Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

PENANGGULANGAN KONFLIK

Disusun oleh:

Anggreini Wulandari Alaudin : 2201010307

Evi Liana Widya Ayu : 2201010260

Mei Amanda Sari : 2201010308

Oktavia Ning Asih : 2201010238

Silvia Dwi Indriana : 2201010306

Zunaida Absiro Amali : 2201010305

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

LAMONGAN LAMONGAN

2022
KATA PENGANGTAR

Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kami yang berjudul “ PENANGGULANGAN KONFLIK ” dengan baik serta
tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam semoga teteap tercurahkan kepada junjungan kita


yakni Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih


kepada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu:

1. Orang tua tercinta yang telah membiayai dan memberikan motivasi serta
dukungan kepada kami.
2. Ibu Faricha Maf’ula, S.EI., MIFP Selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengantar Manajemen
3. Kepada Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah
Lamongan yang telah membantu.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari
kata sempurna, dan masih banyak kekurangan. Namun kami sudah berusaha
semaksimal mungkin. Untuk itu apabila ada kesalahan pada penyusunan makalah
ini kami mohon maaf dan kami juga akan menerima kritikan dan saran yang di
berikan oleh pembaca guna memperbaiki penyusunan makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi.

Lamongan, 02 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................2
3. Tujuan Penulisan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

1. Pengertian Konflik...........................................................................3
2. Strategi Penanggulangan Konflik....................................................5
3. Strategi Penanggulangan Konflik Antar Pribadi.............................7
4. Cara Menanggulangi Konflik Dalam Organisasi............................9

BAB III PENUTUPAN...................................................................................11

Kesimpulan.......................................................................................................11

Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Konflik biasa terjadi karena adanya kesalahpahaman antara dua
pihak atau lebih yang disebabkan karena adanya perbedaan kondisi sosial
budaya. seperti yang kita ketahui bahwa setiap budaya pasti memiliki nilai
norma yang berbeda dalam masing-masing budaya. Begitu pula dengan
organisasi, setiap organisasi pasti memiliki visi misi yang berbeda antara
organisasi satu dengan lainnya. Dalam organisasi, perbedaan pendapat
sering kali terjadi, karena setiap orang mimpunyai pengalaman dan latar
belakang masing-masing. Perbedaan pendapat terkadang muncul karena
kesengajaan yang dilakukan para pemimpin untuk melakukan perubahan
dengan memunculkan sebuah konflik. Tetapi, konflik juga dapat terjadi
dengan sendirinya, karena adanya kondisi dan sebab yang menimbulkan
munculnya suatu konflik. seperti yang dikutip oleh Hocker dan
Wilmot(Wirawan, 2010:08), bahwa konflik terjadi karena pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik memiliki perbedaan tujuan. Bisa juga terjadi
karena tujuan pihak yang terlibat sama tetapi cara penyampain berbeda.
Konflik dapat menjadi penyebab kehancuran sebuah organisasi,
karena konflik biasanya melibatkan dua kelompok atau lebih yang saling
bersaing secara tidak sehat. Masing-masing kelompok berupaya
menjatuhkan kelompok lainnya dengan tujuan untuk menanamkan
pengaruhnya terhadap organisasi. Apabila konflik terus berlanjut maka
berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi.Pemimpin organisasi harus
mampu menanggulangi konflik yang terjadi, serta mampu menentukan
sosuli yang tepat tanpa mengorbankan kelompok tertentu. kesatuan
organisasi sebagai prioritas yang harus diutamakan dalam mengatasi
konflik. Namun, sebelum membuat keputusan, yang harus dilakukan

1
terlebih dahulu adalah dengan menemukan sumber masalahnya serta
mencari perbedaan yang memicu terjadinya konflik.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu konflik?
2. Bagaimana strategi dalam menanggulangi konflik?
3. Bagaimana strategi dalam menanggulangi konflik antar pribadi?
4. Bagaimana cara menanggulangi konflik dalam organisasi?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian konflik.
2. Untuk menjelaskan bagaimana strategi dalam menanggulangi
konflik.
3. Untuk mengetahui strategi dalam menaggulangi konflik antar
pribadi.
4. Untuk menjelaskan bagaimana cara menanggulangi konflik dalam
organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASA

