Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN SDM KESEHATAN

MANAJEMEN KONFLIK PADA MSDM

MATA KULIAH:
MANAJEMEN SDM KESEHATAN

Dosen pengampu:

Novia Zulfa Hanum, SKM, M.KM

Disusun oleh:

Muhammad Hanif (2010070160003)


Indri Mayani (2010070160004)
Sevia Etika Ambarsari (2010070160008)
Tara Hafizah R (2010070160010)
Elen Gusliyanti (2010070160025)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah etika dan hukum kesehatan.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Novia Zulfa
Hanum, SKM, M.KM sebagai dosen pembimbing kami di mata kuliah ini. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 20 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Pengertian Konflik......................................................................................................2
B. Jenis-jenis Konflik.......................................................................................................3
C Faktor Penyebab Konflik............................................................................................7
D. Ciri-ciri Konflik...........................................................................................................8
E. Tahapan Konflik.........................................................................................................8
F. Akibat Konflik............................................................................................................9
G. Pengertian Manajemen Konflik...................................................................................9
H. Fungsi Manajemen Konflik......................................................................................10
I. Strategi Manajemen Konflik....................................................................................11
J. Contoh Manajemen Konflik......................................................................................12
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik baik itu secara
individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Demikian
halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada
konflik entah itu konflik antar individu, konflik antar kelompok atau yang lain. Di dalam
organisasai perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik (destruktif).

Dalam paradigma lama banyak orang percaya bahwa konflik akan menghambat organisasi
berkembang. Namun dalam paradigma baru ada pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa
menghambat, jika tidak dikelola dengan baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa
menjadi pemicu berkembangnya organisasi menjadi lebih produktif. Manajemen konflik sangat
berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut menguasai manajemen
konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar
dalam suatu konflik, termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar
dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar
(di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konflik itu?
2. Apa saja jenis-jenis konflik?
3. Apakah faktor penyebab konflik?
4. Apa sajakah ciri-ciri konflik?
5. Bagaimana tahapan-tahapan terjadinya konflik ?
6. Apa saja akibat dari suatu konflik?
7. Apakah pengertian dari manajemen konflik itu?
8. Apakah fungsi dari manajemen konflik itu?
9. Apa sajakah strategi-strategi yang ada dalam manajemen konflik itu?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
2. Sebagai media pembelajaran mengenai Manajemen Konflik.
3. Mengetahui tentang konsep manajemen konflik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin “configure”yang berarti saling memukul. Secara sosiologis,
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok)
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.

Konflik di latarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalamsuatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian,pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanyaciri-ciri individual dalam
interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalamsetiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri

Berikut pengertian konflik menurut beberapa ahli :

1. Menurut Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial
yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan
ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak
secara berterusan.

2. Menurut Lewis A.Coser, konflik adalah perjuangan nilai kekuasaan dan sumber daya
yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan lawan.

3. Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak
yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau
keduanya saling terganggu

4. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses memenuhi tujuan dengan cara
menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.

5. Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya


ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam
diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah
dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau
stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja
2
B. Jenis-jenis Konflik

Konflik terbagi menjadi berbagai macam jenisnya, dimana setiap pakar konflik memiliki
pandangan yang berbeda-beda. Secara umum mereka melihat beberapa jenis konflik, yaitu

