ َمد‬، ٌ‫ ِكتَاب‬،‫ َز ْي ٌد‬."
ِ َ‫ظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنّهُ ِم ْن ف‬
‫اع ٍل‬ َ ‫ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه‬
َ ٌ‫ض َّمة‬ ٌ ْ‫ ِا ْس ٌم َمرْ فُو‬: ‫زَ ْي ٌد‬
 Berupa isim dhamir, yaitu isim-isim yang menunjukkan orang ke I, orang ke II dan
orang ke III.
Seperti:   ‫اَنَا‬  = saya (orang ke I pembicara)
َ‫أنت‬             = engkau (orang ke II,lawan bicara)
            ‫ه َُو‬     = dia (orang ke III, yang dibicarakan).
dan selain kata ganti, di sebut isim-isim zhahir, seperti : ‫زَ ْي ٌد‬
‫ر ُج ٌل‬    dan   sebagai. (pent.)
َ

َ ُ‫ع بِا ) فَا لظّا َ ِه ُر نَحْ ُو قَوْ ل‬


( ‫قَا َم زَ ْي ٌد‬: ‫ك‬ ٌ ْ‫ح ظَا ِه ٍر فِي اَ ِخ ِر ِه َو َز ْي ٌد فَا ِع ٌل َمرْ فُو‬
ٍ ‫ض َم ْبنِ ٌي َعلَي فَ ْت‬
ِ ‫فَقَا َم فِ ْع ٌل َما‬
َ ‫لض َّم ِة ا ل‬
‫ظا ِه َر ِة‬ َ

 
 Fa’il yang berupa  isim zhahir , contoh nya :
Artinya: Zaid  telah berdiri yaitu
‫زَ ْي ٌد‬   =(yang menjadi contoh). maka (I’rabnya)
 ‫قا َم‬  = fi’il madhi mabni atas  fatah yang zhahir (nyata ) dihurufnya yang terakhir.
  ‫زَ ْي ٌد‬  = Fa’il  marfu’ ,dengan tandanya  dommah  Zhahirah (yang nyata  tampak)
Tanda rafa’ fa’il tergantung pada bentuk kalimatnya, sebagai berikut:
1. Jika  fa’il berupa isim mufrad,baik mufead mudzakkar  atau
mufrad  muannats, atau berupa  jamak ‘taksir  shighah  muntahal-juma,atau
berupa jamak ‘muannats  salim,maka tanda rafa’nya  adalah dhammah
atau  tanwin dlammah
2. jika  fai’l berupa  isim  mutsanna muannats, maka tanda  rafa’nya adalah
adalah alif  dan nun ..
      3.    jika fai’l jama’mudzakkar salim ,maka tanda rafa’nya adalah waw dan nun.
4. َ ْ‫فُو‬  dan   ْ‫ ُذو‬ ‘maka tanda
jika fai’l berupa asmaul khamsah yaitu  ٌ‫اَب‬  ‫ك َح ٌم اَ ٌخ‬
maka tanda rafa’nya adalah waw (‫)و‬.

B.     Macam-macam Hukum Fa’il


fai’il  itu mempunyai beberapa ketentuan di antaranya ialah:
1.       tidak boleh mebuang fai’il,
2.      Fai’il tidak boleh mendahului fi’il nya
3.      Fi’il nya harus di mufrad kan beserta fai’il isim tatsniah atau jamak
4.      Wajib ta-nis fi’il dengan memakai ta yang di –sukun-kan pada akhir madhi
dengan memakai ta mudhara’ah pada awal fi’il bila mana fai’il nya muatnas hakiki
َ ‫بِ ْئ‬ )
yang ta-nis (dan fi’il nya bukan ‫نِ ْع َم‬ dan ‫س‬
5.      Menurut kaidah asal hendaknya fai’il mengiringi fi’ilnya kemudian disebutkan
maf’ul nya.
C.     Pengertian Maf’ul
            Maf’ul menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai
suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Dalam
istilah  Maf’ul adalah Isim manshub Syaratnya adanya fi’il dan fa’il atau
kesempurnaan kalimat. Dengan kata lain maf’ul hanya dibutuhkan oleh jenis fi’il
muta’adi, sedangkan fi’il lazim tidak.
َ ْ‫َب ْال َولَ ُد الدَّر‬
            Contoh : ‫س‬ َ ‫ َكت‬  ; Anak itu telah menulis pelajaran.
ٍ ‫ح اِل َنَّهُ ِم ْن فِ ْع ٍل َم‬
‫اض‬ ِ ‫ َم ْبنِ ٌي َعلَى ْالفَ ْت‬: ‫َب‬
َ ‫َكت‬
ِ َ‫ض َّمةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن ف‬
‫اع ٍل‬ ٌ ْ‫ اِ ْس ٌم َمرْ فُو‬: ‫اَ ْل َولَ ُد‬.
َ ‫ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه‬
‫ اِ ْس ٌم َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ نَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن َم ْفعُوْ ٍل بِ ِه‬: ‫س‬
َ ْ‫اَلدَّر‬.

Maf’ul adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”

D.    Pembagian Maf’ul
            Maf’ul terbagi dua, yaitu maf’ul yang sharih dan yang ghairu sharih. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1.      Maf’ul  sharih, Maf’ul bih sharih ada dua bagian, yaitu :
a.       Maf’ul Zhahir yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh :    ً ‫ضرب عل ٌي كلبا‬    :
َ Ali memukul anjing
                  
‫ض ِم ْي ُر ه َُو‬
َ ‫اض‬ٍ ‫ح اِل َنَّهُ ِم ْن فِع ٍْل َم‬ ِ ‫ب َم ْبنِ ٌي َعلَى ْالفَ ْت‬
َ ‫ض َر‬َ
ِ َ‫ظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن اِس ٍْم ف‬
‫اع ٍل‬ َ ‫ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه‬
َ ٌ‫ض َّمة‬ ٌ ْ‫َعلِ ٌي اِ ْس ٌم َمرْ فُو‬
‫ َك ْلبًا اِ ْس ٌم َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ النَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن َم ْفعُوْ ٍل بِ ِه‬ 

b.      Maf’ul Dhamir Maf’ul yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).


