Disusun Oleh:
Kelompok 10
Siti Hanna pertiwi
Siti Maryanah
Siti Ramina Agustina
Windi Saepul Rohman
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar belakang...................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................
C. Tujuan makalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASA...................................................................................
A. Pengertian Fa’il.................................................................................
1. Contoh isim zhahir ........................................................................
2. Contoh isim isim dhamir...............................................................
B. Macam-macam Hukum Fa’il.............................................................
1. Pengertian Maf’ul..........................................................................
2. Pembagian Maf’ul.........................................................................
C. Maf’ul Zhahir.....................................................................................
D. Maf’ul Dhamir...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam adalah agama yang diturunkan terakhir oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW, mulai saat itu ajaran Islam pun di kenalkan di dalam
masyarakat. Berbagai disiplin ilmupun di kaji baik yang salaf maupun yang modern,
untuk bisa lebih mengenali dan memeluk Islam secara sempurna sesuai dengan
perintah Allah dan RosulNya.Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa Arab
adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap muslim yang bermaksud menyelami ajaran agama
Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya yaitu Al-Qur’an dan sunnah Rosulullah SAW. Oleh
karena itu, menurut kaidah hukum Islam mengerti akan ilmu nahwu bagi mereka
yang ingin memahami Al-Qur’an hukumnya fardu ’ain. Di antara ilmu nahwu adalah
kalimah fail dan maf’ul. Seperti di dalam bahasa-bahasa lain, pemahaman tentang fail
dan maf’ul adalah pembelajaran dasar dalam bahasa arab yang harus di fahami
sebelum menguasai keseluruhan ilmu nahwu.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang di maksud dengan fa’il?
2. Apa saja macam hukum fa’il?
3. Apa yang di maksud dengan maf’ul ?
4. Apa saja pembagian maf’ul ?
C. Tujuan makalah
1. Mengetahui maksud/pengertian dari fa’il
2. Mengetahui macam-macam hukum fa’il
3. Mengetahui pengertian maf’ul
4. Mengetahui pembagian maf’u
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fa’il
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj
yang mengandung takwil fi’il (makna yang dimaksud ialah isim fa’il, sifat yang
diserupakan dengan fi’il, mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal
seperti fi’il) bahwa ada 3(tiga) pola susunan jumlah Fi’liyyah, yaitu: pertama
Fi’il,Fa’il dan maf’ul Dan bahwa fa’il itu adakalanya berupa isim zhahir dan
adakalanya berupa isim dhamir Setiap kalimat isim yang berkedudukan sebagai fa’il
pada jumlah fi’liyyah harus dibaca rafa’ (marfu’), dan jika Fa’il itu berupa isim
zhahir, maka tanda Rafa’nya tergantung kepada bentuk kalimatnya.
Fa’il ada 2 bagian yaitu:
1. Berupa isim zhahir
Isim-isim yang menunjukkan benda itu sendiri, nama-nama orang atau jenis,
seperti:
اَحْ َمد، ٌ ِكتَاب، َز ْي ٌد."
ِ َظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنّهُ ِم ْن ف
اع ٍل َ ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه
َ ٌض َّمة ٌ ْ ِا ْس ٌم َمرْ فُو: زَ ْي ٌد
Berupa isim dhamir, yaitu isim-isim yang menunjukkan orang ke I, orang ke II dan
orang ke III.
Seperti: اَنَا = saya (orang ke I pembicara)
َأنت = engkau (orang ke II,lawan bicara)
ه َُو = dia (orang ke III, yang dibicarakan).
dan selain kata ganti, di sebut isim-isim zhahir, seperti : زَ ْي ٌد
ر ُج ٌل dan sebagai. (pent.)
َ
Fa’il yang berupa isim zhahir , contoh nya :
Artinya: Zaid telah berdiri yaitu
زَ ْي ٌد =(yang menjadi contoh). maka (I’rabnya)
قا َم = fi’il madhi mabni atas fatah yang zhahir (nyata ) dihurufnya yang terakhir.
زَ ْي ٌد = Fa’il marfu’ ,dengan tandanya dommah Zhahirah (yang nyata tampak)
Tanda rafa’ fa’il tergantung pada bentuk kalimatnya, sebagai berikut:
1. Jika fa’il berupa isim mufrad,baik mufead mudzakkar atau
mufrad muannats, atau berupa jamak ‘taksir shighah muntahal-juma,atau
berupa jamak ‘muannats salim,maka tanda rafa’nya adalah dhammah
atau tanwin dlammah
2. jika fai’l berupa isim mutsanna muannats, maka tanda rafa’nya adalah
adalah alif dan nun ..
3. jika fai’l jama’mudzakkar salim ,maka tanda rafa’nya adalah waw dan nun.
4. َ ْفُو dan ْ ُذو ‘maka tanda
jika fai’l berupa asmaul khamsah yaitu ٌاَب ك َح ٌم اَ ٌخ
maka tanda rafa’nya adalah waw ()و.
Maf’ul adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong” maka
maf’ul bih-nya “yang ditolong”
D. Pembagian Maf’ul
Maf’ul terbagi dua, yaitu maf’ul yang sharih dan yang ghairu sharih. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Maf’ul sharih, Maf’ul bih sharih ada dua bagian, yaitu :
a. Maf’ul Zhahir yaitu Maf’ul bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ً ضرب عل ٌي كلبا :
َ Ali memukul anjing
ض ِم ْي ُر ه َُو
َ اضٍ ح اِل َنَّهُ ِم ْن فِع ٍْل َم ِ ب َم ْبنِ ٌي َعلَى ْالفَ ْت
َ ض َرَ
ِ َظا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن اِس ٍْم ف
اع ٍل َ ع َو َعاَل َمةُ ال َر ْف ِع ِه
َ ٌض َّمة ٌ َْعلِ ٌي اِ ْس ٌم َمرْ فُو
َك ْلبًا اِ ْس ٌم َم ْنصُوْ بٌ َو َعاَل َمةُ النَصْ بِ ِه فَ ْت َحةٌ ظَا ِه َرةٌ فِى اَ ِخ ِر ِه اِل َنَّهُ ِم ْن َم ْفعُوْ ٍل بِ ِه
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
Fa’il adalah isim marfu’ yang disebut terlebih dahulu fi’il-nya, atau lafadj yang
mengandung takwil fi’il ( makna yang dimaksud ialah isim fa’il, shifat yang
diserupakan dengan fi’il,mashdar, dan sebagainya dari isim-isim yang dapat beramal
seperti fi’il) fi’il terbagi kepada dua bagian yaitu fa’il zhahir dan fa’il dhamir.
Maf’ul bih menurut bahasa Indonesia sama dengan penderita. Karena dia dikenai
suatu pekerjaan. Atau dengan kata lain berfungsi sebagai obyek. Maf’ul bih terbagi
kepada dua bagian, sharih dan tidak sharih, yang sharih meliputi zhahir dan dhamir,
sedangkan yang tidak sharih ada pada tiga tempat sebagaimana tertera diatas.
B. Saran
Demikian makalah yang di tulis, apa bila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
penyampaian dari makalah ini, mohon diberi kritik dan saran guna untuk perbaikan
dalam makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA