Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi
Oleh :
Putri Zulia Febianti : (103020002)
Rianty Hedianti : (103020009)
Ratu Julia Harni : (103020016)
Vina Fitri Sundari : (103020020)
Natasa Puteri D : (103020056)
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Pabrik, (2) Analisa Biaya, dan (3) Grafik BEP.
Harga Tanah
Lokasi A diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah
Rp.430.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 430.000,- x 1000 m2 =
Rp. 430.000.000,-.
Lokasi B diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah Rp.
450.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 450.000,- x 1000 m2 =
Rp. 450.000.000,-.
Lokasi C diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah Rp.
550.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 550.000,- x 1000 m2 =
Rp. 550.000.000,-.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk produksi es krim ubi ungu ini
sebanyak 35 orang karyawan yang terdiri dari 1 orang direktur, 4 orang staf ahli,
dan 30 orang tenaga kerja.
Lokasi A: 1 orang direktur dibayar sebesar Rp. 3.000.000,-/bulan, 4 orang
staf ahli dibayar sebesar Rp. 1.200.000,-/bulan, dan 30 orang tenaga kerja dibayar
sebesar Rp. 725.000,-/bulan.
Maka total biaya tenaga kerja pada lokasi A/bulan adalah :
a. Direktur, 1 orang = Rp. 3.000.000,-
b. Staf ahli, 4 orang = Rp. 4.800.000,-
c. Tenaga kerja, 30 orang = Rp. 21.750.000,-
Total Rp. 29.550..000,-
TCB
36.721.765.000
TCC
34.333.155.000
FCC
1.087.800.000
FCB
973.900.000
FCA
945.050.000
8,13
21,15
35,60
mudah.
BAB IV
OPERATION PROCESS CHART (OPC) DAN
MULTI PRODUCT PROCESS CHART (MPPC)
Gambar Keterangan
AIR
29 Pengambilan +
filtrasi
Storage
27
FRUKTOSA
5 Pengambilan
Storage
27
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : Telur Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 03 Tanggal Pemetaan :
TELUR
Pengambilan
10
Storage
SUSU SKIM
5 Penimbangan
Storage
27
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : Ubi Ungu Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 05 Tanggal Pemetaan :
UBI UNGU
5 Penimbangan
Storage
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : CMC Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 06 Tanggal Pemetaan :
CMC
Penimbangan
5
Storage
42
MPPC TELUR
Telur Air
Pengambilan
5
10
Pencucian
Storage
MPPC UBI UNGU
5
Pengambilan
5 Penimbangan
Pengupasan dan
Pencucian
11
Blansing
10
20 Penghancuran
Storage
MPPC CMC
Air
CMC
5 Pengambilan
5
Penimbangan
5 Pelarutan
Storage
4.6. Multi Product Process Chart
9' Pengambilan 5' Pengambilan 10' Pencucian + 5' Mesin 7 Mesin 2 Mesin 7
5' 5'
Srotasi Penimbangan Penimbangan Penimbangan
10' Mesin 4
Blanching
15' Mesin 5
Mixing
1
2
1
Mesin 6
Mixing+
60'
pasteurisasi +
penurunan suhu
5' Mesin 7
Homogenisasi
720' Mesin 8
Aging 40C
5' Mesin 7
Homogenisasi
Mesin 9
180'
Pembekuan
Mesin 10
30'
Agitasi
Mesin 11
60'
Pengemasan
5' Mesin 12
Pengepakan
Storage
BAB V
ROUTING SHEET
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Routing Sheet, (2) Manfaat
Routing Sheet , (3) Data yang diperlukan dalam pembuatan Routing Sheet, dan
(4) Tabel Routing Sheet.