1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik berasal dari kata
kerja latin “configere” yang artinya saling memukul. Dalam sosiologi
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih.
Menurut Soerjono Soekanto pengertian konflik adalah terjadinya
pertentangan antara dua pihak yang berusaha memenuhi tujuan dengan
cara menentang pihak lain.
Adapun kesalahan umum yang terjadi dalam manajemen konflik,
yaitu:
a. Tidak menggunakan kemampuan active listening
Tidak mendengarkan dengan aktif merupakan kesalahan yang
sering terjadi ketika menghadapi konflik yang terjadi dalam
organisasi. Menjadi pendengar aktif itu sangat penting, agar konflik
dapat terselesaikan dengan cepat. Bukan hanya untuk menyelesaikan
konflik, tetapi juga dapat mencegah terjadinya konflik.
b. Tidak menyadari masalah dari semua sisi
Jangan pernah beranggapan bahwa orang yang terkena dampak
dari konflik merupakan orang yang terlibat dalam konflik. Karena
setiap anggota atau tim dalam organisasi dapat terpengaruh dampak
dari konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, menyadari semua
permasalahan yang terjadi dalam konflik sangatlah penting, sehingga
konflik dapat terselesaikan dengan cara yang membuat semua pihak
merasa terhargai dan penanggulangannya dapat diterima oleh semua
pihak.

3
c. Tidak mengenali perbedaan gaya komunikasi atau bahasa
Mengenali perbedaan gaya komunikasi atau bahasa yang
digunakan, dapat meminimalkan munculnya sebuah konflik dalam
organisasi. Karena, setiap anggota berasal dari daerah yang berbeda-
beda sehingga bahasa yang digunakan setiap anggota sudah pasti ada
perbedaan pula.
d. Terburu-buru dalam menyelesaikan konflik
Terburu-buru menjadi suatu hal yang sangat dihindari dalam
manajemen konflik. Karena dengan terbiasa buru-buru, terdapat
beberapa hal yang terabaikan sehingga menumpuk dan dapat
memunculkan konflik yang lebih besar di kemudian waktu. Sebaiknya
pahami terlebih dahulu konflik yang dihadapi dengan mencari bukti
dan meminta pendapat terhadap semua pihak yang terlibat, maka akan
memudahkan mencari solusi dalam menyelesaikan konflik yang
dihapadi.
e. Saling mengintimidasi
Kesalahan dalam manajemen konflik yang terakhir adalah pihak
yang merasa paling benar dan memiliki pengikut akan merasa punya
kekuatan untuk mengintimidasi keputusan manajemen konflik.
Adanya intimidasi dapat membelokan fakta yang terjadi. Saling
mengintimidasi akan membuat suasana semakin buruk dan
menjadikan resolusi manajemen konflik tidak berjalan secara
maksimal.

Pemicu Konflik
Konflik timbul karena adanya pemicu. Pemicu tersebut antara lain
adalah perbedaan prinsip atau nilai, fakta harapan, sentimen atau
subjektivitas, data, dan kompensasi.
Apabila konflik tidak segera ditangani dengan baik, maka konflik
akan semakin melebar sampai pada tahap puncak yang bersifat destruktif
merusak.

4
2. Strategi Penanggulangan Konflik
Menurut Soejono Soekanto, (1990:77-78) terdapat beberapa cara
dalam menanggulangi sebuah konflik
1. Paksaan (Coercion)
Paksaan merupakan suatu cara dimana salah satu pihak berada
dalam keadaan yang lemah apabila dibandingkan dengan pihak lawan.
Penanggulangan ini dilakukan dengan cara memaksa dan menekan
pihak lain agar menyerah. Penanggulangan ini kurang efektif karena
salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.
2. Kompromi (Compromise)
Merupakan suatu cara dimana pihak-pihak yang terlibat
bersepakat untuk saling mengurangi tuntutannya, agar mencapai suatu
penyelesaian terhadap konflik yang ada.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Merupakan suatu cara untuk mencapai kesepakatan diantara dua
pihak. Dengan adanya pihak ketiga yang berposisi sebagai hakim.
Pihak ketiga tersebut mendengarkan keluhan kedua pihak kemudian
mencari solusi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
4. Penengah (Mediation)
Cara ini mengundang mediator untuk menengahi konflik yang
terjadi. Mediator dapat membantu dalam mengumpulkan fakta,
menghubungkan komunikasi terputus antara kedua belah pihak,
menjernihkan dan memperjelas konflik serta membuka jalan untuk
memecahkan konflik yang terjadi. Mediator tersebut merupakan pihak
netral dalam menengahi konflik.
5. Konsiliasi (Conciliation)
Merupakan cara untuk menyatukan keinginan-keinginan dari
pihak yang berselisih demi mencapai tujuan bersama.

