Anda di halaman 1dari 55

TUGAS MANAJEMEN PRODUKSI

ES KRIM UBI UNGU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Produksi

Oleh :
Putri Zulia Febianti : (103020002)
Rianty Hedianti : (103020009)
Ratu Julia Harni : (103020016)
Vina Fitri Sundari : (103020020)
Natasa Puteri D : (103020056)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
BABI
PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Pemilihan


Produk, (2) Tujuan Pembuatan Produk, (3) Manfaat Pembuatan Produk, dan (4)
Segmentasi Pasar.

1.1. Latar Belakang Pemilihan Produk


Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk
dairy seperti krim(atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis.
Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk
mencegah pembentukan kristal es besar.
Es krim merupakan salah satu produk olahan susu berbentuk semi padat
yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan dan dibuat melalui proses
pembekuan dan agitasi. Makanan ini kaya nutrisi ini relatif digemari oleh semua
kalangan, baik anak-anak, muda maupun tua. Prinsip pembuatan es krim adalah
membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim sehingga diperoleh
pengembangan volume yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu
padat, dan mempunyai tekstur yang lembut.
Ubi ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar. Ubi Jalar ungu
atau Ipomoea batatas var Ayamurasaki biasa disebut Ipomoea blackie karena
memiliki kulit dan daging umbi yang berwarna ungu kehitaman (ungu pekat). Ubi
jalar ungu mengandung pigmen anthosianin yang lebih tinggi dari ubi jalar lain.
Pigmennya lebih stabil dibandingkan anthosianin dari sumber lain seperti kubis
merah, blueberry, dan jagung merah.
Selain itu, ubi ungu juga mengandung lisin, Cu, Mg, K, Zn rata-rata 20%.
Dia juga merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi.
Ditambah dengan sumber vitamin dan mineral, vitamin yang terkandung dalam
ubi jalar antara lain vitamin A, vitamin C, thiamin (vitamin B1), dan riboflavin.
Sedangkan mineral dalam ubi jalar diantaranya adalah zat besi (Fe), fosfor (P),
dan kalsium (Ca).
Pigmen warna ungu pada ubi ungu bermanfaat sebagai antioksidan karena
dapat menyerap polusi udara, racun, oksidasi dalam tubuh, dan menghambat
penggumpalan sel-sel darah. Ubi ungu juga mengandung serat pangan alami yang
tinggi, prebiotik, kadar Glycemic Index rendah, dan oligosakarida.

1.2. Tujuan Pembuatan Produk


Mengapa kami lebih memilih produk ubi ungu ini, karena ubi ungu mudah
didapat dan dapat diolah menjadi suatu produk yang lebih bervariasi, maka
diperlukan diversifikasi atau keanekaragaman produk hasil olahan dari ubi jalar
ungu ini supaya menjadi peluang pasar yang baru serta permintaan pasar yang
menginginkan produk berkualitas dengan sensasi baru dari kalangan masyarakat
yang daya belinya tinggi maka dibuatlah selai ubi ungu yang hadir dengan
mengandalkan cita rasa baru dan kandungan gizi yang baik.

1.3. Manfaat Pembuatan Produk


Dalam rangka peningkatan nilai gizi dan fungsional es krim, dilakukan
diversifikasi produk dengan penambahan komponen-komponen yang bermanfaat,
sebagai contohnya adalah penambahan ubi jalar ungu ke dalam adonan es krim.

1.4. Segmentasi Pasar


Pasar Es krim ubi ungu ini diperuntukan untuk semua golongan yang
menyukai citra rasa baru dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Mengingat
dewasa ini masyarakat dari semua golongan lebih cermat dalam memilih asupan
makanan dan minuman dengan manfaat terhadap kesehatan, maka es krim ubi
ungu menjadi salah satu pilihan makanan yang kaya manfaat bagi semua
golongan masyarakat.
BABII
PENENTUAN LOKASI

Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Pabrik, (2) Analisa Biaya, dan (3) Grafik BEP.

