Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

KONSEP KONFLIK

Oleh :

Maya Romanti ( 23149011039)

Dosen Pembimbing :

Ns. Romliyadi ,S.Kep.,M.Kes.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat

pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Manajemen Keperawatan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai

perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua

pihak.

Palmbang, 4 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
A. Pengertian Konflik ........................................................................................3
B. Sejarah Terjadinya Konflik ...........................................................................3
C. Kategori Konflik ...........................................................................................4
D. Proses Konflik ...............................................................................................5
E. Penyelesaian Konflik ....................................................................................6
F. Strategi Penyelesaian Konflik .......................................................................8

BAB III ..................................................................................................................10


PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan .................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Marquis dan Huston (1998) mendefinisikan konflik sebagai masalah

internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat, nilai-

nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. Littlefield (1995) mengatakan

bahwa konflik dapat dikategorikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sebagai

suatu kejadian, konflik terjadi dari suatu ketidaksetujuan antara dua orang atau

organisasi, dimana orang tersebut menerima sesuatu yang akan mengancam

kepentingannya. Sebagai proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian

tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dimana setiap orang atau

kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari seseorang. Sumber

konflik di organisasi dapat ditemukan pada kekuasaan, komunikasi, tujuan

seseorang dan organisasi, ketersediaan sarana, perilaku kompetisi dan

kepribadian, serta peran yang membingungkan.

Sebagai manajer keperawatan, konflik sering terjadi pada setiap tatanan

asuhan keperawatan. Oleh karena itu, manajer harus mempunyai dua asumsi dasar

tentang konflik meliputi konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam

suatu organisasi, jika konflik dapat dikelola dengan baik, maka konflik dapat

menghasilkan suatu kualitas produksi, penyelesaian yang kreatif dan berdampak

terhadap peningkatan dan peningkatan. Peran manajer sangat penting dalam

mengelola konflik, dengan menciptakan lingkungan menggunakan konflik yang

konstruktif dalam pengembangan, peningkatan, dan produktivitas. Jika konflik

mengarah ke suatu yang menghambat dalam suatu organisasi, maka manajer harus

mengenali sejak awal dan secara aktif melakukan intervensi supaya produktivitas

dan motivasi tidak terkena efek. Belajar menangani konflik secara konstruktif

dengan menekankkan pada “win-win solution” merupakan keterampilan kritis

dalam suatu manajemen.

B. Rumusan Masalah

1
1. Apakah pengertian dari konflik ?
2. Bagaimanakah sejarah terjadinya konflik ?
3. Apa sajakah kategori dari konflik ?
4. Bagaimanakah proses dari konflik ?
5. Bagaimanakah penyelesaian konflik ?
6. Apa sajakah strategi dalam penyelesaian konflik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari konflik.


2. Mengetahui sejarah terjadinya konflik.
3. Mengetahui kategori dari konflik.
4. Mengetahui proses dari konflik.
5. Mengetahui penyelesaian konflik.
6. Mengetahui strategi dalam penyelesaian konflik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pengertian Konflik

Konflik adalah suatu perselisihan atau suatu perjuangan yang timbul akibat

terjadinya ancaman keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan perilaku

seseorang. Konflik dapat terjadi akibat adanya pertentangan pada situasi

keseimbangan yang terjadi pada diri individu ataupun pada tatanan yang lebih

luas, seperti antar individu, antar kelompok, atau bahkan antar masyarakat.

Konflik dianggap sebagai suatu bentuk perjuangan maka dalam menyelesaikan

konflik seharusnya diperlukan usaha-usaha yang bersifat konstruktif untuk

menghasilkan pertumbuhan positif individua tau kelompok, peningkatan

kesadaran, pemahaman diri dan orang lain, dan perasaan positif kearah hasil

interaksi atau hubungan dengan orang lain (Kuntoro, 2010).

E. Sejarah Terjadinya Konflik

Sejarah terjadinya suatu konflik pada suatu organisasi dimulai serratus

tahun yang lalu, dimana konflik adalah suatu kejadian yang alamiah dan peristiwa

yang pasti terjadi di organisasi. Pada awal abad ke 20, konflik diindikasikan

sebagai suatu kelemahan manajemen pada suatu organisasi yang harus dihindari.

Keharmonisan suatu organisasi sangat diharapkan tetapi konflik selalu akan

merusaknya. Ketika konflik mulai terjadi pada suatu organisasi, meskipun

dihindari dan ditolak namun harus tetap diselesaikan secepatnya. Konflik

sebenarnya dapat dihindari, kalua staf diarahkan terhapat suatu tujuan yang jelas

dalam melaksanakan tugasnya dan ketidakpuasan staf harus diekspresikan secara

langsung supaya masalah tidak menumpuk dan bertambah banyak.

