Anda di halaman 1dari 13

“MANAJEMEN KONFLIK PENDIDIKAN ISLAM”

MAKALAH KELOMPOK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir ayat-ayat manajemen
pada semester III (Tiga)

Dosen pengampu : Fenty Setiawati S.Ag., M.A

Disusun Oleh;
Farhan Masruri (1211030262)
Risma Fauziah (1211030279)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SYAMSUL 'ULUM
GUNUNG PUYUH SUKABUMI TAHUN AKADEMIK 2022-2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb Yang Maha Besar di atas segala
kebesaran, Yang Maha Kuasa di atas segala kekuasaan, Yang Maha Suci di atas segala
kesucian, atas segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga kita dapat menyelesaikan
penulisan makalah“tugas manajemen konflik pendidikan islam” dengan baik.
Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada pewaris intelektual
sekaligus kebahagiaan tersendiri bagi kami yang dapat menyelesaikan makalah ini, kita,
Rasulullah Saw, para keluarga, sahabat dan umatnya yang masih tetap istiqomah di
jalanda’wahini sampai akhir zaman nanti. Suatu kebanggaan
Dalam penyusunan makalah ini penulis sedikit mengalami kesulitan dan rintangan,
namun berkat bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, sehingga kesulitan-kesulitan
tersebut bisa teratasi dengan baik. Dengan demikian penulis lewat lembaran ini hendak
menyampaikan ucapan terimahkasih yang setinggi-tingginya kepada mereka, teriring doa
agar segenap bantuannya dalam urusan penyelesaian makalah ini, sehingga bernilai
ibadah disisi Allah swt.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir
dari segalanya, melainkan langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi,
olehnya itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Harapan penyusun semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penyusun
dan bagi pembaca lain pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C.Tujuan Dan Manfaat Penulisan ................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Manajemen Konflik dalam pendidikan.....................................................................2
B. Pengaruh Konflik Terhadap Lembaga Pendidikan....................................................4
C. Usaha Mengatasi Konflik Dalam Pendidikan...........................................................6
D. Macam-macam Teori Pendekatan Manajemen Konflik...........................................7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................................................9
B. Saran ........................................................................................................................9
C. Daftar Pustaka..........................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Kesempurna ini diberikan
Allah SWT kepada manusia karena manusia mempunyai tugas ganda yaitu untuk menyembah
Allah SWT dan mengatur alam semesta termasuk dirinya sendiri. Dalam rangka menjalankan
tugasnya dengan maksimal, manusia diberikan akal indra dan pengetahuan sebagai
kelengkapan untuk mengatur dirinya, orang lain dan alam semesta. Meskipun telah
dilengkapi dengan kesempurnaan akal dan pengetahuan manusia terkadang tidak dapat
digunakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan manusia memiliki hawa nafsu yang
terkadang melalaikan manusia dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh karenanya,
manusia dalam menjadalankan tugasnya di muka bumi membutuhkan pedoman hidup yang
senantiasa membimbing manusia ke jalan yang lurus.
Allah SWT telah memberikan perangkat dan pedoman kehidupan yang digunakan
sebagai petunjuk pelaksanaan dalam mengatur kehidupan manusia yaitu Al-Qur’an. Oleh
karenanya, setiap manusia harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam
kehidupannya serta dalam menyelesaikan segala urusannya. Apabila manusia tidak
menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam urusannya, maka hal ini akan sangat
berpotensi dalam menimbulkan konflik. Konflik ini akan selesai apabila manusia kembali
berpegang teguh kepada Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan pada hakikatnya penciptaan manusia
adalah untuk menjadi orang-orang yang memperbaiki
B. Rumusan masalah
1. Apa itu Manajemen Konflik dalam Pendidikan ?
2. Bagaimana mengetahui Sumber dan Jenis Konflik ?
3. Apa Pengaruh Konflik Terhadap Lembaga Pendidikan ?
4. Bagaimana cara mengatasi Usaha Mengatasi Konflik dalam Pendidikan?
C. Tujuan dan manfaat penulisan
1. Mengetahui Manajemen Konflik dalam Pendidikan
2. mengetahui Sumber dan Jenis Konflik
3. Mengetahui Pengaruh Konflik Terhadap Lembaga Pendidikan
4. Mengetahui cara mengatasi Usaha Mengatasi Konflik dalam Pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Konflik dalam Pendidikan