2.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Pabrik

Lokasi merupakan hal penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi


kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Sebelum suatu perusahaan memulai suatu operasi
produksinya, pimpinan atau pemilik perusahaan itu harus menentukan lebih
dahulu dimana letak gedung perusahaan tersebut.
Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi
negatif dan didapatkan lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif.
Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya (investasi dan
operasional) jangka pendek maupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan
daya saing perusahaan.
Alasan utama terjadinya perbedaan dan pemilihan lokasi adalah adanya
perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah suatu
persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan situsional atau kontingenci
untuk pembuatan keputusan. Secara umum faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahan :
1. Lingkungan Masyarakat
Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi baik
konsekuensi positif maupun konsekuensi negatif didirikannya suatu pabrik di
daerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan
nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan berlokasi, karena
pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk seperti air,
udara, atau limbah zat padat yang telah tercemar dan sering menimbulkan bising.
Di lain pihak masyarakat membutuhkan industri atau perusahaan karena
menyediakan berbagai lapangan pekerjaan dan manfaat yang dibawa perusahaan
untuk masyarakat. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan bagi kehidupan
para karyawan yang memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan lebih
baik. Tersedianya fasilitas sekolah, rekreasi, kegiatan-kegiatan budaya dan
olahraga adalah bagian penting dari keputusan ini.
2. Kedekatan dengan Pasar
Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada para langganan, dan akan mengurangi biaya
distribusi. Perlu dipertimbangkan juga apakah pasar perusahan tersebut luas
ataukah hanya melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau
tidak, berat produk, dan proporsi biaya distribusi barang jadi pada total biaya.
Perusahaan besar dengan jangkauan pasar yang luas, dapat mendirikan pabrik-
pabriknya di banyak tempat yang tersebar untuk mendekati pasar. Dalam banyak
kasus, lokasi suatu fasilitas dapat juga lebih menentukan daerah pasarnya,
dibanding daerah pasar lokasi fasilitas.
3. Tenaga Kerja
Dimanapun lokasi perusahaan harus mempunyai tenaga kerja karena itu
cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak
perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon tenaga kerja suatu daerah lebih
penting dari keterampilan dan pendidikan karena jarang perusahaan yang dapat
menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat
bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus
menyelenggarakan program latihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang-orang
dari suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari
daerah lain seperti tercermin pada tingkat absensi yang berbeda dan semangat
kerja mereka. Disamping itu, penarikan tenaga kerja kuantitas dan jarak, tingkat
upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan
tenaga kerja berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.
4. Kedekatan dengan Bahan Mentah dan Supplier
Apabila bahan mentah berat dan berkurang cukup besar dalam proses
produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan sumber bahan
mentah, misalnya pabrik semen, kayu, kertas dan baja. Tetapi bila produk jadi
lebih berat, besar dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga
bila bahan mentah cepat rusak, seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng
lebih baik lokasi perusahaan dekat dengan sumber bahan mentah. Lebih dekat
dengan bahan mentah dan para penyedia (supplier) memungkinkan suatu
perusahaan mendapatkan pelayanan supplier yang lebih baik dan menghemat
biaya pengadaan.
5. Fasilitas dan Biaya Transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara dan air akan
melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk
perusahaan. Untuk banyak perusahaan perbedaan biaya transportasi tidak
sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi bagaimanapun juga biaya
transportasi tidak dapat dihilangkan dimanapun perusahan berlokasi, karena
produk perusahaan haruss disalurkan dari produsen ke konsumen jadi fasilitas
seharusnya berlokasi diantara sumber bahan mentah dan pasar yang
memininumkan biaya transportasi dekat dengan bahan mentah akan mengurangi
biaya pengangkutan bahan mentah tetapi biaya pengangkutan pengiriman produk
jadi meningkat. Sebaliknya, lokasi dekat pasar akan menghemat biaya
pengangkutan produk tetapi meningkatkan biaya pengangkutan bahan mentah.
6. Sumber daya alam lainnya
Perusahaan-perusahaan seperti pabrik gula, kertas, karet dll sangat
memerlukan air dalam kualitas air selain itu hampir setiap industri memerlukan
baik tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, diesel, air, angin dll. Oleh sebab
itu perlu diperhatikan tersedianya sumber daya yang murah dan mencukupi.
Selain faktor-faktor di atas berbagai faktor lainnya berikut ini perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi : harga tanah, dominasi masyarakat,
peraturan-peraturan tenaga kerja (laborlaws) dan relokasi, kedekatan dengan
pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing, tingkat
pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi
pelaksanaan peraturan tentang peraturan hidup.
Tujuan penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik dengan tepat ialah untuk
dapat membantu perusahaan/pabrik beroperasi atau berproduksi dengan lancar,
efektif dan efisien. Ini berarti bahwa dalam menentukan lokasi perusahaan/pabrik
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya produksi dan
biaya distribusi dari barang-barang atau jasa yang dihasilkan sehingga biaya-biaya
ini dapat menyediakan dan menyerahkan barang-barang tepat pada waktunya
dengan jumlah, kualitas serta harga yang layak dan masih dapat memperoleh
keuntungan. Dengan penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik yang tepat atau
baik akan menentukan :
1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan harga
yang layak.
3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.
4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik dikemudian hari.
Berikut ini merupakan beberapa lokasi yang akan dipilih untuk mendirikan
pabrik es krim ubi ungu.
1. Indramayu
Kabupaten Indramayu, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Indramayu yang merupakan pusat
pemerintahan, sedangkan titik keramaian justru berada di
kecamatan Jatibarang dan Haurgeulis, hal ini dikarenakan di Jatibarang terdapat
pusat pasar dan memiliki akses yang mudah seperti Jalur Pantura dan Stasiun
KeretaApi, hal yang sama juga terjadi untuk Kecamatan Haurgeulis meski tak
dilewati secara langsung oleh Jalur Pantura, namun Kecamatan ini dilalui oleh
Jalur Kereta Api. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten
Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka danKabupaten Sumedang di Selatan,
serta Kabupaten Subang di barat.
Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Indramayu terdiri dari
dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27C dengan tekanan
udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%.
Indramayu merupakan salah satu sentra penanaman bahan baku ubi ungu
yang lumayan menjanjikan, sebab lahan di Indramayu sangat cocok untuk
pertanian. Sehingga penanaman ubi ungu disana tidak akan merugikan dan akan
terdapat banyak lahan tersedia.
2. Kuningan
Kuningan dengan kepadatan penduduk dan tingkat konsumsi yang tinggi
dapat dijadikan salah satu lokasi berdirinya pabrik es krim ubi ungu karena tingkat
konsumsi yang tinggi masyarakatnya. Bukan hanya sebagai konsumen, Kuningan
juga merupakan salah satu sentra penghasil ubi ungu di kawasan Pantura. Banyak
industri makanan yang mengolah ubi ungu ini menjadi produk yang baru maupun
menjual ubi jalar ini sebagai ubi utuh.
Dengan alasan inilah Kuningan menjadi salah satu tempat yang cocok
untuk mendirikan pabrik ini. Selain keterediaan bahan baku utama yang tidak
menyulitkan juga merupakan kota yang terkenal dengan ubi manisnya.
3. Bandung
Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kontribusi produksi ubi
jalar tertinggi secara nasional. Selama periode 2005 -2009, produksi ubi jalar
Jawa Barat meningkat rata-rata 1,90 persen per tahun. Kabupaten Bandung
merupakan kabupaten dengan kontribusi produksi yang lumayan tinggi. Pola
tanam yang dominan pada musim hujan (MH) bulan Januari-April, musim
kemarau (MK) I bulan Mei-Agustus dan MK II bulan September-Desember
adalah (1) padi -padi -ubi jalar; (2) padi -ubi jalar -ubi jalar; dan (3) ubi jalar padi
-ubi jalar.
Kota Bandung ini dianggap sanagt strategis sebagai tempat untuk
mendirikan pabrik es krim ubi ungu. Sebab selain dapat menghasilkan bahan baku
yang memadai, Bandung juga merupakan pusat kuliner untuk daerah Jababeka.
2.2. Analisa Biaya
Perolehan data
Dalam pemilihan dan pembuatan lokasi pabrik produksi pembuatan es krim
ubi unguyang akan dibangun, dipertimbangkan tiga lokasi dengan luas lahan yang
ditentukan adalah 1000 m2 dan tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 35 orang
karyawan yang terdiri dari 1 orang direktur, 4 orang staf ahli, dan 30 orang tenaga
kerja.

