PENANGGULANGAN KONFLIK
Disusun oleh:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
LAMONGAN LAMONGAN
2022
KATA PENGANGTAR
Segala puji kami haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-NYA,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
kami yang berjudul “ PENANGGULANGAN KONFLIK ” dengan baik serta
tepat pada waktunya.
1. Orang tua tercinta yang telah membiayai dan memberikan motivasi serta
dukungan kepada kami.
2. Ibu Faricha Maf’ula, S.EI., MIFP Selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengantar Manajemen
3. Kepada Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah
Lamongan yang telah membantu.
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari
kata sempurna, dan masih banyak kekurangan. Namun kami sudah berusaha
semaksimal mungkin. Untuk itu apabila ada kesalahan pada penyusunan makalah
ini kami mohon maaf dan kami juga akan menerima kritikan dan saran yang di
berikan oleh pembaca guna memperbaiki penyusunan makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................2
3. Tujuan Penulisan.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
1. Pengertian Konflik...........................................................................3
2. Strategi Penanggulangan Konflik....................................................5
3. Strategi Penanggulangan Konflik Antar Pribadi.............................7
4. Cara Menanggulangi Konflik Dalam Organisasi............................9
Kesimpulan.......................................................................................................11
Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konflik biasa terjadi karena adanya kesalahpahaman antara dua
pihak atau lebih yang disebabkan karena adanya perbedaan kondisi sosial
budaya. seperti yang kita ketahui bahwa setiap budaya pasti memiliki nilai
norma yang berbeda dalam masing-masing budaya. Begitu pula dengan
organisasi, setiap organisasi pasti memiliki visi misi yang berbeda antara
organisasi satu dengan lainnya. Dalam organisasi, perbedaan pendapat
sering kali terjadi, karena setiap orang mimpunyai pengalaman dan latar
belakang masing-masing. Perbedaan pendapat terkadang muncul karena
kesengajaan yang dilakukan para pemimpin untuk melakukan perubahan
dengan memunculkan sebuah konflik. Tetapi, konflik juga dapat terjadi
dengan sendirinya, karena adanya kondisi dan sebab yang menimbulkan
munculnya suatu konflik. seperti yang dikutip oleh Hocker dan
Wilmot(Wirawan, 2010:08), bahwa konflik terjadi karena pihak-pihak
yang terlibat dalam konflik memiliki perbedaan tujuan. Bisa juga terjadi
karena tujuan pihak yang terlibat sama tetapi cara penyampain berbeda.
Konflik dapat menjadi penyebab kehancuran sebuah organisasi,
karena konflik biasanya melibatkan dua kelompok atau lebih yang saling
bersaing secara tidak sehat. Masing-masing kelompok berupaya
menjatuhkan kelompok lainnya dengan tujuan untuk menanamkan
pengaruhnya terhadap organisasi. Apabila konflik terus berlanjut maka
berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi.Pemimpin organisasi harus
mampu menanggulangi konflik yang terjadi, serta mampu menentukan
sosuli yang tepat tanpa mengorbankan kelompok tertentu. kesatuan
organisasi sebagai prioritas yang harus diutamakan dalam mengatasi
konflik. Namun, sebelum membuat keputusan, yang harus dilakukan
1
terlebih dahulu adalah dengan menemukan sumber masalahnya serta
mencari perbedaan yang memicu terjadinya konflik.
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu konflik?
2. Bagaimana strategi dalam menanggulangi konflik?
3. Bagaimana strategi dalam menanggulangi konflik antar pribadi?
4. Bagaimana cara menanggulangi konflik dalam organisasi?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian konflik.
2. Untuk menjelaskan bagaimana strategi dalam menanggulangi
konflik.
3. Untuk mengetahui strategi dalam menaggulangi konflik antar
pribadi.
4. Untuk menjelaskan bagaimana cara menanggulangi konflik dalam
organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASA
1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik berasal dari kata
kerja latin “configere” yang artinya saling memukul. Dalam sosiologi
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih.
Menurut Soerjono Soekanto pengertian konflik adalah terjadinya
pertentangan antara dua pihak yang berusaha memenuhi tujuan dengan
cara menentang pihak lain.
Adapun kesalahan umum yang terjadi dalam manajemen konflik,
yaitu:
a. Tidak menggunakan kemampuan active listening
Tidak mendengarkan dengan aktif merupakan kesalahan yang
sering terjadi ketika menghadapi konflik yang terjadi dalam
organisasi. Menjadi pendengar aktif itu sangat penting, agar konflik
dapat terselesaikan dengan cepat. Bukan hanya untuk menyelesaikan
konflik, tetapi juga dapat mencegah terjadinya konflik.
b. Tidak menyadari masalah dari semua sisi
Jangan pernah beranggapan bahwa orang yang terkena dampak
dari konflik merupakan orang yang terlibat dalam konflik. Karena
setiap anggota atau tim dalam organisasi dapat terpengaruh dampak
dari konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, menyadari semua
permasalahan yang terjadi dalam konflik sangatlah penting, sehingga
konflik dapat terselesaikan dengan cara yang membuat semua pihak
merasa terhargai dan penanggulangannya dapat diterima oleh semua
pihak.