Kata konflik dalam bahasa Yunani disebut dengan configere atau conflictum yang
berarti saling berbenturan. Arti kata ini menunjukkan pada semua bentuk benturan, tabrakan,
ketidaksesuaian, ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi
yang antagonis atau bertentangan. Dapat pula diartikan bahwa konflik merupakan relasirelasi
psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bisa disesuaikan,
interes-interes eksklusif yang tidak bisa dipertemukan, sikap emosional yang bermusuhan,
dan struktur-struktur nilai yang berbeda.
Selain itu, menurut J. Winardi2 konflik merupakan satu hambatan yang dengannya akan
membuat seseorang semakin bertambah matang. Konflik berarti adanya oposisi atau
pertentangan pendapat antara sesuatu dengan sesuatu, orang dengan orang, kelompok dengan
kelompok atau organisasi dengan organisasi. Sedangkan Kartini Kartono 3 mendefinisikan
konflik secara positif, negatif, dan netral. Dalam pengertian negatif, konflik diartikan sebagai
sifatsifat animalistik, kebuasaan, kekerasan, barbarisme, destruksi/ pengrusakan,
penghancuran, irrasionalisme, tanpa kontrol emosional, huru-hara, pemogokan, perang, dan
seterusnya. Dalam pengertian positif, konflik dihubungkan dengan peristiwa petualangan,
hal-hal baru, inovasi, pembersihan, pemurnian, pembaharuan, penerangan batin, kreasi,
pertumbuhan, perkembangan, rasionalitas yang dialektis, mawas diri, perubahan, dan
seterusnya. Sedangkan dalam pengertian netral, konflik diartikan sebagai akibat biasa dari
keanekaragaman individu manusia dengan sifat-sifatnya

1. Sumber dan Jenis Konflik


Menurut Smith11 konflik dalam suatu organisasi, termasuk di dalamnya organisasi
sekolah, pada dasarnya bersumber dari tiga hal, yaitu: masalah komunikasi, struktur
organisasi dan faktor manusia itu sendiri.
1) Kesalahan dalam komunikasi atau distorsi. Suatu kebenaran yang dikemukakan
dengan pola komunikasi yang tidak bersahabt cenderung memeberikan informasi
yang tidak baik.
2) Struktur organisasi Struktur organisasi termasuk sektor penyumbang konflik yang
tidak kecil, karena masing-masing unit organisasi memiliki tugas dan kepentingan

2
yang bisa saling bergesekan dan berbenturan.
3) Faktor manusia Penyumbang konflik yang tidak kalah banyaknya adalah faktor
manusia. Hal ini dimungkinkan karena adanya sifat-sifat kepribadian yang beragam
dan unik. Setiap pribadi dapat saja memiliki kepentingan dan kebutuhan yang
berbeda-beda. Begitu juga sikap otoriter dan mau menang sendiri, dogmatis,
individualistis, dan sifatsifat pribadi lainnya. Kesemuanya itu dapat menimbulakn
konflik di tubuh organisasi. Schmuck12 mengemukakan ada empat unsur yang
menjadi sumber konflik, yaitu:
(1) adanya perbedaan fungsi dalam organisasi;
(2) adanya pertentangan kekuatan antar pribadi dan sub sistem;
(3) adanya perbedaan peranan, dan
(4) adanya tekanan yang dipaksakan dari luar organisasi

Sementara itu, menurut Mulyasa 13 ada beberapa hal yang menjadi sumber konflik,
yaitu:
(1) perbedaan pendapat,
(2) salah paham,
(3) merasa dirugikan, dan
(4) terlalu sensitif. Selain itu Didin Hafiduddin dan Hendri Tanjung14

mengemukakan beberapa hal yang menjadi sumber terjadinya konflik, yaitu:


(1) perbedaan latar belakang keluarga,
(2) perbedaan latar belakang pendidikan,
(3) perbedaan kebiasaan-kebiasaan,
(4) Kesenjangan kompensasi yang mencolok, dan
(5) sikap pemimpin yang tidak manusiawi.