Harga Tanah
Lokasi A diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah
Rp.430.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 430.000,- x 1000 m2 =
Rp. 430.000.000,-.
Lokasi B diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah Rp.
450.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 450.000,- x 1000 m2 =
Rp. 450.000.000,-.
Lokasi C diperlukan luas lahan 1000 m2 dengan harga per m2 adalah Rp.
550.000,- maka biaya yang harus disediakan adalah Rp. 550.000,- x 1000 m2 =
Rp. 550.000.000,-.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan untuk produksi es krim ubi ungu ini
sebanyak 35 orang karyawan yang terdiri dari 1 orang direktur, 4 orang staf ahli,
dan 30 orang tenaga kerja.
Lokasi A: 1 orang direktur dibayar sebesar Rp. 3.000.000,-/bulan, 4 orang
staf ahli dibayar sebesar Rp. 1.200.000,-/bulan, dan 30 orang tenaga kerja dibayar
sebesar Rp. 725.000,-/bulan.
Maka total biaya tenaga kerja pada lokasi A/bulan adalah :
a. Direktur, 1 orang = Rp. 3.000.000,-
b. Staf ahli, 4 orang = Rp. 4.800.000,-
c. Tenaga kerja, 30 orang = Rp. 21.750.000,-
Total Rp. 29.550..000,-

