Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI MENGELOLA KONFLIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Manajemen Konflik

Dosen Pengampu : Dr. Sakhira Zandi, M.Si

Disusun Oleh :

1. Aidil Zihad : 0104202040

2. Azzura Zahra Salsabila : 0104202044

3. M. Ariq Hawwari : 0104202046

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,taufik, dan hidayah-
Nya kita masih diberikan kesehatan dan keselamatan, serta telah memberikan kemudahan
bagi kami sebagai pemakalah hingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Adapun judul makalah kami mengenai “STRATEGI MENGELOLA KONFLIK”


telah kami susun dengan semaksimal mungkin berdasarkan buku, jurnal, ataupun sumber
yang kami dapatkan, sehingga memudahkan kami dalam pemembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami sebagai pemakalah tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen
Pengampu Mata Kuliah Manajemen Konflik yang telah menuntun kami untuk semaksimal
mungkin membuat makalah dengan baik dan benar.

Semoga Makalah yang kami tulis dapat memberikan manfaat dan wawasan yang baik
bagi para pembaca serta dapat menjadikan ilmu baru bagi kita semua. Tak hanya itu, kami
sebagai penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah kami.
Maka dari itu kami berharap untuk seluruh pembaca agar memberikan kritik dan saran
terbaiknya sehingga selanjutnya makalah dapat dibenahi dengan baik sebagaimana mestinya.

Medan, 16 Mei 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................2

C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Pengertian Manajemen Konflik..............................................................................3

B. Strategi Dalam Mengelola Konflik.........................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................................7

A. Kesimpulan ............................................................................................................7

B. Saran ......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................8

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalamkehidupan. Dalam


interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antarkelompok, konflik sebenarnya
merupakan hal alamiah. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan
bergelut dengan konflik. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak
wajar dan berakibatnegatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang
dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. Demikian
halnya dengan kehidupan organisasi. “Suatu organisasi hampir dapat dipastikan akan
menghadapi konflik, baik bersifat eksternal maupun internal, dandapat bersifat positif
maupun negatif” (Wibowo, 2012:47). Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada
konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan konflik, apalagi jika tidak
disertai pemahaman yang memadai terhadap ide-ide yang berkembang.

Pengelolaan konflik terkait dengan bagaimana pemimpin organisasi atau manajer


menstimulasi konflik, mengendalikan konflik, dan mencari solusi pada tingkat yang
optimum. Kemampuan yang diperlukan dalam rangka penanganan konflik ini terwujud dalam
bentuk keluasan pandangan dan wawasan pemimpin dalam rnemandang setiap persoalan,
baik yang memiliki perbedaan, maupun yang sama dengan kerangka pemikirannya.
Ketrampilan penanganan konflik terwujud dalam bentuk pencarian solusi terhadap konflik-
konflik yang terjadi sehingga tidak berdampak buruk terhadap individu maupun organisasi.
Konflik dapat menimbulkan dampak baik yang sifatnya konstruktif maupun yang destruktif.
Karena dampak yang ditimbulkannya tidak selamanya jelek, maka perlu dikelola dan
penanganan yang baik.

iv
B. Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Manajemen Konflik?

2. Bagaimana Strategi yang Digunakan Dalam Mengelola Konflik?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Mengelola Konflik Dalam Sebuah Organisasi

2. Untuk Mengetahui Strategi yang Digunakan Dalam Mengelola Konflik

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Konflik

Manajemen merupakan proses penting yang menggerakkan organisasi karena tanpa


manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sebuah tindakan yang
berhubungan dengan usaha tertentu dan penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan.

Menurut kamus bahasa Indonesia (1997), konflik berati percekcokan, pertentangan,


atau perselisihan. Konflik juga berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara
orang-orang atau kelompok-kelompok. Setiap hubungan antar pribadi mengandung unsur-
unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan. Menurut Johnson
(Supratiknya, 1995) konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat
menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Kendati unsur konflik
selalu terdapat setiap bentuk hubungan antar pribadi, pada umumnya masyarakat memandang
konflik sebagai keadaan yang harus dihindarkan karena konflik dianggap sebagai faktor yang
merusak hubungan.