Jika menghendakinya, sesungguhnya Allah dapat menciptakan manusia hanya terdiri dari satu
jenis saja, seperti firman Allah dalam Surat Huud ayat 118 :

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat.
Surat ini menunjukkan memang Allah tidak menghendaki manusia hanya satu jenis saja. Jika
manusia terdiri dari satu jenispun, mereka tetap akan berselisih pendapat dan terlibat konflik

3
satu sama lain. Allah menciptakan manusia dengan pribadi yang unik serta bisa berfikir dan
bertindak mandiri, termasuk berbuat yang bertentangan dengan yang dikehendaki-Nya. 2

B. Pengaruh Konflik Terhadap Lembaga Pendidikan


Konflik menimbulkan akibat-akibat atau resiko-resiko tertentu. Disamping itu konflik
juga terkadang membawa dampak positif. G.W. Allport, sebagaimana dikutip Qomar18,
menyatakan bahwa semakin banyak sarjana sosial yang memaparkan bahwa konflik itu
sendiri bukan merupakan kejahatan, tetapi lebih merupakan suatu gejala yang memiliki
pengaruh konstruktif atau desktruktif, tergantung pada manajemennya. D. Sudjana19
menjabarkan pengaruh-pengaruh konflik sebagai berikut:
1) Di satu pihak, konflik laten dapat membahayakan kelompok apabila konflik di antara
anggota pada suatu saat muncul menjadi perbuatan yang merusak (destruktif), sehingga
konflik itu dapat menghambat upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan kelompok/
organisasi dan perorangan
2) Di pihak lain, konflik dapat menguntungkan kegiatan kelompok apa-bila hal itu
merangsang timbulnya gagasan-gagasan baru untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas
kegiatan kelompok, mengarahkan kreativitas kelompok dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, dan menjaga agar kelompok selalu mempedulikan berbagai kepentingan
anggotanya. Konflik ini dapat dimanfaatkan agar kelompok lebih tanggap terhadap kebutuhan
anggota.
Alex Nitisimo20 mengemukakan bahwa konflik dapat memberikan dampak positif dan
dampak negatif. Dampak positif akan mendatangkan keuntungan kepada karyawan,
organisasi/lembaga pendidikan, dan dampak negatif akan mendatangkan kerugian. Adapun
dampak positif konflik adalah: (1) kemampuan mengoreksi diri, (2) meningkatkan prestasi,
(3) pendekatan yang lebih baik, (4) mengembangkan alternatif yang lebih baik. Sedangkan
dampak negatif konflik adalah: (1) menghambat adanya kerjasama, (2) subyektivitas dan
emosional, (3) apriori, (4) saling menjatuhkan, dan (5) frustas1
Konflik manusia sepanjang zaman akan bisa teratasi apabila tolak ukur yang dipakai
1
18Qomar, Mujamil. 2009. Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam.
Jakarta: Erlangga. 19D. Sudjana S. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

4
dalam penyelesaiannya adalah Al-Qur‟an. Karena renungan maqosidusy-syar‟i ruang lingkup
yang akan dibahas adalah mengenai penyelamatan, keseimbangan, dan kesejahteraan manusia
, bagaimana manusia bisa ramah dengan sesama, dengan lingkungan alam semesta dan tidak
membuat kerusakan di muka bumi karena itulah tugas utama manusia di muka bumi. Untuk
menata, mengatur memanaj secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Sejak
semula Al-Qur‟an telah menyatakan bahwa bumi dan seisinya diciptakan untuk manusia
Artinya merupakan lingkungan yang disediakan oleh Allah. Di lingkungan inilah manusia
hidup baik sebagai tempat tinngal, mengembangkan keturunan, bahkan bersenang sampai
batas waktu yang telah ditentukan. Di sini selain bumi sebagai lingkungan hidup manusia
juga merupakan satu kesatuan dari jalinan alam raya yang jauh lebih besar, yang dinyatakan
oleh Al-Qur‟an tercipta atas keseimbangan oleh karena itu,posisi manusia menjadi cukup
penting dan strategis dalam rangka memelihara lingkungan hidupnya demi kepentingan yang
lebih besar menjaga dan memelihara keseimbangan alam raya tersebut. Selain manusia
mengelola alam seiisinya juga tak kalah pentingnya manusia sebagai khalifah bisa mengatasi
konflik bila terjadi diantara mereka tanpa dengan kekerasan sebagaimana sebagaimana
bimbingan Allah SWT. disebutkan dalam Q : S/16 : 125