 Konflik pada diri individu itu sendiri


 Konflik antar individu
 Konflik individu dengan institusi
Menurut T.Hani Handoko ada 5 jenis konflik dalam kehidupan organisasi antara lain sebagai
berikut :
1. Konflik dalam diri individu
Terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan
untuk melaksanakannya. contohnya : karyawan disebuah perusahaan dituntut untuk melakukan
pekerjaan diluar batas kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian, juga berasal dari adanya
konflik antar peranan seperti antara manajer dan bawahan
3. Konflik antar individu dan kelompok
Berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan
oleh kelompok kerja mereka. Contoh nya : karyawan A diasingkan oleh kelompok kerja karena
dianggap melanggar norma - norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
diakibatkan oleh pertentangan antar kelompok, mempunyai kepentingan yang sama terhadap
sesuatu. contohnya : perbedaan pendapat antara si a dan b yg menyebabkan tidak adanya
keputusan bersama dalam sebuah meeting perusahaan.
5. Konflik antar organisasi
Konflik ini timbul akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem perekonomian suatu negara.
Mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru,teknlogi dan penggunaan sumber daya
lebih efisien.
Contohnya : sebuah produsen hp merek x mengklaim salah satu jenis produknya telah dijiplak
oleh salah satu produsen hp lainya.

3
Menurut UrsuCa Lehr kemungkinan-kemungkinhan situasi yang dapat menimbulkan konflik
adalah sebagai berikut.

1. Konflik dengan Orang Tua Sendiri

Konflik ini terjadi sebabgai akibat situasi-situasi hidup bersama orang tua.

2. Konflik dengan Anak Sendiri

Konflik ini terjadi misalnya setelah otang tua mengetahui tingkah laku anak yang tidak Cocok
dengan harapannya.

3. Konflik dengan Sanak Keluarga

Misalnya timbul konflik dengan mertua atau keluarga suami atau istri yang dipandang Terlalu
ikut campur.

4. Konflik Dengan Orang Lain

Konflik ini timbul dalam hubungan social denagn tetangga-tetangga,teman,dll.

5. Konflik dengan Suami atau Isteri

Persoalan hidup atau tujuan hidup dapat memicu terjadingya konflik antara suami isteri

6. Konflik di Sekolah

Berbagai macam konflik disekolah antara lain berupa tidak dapat mengikuti pelajaran.

7. Konflik dalam Pemilihan Pekerjaan

Konflik ini timbul dari sifat pekerjaan sendiri.

8. Konflik Agama

Berhubungan dengan pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup

9. Konflik Pribadi

Misalnya,timbul karena minat yang berlawanan.

4
Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
bentuk konflik berikut ini.

 Berdasarkan Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktif dan konflik konstruktif.

 Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang, rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain.
Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa
dan harta benda. Contohnya, konflik Ambon, Poso, Kupang, dan Sambas.

 Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompokkelompok dalam menghadapi suatu
permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu konsensus dari perbedaan pendapat
tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Contohnya, perbedaan pendapat dalam
sebuah organisasi

 Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik

Berdasarkan posisi pelaku yang berkonfiik, konfiik dibedakan menjadi konflik vertikai, konflik
horizontal, dan konflik diagonal.

 Konflik vertikal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur


yang memiliki hierarki. Contohnya, konflik yang terjadi antara atasan dengan
bawahan dalam sebuah kantor.

 Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
memiliki kedudukan yang relatif sama. Contohnya, konflik yang terjadi
antarorganisasi massa.

 Konflik diagonal merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadiian alokasi
sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
Contohnya, konfiik Aceh.

5
 Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di Dalam Masyarakat

 Konflik sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan
soshi! Dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial ini dapat dibedakan menjadi konflik
sosial vertikal dan konflik sosial horizontal. Konflik ini seringkali terjadi karena adanya
provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

1. Konflik sosial vertikal, yaitu konflik yang terj adi antara masyarakat dan negara.
Contohnya, kemarahan massa yang berujung pada peristiwa Trisakti (12 Mei
1998).

2. Konflik sosial horizontal, yaitu konflik yang terj adi antaretnis, suku, golongan, atau
antarkelompok masyarakat. Contohnya, konflik yang terjadi di Ambon.

 Konflik politik merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
yang berkaitan dengan kekuasaan. Contohnya, konflik yang terjadi antarpengikut
suatu parpol.

 Konflik ekonomi merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari
pihak yang berkonflik. Contohnya, konflik antarpengusaha ketika melakukan tender.