Lokasi B : 1 orang direktur dibayar sebesar Rp. 3.500.000,-/bulan, 4 orang


staf ahli dibayar sebesar Rp. 1.350.000,-/bulan, dan 30 orang tenaga kerja dibayar
sebesar Rp. 750.000,-/bulan.
Maka total biaya tenaga kerja pada lokasi B/bulan adalah :
a. Direktur, 1 orang = Rp. 3.500.000,-
b. Staf ahli, 4 orang = Rp. 5.400.000,-
c. Tenaga kerja, 30 orang = Rp. 22.500.000,-
Total Rp. 31.400.000,-
Lokasi C : 1 orang direktur dibayar sebesar Rp. 4.000.000,-/bulan, 4 orang
staf ahli dibayar sebesar Rp.1.500.000,-/bulan, dan 30 orang tenaga kerja dibayar
sebesar Rp. 760.000,-/bulan.
Maka total biaya tenaga kerja pada lokasi C/bulan adalah :
a. Direktur, 1 orang = Rp. 4.000.000,-
b. Staf ahli, 4 orang = Rp. 6.000.000,-
c. Tenaga kerja, 30 orang = Rp. 22.800.000,-
Total Rp. 38.000.000,-
Bahan Baku
Rencana penjualan adalah 1 unit seberat 250 g. Target penjualan adalah
7500 unit per bulan, mengacu pada target tersebut maka diperlukan bahan baku
sebanyak 453 Kg.
Lokasi A : harga bahan baku Rp. 2.500,-/kg Total Rp. 1.132.500,-
Lokasi B : harga bahan baku Rp. 2.500,-/kg Total Rp. 1.132.500,-
Lokasi C : harga bahan baku Rp. 2.500,-/kg Total Rp1.132.500,-
Biaya-Biaya (Cost)
Tabel 1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Lokasi Pabrik
no Uraian
Indramayu Kuningan Bandung
1 Tanah Rp. 430.000.000,- Rp.450. 000.000,- Rp.550.000.000,-
2 Bangunan (500 m2) Rp. 85.000.000,- Rp. 90.000.000,- Rp.100.000.000,-
3 Mesin dan Peralatan Rp.60.000.000,- Rp.60.000.000,- Rp. 60.000.000,-
4 Pemeliharaan Mesin Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,-
dan Peralatan
5 PBB (5% /tahun) Rp. 12.500.000,- Rp. 13.500.000,- Rp. 15.000.000,-
6 Gaji :
- Gaji Direktur Rp. 3.000.000,- Rp. 3.500.000,- Rp. 4.000.000,-
- Gaji Staf Ahli Rp. 4.800.000,- Rp. 5.400.000,- Rp. 6.000.000,-
(@ 4 orang)
- Gaji Tenaga Kerja Rp. 21.750.000,- Rp.22.500.000,- Rp. 22.800.000,-
(@ 30 orang)
7 Asuransi Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,-
8 Kendaraan (3 Buah) Rp. 300.000.000,- Rp. 300.000.000,- Rp.300.000.000,-
9 Perizinan Rp. 8.000.000,- Rp. 9.000.000,- Rp. 10.000.000;
Jumlah Rp.945.050.000,- Rp.973.900.000,- Rp.1.087.800.000,-
Tabel 2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
Lokasi pabrik
no Uraian
Indramayu Kuningan Bandung
1 Bahan Baku Utama Rp. 1.132.500,- Rp.1.132.500,- Rp.1.132.500,-
2 Bahan Baku Penunjang Rp.15.000.000,- Rp.14.000.000,- Rp.13.500.000,-
3 Listrik Rp. 9.000.000,- Rp. 8.000.000,- Rp. 7.000.000,-
4 Pengemas Rp. 18.000.000,- Rp. 17.000.000,- Rp. 16.000.000,-
5 Biaya bahan bakar Rp. 5.000.000,- Rp. 5.000.000,- Rp. 5.000.000,-
6 Transportasi :
- Bahan Baku Rp. 1.000.000,- Rp. 1.200.000,- Rp. 1.500.000,-
- Pemasaran Rp. 3.250.000,- Rp. 2.500.000,- Rp. 1.500.000,-
Jumlah Rp.52.382.500,- Rp.48.832.500,- Rp.45.632.500,-