Maf’ul dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1). Dhamir Muttashil (bersambung)
Maf’ul dhamir muttashil ada dua belas,yaitu :
،‫ض‘ َربَهُ َما‬
َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَهَا‬ َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَ ُك َّن‬
َ ‫ َو‬،ُ‫ض‘ َربَه‬ َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَ ُك ْم‬
َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَ ُك َما‬
َ ‫ َو‬،‫ك‬
ِ َ‫ض‘ َرب‬
َ ‫ َو‬،‫ك‬
َ َ‫ض‘ َرب‬
َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَنَا‬
َ ‫ َو‬،‫ض‘ َربَنِ ْي‬
َ
‫ض َربَه َُّن‬
َ ‫ َو‬،‫ض َربَهُ ْم‬
َ ‫ َو‬.
2). Dhamir Munfashil (terpisah)
Maf’ul dhamir Munfashil ada dua belas, yaitu :
‫ وايَّاه َُّن‬،‫ وايَّاهُ ْم‬،‫ وايَّاهما‬،‫ وايَّاها‬،ُ‫ وايَّاه‬،‫ وايَّا ُك َّن‬،‫ وايَّا ُك ْم‬،‫ وايَّاك َما‬،‫ك‬
ِ ‫ وايَّا‬،‫ك‬
َ ‫ وايَّا‬،‫ وايَّانَا‬،‫ي‬
َ ‫ ايّا‬.

2.      Maf’ul ghairu sharih


Maf’ul bih yang ghairu sharih ada tiga bagian :
a.) Muawal bi Masdar.
Contoh :
ُ ‫َعلِ ْم‬
‫اَنَّ َك ُم ْجت َِح ٌد‬ ‫ت‬
Pada contoh diatas dapat ditakwilkan menjadi :
ُ ‫َعلِ ْم‬
َ‫اِ ْجتِ َحادَك‬ ‫ت‬
b.) Muawwal bi mufrodin
َ ُ‫ظَنَ ْنت‬
‫ت َْجت َِح ُد‬ ‫ك‬
Pada contoh diatas dapat ditakwilkan menjadi :
َ ُ‫ظَنَ ْنت‬
‫ ُم ْجتَ ِحدًا‬ ‫ك‬
c.) Manshub binaz’il Khofid
Yaitu dinashabkan karena dibuang huruf yang men-jarkannya.
Contoh :
َ‫ت ْالبَيْت‬
ُ ‫( َدخَ ْل‬saya masuk ke dalam rumah)
Kata Al-Baita menjadi Maf’ul bih Manshub binaz’il Khafid, yaitu membuang huruf
ِ ‫ت فِ ْي ْالبَ ْي‬
yang men-jarkannya. Ditakdirkan kepada ‫ت‬ ُ ‫ َدخَ ْل‬.  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj yang
mengandung takwil fi’il ( makna yang dimaksud ialah isim fa’il, shifat yang
diserupakan dengan fi’il,mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal
seperti fi’il) fi’il terbagi kepada dua bagian yaitu fa’il zhahir dan fa’il dhamir.
Maf’ul bih menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai
suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Maf’ul bih terbagi
kepada dua bagian, sharih dan tidak sharih, yang sharih meliputi zhahir dan dhamir,
sedangkan yang tidak sharih ada pada tiga tempat sebagaimana tertera diatas.

B.   Saran
Demikian makalah yang di tulis, apa bila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
penyampaian dari makalah ini, mohon diberi kritik dan saran guna untuk perbaikan
dalam makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustafa, Gulayini. Jami’ud Durus Al-‘Arobiyyah. Bairut : Darul Fikr, 2007.


Fahmi, Ahmad Akrom.Ilmu Nahwu dan Sharaf 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Anwar, Moch. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyah dan ‘Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung : Sinar Baru Algensido, 2000.
Zakaria Aceng.“ILMU NAHWU PRAKTIS SISTEM BELAJAR 40 JAM”. Garut :
ibn azka, 2004
Syekh Syamsuddin Muhammad Araaini. Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah
Ajurumiyyah. Bandung:SINAR BARU ALGENSINDO. 2004
www.bismillahku.blogspot.com13,04,2016-16.00
www.maf’ulbihwikipedia.com16.05,13-04-2016
www.penjelasanmaf’ulnahwu.blogspot.co.id15.40,13-04-2016

[1] Syekh Syamsuddin Muhammad Araaini. 2004, Ilmu Nahwu Terjemahan


Mutammimah Ajurumiyyah. Bandung:SINAR BARU ALGENSINDO,hal.122
[2] Prof.H. Chatibul Umam.2013, Pedoman Dasar Ilmu Nahwu Terjemah Mukhtasar
Jiddan. Jakarta: DARUL ULUM PRESS, hal.84
[3] Syekh Syamsuddin Muhammad Araaini. 2004, Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyyah. Bandung:SINAR BARU ALGENSINDO,hal.123
[4] www.bismillahku.blogspot.com
[5] www.maf’ulbihwikipedia.com16.05,13-04-2016   

Anda mungkin juga menyukai