5
Adapun contoh yang diambil untuk menjabarkan 5 strategi diatas,
dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda dalam setiap situasi, yaitu:

a. Pelanggan yang telah membeli produk datang kestore penjualan dan


memaksa penjual untuk mengembalikan uangnya, karena mengalami
kerusakan akibat kesalahan pelanggan sendiri. Tetapi produk tersebut
tidak dapat dikembalikan karena telah melampaui batas waktu yang
telah ditentukan oleh penjual. Dalam posisi ini, apabila perwakilan
perusahaan gagal dalam menjelaskan kepada pelanggan, maka
kemungkinan pelanggan lain akan melakukan hal yang sama. Oleh
sebab itu pendekatan strategi konflik yang digunakan dalam
menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan cara akomodasi, karena
cara ini dapat menghasilkan cara terbaik untuk semua pihak. Dari
konflik tersebut solusi yang didapatkan adalah pelanggan
mendapatkan pengembalian uang, sementara pelanggan lain
beranggapan bahwa perusahaan tersebut memiliki layanan bagus
terhadap pelanggan. Meski dalam situasi tersebut perusahaan harus
membelokkan aturan untuk menyelamatkan bisnis mereka.
b. Seorang pelanggan menelepon layanan service dan mengatakan
produk telah mengalami kerusakan, padahal kerusakan tersebut terjadi
karena cara pemakaian pelanggan yang salah. Maka cara penyelesaian
konflik tersebut dengan menghindar karena produk rusak karena
kesalahan pelanggan serta menunjukkan langkah-langkah kepada
pelanggan bahwa produk tersebut berfungsi dengan baik. Pelanggan
yang tanggung jawab akan menyadari kesalahannya dalam
menggunakan produk tersebut.

6
Stevenin (1993: 139-141) juga memaparkan bahwa ketika
mengalami konflik, terdapat hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-
tengah konflik, yaitu :

1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada


pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, yang berbunyi
“apabila wewenang bertambah maka kekuasaan berkurang
begitupun sebaliknya.”
2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat
ditangani secara mendalam tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara
pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting.

3. Strategi Penanggulangan Konflik Antar Pribadi

Menurut Wijono (1993:66-112) terdapat tiga strategi dalam


menanggulangi konflik dalam diri individu, yaitu :

1. Strategi kalah-kalah(Lose-Lose Strategy)


Dalam strategi ini konflik dapat diselesaikan dengan cara
melibatkan pihak ketiga apabila perundingan tidak menemukan jalan
keluar. Maka pihak ketiga diperbolehkan untuk ikut campur menengahi
pihak-pihak yang berselisih.
Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga, yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Merupakan suatu cara untuk mencapai kesepakatan diantara
dua pihak. Dengan adanya pihak ketiga yang berposisi sebagai
hakim. Pihak ketiga tersebut mendengarkan keluhan kedua pihak
kemudian mencari solusi untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi.
b. Penengah (Mediation)
Cara ini mengundang mediator untuk menengahi konflik yang
terjadi. Mediator dapat membantu dalam mengumpulkan fakta,
menghubungkan komunikasi terputus antara kedua belah pihak,