Persamaan Umum (FC + VC.X)


a. Indramayu = 945.050.000 + 52.382.500 x (A)
b. Kuningan = 973.900.000 + 48.832.500 x (B)
c. Bandung= 1.087.800.000 + 45.632.500 x ..(C)

Total Cost (TC)


TCA = TCB = TCC
Jika TCA = TCB
FCA + VCA = FCB + VCB
945.050.000 + 52.382.500 x = 973.900.000 + 48.832.500 x
3.550.000 x= 28.850.000
x =8.13

Jika TCA = TCC


945.050.000 + 52.382.500 x = 1.087.800.000 + 45.632.500 x
6.750.000 x= 142.750.000
x = 21.15
Jika TCB = TCC
973.900.000 + 48.832.500 x = 1.087.800.000 + 45.632.500 x
3.200.000 x = 113.900.000
x = 35.60
TC = FC + VC.X
Untuk 7500 unit
TCA = 945.050.000 + 52.382.500 x
= 945.050.000 + 52.382.500 (7500)
= 39.381.380.000
TCB = 973.900.000 + 48.832.500 x
= 973.900.000 + 48.832.500(7500)
= 36.721.765.000
TCC = 1.087.800.000 + 45.632.500 x
= 1.087.800.000 + 45.632.500(7500)
= 34.333.155.000
39.381.380.000
TCA

TCB
36.721.765.000

TCC
34.333.155.000

FCC
1.087.800.000

FCB
973.900.000

FCA
945.050.000
8,13
21,15
35,60

Gambar 1. Grafik Perbandingan Biaya dan Jumlah Produksi


Keputusan Penetapan Lokasi
Dilihat dari prospek pemasaran dan jarak distribusi dari produsen
ke konsumen kami memilih daerah Bandung sebagai termpat produksi Es Krim
Ubi Ungu. Karena daerah Banndung dekat dengan pemasaran yang potensial serta
biaya transportasi yang dapat diminimalisir.Kapasitas produksi yang direncanakan
akan dibuat sebanyak 7500 unit, jika dilihat dari grafik daerah yang
memungkinkan untuk membuat suatu pabrik yaitu di daerah Bandung karena
memiliki biaya total paling minimum.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Struktur Organisasi

3.1 Struktur Organisasi


3.1.1 Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah lembaga yang terorganisir dan dijalankan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat dengan motif untuk mendapatkan
profit. Sebagai lembaga, perusahaan merupakan suatu wadah yang terorganisir
didirikan dan diterima dalam tata kehidupan masyarakat, karena itu perusahaan
merupakan lembaga sosial yang tidak ada bedanya seperti lembaga lainnya dalam
mencapai tujuan.

3.1.2 Tujuan Managemen dan Organisasi


Organisasi sangat penting untuk semua bidang, karena dari organisasi dapat
diketahui apa yang dilakukan oleh masing-masing bagian baik sendiri atau
bersama bagian lain untuk mencapai tujuan. Dalam menangani masalah rumah
tangga yang terkait. Untuk melaksanakan aktivitas dalam organisasi tersebut
diperlukan area yang relevan dan memadai, baik area untuk aktivitas secara
langsung (dalam arti area untuk perkantoran) maupun untuk pendukung aktivitas.