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Ramalan Penjualan Produk Masa Ini,
(2) Ramalan Penjualan Produk Masa Depan dan (3) Simpangan Baku
6.1. Ramalan Penjualan Produk Masa Ini
Tabel 1. Penjualan Perusahaan Bulan Januari Desember 2012
Bulan Penjualan (dalam unit)
Januari 7238
Februari 7345
Maret 7460
April 7670
Mei 7780
Juni 7985
Juli 8154
Agustus 8257
September 8350
Oktober 8400
November 8445
Desember 8625
95709
Tabel 2. Peramalan Penjualan Tahun 2012
Bulan
Y (UNIT) X X.Y X2
Produksi
1 7238 -11 -79618 121
2 7345 -9 -66105 81
3 7460 -7 -52220 49
4 7670 -5 -38350 25
5 7780 -3 -23340 9
6 7985 -1 -7985 1
7 8154 1 8154 1
8 8257 3 24771 9
9 8350 5 41750 25
10 8400 7 58800 49
11 8445 9 76005 81
12 8625 11 94875 121
n =12 Y=95709 X=0 XY=36737 X2 =572
Grafik Peramalan 2012
9000
8500
8000
7500
UNIT
7000
6500
9400
9200
9000
8800 UNIT
8600
8400
Xi Xi2
7238 52388644
7345 53949025
7460 55651600
7670 58828900
7780 60528400
7985 63760225
8154 66487716
8257 68178049
8350 69722500
8400 70560000
8445 71318025
8625 74390625
2
Xi=95709 Xi =765763709
Xi = 95709
Xi2 = 711868633
n = 12
2 nXi 2 (Xi 2 )
s =
n(n 1)
12 x711868633 (95709) 2
s2 =
12(12 1)
28951827
s2 =
132
s2 =219332,0227
s = 219332,0277 = 468, 3
Tabel 5. Simpangan Baku Bulan Januari-Desember 2013
Xi Xi2
8810,78 77629844,21
8875,01 78765802,5
8939,24 79910011,78
9003,47 81062472,04
9067,70 82223183,29
9131,93 83392145,52
9196,16 84569358,75
9260,39 85754822,95
9324,62 86948538,14
9388,85 88150504,32
9453,08 89360721,49
9517,31 90579189,64
109968,54 2
Xi = 1008346595
Xi = 109968,54
Xi2 = 1008346595
n = 12
nXi 2 (Xi 2 )
s2 =
n(n 1)
12 x100834595 (109968,54) 2
s2 =
12(12 1)
7079345,816
s2 =
132
s2 = 53631,4077
s = 53631,4077 = 231,58
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah metode Linier merupakan metode
yang menguntungkan bagi perusahaan karena memiliki simpangan baku yang kecil dan
8.1. Inventory
Inventory berhubungan dengan kegiatan mengatur persediaan bahan-bahan agar
dapat menjamin kelancaran proses produksi secara efektif dan efisien. Dalam rangka
pengaturan ini, perlu ditetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkenaan
dengan persediaan, baik mengenai pemesanannya maupun mengenai tingkat persediaan
yang optimum. Mengenai pemesanan bahan-bahan perlu ditentukan bagaimana cara
pemesanannya, berapa jumlah yang dipesan agar pemesanannya, berapa jumlah yang
dipesan agar pemesanan tersebut ekonomis dan kapan pemesanan itu dilakukan.
Sedangkan mengenai persediaan perlu ditentukan berapa besarnya persediaan
penyelamat yang merupakan persediaan minimum, besarnya persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan dan besarnya persediaan maksimum.
1. Pemesanan yang Ekonomis
Oleh karena persediaan barang-barang yang diadakan telah dipakai untuk
proses produksi, maka bahan-bahan tersebut harus disediakan lagi untuk proses
produksi selanjutnya. Untuk dapat disediakannya bahan-bahan itu maka bahan-
bahan tersebut harus dipesan lagi. Pemesanan yang dilakukan hendaknya
ekonomis atau efisien dimana jumlah yang dipesan haruslah didasarkan atas
kebutuhan utuk proses produksi dan pertimbangan-pertimbangan biaya yang
terjadi akibat pemesanan bahan dalam jumlah tersebut.
a. Jumlah yang Dipesan
Pimpinan perusahaan haruslah dapat menentukan jumlah bahan yang
dipesan untuk menutupi kebutuhan perusahaannya. Dalam hal ini pimpinan
perusahaan harus mengatur dan menyesuaikan pesanan yang dilakukan dengan
fasilitas-fasilitas produksi perusahaan dan menjaga agar pemesanan yang
dilakukan dapat membuat keadaan persediaan berada pada biaya minimum.
Mengenai banyaknya bahan yang dipesan dimaksudkan untuk menutupi jumlah
persediaan bahan-bahan yang telah dipakai untuk proses produksi. Oleh karena itu
jumlah yang dipesan pada suatu waktu ditentukan dengan melihat besarnya
kebutuhan bahan untuk proses produksi dalam jangka waktu tertentu.
b. Cara-cara Pemesanan Dalam Pengawasan Persediaan
Dalam usaha untuk menutupi kebutuhan persediaan, maka dilakukalah
kegiatan pemesanan bahan. Pemesanan bahan yang dibutuhkan pad saat persediaan
mencapai titik tertentu (order point system) dan pemesanan yang dilakukan pada saat
dimana waktu tertentu yang telah ditetapkan tercapai (order cycle system).
- Order Point System
Yang dimaksud dengan order point systemadalah suatu cara pemesanan bahan
dimana pemesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah mencapaisuatu
atau tingkat tertentu. Jadi dengan order point system ditentukan jumlah
persediaan pada tingkat tertentu yang merupakan batas waktu
dilakukannya pemesanan yang disebut order point atau recorder point.