Pada pertengahan abad ke 19, ketika ketidakpuasan staf dan umpan balik

dari atasan tidak ada, maka konflik diterima secara pasif sebagai suatu kejadian

3
yang normal dalam organisasi. Oleh karena itu, seorang manajer harus belajar

banyak tentang bagaimana menyelesaikan konflik tersebut dari pada berusaha

menghindarinya. Meskipun konflik dalam organisasi merupakan suatu unsur

penghambat staf dalam melaksanakan tugasnya, tetapi diakui bahwa konflik dan

kerjasama dapat terjadi secara bersamaan.

Teori interaksi pada tahun 1970 mengemukakan bahwa konflik merupakan

suatu hal yang penting, dan secara aktif mengajak organisasi untuk menjadikan

konflik sebagai salah satu pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa

konflik dapat mengakibatkan pertumbuhan produksi sekaligus kehancuran

organisasi, keduanya tergantung bagaimana manajer mengelolanya. Mengingat

konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi, maka

manajer harus dapat mengelolanya dengan baik.

Konflik dapat berupa sesuatu yang kualitatif ataupun kuantitatif. Meskipun

konflik berakibat terhadap stress, tetapi dapat meningkatkan produksi dan

kreativitas. Manajemen konflik yang konstruktif akan menghasilkan lingkungan

yang kondusif untuk didiskusikan sebagai suatu fenomena utama, komunikasi

yang terbuka melalui pengutaraan perasaan dan tukar pikiran serta tanggung

jawab yang menguntungkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan (Nursalam,

2013).

F. Kategori Konflik

Di dalam organisasi, konflik dipandang secara vertikal dan horizontal

(Marquis dan Huston, 1998). Konflik vertikal terjadi antara atasan dan bawahan.

Konflik horizontal terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan yang sama,

misalnya konflik yang meliputi wewenang, keahlian, dan praktik. Konflik dapat

dibedakan menjadi tiga jenis yakni, konflik intrapersonal, interpersonal, dan antar

kelompok.

4
a. Konflik Intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan

masalah internal untuk mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik

yang terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan sebagai akibat dari kompetisi

peran. Misalnya, manajer mungkin merasa mempunyai konflik

intrapersonal dengan loyalitas terhadap profesi keperawatan, loyalitas

terhadap pekerjaan, dan loyalitas kepada pasien.

b. Konflik Interpersonal
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih di mana

nilai, tujuan, dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena

seseorang secara konstan berinteraksi dengan orang lain, sehingga

ditemukan perbedaan-perbedaan. Manajer sering mengalami konflik

dengan teman sesama manajer, atasan, dan bawahannya.

c. Konflik Antarkelompok (Intergroup)


Konflik terjadi antara dua atau lebih, kelompok, departemen, atau

organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai

kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan

prasarana.

G. Proses Konflik

Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.

1. Konflik laten.

Tahapan konflik yang terjadi terus-menerus (laten) dalam suatu organisasi.

Misalnya, kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yang cepat.

Kondisi tersebut memicu pada ketidakstabilan organisasi dan kualitas

produksi, meskipun konflik yang ada kadang tidak nampak secara nyata

atau tidak pernah terjadi.

5
2. Felt conflict (Konflik yang dirasakan)

Konflik yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan sebagai

ancaman, ketakutan, tidak percaya, dan marah. Konflik ini disebut juga

sebagai konflik affectiveness. Hal ini penting bagi seseorang untuk


menerima konflik dan tidak merasakan konflik tersebut sebagai suatu

masalah/ancaman terhadap keberadaannya.

3. Konflik yang nampak/sengaja dimunculkan

Konflik yang sengaja dimunculkan untuk dicari solusinya. Tindakan yang

dilaksanakan mungkin menghindar, kompetisi, debat, atau mencari

penyelesaian konflik. Setiap orang secara tidak sadar belajar menggunakan

kompetisi, kekuatan, dan agresivitas dalam menyelesaikan konflik.

Sementara itu, penyelesaian konflik dalam suatu organisasi memerlukan

upaya dan strategi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.

4. Resolusi konflik.

Resolusi konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara

memuaskan semua orang yang terlibat di dalamnya dengan prinsip win-

win solution.

5. Konflik aftermath

Konflik aftermath merupakan konflik yang terjadi akibat dari tidak

terselesaikannya konflik yang pertama. Konflik ini akan menjadi masalah

besar dan bisa menjadi penyebab dari konflik yang utama bila tidak segera

di atasi atau dikurangi.

H. Penyelesaian Konflik

1. Langkah-langkah Penyelesaian Konflik

Vestal (1994) dalam Nursalam (2012) menjabarkan langkah-langkah

menyelesaikan suatu konflik meliputi pengkajian, identifikasi, dan intervensi.


