Anda di halaman 1dari 11

Makalah Mata Kuliah PENGANTAR MANAJEMEN

DINAMIKA KONFLIK DALAM ORGANISASI

Dosen Pengampu :

Drs. Sudaryanto, MBA, Ph. D

Di susun oleh Kelompok 1:


Ega Feby Safira (180803101002)
Alief Rahman Aditya (180803101003)
Fitriani Wangi S. (180803101004)
Luqman Alvian A. (180803101005)
M. tegar Firmansyah (180803101006)
M. Risky Fajri Rama P. (180803101007 )

D3 MANAJEMEN PERUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1|Page
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Dinamika
Konflik Dalam Organisasi yang disusun dalam rangka melengkapi nilai tugas mata
kuliah Pengantar Manajemen Kelas B, dengan Pengampu Drs. Sudaryanto, MBA,
Ph.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah


pengetahuan serta bagi para pembaca. Namun kami menyadari karena keterbatasan
pengetahuan yang kami miliki makalah ini jauh dari kata sempurna. Masih terdapat
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini kedepannya. Terima kasih terhadap semua pihak yang
membantu atas terselesaikannya makalah ini.

Jember, 25 Mei 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….5
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………..…..5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Jenis-Jenis Konflik……………………………………………...6
2.2 Faktor Penyebab Konflik……………………………………….7
2.3 Penyelesaian Konflik……………………………………………9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………..10
3.2 Saran……………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….11

3|Page
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya,


timbulah salah paham atau orang tidak saling mengerti. Selanjutnya hal ini akan
menjadi salah satu sebab timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi.
Konflik biasanya juga timbul sebagai hasil adanya masalah-masalah hubungan
pribadi (ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai pribadi karyawan dengan perilaku
yang harus diperankan pada jabatannya, atau perbedaan persepsi) dan struktur
organisasi (perebutan sumber dayasumber daya yang terbatas, pertarungan antar
departemen dan sebagainya).

Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara


kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam
organisasi. Atau dengan kata lain, konflik adalah segala macam interaksi
pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Pertentangan
kepentingan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung pada sarana yang dipakai.
Masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah mereka anggap benar, dan
memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik secara halus maupun
keras. Untuk mengetahui adanya konflik, sebenarnya dapat diketahui dari
hubunganhubungan yang ada, sebab hubungan yang tidak normal pada umumnya
suatu gejala adanya konflik. Misalnya ketegangan dalam hubungan, kekakuan
dalam hubungan, saling fitnah-menfitnah. Bila pemimpin mengetahui adanya
gejala-gejala tersebut memang itu merupakan konflik. Tidak semua konflik
diketahui gejala-gejalanya maka untuk dapat mengetahui konflik seawal mungkin
pimpinan harus bertindak aktif.

Konflik merupakan fenomena dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam


kehidupan organisasi, bahkan konflik selalu hadir dalam setiap hubungan kerja
antara individu dan kelompok. Tujuan organisasi pada dasarnya adalah
memberikan tugas yang terpisah dan berbeda kepada masing-rnasing orang dan

4|Page
menjamin tugas -tugas tersebut terkoordinir menurut suatu cara yang dapat
mencapai tujuan organisasi. Organisasi itu sendiri bukanlah suatu tujuan tetapi
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Swastha, sebuah organisasi itu
terdiri atas orang-orang yang melakukan tugas-tugas yang berbeda yang
dikoordinir untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Dengan kata lain organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja


bersama-sama ke arah suatu tujuan. Kerja sama untuk mencapai tujuan merupakan
kebutuan individu dalam eraglobalisasi seperti sekarang ini dan di masa yang akan
datang tak seorang pun individu yang dapat melepaskan diri dari organisasi.
Melalui organisasi interaksi individu, kelompok dapat menjadi efektif apa yang
yang menjadi tujuan pribadinya akan dapat dicapai.Di dalam organisasi terdiri dari
individu dan kelompok yang selalu berinteraksi baik dalam kerja sama maupun
perbedaan. Perbedaan ini merupakan situasi ketidaksepahaman antara dua
individu atau lebih terhadap suatu masalah yang merekahadapi di dalam sebuah
organisasi.