Menurut defenisi konflik di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah segala
macam interaksi pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat timbul pada
berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri individu, antar individu, kelompok, organisasi,
maupun negara. Pendapat Deutch yang dikutip oleh Pernt dan Ladd (Indati, 1996)
menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan kesesuaian pada individu yang mengalami
konflik disebut dengan pengelolaan konflik atau bisa disebut dengan manajemen konflik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah cara
yang digunakan individu untuk menghadapi pertentangan atau perselisihan antara dirinya
dengan orang lain yang terjadi di dalam kehidupan.

vi
B. Strategi Dalam Mengelola Konflik

Strategi manajemen konfilk mampu mempengaruhi kinerja teamwork misalnya


seperti mengakomodir saransaran yang masuk dari rekan kerja lainnya, saling menjaga
perasaan serta kerelaan dalam membantu rekan kerja, adanya kemampuan karyawan dalam
mengkolaborasikan gagasan dengan gagasan orang lain guna mendapatkan solusi yang
diharapkan, hasil ini ternyata dapat menciptakan kinerja yang baik di antara keduanya (baik
bagi individu maupun kelompok kerjanya). Hal lainnya yang penting dalam mengelola
konflik adalah aktivitas menghindari perbedaan pendapat yang tidak menyenangkan dan
menjaga komunikasi pada pihak lain yang tidak ada relavansinya dilakukan juga secara
kesinambungan dan terintegritas pada unit kerja lainnya sehingga tujuan perusahaan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.

Menurut pendapat Eisenhardt et al. dalam Robbins dan Hunsaker (1996) dan De Dreu
dan Weingart (2003) bahwa untuk menjaga kinerja individu seseorang dan kelompok
kerjanya pada sebuah organisasi dibutuhkan suatu strategi manajemen konflik melalui lima
aktivitas seperti menghindari, mengakomodasi, mengkompromikan, mengkompetisikan dan
berkolaborasi.

1. Menghidari (Avoiding) Seseorang atau organisasi cenderung untuk menghindari


terjadinya konflik. Hal-hal yang sensitif dan potensial menimbulkan konflik sedapat
mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan konflik terbuka.

2. Mengakomodasi (Accomodating) Anggota tim mau mengumpulkan dan


mengakomodasikan pendapat-pendapat dan kepentingan pihak yang terlibat konflik,
selanjutnya dicari jalan keluarnya dengan tetap mengutamakan kepentingan pihak lain
atas dasar masukan-masukan yang diperoleh.

3. Mengkompromikan (Compromising) Penyelesaian konflik dengan cara melakukan


negosiasi terhadap pihak-pihak yang berkonflik, sehingga kemudian menghasilkan
solusi (jalan tengah) atas konflik yang sama-sama memuaskan (lose-lose solution).

4. Berkompetisi (Competing) Pihak-pihak yang berkonflik saling bersaing untuk


memenangkan konflik, dan pada akhirnya harus ada pihak yang rela dikorbankan
(dikalahkan) kepentingannya demi tercapainya kepentingan pihak lain yang lebih kuat
atau yang lebih berkuasa (winlose solution).

vii
5. Mengkolaborasikan (Collaborating) Pihak-pihak yang saling bertentangan akan
sama-sama memperoleh hasil yang memuaskan, karena mereka justru bekerjasama
secara sinergis dalam menyelesaikan persoalan, dengan tetap menghargai kepentingan
pihak lain, sehingga kepentingan kedua pihak tercapai (menghasilkan win-win
solution).

Dengan demikian pengelolaan konflik terbukti mampu memberikan kontribusi secara


umum pada kinerja teamwork perusahaan. Hal ini terlihat pada terciptanya keharmonian
kerja, adanya keterbukaan dalam komunikasi, penggunaan metode penyelesaian kerja yang
tepat, serta mempertimbangkan efektivitas dan efeisiensi kerja yang mendukung teamwork.