3.1.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah suatu susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan
hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu
sasaran. Struktur organisasi merupakan pola yang perusahaan keluarga, maka
pemilik perusahan merangkap sebagai pimpinan perusahaan dan penanggung
jawab produksi secara keseluruhan. Bentuk struktur organisasinya berbentuk garis
dimana kekuasaan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan. Perintah
berasal dari pimpinan sampai pada setiap orang yang berada pada jabatan rendah.
Masing-masing dihubungkan dengan satu garis perintah. Staf yang menjalankan
aktivitas pabrik meliputi beberapa bagian diantaranya : bagian administrasi dan
keuangan, bagian produksi, dan pengadaan bahan baku serta bagian pemasaran.
Struktur Organisasi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Adapun tugas masing-masing staf tersebut adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Direktur utama bertugas memimpin, mengatur, mengarahkan dan
mengkoordinasikan semua kegiatan yang berlangsung di pabrik untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pimpinan perusahaan bertugas menetapkan struktur
organisasi yang efektif, menetapkan fungsi bagian dan tugas dalam organisasi,
mengambil tindakan yang rasional, menetapkan kebijaksanaan jangka panjang
maupun jangka pendek dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan
produksi agar perusahaan dapat berjalan lancar.
2. Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian administrasi dan keuangan bertugas membuat laporan keungan yang
masuk dan keluar, memegang penuh atas keuangan perusahaan, mencatat semua
laporan dari staf sebagai bahan laporan kepada pimpinan perusahaan, disamping
mengurus segala arsip, surat-surat penting, pembayaran pajak, telepon, listrik dan
gaji pekerja.
3. Bagian Produksi dan Pengadaan Bahan Baku
Bagian produksi dan pengadaan bahan baku bertugas dan bertanggung
jawab atas kelancaran produksi, dari awal sampai akhir proses termasuk dalam
pengadaan dan pengawasan terhadap bahan baku yang akan diproses dan
pemeliharan peralatan, gudang bahan baku, dan ruang produk jadi.
4. Bagian Pemasaran
Bagaian pemasaran bertugas dan bertanggung jawab terhadap kegiatan
pemasaran produk jadi, untuk pemasaran lokal, serta karyawan di bagian
pemasaran harus menguasai lapangan tentang keadaan pasaran setiap daerah.
5. Bagian Personalia
Bagian personalia bertugas dan bertanggung jawab mengatur penerimaan
dan pemberhentian karyawan. Juga bertugas mengatur dan menentukan pegawai
tidak tetap dengan sistem kontrak.
Keuntungan dari organisasi garis ini adalah
a. Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan.
b. Pembagian tugas serta tangguang jawab dan kekuasaan cukup jelas
c. Adanya suatu kesatuan dalam perintah dan pelaksaanan perintah sehingga
mempermudah pemeliharaan disiplin dan tanggung jawab.
Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi

mudah.
BAB IV
OPERATION PROCESS CHART (OPC) DAN
MULTI PRODUCT PROCESS CHART (MPPC)

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Pengertian Operation Process


Chart Operation Process Chart (OPC),(2) Manfaat dari Operation Process Chart,
(3)Tujuan dari Operation Process Chart,(4) Simbol-simbol Aktifitas Dalam
Pembuatan Operation Process Chart, (5) Operation Process Chart dan (6) Multi
Product Process Chart (MPPC)

4.1. Pengertian Operation Process Chart (OPC)


Operation Process Chart (OPC) merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang
meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan
tahap pertama dalam urutan langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas dan
pemindahan bahan dimana didalamnya berisi simbol-simbol yang terdiri atas
simbol operasi, pemeriksaan, dan penyimpanan atau storage.

4.2. Manfaat dari Operation Process Chart


Manfaat dari OPC adalah antara lain :
1. Sebagai sarana untuk menguraikan secara singkat, jelas, dan sistematis tahapan-
tahapan yang harus dilalui oleh masing-masing benda kerja secara simbolis.
2. Sebagai alat analisa peramalan kebutuhan mesin atau peralatan kerja dan bahan
baku.
3. Sebagai alat perhitungan efisiensi bagi masing-masing simbol aktifitas.
4. Sebagai alat analisa perbaikan metoda kerja dan latihan bagi tenaga kerja.

4.3. Tujuan dari Operation Process Chart


Pembuatan OPC ini merupakan tahapan pertama dalam urutan langkah
merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan dimana didalamnya berisi
simbol-simbol operasi, pemeriksaan, dan penyimpanan atau storage. Selain
itu,OPC juga berisikan informasi tentang:
1. Deskripsi proses bagi setiap kegiatan
2. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
3. Peralatan atau mesin yang digunakan
4. Presentase scrap selama berlangsungnya kegiatan
Informasi Yang Diperlukan untuk menyusun OPC diantaranya melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknis yang dibuat
desainer.
2. Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunnya
3. Analisa tahapan-tahapan pengerjaan
4. Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya
5. Peralatan atau mesin yang digunakan
6. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
7. Presentase Scrap
8. Analisa ulang
9. Ringkasan aktifitas

4.4. Simbol-simbol Aktifitas Dalam Pembuatan Opertion Process Chart


Bagian-bagian proses digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki
proses transformasi dalam sistem-sistem produktif. Bagan aliran proses
memerinci proses kedalaman unsur-unsur dan simbol-simbol, seperti pada gambar
dibawah ini :