 Konflik budaya merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik. Contohnya, adanya perbedaan pendapat
antarkelompok dalam menafsirkan RUU antipomografi dan pornoaksi.

 Konflik ideologi merupakan konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh
seseorang atau sekelompok orang Contohnya, konflik yang terjadi pada saat
G-30-S/PKI.

6
C. Faktor Penyebab Konflik

Beberapa faktor penyebab terjadinya konflik yakni sebagai berikut :

1). Perbedaan Setiap Individu

Setiap individu di dalam suatu kelompok masyarakat pasti memiliki perbedaan pandangan dan
pendapat serta cara berinteraksi. Hal ini bisa berpotensi menimbulkan terjadinya perselisihan
yang menjadi penyebab konflik.

2). Faktor Kebudayaan

kebudayaan yang berbeda di suatu masyarakat juga dapat menimbulkan terjadinya konflik.
Kebudayaan masing-masing daerah juga memiliki keunikan tersendiri serta dapat membentuk
kepribadian seseorang.

Contohnya, perilaku atau cara berbicara orang Batak yang keras seringkali dianggap arogan
serta suka marah oleh orang lain yang berbeda kebudayaan, misalnya orang Sunda dll.

3). Faktor Kepentingan

Setiap individu ataupun kelompok di suatu masyarakat memiliki beragam kepentingan di setiap
masing-masing. Kepentingan tersebut bisa dalam hal ekonomi dan sosial maupun politik.

Perbedaan pandangan serta kepentingan di berbagai bidang kehidupan manusia juga faktor
penyebab konflik yang sangat sulit untuk dihindari.

4). Interaksi Sosial

Kurangnya keharmonisan di dalam hal interaksi sosial juga bisa menimbulkan terjadinya konflik
di masyarakat. Ketidakharmonisan dalam interaksi sosial bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
contohnya sifat bawaan seseorang, kondisi ekonomi, kesenjangan sosial, kurang pendidikan,
serta lain sebagainya.

5). Perubahan Sosial

Perubahan sosial juga dapat terjadi secara alami oleh seseorang karena pada dasarnya manusia
memang senantiasa mengalami perubahan. Dan hal ini juga cukup sering menjadi faktor
penyebab terjadinya konflik di dalam masyarakat.

7
D. Ciri-Ciri Konflik

Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :

1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam
suatu interaksi yang saling bertentangan.

2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok
dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang
saling berlawanan.

3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan
untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh
keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan
fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil,
rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri,
kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.

4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-
larut.

5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan
kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan
sebagainya.

E. Tahapan Konflik
Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya konflik sebagai berikut:
1. Konflik masih tersembunyi (laten)
2. Konflik yang mendahului (antecedent condition)
3. Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan
4. Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior)
5. Penyelesaian atau tekanan konflik
6. Akibat penyelesaian konflik

Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan
kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak
negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja. (Wijono,
1993, 38-41).

8
F. Akibat Konflik

Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.

Akibat negatif

 Menghambat komunikasi.

 Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).

 Mengganggu kerjasama atau “team work”.

 Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.

 Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.

 Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,


menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif

 Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.

 Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.

 Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.

 Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.

 Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

G. Pengertian Manajemen Konflik

Manajemen konflik merupakan proses untuk mengelola konflik dengan menyusun strategi
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki konflik sehingga mendapatkan resolusi yang
diinginkan. Sementara itu, dalam sudut pandang demokrasi, manajemen konflik berbicara
mengenai bagaimana konflik ditangani

9
H. Fungsi Manajemen Konflik

1. Meningkatkan kinerja dan keaktifan karyawan.

Manajemen konflik ini dilakukan dengan mengeluarkan pendapat menjadi sarana yang tepat
bagi para karyawan atau seseorang. Karyawan atau seseorang akan lebih aktif
mengemukakan pendapat ketika terjadinya konflik.
Hal ini membuat pihak yang terlibat berdiskusi dan memikirkan solusi yang tepat. Dengan
demikian, akan meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan atau seseorang.