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk Menurut M. Quraisy shihab ayat tersebut dipahami oleh oleh para ulama sebagai
penjelasan ada tiga macam metede pendekatan pemecahan konflik yang harus disesuaikan dengan
kondisi. Terhadap cendekiawan diperintahkan dengan dengan dialok sesuai dengan kepandaian
mereka. Dengan orang awam dianjurkan dengan menggunakan mauidhah hasanah yakni dengan
memberikan nasehat dan perumpaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka
yang sederhana. Sedangkan terhadap Ahlul Kit

5
C. Usaha Mengatasi Konflik dalam Pendidikan
Dalam bukunya Manajemen Pendidikan Berbasis Madrasah22 Syukur menjelaskan
bahwa untuk mengatasi konflik, manajemen konflik memiliki beberapa tahap yang harus
dijalankan:
1) Identifikasi Konflik
Tahap ini merupakan tahap identifikasi masalah yang terjadi, untuk menentukan sumber
penyebab dan pihak-pihak yang terlibat. Dalam mengidentifikasi biasanya kita mencermati
peristiwa sehari-hari kemudian menemukan tantangan dan adakah pertentangan-pertentangan
di dalamnya atau tidak.
2) Penilaian Konflik
. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi konflik dan serta penilaian dalam
mengidentifikasi. Apakah konflik sudah mendekati titik rawan, dan perlu diredam agar tidak
menimbulkan dampak negatif, apakah masih pada titik kritis yang dapat menimbulkan
dampak positif, atau baru dalam tahap tersembunyi, sehingga perlu diberi stimulus agar
mendekati titik kritis dan memberikan dampak positif.
3) Pemecahan Konflik
Tahap ini merupakan tindakan untuk memecahkan masalah, termasuk memberi stimulus
jika masih dalam tahap tersembunyi dan perlu dibuka. Kasus-kasus yang terjadi serta
datadata sesudah dinilai. Dengan memperhatikan hal tersebut maka selanjutnya adalah
mengatasi atau memecahkan masalah konflik yang ada dengan cara yang terbaik.
Selanjutnya, dalam buku Panduan Manajemen Sekolah23 ada lima tahap yang dilalui dalam
suatu konflik yaitu :
a. Tahap laten (potensial), yaitu adanya perbedaan faktor individu, perbedaan
organisasi,dan lingkungan yang merupakan potensi munculnya konflik;
b. Tahap konflik yang sudah terasa;
c. Tahap perbedaan pendapat yang sudah saling bertentangan;
d. Tahap konflik terbuka;
e. Tahap pascakonflik terbuka.2
Ayat Al-Quran tentang pendidikan
223 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.1998. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikdasmen
Direktorat Dimenum

6
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Pada ayat tersebut dijelaskan mengenai penciptaan manusia serta pentingnya sebuah ilmu
pengetahuan. Selain itu, Allah SWT juga memerintahkan seluruh umatnya untuk tidak
berhentibelajar. Dengan berbekal ilmu, manusia dapat mampu membuktikan kekuasaan dan
kebesaran Allah SWT.

D. Macam-macam Teori Pendekatan Manajemen Konflik


Setelah pemaparan pengertian tentang teori diatas maka disini setiap orang
mempunyai kecenderungan menangani konflik hanya pada konflik disfungsional dan untuk
konflik fungsional cenderung dibiarkan semakin berkembang. Selama rentang waktu yang
cukup lama telah banyak cara-cara yang dikembangkan untuk menangani konflik,
diantaranya adalah cara yang ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan berkaitan dengan konflik dan
penanganannya.
1. Afzalur Rahman
Dalam cara ini pihak yang berkepentingan dikonfrotasikan (dipertemukan) untuk
mengidentifikasi dan menjelaskan permasasalahan yang muncul dan akibatnya,
mengumpulkan berbagai alternatif penyelesaian dan memilih cara menyelesaikan masalah
yang terbaik. Cara ini sangat cocok manakala konflik terbentuk karena adanya salah
pengertian. Berikut langkahlangkah dalam mengenalan konflik;
a). Jelaskan kepada semua pihak yang berkonflik mengenai kebaikan dan
keburukan setelah munculnya konflik.
b). Ajak semua pihak yang berkonflik untuk saling mengerti dan menyadari tentang
berbagai akibat yang ditimbulkan oleh konflik.
c). Pihak penengah jangan memihak kepada salah satu pihak yang berkonflik dan
upayakan hanya sebagai mediator (perantara) didalam berbagai masalah dan sebab
masalah yang muncul upayakan penengah tidak menggunakan kata-kata yang tidak

7
terlalu formal dan terkesan sangat kaku dan sangat serius dan gunakan kata-kata
yang santai agak lucu agar suasana mencadi cair.
d). Pada tahap integrasi diupayakan agar konflik berhenti dan tidak meluas dan
sebisa mungkin bisa di pertemukan tidak perlu dicari yang salah dan siapa yang benar.

Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena
suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara
mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu Q : S. Ar-Rum/30 :

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alex Nitisimo20 mengemukakan bahwa konflik dapat memberikan dampak positif
dan dampak negatif. Dampak positif akan mendatangkan keuntungan kepada
karyawan, organisasi/lembaga pendidikan, dan dampak negatif akan mendatangkan
kerugian. Adapun dampak positif konflik adalah:
(1) kemampuan mengoreksi diri,
(2) meningkatkan prestasi,
(3) pendekatan yang lebih baik,
(4) mengembangkan alternatif yang lebih baik.
Di satu pihak, konflik laten dapat membahayakan kelompok apabila konflik di antara
anggota pada suatu saat muncul menjadi perbuatan yang merusak (destruktif), sehingga
konflik itu dapat menghambat upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan kelompok/
organisasi dan perorangan
Di pihak lain, konflik dapat menguntungkan kegiatan kelompok apa-bila hal itu
merangsang timbulnya gagasan-gagasan baru untuk meningkatkan efesiensi dan
efektivitas kegiatan kelompok, mengarahkan kreativitas kelompok dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, dan menjaga agar kelompok selalu mempedulikan berbagai
kepentingan anggotanya. Konflik ini dapat dimanfaatkan agar kelompok lebih tanggap
terhadap kebutuhan anggota.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kehilafan oleh karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan keritik
ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun dan kami akan menerima dengan senang
hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

9
Daftar Pustaka

A. Rusdiana, Manajemen Konflik.Bandung : PT. Pustaka Setia, 2015. Abduh,


Muhammad. Memperbarui Kometmen Dakwah, Jakarta : Robbani Press, 2005.
Abdullah Khatib, Muhammad. Syarah Risalah Ta’lim, Jakarta : Al-I’tisham, 2007.
Abdur Raauf Aziz Abdul. Enerji Alfatihah. Jakarta: Markaz Al-Qur’an, Abdurrahman
Muhammad, Ramadhan Mursyi, Manhaj Ishlah, Pustaka Tarbiyah. Adnan,
Muhammad. Tafsir Al-Qur’an Bahasa Jawi. Bandung : PT. Al Ma’rif, 1977. Agus
Triono, Rachmadi. Pengambilan Keputusan Manajerial Teori Dan Praktek Untuk
Manajer Dan Akademisi, Jakarta : PT. Salemba Empat 2013. Ahdiyat, Polemik
Kebudayaan Pergulatan Pemikiran Terbaru Dalam Sejarah Kebudayaan, Jakarta :
Mulia 1983. Albana, Hasan. Kunci Memahami Al-Qur’an. Surabaya : Penerbit PT.
Bina Ilmu, 1977. Mahmud Amir, Islam Dan Realitas Sosial Di Mata Intelektual
Muslim Indonesia, Jakarta, PT. Edu Indonesia Sinergi, 2005. Mahmud, Adnan.
Ulumul Qur’an, Jakarta : PT. Restu Ilahi, 2005. Marbun, Konsep Manajemen
Indonesia, Jakarta : YTKI, 1979.

10

Anda mungkin juga menyukai