1.2 . Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis konflik?

2. Faktor apa yang menyebabkan konflik?

3. Bagaimana cara menyelesaikan konflik?

1.3 . Tujuan Makalah

Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai konflik-


konflik dalam organisasi dan seperti apa solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Dengan memahami fakto-faktor pemicu terjadinya konflik, diharapkan pembaca
dapat menghindari atau setidaknya meminimalisir adanya konflik dalam ligkungan
organisasinya.selain itu para pembaca juga diharapkan dapat menyikapi secara
tepat bagaimana jika konflik itu terjadi dikehidupan mereka, yang pada akhirnya
dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik atau belajar dari permasalahan
dan yang pernah terjadi sebelumnya.

5|Page
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Konflik

Menurut Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat


beragam jenis konflik:

a. Konflik vertikal
Yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan
manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan
subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,
manajemen kompensasi dan karir.

b. Konflik Horisontal
Yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat hirarki yang
sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang perumusan
tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya,
dan pemasaran.

c. Konflik di antara staf lini


Yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas berbeda. Misalnya
antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan. Divisi pembelian
mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam jumlah besar
dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang. Sementara divisi
keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena terbatasnya anggaran.
Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi pemasaran. Divisi pemasaran
membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan pasar. Sementara divisi
produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara terbatas karena
langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang tepat.

6|Page
d. Konflik peran
berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh
seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian
pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem
koordinasi yang tidak jelas.

2.2 Faktor penyebab konflik

a. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


Setiap “Manusia” adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung
pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan
berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang
merasa terhibur.

b. Perbedaan latar belakang sehingga membentuk pribadi-pribadi yang


berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.


Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang yang berbeda. Oleh
sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan
hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik dapat terjadi antar
kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara
kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di
antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan
pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan
memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
7|Page
d. Perubahan-perubahan yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab
nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian
secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotong-royongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan
bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi social formal
perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai
tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi
pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia
industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan
membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi
upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.

Disamping keempat faktor tersebut, konflik juga dapat berkembang karena


berbagai sebab, antara lain sebagai berikut :

a. Batasan pekerjaan yang tidak jelas


b. Hambatan komunikasi
c. Tekanan waktu
d. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
e. Pertikaian antar pribadi
f. Perbedaan status
g. Harapan yang tidak terwujud

8|Page
2.3. Cara Menyelesaikan Konflik

Konflik perlu segera diselesaikan sehingga tidak membawa dampak buruk


yang semakin meluas. Terdapat berbagai cara yang bisa dipilih dalam
menyelesaikan konflik atau permasalahan yang terjadi. Berbagai solusi yang ada
diharapkan memberikan manfaat penyelesaian yang menguntungkan bagi kedua
belah pihak yang saling bertentangan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik antara
lain :

1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.

2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang
memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha
memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3. Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromi antara dominasi kelompok dan
kelompok lain untuk berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima
sesuatu. Kedua kelompok berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap,
tetapi memuaskan.

4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini
adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang
memerlukan integrasi dari kedua pihak.

5. Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan
penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.

9|Page
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah organisasi,
disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi terbentuk dari
banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang berbeda satu sama
lain.
Kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi
hanya dapat dieliminir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu
dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik
individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan
kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang
ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi
sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dengan baik
serta mengalami eskalasi secara terbuka dapat merugikan kepentingan organisasi.

3.2 Saran

Dengan demikian makalah dapat kami paparkan, besar harapan kami ini
dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulisan menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. https://media.neliti.com/media/publications/90245-ID-dinamika-konflik-
dalam-organisasi

2. https://www.academia.edu/6126030/Makalah_konflik_dalam_organisi

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai