Disusun Oleh :
Kelompok 1
PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Konflik
Apartheid di Afrika Selatan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Konflik dan Stres.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................5
1.3. Tujuan Penyusunan Makalah .....................................................................5
1.4. Manfaat Penyusunan Makalah ...................................................................5
1.5. Metode Penyusunan Makalah ....................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Konflik .....................................................................................7
2.2. Sumber-sumber Konflik ............................................................................9
2.3. Tipe-tipe Konflik .......................................................................................13
2.4. Penyebab Konflik dan Proses Terjadinya Konflik ....................................14
2.5. Dampak Dari Adanya Konflik ...................................................................18
2.6. Cara Menyelesaikan Konflik .....................................................................20
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Kasus..........................................................................................................22
3.2. Penyelesaian Kasus ....................................................................................27
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................................29
4.2. Saran ..........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara garis besar konflik adalah suatu masalah yang bisa terjadi
oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Pengelolaan konflik yang baik
akan bermanfaat sedangkaan pengelolaan konflik yang buruk akan
membawa masalah. Makalah ini mencoba menyajikan apa yang sebenarnya
didefinisikan sebagai konflik, pandangan mengenai konflik, sumber dan
jenis konflik, serta bagaimana proses terjadinya konflik.
4
1.2. Rumusan Masalah
5
1.5. Metode Penyusunan Makalah
Pencarian ilmu dan teori sesuai dengan materi yang dibahas melalui
jurnal-jurnal terdahulu sebanyak 20 jurnal yang didapat dari internet.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
7
sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi
lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk
meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian,
antara lain :
8
cocokan dari sejumlah bentuk interaksi. Menurut S.P. Robbin (2006),
konflik adalah sustu proses yang dimulai ketika suatu pihak menganggap
pihak lain secara negative mempengaruhi atau akan mempengaruhi sesuatu/
seseorang yang menjadi kepedulian pihak pertama.
1. Tujuan
9
2. Ego Manusia
3. Perbedaan Pendapat
4. Salah Paham
5. Perasaan Dirugikan
6. Perasaan Sensitif
10
Berbagai sumber utama konflik organisasional dapat diuraikan
sebagai berikut:
11
penghargaan-penghargaan diberikan secara berbeda-beda. Konflik
potensial adalah terbesar bila suatu unit tidak dapat memulai
pekerjaannya karena harus menunggu penyelesaian pekerjaan unit lain.
12
kelompok adalah paling tinggi bila para anggota kelompok sangat
berbeda dalam hal ciri-ciri seperti sikap kerja, umur dan pendidikan.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini
sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini
juga berasal dari adanya konflik antar peranan (seperti antara manajer
dan bawahan).
13
dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar
norma-norma kelompok.
14
Tosi, H.L., Rizzo, J.R. dan Carrol, S.J. (1990: 523) mengelompokkan
sumber-sumber konflik menjadi tiga, yaitu (1) Individual characteristic, (2)
Situational conditions dan (3) Organizations structure. Karakteristik
individu meliputi: perbedaan individu dalam hal nilai-nilai, sikap,
keyakinan, kebutuhan dan kepribadian, persepsi ataupun pendapat. Situasi
kerja terdiri dari; saling ketergantungan untuk menjalin kerjasama,
perbedaan pendapat antar departemen, perbedaan status, kegagalan
komunikasi, kekaburan bidang tugas. Penyebab konflik yang ketiga adalah
struktur organisasi yaitu, spesialisasi pekerjaan, saling ketergantungan
dalam tugas dalam tugas, perbedaan tujuan, kelangkaan sumbersumber,
adanya pengaruh dan kekuasaan ganda, perbedaan kriteria dalam sistem
penggajian.
15
Penjelasan:
16
e. Besarnya derajad ketergantungan antar kelompok/bagian dalam
perusahaan.
Pada tahap ini semua kondisi yang ada pada tahap I itu akan didefinisikan,
potensi yang memunculkan konflik, oleh pihak-pihak yang saling terkait,
akan dirasakan dan dipersepsikan (R.L.Pinkley,1990). Pada tahap ini emosi
memainkan peranan utama dalam membentuk persepsi.
Pada tahap ini seseorang harus mengetahui atau paling tidak memikirkan
maksud orang lain, agar dapat mengetahui cara menanggapi prilaku orang
lain tersebut. Seringnya konflik terjadi karena satu pihak manafsirkan
maksud yang keliru dari pihak lain. Disamping itu terdapat banyak
kontradiksi antara maksud dan prilaku yang ditampilkan, sehingga prilaku
tidak selalu mencerminkan dengan tepat maksud
seseorang.(K.W.Thomas,1992).