6
a. Pengkajian.
1) Analisis situasi.
Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan,

setelah dilakukan pengumpulan fakta dan memvalidasi semua

perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian siapa yang

terlibat dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya dapat

diubah.

2) Analisis dan mematikan isu yang berkembang.


Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan

masalah utama yang memerlukan suatu penyelesaian yang dimulai dari

masalah tersebut. Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu

waktu.

3) Menyusun tujuan.
Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.

b. Identifikasi.
1) Mengelola perasaan
Hindari respons emosional : marah, sebab setiap orang mempunyai

respons yang berbeda terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan.

c. Intervensi.
1) Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi.

2) Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian


konflik memerlukan strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang

paling sesuai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

2. Kunci Langkah dalam Manajemen Konflik

a. Set the tone: kendalikan diri dan jangan ada ancaman.


b. Get the feeling: beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaan.
c. Get the fact: mendengarkan dan mengamati dengan saksama.
d. Ask for help: beri kesempatan karyawan untuk mencari solusi yang
terbaik dan gali konsekuensi dari keputusan yang akan dibuat.

7
e. Get a commitment: komitmen dan pengorbanan.
f. Follow up: tindak lanjuti secara konsisten.

I. Strategi Penyelesaian Konflik

Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi enam macam.

a. Kompromi atau negosiasi.


Suatu strategi penyelesaian konflik di mana semua yang terlibat

saling menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian

strategi ini sering diartikan sebagai lose-lose situation. Kedua pihak yang

terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam

manajemen keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan top

manajer keperawatan.

b. Kompetisi.
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation. Penyelesaian

ini menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa

mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini adalah

kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang.

c. Akomodasi.
Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation.

Konflik ini berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini, seseorang

berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada

orang lain untuk menang. Pada strategi ini, masalah utama yang terjadi

sebenarnya tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya digunakan dalam

politik untuk merebut kekuasaan dengan berbagai konsekuensinya.

d. Smoothing.
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara

mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada strategi ini,

individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan

daripada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi

8
ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi tidak dapat

dipergunakan pada konflik yang besar, misalnya persaingan

pelayanan/hasil produksi, tidak dapat dipergunakan.

e. Menghindar.
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari

tentang masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau

tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila

ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih

besar daripada menghindar, atau perlu orang ketiga dalam

menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan dengan

sendirinya.

f. Kolaborasi.

Strategi ini merupakan strategi “win-win solution”. Dalam


kolaborasi, kedua pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan

bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya yakin

akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi kolaborasi

tidak akan bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi

tersebut, kelompok yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam

menyelesaikan masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari kedua

kelompok/seseorang (Bowditch dan Buono, 1994).

9
BAB III

PENUTUP

J. Kesimpulan

Dari pembahsan yang telah dijabarkan diatas, dapat kami simpulkan bahwa :

1. Konflik adalah suatu perselisihan atau suatu perjuangan yang timbul akibat
terjadinya ancaman keseimbangan antara perasaan, pikiran, hasrat dan

perilaku seseorang.

2. Pada awal abad ke 20, konflik diindikasikan sebagai suatu kelemahan


manajemen pada suatu organisasi yang harus dihindari. Keharmonisan

suatu organisasi sangat diharapkan tetapi konflik selalu akan merusaknya.

Oleh karena itu, seorang manajer harus belajar banyak tentang bagaimana

menyelesaikan konflik tersebut dari pada berusaha menghindarinya.

3. Konflik dapat dikatagorikan menjadi Konflik vertical dan horizontal.


Konflik vertikal terjadi antara atasan dan bawahan. Konflik horizontal

terjadi antara staf dengan posisi dan kedudukan yang sama, misalnya

konflik yang meliputi wewenang, keahlian, dan praktik. Konflik dapat

dibedakan menjadi tiga jenis yakni, konflik intrapersonal, interpersonal,

dan antar kelompok.

4. Proses konflik dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :


a. Konflik laten.
b. Felt conflict (Konflik yang dirasakan)
c. Konflik yang nampak/sengaja dimunculkan
d. Resolusi konflik.
e. Konflik aftermath

5. Adapun langkah-langkah penyelesaian suatu konflik meliputi pengkajian,


identifikasi, dan intervensi.

10
6. Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi enam macam,
yaitu:

a. Kompromi atau negosiasi.


b. Kompetisi.
c. Akomodasi.
d. Smoothing.
e. Menghindar.
f. Kolaborasi.