3
c. Tidak mengenali perbedaan gaya komunikasi atau bahasa
Mengenali perbedaan gaya komunikasi atau bahasa yang
digunakan, dapat meminimalkan munculnya sebuah konflik dalam
organisasi. Karena, setiap anggota berasal dari daerah yang berbeda-
beda sehingga bahasa yang digunakan setiap anggota sudah pasti ada
perbedaan pula.
d. Terburu-buru dalam menyelesaikan konflik
Terburu-buru menjadi suatu hal yang sangat dihindari dalam
manajemen konflik. Karena dengan terbiasa buru-buru, terdapat
beberapa hal yang terabaikan sehingga menumpuk dan dapat
memunculkan konflik yang lebih besar di kemudian waktu. Sebaiknya
pahami terlebih dahulu konflik yang dihadapi dengan mencari bukti
dan meminta pendapat terhadap semua pihak yang terlibat, maka akan
memudahkan mencari solusi dalam menyelesaikan konflik yang
dihapadi.
e. Saling mengintimidasi
Kesalahan dalam manajemen konflik yang terakhir adalah pihak
yang merasa paling benar dan memiliki pengikut akan merasa punya
kekuatan untuk mengintimidasi keputusan manajemen konflik.
Adanya intimidasi dapat membelokan fakta yang terjadi. Saling
mengintimidasi akan membuat suasana semakin buruk dan
menjadikan resolusi manajemen konflik tidak berjalan secara
maksimal.
Pemicu Konflik
Konflik timbul karena adanya pemicu. Pemicu tersebut antara lain
adalah perbedaan prinsip atau nilai, fakta harapan, sentimen atau
subjektivitas, data, dan kompensasi.
Apabila konflik tidak segera ditangani dengan baik, maka konflik
akan semakin melebar sampai pada tahap puncak yang bersifat destruktif
merusak.
4
2. Strategi Penanggulangan Konflik
Menurut Soejono Soekanto, (1990:77-78) terdapat beberapa cara
dalam menanggulangi sebuah konflik
1. Paksaan (Coercion)
Paksaan merupakan suatu cara dimana salah satu pihak berada
dalam keadaan yang lemah apabila dibandingkan dengan pihak lawan.
Penanggulangan ini dilakukan dengan cara memaksa dan menekan
pihak lain agar menyerah. Penanggulangan ini kurang efektif karena
salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.
2. Kompromi (Compromise)
Merupakan suatu cara dimana pihak-pihak yang terlibat
bersepakat untuk saling mengurangi tuntutannya, agar mencapai suatu
penyelesaian terhadap konflik yang ada.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Merupakan suatu cara untuk mencapai kesepakatan diantara dua
pihak. Dengan adanya pihak ketiga yang berposisi sebagai hakim.
Pihak ketiga tersebut mendengarkan keluhan kedua pihak kemudian
mencari solusi untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
4. Penengah (Mediation)
Cara ini mengundang mediator untuk menengahi konflik yang
terjadi. Mediator dapat membantu dalam mengumpulkan fakta,
menghubungkan komunikasi terputus antara kedua belah pihak,
menjernihkan dan memperjelas konflik serta membuka jalan untuk
memecahkan konflik yang terjadi. Mediator tersebut merupakan pihak
netral dalam menengahi konflik.
5. Konsiliasi (Conciliation)
Merupakan cara untuk menyatukan keinginan-keinginan dari
pihak yang berselisih demi mencapai tujuan bersama.
5
Adapun contoh yang diambil untuk menjabarkan 5 strategi diatas,
dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda dalam setiap situasi, yaitu:
6
Stevenin (1993: 139-141) juga memaparkan bahwa ketika
mengalami konflik, terdapat hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-
tengah konflik, yaitu :
7
menjernihkan dan memperjelas konflik serta membuka jalan untuk
memecahkan konflik yang terjadi. Mediator tersebut merupakan
pihak netral dalam menengahi konflik.
2. Strategi menang-kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi ini menekankan adanya salah satu pihak yang
mengalami kekalahan dan pihak lain memperoleh kemenangan.Berikut
beberapa cara menurut Wijono (1993:44) yang digunakan dalam
menyelesaikan konflik dengan menggunakan strategi ini:
a. Penarikan Diri
Yaitu proses penyelesaian konflik antara dua pihak yang
kurang puas akan hasil dari pemecahan konflik.
b. Taktik-taktik Penghalusan dan damai
Yaitu dengan melakukan perdamaian terhadap pihak lawan
untuk menghindari terjadinya pertentangan terhadap perbedaan
yang terjadi.
c. Bujukan
Yaitu dengan membujuk pihak lain agar mengubah posisi nya
untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual dalam
konflik, karena adanya rintangan dalam berkomunikasi.
d. Taktik pemaksaan dan penekanan
Yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan
kekuatan melalui sikap mendahulukan pendapat pribadi.
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar menawar dan pertukaran
persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima
oleh kedua belah pihak.
8
3. Strategi menang-menang (Win-Win Strategy)
Strategi ini menolong pemecahan konflik pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik.Strategi menang-menang jarang di gunakan dalam
organisasi dan industri, namun terdapat dua cara dalam strategi ini yang
di gunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal, yaitu :
a. Pemecahan masalah terpadu (integrative problema solving)
Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan
kebutuhan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (inter-party process consultation)
Dalam penyelesaian ini melalui konsultasi yang biasanya
ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak
mempunyai kewenangan untuk melesaikan konflik dengan
kekuasaan.
9
3. Mengambil Keputusan Bersama.
4. Melakukan Evaluasi
1
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
SARAN
1
DAFTAR PUSTAKA
Fisher, Simon, dkk. 2001. Mengelola Konflik: Keterampilan dan Strategi Untuk
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-
sumber.html
https://ipanwicaksono.wordpress.com/tag/strategi-penyelesaian-konflik/