Menurut Devitto (1997: 270-274) strategi mengelola manajemen konflik antara lain,
sebagai berikut:

1. Penghindaran dan melawan secara aktif

Mengindar maksudnya adalah menghindar secara fisik yang nyata, misalkan


meninggalkan ruangan. Namun daripada menghindar akan lebih baik berperan aktif
pada konflik yang sedang dihadapi agar saling memahami masalah apa yang sedang
terjadi dengan menjadi pembicara dan pendengar yang aktif dan bertanggung jawab
terhadap setiap pemikiran dan perasaan.

2. Memaksa dan berbicara

Mayoritas tidak menghadapi pokok persoalan melainkan memaksakan posisinya pada


orang lain, baik secara fisik maupun emosional. Alternatif yang nyata adalah
berbicara dan mendengar, keterbukaan, empati, dan sikap positif.

3. Menyalahkan dan empati

Karena perempuan dominan dengan perasaan, biasanya lebih cenderung menyalahkan


orang lain untuk menutupi perilaku sendiri. Hal seperti ini tentunya tidak akan
menyelesaikan masalah. Namun apabila mencoba untuk berempati, memahami cara
orang lain menilai sesuatu sebagai sesuatu hal yang berbeda.

viii
4. Mendiamkan dan memfasilitasi ekspresi secara terbuka

Diam tidak akan menyelesaikan masalah, pastikan bahwa setiap orang diizinkan
mengekspresikan dirinya secara bebas dan terbuka, tanpa ada yang merasa lebih
rendah dan lebih tinggi.

5. Manipulasi dan spontan

Menghindari konflik terbuka dan berusaha menyembunyikan konflik dengan tetap


berperilaku menyenangkan, namun lebih baik ekspresikan perasaan secara spontan
karena solusi konflik bukan masalah siapa yang kalah dan menang tapi pemahaman
dari kedua belah pihak.

ix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen merupakan proses penting yang menggerakkan organisasi karena tanpa


manajemen yang efektif tidak akan ada usaha yang berhasil cukup lama. konflik adalah
segala macam interaksi pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik dapat timbul pada
berbagai situasi sosial, baik terjadi dalam diri individu, antar individu, kelompok, organisasi,
maupun negara. Manajemen konflik adalah cara yang digunakan individu untuk menghadapi
pertentangan atau perselisihan antara dirinya dengan orang lain yang terjadi di dalam
kehidupan.

Strategi manajemen konfilk mampu mempengaruhi kinerja teamwork misalnya


seperti mengakomodir saransaran yang masuk dari rekan kerja lainnya, saling menjaga
perasaan serta kerelaan dalam membantu rekan kerja, adanya kemampuan karyawan dalam
mengkolaborasikan gagasan dengan gagasan orang lain guna mendapatkan solusi yang
diharapkan, hasil ini ternyata dapat menciptakan kinerja yang baik di antara keduanya (baik
bagi individu maupun kelompok kerjanya). Hal lainnya yang penting dalam mengelola
konflik adalah aktivitas menghindari perbedaan pendapat yang tidak menyenangkan dan
menjaga komunikasi pada pihak lain yang tidak ada relavansinya dilakukan juga secara
kesinambungan dan terintegritas pada unit kerja lainnya sehingga tujuan perusahaan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka kami harapkan kepada seluruh pembaca untuk mengkritik dan memberi saran agar
kedepannya bias lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan bagi
pembaca serta menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi kita semua.

x
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Thontowi. MANAJEMEN KONFLIK, Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan


Palembang.

Gita Amalia. PENGELOLAAN KONFLIK SECARA POSITIF BAGI INDIVIDU MAUPUN


ORGANISASI, Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 12, No.2,Juli 2015

Sri Wartini. Strategi Manajemen Konflik Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Teamwork
Tenaga Kependidikan, Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VI, No 1, April 2015

xi

Anda mungkin juga menyukai