K. Saran

Dari penulisan makalah ini, diharapkan agar para pembaca dapat lebih

mengerti dan memahami mengenai pokok bahasan “Konsep Manajemen Konflik”.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai sumber

referensi. Apabila ada kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bowditch, L.J., dan A.F. Buono. 1994. A Primer on Organizing Behavior. New
York: Wiley
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Kontoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen


keperawatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.
Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika


Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi perawat-dokter. Jakarta: EGC.
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : CV.
Trans Info Media

Swanburg, R.C, 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan


Untuk Perawat Klinis. Jakarta : EGC

12
LOGBOOK KEGIATAN

RUANG ____________________ RS _________________________

OLEH :

NAMA : Maya Romanti


NPM : 23.14901.10.39

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024

8
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti
Tanggal : 18 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

07.00 Mengikuti Post Comprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif pagi Tidak ada


atau timbang terima

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian Tidak ada


obat ke pada semua pasien

Mengikuti visit dokter Tidak ada

14.00 Melakukan timbang terima Tidak ada


dengan shif selanjutnya

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

9
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti

Tanggal : 19 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

14.00 Mengikuti Post Conprence Tidak ada

Mengikuti pre conprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif sore


atau timbang terima Tidak ada

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian
obat ke pada semua pasien Tidak ada

Tidak ada
21.00 Melakukan timbang terima
dengan shif selanjutnya

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

10
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti

Tanggal : 20 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

21.00 Mengikuti Post Comprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif Tidak ada


malam dan timbang terima

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian Tidak ada


obat ke pada semua pasien

Mengikuti visit dokter Tidak ada

07.00 Melakukan timbang terima Tidak ada


dengan shif selanjutnya

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

11
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti

Tanggal : 22 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

07.00 Mengikuti Post Comprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif pagi Tidak ada


atau timbang terima

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian Tidak ada


obat ke pada semua pasien

Mengikuti visit dokter Tidak ada

14.00 Melakukan timbang terima Tidak ada


dengan shif selanjutnya

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

12
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti
Tanggal : 23 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

14.00 Mengikuti Post Comprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif sore Tidak ada


atau timbang terima

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian Tidak ada


obat ke pada semua pasien

21.00 Mengikuti visit dokter Tidak ada

Melakukan timbang terima Tidak ada


dengan shif selanjutnya

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

13
LOG BOOK KEGIATAN
Departemen : Manajemen Keperawatan Preseptee : Maya Romanti
Tanggal : 24 Maret 2024 Preceptor :

Rencana Kegiatan
Waktu Aktifitas Hasil Yang Diperoleh Kendala
Selanjutnya

21.00 Mengikuti Post Comprence Tidak ada

Mengikuti Operan shif Tidak ada


malam atau timbang terima

Menyusun daftar pasien Tidak ada

Melakukan oplos obat Tidak ada

Melakukakn pemberian Tidak ada


obat ke pada semua pasien

Tidak ada
07.00 Melakukan timbang terima
dengan shif selanjutnya
Tidak ada

Mengetahui,
Preceptor Akademik Preceptor Klinik

( ) ( )

14
KOMPETENSI KEPERAWATAN

Maya Romanti 23149011039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA PALEMBANG

2024

15
Daftar Kompetensi Pendidikan Profesi Ners Manajemen Keperawatan

No Kegiatan Peran
Karu Katim PP
I Melakukanpengkajian √
Mengidentifikasi masalah terkait masalah diruangan Merencanakan - -
kegiatan yang terkait dengan masalah yang teridentifikasi
II MelaksanakanMPKP - -
A. Manajemen Approach (Pendekatan Manajamen) - -
1. Perencanaan - -
a. Menyusun Rencanan jangka pendek - - √
2. Pengorganisasian - -
a. Menyusun Struktur organisasi - - -
b. Menyusun Jadual dinas - - -
c. Menyusun Daftar pasien - - -
3. Pengarahan - -
a. Melakukan Operan - - √
b. Melakukan Preconference - - -
c. Melakukan postconference - - -
d.Membudayakan Iklim motivasi* - - -
e.Melakukan Pendelegasian* - - -
f. Melakukan Supervisi - - -
4.Pengendalian - -
a. Menghitung Indikator - - -
b. Melakukan Audit dokumen - - -
c. Melakukan Survey kepuasan* - - -
d. Melakukan Survey masalah kesehatan/keperawatan - - -
B. Compensatory Reward (Penghargaan) - -
1. Melakukan Penilaian kinerja* - - -
C. ProfesionalRelationship(HubunganProfesional) - -
1. Melakukan Rapat keperawatan* - - -
2. Melakukan Konferensi kasus - - -
3. Melakukan Rapat tim kesehatan* - - -
4. Mengikuti Visit dokter - - √
D. Patient Care Delivery (AsuhanKeperawatan) - - √
II Melakukan Evaluasi terhadap Kegiatan yang telah dilaksanakan - -
I

16

Anda mungkin juga menyukai