- Order Cycle System
Yang dimaksud dengan order cycle systemadalah suatu sistem atau cara
pemesanan bahan dimana jarak atau interval waktu dari pemesanan tetap,
misalnya tiap-tiap minggu atau tiap-tiap bulan. Jadi dengan order cycle
systemditentukan waktu pemesanan dengan jarak yang tetap. Sedangkan
tiap-tiap pemesanan mempunyai jumlah barang yang berfluktuasi
tergantung pada banyaknya pemakaian bahan dalam jarak atau interval
waktu antara pesananyang lalu dan pesanan berikutnya. Order cycle system
dapat digunakan untuk mengawasi persediaan barang-barang yang banyak
jenisnya serta lebih tinggi nilainya. Pengawasan dilakukan sekaligus pada
setiap periode tertentu.
c. Jumlah Pemesanan yang Ekonomis
Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan hendaknya menghasilkan
biaya-biaya yang timbul dalam penyediaan adalah minimal. Dalam penentuan
atau pemecahan jumlah pesanan yang ekonomis dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu :
- Tubular Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis ditentukan dengan tubular
approach yang dilakukan dengan cara menyusun satu daftar atau tabel pesanan
dan jumlah pesanan pertahun. Tentunya jumlah pesanan yang
mengandung jumlah biaya yang terkecil merupakan jumlah pesanan yang
ekonomis (economic order quantity).
- Grafical Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan graphical approach
dapat dilakukan dengan cara menggambarkan grafik-grafik ongkos pesan,
ongkos simpan dan total cost dalam satu gambar.
2000000
1800000
1600000
1400000
1200000
Biaya
Kali Pemesanan
2
X=
2 7500 1500
X= = 237,17
200 0,1
TC =
7500
= = 31,62 = 31 kali pemesanan
237,17
BAB IX
MATERIAL HANDLING
1. Menaikkan kapasitas
5. Mengurangi ongkos
Salah satu prinsip pemindahan bahan yaitu Prinsip Ukuran Satuan, yang
menyatakan bahwa makin besar beban yang dibawa akan makin rendah biya tiap satuan
yang dipindahkan. Muatan satuan dapat dikatakan sebagai jumlah barang atau bahan
onggokan sedemikian rupa disusun atau dibatasi sehingga beban tersebut dapat diambil
dan dipindahkan sebagai objek tunggal, yang dapat dipindahkan oleh tangan manusia,
maupun oleh alat bantu atau alat angkut pemindahan barang.
Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan terlebih dahulu memperhatikan
aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang lain yang harus
diperhatikan adalah type lay out yang akan digunakan.
Perlu diperhatikan bahwa untuk menentukan ongkos material handling pada
pengangkutan atau pemindahan bahan menuju gudang barang jadi tidak
diperhitungkan. Jadi dengan kata lain bahwa ongkos material handling yang
diperhitungkan adalah yang terjadi didalam pabrik saja. Setelah diketahui aktivitas-
aktivitas pemindahan bahan yang terjadi, maka selanjutnya kita menentukan ongkos
material handlingnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling adalah
alat angkut yang digunakan, jarak pengangkutan dan cara pengangkutannya. Peralatan
yang biasa digunakan sebuah perusahaan manufactur diskrit dalam melakukan
kegiatan material handling ini adalah :
a. Conveyor.
b. Cranes
c. Truck (lift truck dan walky Fallet)
a. Perpindahan barang dari gudang bahan baku atau material (receiving) menuju
departemen pabrikasi maupun departemen assembling
b. Perpindahan bahan yang terjadi diproses satu jenis departemen yang lainya.
Ruang
Aging
BAB XI
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART ( ARC )
Ruang Aging
BAB XII
ANALISIS EKONOMI
Jumlah Rp.1.087.800.000,-
Biaya Tidak Tetap/Berubah (Variable Cost)
Lokasi pabrik
no Uraian
Bandung
1 Bahan Baku Utama Rp.1.132.500,-
2 Bahan Baku Penunjang Rp.13.500.000,-
3 Listrik Rp. 7.000.000,-
4 Pengemas Rp. 16.000.000,-
5 Biaya bahan bakar Rp. 5.000.000,-
6 Transportasi :
- Bahan Baku Rp. 1.500.000,-
- Pemasaran Rp. 1.500.000,-
Jumlah Rp.45.632.500,-
= Rp 1.087.800.000 + Rp 45.632.500
= Rp 1.133.432.500
= 360.000 unit/thn
= 360.000 54.0000
= 306.000 unit/thn
= 1.133.432.500
306.000
= Rp 3.704, 027
Harga jual = Harga pokok + Keuntungan (100%)
= Rp 7.408, 054
= Rp 2.266.864.524
= Rp 2.266.864.524 Rp 226.686.452, 4
= Rp 2.040.178.072
= Rp 2.040.178.072 Rp 1.133.432.500
= Rp 906.745.571,6
= Rp 1.087.800.000
1 Rp 45.632.500
Rp 2.266.864.524
= Rp 1.087.800.000
0,98
= Rp 1.110.000.000
2. Persentasi BEP
= 1.087.800.000 x 100%
2.221.232.024
= 48,973 %
= 48,973 % x 360000
= Rp17.630.215, 83
BAB XII
DESAIN KEMASAN