7
menjernihkan dan memperjelas konflik serta membuka jalan untuk
memecahkan konflik yang terjadi. Mediator tersebut merupakan
pihak netral dalam menengahi konflik.
2. Strategi menang-kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi ini menekankan adanya salah satu pihak yang
mengalami kekalahan dan pihak lain memperoleh kemenangan.Berikut
beberapa cara menurut Wijono (1993:44) yang digunakan dalam
menyelesaikan konflik dengan menggunakan strategi ini:
a. Penarikan Diri
Yaitu proses penyelesaian konflik antara dua pihak yang
kurang puas akan hasil dari pemecahan konflik.
b. Taktik-taktik Penghalusan dan damai
Yaitu dengan melakukan perdamaian terhadap pihak lawan
untuk menghindari terjadinya pertentangan terhadap perbedaan
yang terjadi.
c. Bujukan
Yaitu dengan membujuk pihak lain agar mengubah posisi nya
untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual dalam
konflik, karena adanya rintangan dalam berkomunikasi.
d. Taktik pemaksaan dan penekanan
Yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan
kekuatan melalui sikap mendahulukan pendapat pribadi.
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar menawar dan pertukaran
persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima
oleh kedua belah pihak.

8
3. Strategi menang-menang (Win-Win Strategy)
Strategi ini menolong pemecahan konflik pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik.Strategi menang-menang jarang di gunakan dalam
organisasi dan industri, namun terdapat dua cara dalam strategi ini yang
di gunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal, yaitu :
a. Pemecahan masalah terpadu (integrative problema solving)
Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan
kebutuhan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (inter-party process consultation)
Dalam penyelesaian ini melalui konsultasi yang biasanya
ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak
mempunyai kewenangan untuk melesaikan konflik dengan
kekuasaan.

4. Cara Menanggulangi Konflik Dalam Organisasi

Sebagai seorang pemimpin, harus bisa mengambil keputusan agar


menguntungkan semua yang terlibat dalam konflik dan tidak menjatuhkan
satu belah pihak. Lalu apabila sebuah konflik terjadi di perusahaan, hal
yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Hindari Menyudutkan Satu Belah Pihak

Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus adil dan


tidak memihak siapapun. Meskipun seorang karyawan yang terlibat
konflik ini menempati posisi yang tinggi seperti manajer sekalipun.

2. Menjadi Mediator atau Penengah yang Bijaksana

Dalam mengatasi sebuah Konflik, sebagai pemimpin dapat menjadi


seorang mediator yang menengahi konflik yang terjadi antar karyawan,
dengan mendengarkan permasalahan yang terjadi dari kedua belah
pihak.

9
3. Mengambil Keputusan Bersama.

Setelah mengetahui akar permasalahan yang terjadi, maka cara


selanjutnya adalah mengumpulkan karyawan yang terlibat di dalam
konflik. Untuk mencegah terjadinya miskomunikasi dan mengambil
keputusan dalam mencari solusi yang tepat secara bersama.

4. Melakukan Evaluasi

Langkah terakhir untuk mengatasi konflik dalam organisasi adalah


dengan melakukan evaluasi.

1
BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,


khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Konflik selalu identik Dengan
pertentangan. Oleh karna itu dalam menganalisis konflik,kita perlu mengetahui
latar belakang atau akar permasalahan dari konflik tersebut, pihak-pihak yang
berselisih, struktur konflik, pemicu konflik,dinamika, dan resolusi konflik.

Pertentangan kepentingan yang terjadi didalam masyarakat adalah konflik,


konflik kepentingan dapat terjadi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Ada konflik yang mudah
berakhir, dan ada pula konflik yang berlangsung lama.

SARAN

Berdasarkan adanya makalah ini, diharapkan memberikan pengetahuan


kepada para pembaca mengenai beberapa faktor pemicu konflik serta strategi
dalam menyelesaikan konflik. Dengan demikianm, pembaca dapat mengantipasi
permulaan konflik sebelum terjadi. Beberapa saran yang ingin di sampaikan oleh
penulis yaitu pada para pembaca dapat menanggapi keadaan dengan bijak
sehingga permulaan konflik dapat di cegah. apabila konflik tersebut sudah
terlanjur ada, diaharapkan pembaca dapat menempatkan diri sehingga konflik itu
tidak Membawa dampak buruk yang semakin meluas.

1
DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Simon, dkk. 2001. Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi Untuk

Bertindak. Jakarta: The British Counsil, Indonesia.

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-
sumber.html

https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/strategi-penyelesaian-konflik/

Modul 18, Kepemimpinan dan Manajemen Konflik

Anda mungkin juga menyukai