Gambar Keterangan

Operasi (Kegiatan kerja atau suatu tugas)

Transportasi (Pemindahan bahan dari satu


tempatke tempat lain)

Pemeriksaan (Pemeriksaan kuantitas atau


kualitas produk)

Aktivitas Gabungan (Kegiatan operasi dan


pemeriksaan yang dilakukan bersamaan)
Penyimpanan atau Storage (Persediaan bahan
menunggu proses operasi selanjutnya)

4.5. Operation Process Chart

OPERATION PROCESS CHART


Nama Objek : Air Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 01 Tanggal Pemetaan :

AIR

29 Pengambilan +
filtrasi

Storage
27

OPERATION PROCESS CHART


Nama Objek : Fruktosa Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 02 Tanggal Pemetaan :

FRUKTOSA

5 Pengambilan

Storage
27
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : Telur Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 03 Tanggal Pemetaan :

TELUR

Pengambilan
10

Storage

OPERATION PROCESS CHART


Nama Objek : Susu Skim Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 04 Tanggal Pemetaan :

SUSU SKIM

5 Penimbangan

Storage
27
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : Ubi Ungu Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 05 Tanggal Pemetaan :

UBI UNGU

5 Penimbangan

Storage
OPERATION PROCESS CHART
Nama Objek : CMC Dipetakan Oleh :
Nomor Peta : 06 Tanggal Pemetaan :

CMC

Penimbangan
5

Storage
42
MPPC TELUR

Telur Air

Pengambilan
5

10
Pencucian

Peemecahan dan Pemisahan


20

Storage
MPPC UBI UNGU

Ubi Ungu Air

5
Pengambilan

5 Penimbangan

Pengupasan dan
Pencucian
11

Blansing
10

20 Penghancuran

Storage
MPPC CMC
Air
CMC

5 Pengambilan

5
Penimbangan

5 Pelarutan

Storage
4.6. Multi Product Process Chart

Air Fruktosa Telur Susu Skim Ubi Ungu CMC

9' Pengambilan 5' Pengambilan 10' Pencucian + 5' Mesin 7 Mesin 2 Mesin 7
5' 5'
Srotasi Penimbangan Penimbangan Penimbangan

Pemecahan + Mesin 3 Pelarutan dengan


20' 11' Pengupasan + 5'
pemisahan air dingin
pencucian

10' Mesin 4
Blanching

15' Mesin 5
Mixing
1

2
1

Mesin 6
Mixing+
60'
pasteurisasi +
penurunan suhu

5' Mesin 7
Homogenisasi

720' Mesin 8
Aging 40C

5' Mesin 7
Homogenisasi

Mesin 9
180'
Pembekuan

Mesin 10
30'
Agitasi

Mesin 11
60'
Pengemasan

5' Mesin 12
Pengepakan

Storage
BAB V
ROUTING SHEET

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Routing Sheet, (2) Manfaat
Routing Sheet , (3) Data yang diperlukan dalam pembuatan Routing Sheet, dan
(4) Tabel Routing Sheet.

5.1. Routing Sheet


Langkah selanjutnya dalam merencanakan tata letak fasilitas dan
pemindahan bahan ini adalah pembuatan Routing sheet. Informasi yang diperoleh
dalam pembuatan routing sheet ini antara lain routing sheet memuat informasi
antara lain :
1. Nomor, nama, dan jumlah part
2. Nomor dan peralatan yang digunakan
3. Mesin dan peralatan yang digunakan
4. Waktu dan jumlah produksi

5.2. Fungsi Routing Sheet


1. Menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan
2. Untuk menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha
sejumlah produk yang diinginkan