Pada tahap ini konflik sudah tampak nyata, karena pada tahap ini mancakup
pernyataan; tindakan dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang sedang
berkonflik. Prilaku konflik yang dimaksud dapat digambarkan mulai dari
yang paling halus (tidak langsung dan masih terkendali) sampai pada
prilaku yang keras/kasar, (Thomas,1992) yaitu sebagai berikut:
17
c. Melakukan serangan verbal yang tegas.
d. Melakukan ancaman dan ultimatum.
e. Melakukan serangan fisik yang agresif.
f. Melakukan upaya terang-terangan untuk menghancurkan pihak lain
(permusuhan).
Pada tahap akhir dari proses terjadinya konflik ini akan menunjukkan hasil
dari jalinan aksi-reaksi antar pihak-pihak yang berinteraksi,yaitu
menghasilkan konsekwensi terjadinya konflik yang berupa: konflik
fungsional atau konflik disfungsional.
18
d. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat
membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal
ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman,
kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau
bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara
optimal.
2. Dampak negatif
a. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan
mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya
ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan
mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di
tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai
alasan yang tak jelas.
19
d. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila
memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase
terhadap jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin atau
peralatan kerja, mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat
intrik-intrik yang merugikan orang lain.
20
ancaman kekerasan fisik untuk menghilangkan perbedaan pendapat antara
pihak-pihak yang terlibat konflik. Kekerasan ini meliputi penggunaan
benda-benda fisik untuk merugikan secara fisik, menyakiti, melukai atau
membunuh orang lain. Cara koersif menghasilkan penyelesaian konflik
dengan kualitas rendah karena konflik sebenarnya belum selesai secara
tuntas.
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Kasus
Apharteid berasal dari bahasa Belanda yang artinya pemisahan.
Pemisahan disini berarti pemisahan orang-orang Belanda (kulit putih)
dengan penduduk asli Afrika (kulit hitam). Apharteid kemudian
berkembang menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi politik resmi
Pemerintahan Afrika Selatan yang terdiri dari program-program dan
pertaruran-peraturan yang bertujuan untnk melestarikan pemisahan rasial.
1. Kebijakan Rasial
22
disebut dengan Homelands (tanah air) atau Bantustans (daerah orang
Bantu).
23
Satu minggu kemudian, aksi kian merebak. Terjadi pawai,
pemogokan, dan kerusuhan di seluruh negeri. Pemerintah menyatakan
keadaan darurat ketika itu. 18.000 orang ditahan. ANC dan PAC
akhirnya dilarang setelah kejadian ini. Dua partai itu hanya bergerak di
bawah tanah, lebih dari itu mereka akan diasingkan.
24
menaikan upah mereka karena dinilai terlalu rendah. Pemerintah juga
mengakui perlunya kesempatan latihan bagi buruh demi peningkatan
mutu kerja yang lebih efisien.
25
penentangan, para pengkritik terhadap ANC ini kemudian mendirikan Pan
African Congress (PAC), sebagai wadah perjuangannya.
26
pelanggaran HAM, laporannya kepada komisi kebenaran dan rekonsiliasi.
Nelson Mandela sendiri melakukan perlawanan bersenjata dalam gerakan
bawah tanah, dengan menyerang pusat-pusat industri. Ia berada dalam
persembunyian selama beberapa tahun, oleh karena rezim menganggapnya
sebagai yang berbahaya.
27
Pembebasan ini membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat
Afrika selatan.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
29
4.2. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, P.R., Mochammad, A.M., & Ika, R. (2014). Pengaruh Konflik Kerja dan
Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8,
1-10.
Ismail, M. (2011). Pemetaan dan Resolusi Konflik. Jurnal Sosiologi Islam, 1(1),
72-94.
Iresa, A.R., Hamidah, N.U., & Arik, P. (2015). Pengaruh Konflik Kerja dan Stres
Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dan Kerja Karyawan. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 23, 1-10.
31
Sumartini, S. (2014). Perang Bosnia: Konflik Etnis Menuju Kemerdekaan (1991-
1995). Jurnal Pendidikan Sejarah, 1-14.
Subanar, G.B. (2016). Trauma Atas Konflik Dan Kekerasan : Tinjauan Akademik.
Jurnal Ilmu Humaniora Baru, 4, 104-116.
Noor, I. (2014). Analisis Intervensi Rusia Dalam Konflik Suriah. Jurnal Ilmu
Hubungan Internasional, 2(4), 1063-1078.
32