2. Mengembangkan kemampuan karyawan.

Dengan adanya manajemen konflik untuk mengatasi konflik di suatu perusahaan, secara
tidak langsung manajemen konflik digunakan sebagai media untuk mengasah kemampuan
para karyawan untuk lebih berpikir logis, kreatif, dan rasional. Pada akhirnya, karyawan
akan ikut berpikir bagaimana cara menyelesaikan konflik yang sedang terjadi.

Sehingga kemudian, kemampuan berpikir seorang karyawan akan terus berkembang dan
meningkat karena sering diasah untuk dapat memberikan solusi yang tepat di dalam sebuah
konflik serta lebih kreatif dalam berpikir dan tentunya akan meningkatkan skill mereka
sebagai karyawan.

3. Melatih kemampuan menyelesaikan konflik.


Adanya manajemen konflik yang dilakukan karena timbulnya suatu konflik sangat penting
karena di dalam sebuah perusahaan, setiap konflik akan terus terjadi, mau tidak mau.
Perusahaan yang pernah mengalami konflik justru akan maju dan terus berkembang.Hal ini
karena adanya konflik membuat perusahaan tersebut terus ditempa.
Artinya, sebuah perusahaan yang sering mengalami konflik dan memiliki manajemen konflik
yang baik sehingga mampu menyelesaikan konflik artinya perusahaan tersebut sudah
terbiasa menyelesaikan konflik dengan tepat dan perusahaan tersebut akan lebih mampu
bertahan karena sudah biasa menghadapi konflik dan melakukan manajemen konflik.
4. Meningkatkan rasa saling menghormati.
Dilakukannya manajemen konflik setiap ada konflik yang terjadi pasti akan memunculkan
berbagai pendapat dari berbagai pihak. Pendapat yang berbeda-beda ini juga memicu adanya
suatu perpecahan.
Oleh sebab itu, perbedaan pendapat mengenai bagaimana manajemen konflik pada sebuah
konflik yang berlangsung merupakan tantangan tersendiri, bagaimana seseorang dapat
menghormati pendapat orang lain dan tidak menjatuhkan satu sama lain. Artinya,
manajemen konflik sangat berguna untuk meningkatkan rasa toleransi semua pihak.

10
I. Strategi Manajemen Konflik

Selain cara dan teknik terbaik melakukan manajemen konflik, melaksanakan manajemen
konflik juga memerlukan strategi yang baik agar tidak salah langkah. Ada berbagai strategi
yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik seperti di bawah ini :

Acomodating
Acomodating merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai
pendapat pihak yang terlibat konflik. Nantinya, akan digunakan untuk musyawarah atau
menyelesaikan konflik tersebut. Namun, tetap mementingkan kepentingan dari salah satu
pihak. Hal ini dapat merugikan salah satu pihak yang berkonflik.

Avoiding
Avoiding adalah sebuah upaya untuk menghindari sebuah konflik agar tidak terlibat di
dalamnya. Hal ini menjadi cara yang efektif agar lingkungan terhindar dari konflik.

Colaborating
Colaborating merupakan cara menyelesaikan konflik dengan bekerja sama yang hasilnya
memuaskan semua pihak. Semua pihak akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
dengan tetap memerhatikan kepentingan bersama.

Compromising
Compromiting atau kompromi, adalah suatu cara di mana proses penyelesaian konflik
dilakukan dengan upaya untuk mencapai kepentingan bersama. Dengan mendengarkan
pendapat dari semua pihak dan memutuskan jalan keluar dengan tetap mementingkan
kepentingan bersama menjadi cara yang adil bagi semua pihak. Cara ini akan memberikan
solusi bagi semua pihak.
Competing
Competing adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak yang terlibat konflik
bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Cara ini pastinya tidak akan
memberikan solusi bagi kedua belah pihak dan yang pasti ada kalah ada yang menang.
Conglomeration
Strategi konglomerasi atau conglomerating ini merupakan cara menyelesaikan konflik atau
strategi manajemen konflik dengan menggabungkan beberapa strategi di atasi dengan
dilakukannya sebuah kompromi.

11
J. Contoh Manajemen Konflik

Untuk mendapat gambaran bagaimana manajemen konflik telah dilaksanakan oleh berbagai
perusahaan, di bawah ini akan diberikan contoh beberapa manajemen konflik yang biasanya
terjadi.

1. Konflik Kepemimpinan

Biasanya, para pemimpin diharapkan untuk dapat turun tangan demi menyelesaikan masalah
atau konflik yang terjadi di suatu perusahaan tersebut. Tapi bagaimana jika para pemimpin
tersebut yang membuat konflik atau menjadi pusat konflik?

Hal ini tentu tak bisa dihindari, terutama jika pimpinan tersebut kurang berpengalaman
namun mendapat promosi jabatan yang terbilang cepat tapi aspek kepemimpinan dan
pelatihannya kurang tepat.

Selain itu, adanya tekanan lingkungan ditambah dengan kurangnya pengalaman sangat
riskan menimbulkan konflik.

Penyelesaian: HRD harus mampu menentukan, bagaimana cara memilih individu yang tepat
dan memang berkompetensi untuk mengisi posisi tertentu sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan. Dilakukannya proses rekrutmen dan manajemen sumber daya manusia (SDM)
sangat berpengaruh dalam hal ini.

Sehingga jika sudah terlanjur salah memilih, diperlukan komunikasi yang intens antara
manajer, karyawan, dan HRD mengenai bagaimana cara untuk menjadi penengah dan
berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang seharusnya digunakan. Pastikan jenis
gaya kepemimpinan ini sesuai dengan budaya tempat kerja dan nilai perusahaan.

2. Konflik Gaya Bekerja

Setiap orang pasti memiliki gaya bekerja masing-masing. Beberapa orang lebih suka bekerja
di dalam suatu kelompok, sementara ada pula yang lebih suka bekerja sendirian dan
melakukan pekerjaan terbaiknya. Ada orang yang tidak memerlukan arahan ekstra untuk
bekerja, ada pula yang harus dituntun atau diberi arahan di setiap langkahnya.

Adanya perbedaan gaya kerja tersebut kadang membuat adanya konflik dan juga membuat
individu lain terhambat keharmonisannya dan pekerjaan timnya terganggu sehingga
timbulnya miskomunikasi yang menghambat kinerja perusahaan.

Penyelesaian: Manajemen konflik yang digunakan dalam kasus ini diperlukan cara untuk
memahami dan menghormati gaya kerja setiap anggota yang berbeda-beda untuk dapat
bekerja dan membentuk tim kerja dengan sukses. Setiap anggota tim harus saling terbuka
dan memahami serta berkompromi untuk mengolaborasikan gaya bekerja yang berbeda.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalamsuatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa serta nya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaandengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuahsiklus di
masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang
tidak sempurna dapat menciptakan konflik.Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena
tidak selalu negatif akibatnya.Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan
ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

B. Saran

Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran
dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai
manajemen konflik pada MSDM

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/51676050/manajemen-konflik-msdm-lanjutandoc/

https://www.scribd.com/document/544670280/makalah-manajemen-konflik

https://www.academia.edu/35647624/Makalah_Manajemen_Konflik

https://duniapendidikan.co.id/pengertian-konflik/

https://penerbitbukudeepublish.com/materi/manajemen-konflik/#Fungsi_Manajemen_Konflik

https://www.academia.edu/8745473/Makalah_Manajemen_Konflik_

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-konflik-dan-fungsinya-dalam-bisnis/

http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-manajemen-konflik.html

14

Anda mungkin juga menyukai