4.3. Data yang diperlukan dalam pembuatan Routing Sheet


1. Kapasitas mesin
2. Presentasi scrap
3. Efisiensi mesin

5.4. Tabel Routing Sheet

No. Alat Kapasitas Efisiensi Kapasitas Mesin Mesin Mesin


Teoritis Mesin Sebenarnya Teoritis Real Aktual
Pengisian Routing Sheet :
1. Kolom 1-5 dari OPC.
2. Kolom 6, isi dulu jumlah produk akhir yang diinginkan pada setiap aktivitas.
3. Kolom 7 isi dengan jumlah produk yang disiapkan pada awal aktivitas (input)
dengan menghitung % scrapt yang terbuang pada aktivitas yang bersangkutan.
ROUTING SHEET
Tabel 1. Routing Sheet
Ubi Ungu yang dibutuhkan adalah 66,94 Kg = 67 kg, yang disiapkan adalah 78,75 Kg = 79 kg
Mesin
Kapasitas Waktu Jumlah yang Jumlah yang Mesin
No. Kegiatan Alat Scrap teoritis
Teoritis (menit) di minta (kg) disiapkan (kg) Aktual
(kg/hari)
1. Filtrasi 29 5% 1
2. Penimbangan Timbangan 5 5% 32 kg 37,5 kg 2
Analitik
3. Penimbangan Timbangan 5 10% 67 kg 79 kg 1
Kasar
4. Pengupasan Pealer 11 10% 67 kg 79 kg 1
5. Blansing Blancher 10 10 % 67 kg 79 kg 1
6. Penghancuran Blender 15 10 % 67 kg 79 kg 1
7. Mixing, Pasteurisasi, dan 60 10 % 319 kg 375 kg 1
penurunan suhu
8. Homogenisasi Homogenizer 10 10 % 319 kg 375 kg 1
9. Agiing 720 10 % 319 kg 375 kg 2
10. Pembekuan Freezer 180 10 % 319 kg 375 kg 2
11. Agitasi Agitator 30 10 % 319 kg 375 kg 1
12. Pengemasan Sealer 60 10 % 1275 pcs 1500 pcs 1
13. Pengepakan 5 10 % 54 pak 63 pak 1
1 operasi = 1500 pcs
1 Pcs = 250 g
1500 unit = 375 kg
BAB VI
PERAMALAN PRODUKSI

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Ramalan Penjualan Produk Masa Ini,
(2) Ramalan Penjualan Produk Masa Depan dan (3) Simpangan Baku
6.1. Ramalan Penjualan Produk Masa Ini
Tabel 1. Penjualan Perusahaan Bulan Januari Desember 2012
Bulan Penjualan (dalam unit)
Januari 7238
Februari 7345
Maret 7460
April 7670
Mei 7780
Juni 7985
Juli 8154
Agustus 8257
September 8350
Oktober 8400
November 8445
Desember 8625
95709
Tabel 2. Peramalan Penjualan Tahun 2012
Bulan
Y (UNIT) X X.Y X2
Produksi
1 7238 -11 -79618 121
2 7345 -9 -66105 81
3 7460 -7 -52220 49
4 7670 -5 -38350 25
5 7780 -3 -23340 9
6 7985 -1 -7985 1
7 8154 1 8154 1
8 8257 3 24771 9
9 8350 5 41750 25
10 8400 7 58800 49
11 8445 9 76005 81
12 8625 11 94875 121
n =12 Y=95709 X=0 XY=36737 X2 =572
Grafik Peramalan 2012
9000

8500

8000

7500
UNIT

7000

6500

Gambar 3. Grafik Peramalan Es Krim Ubi Ungu Tahun 2012


Sehingga berdasarkan data peramalan diatas, maka :
Y 95709
a= = = 7975,79
n 12
XY 36737
b= = = 64,23
X 2 572

Jadi y = 7975,79 +64,23x

Ramalan untuk bulan Januari-Desember 2013


Bulan Januari
y13 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(13)
= 8810,78unit
Bulan Februari
y14 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(14)
= 8875,01unit
Bulan Maret
y15 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(15)
= 8939,24unit
Bulan April
y16 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(16)
= 9003,47unit
Bulan Mei
y17 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(17)
= 9067,7unit
Bulan Juni
y18 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(18)
= 9131,93unit
Bulan Juli
y19 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(19)
= 9196,16unit
Bulan Agustus
Y20 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(20)
= 9260,39unit
Bulan September
Y21 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(21)
= 9324,62unit
Bulan Oktober
Y22 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(22)
= 9388,85unit
Bulan November
Y23 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(23)
= 9453,08unit
Bulan Desember
Y24 = 7975,79 +64,23x
= 7975,79 +64,23(24)
= 9517,31unit
6.2. Ramalan Penjualan Produk Masa Depan
Tabel 3. Peramalan Produk Pada Tahun 2013
Bulan Penjualan (dalam unit)
Januari 8810,78
Februari 8875,01
Maret 8939,24
April 9003,47
Mei 9067,70
Juni 9131,93
Juli 9196,16
Agustus 9260,39
September 9324,62
Oktober 9388,85
November 9453,08
Desember 9517,31
109968,54
Jadi jumlah unit es krim ubi ungu yang diproduksi menurut peramalan pada tahun
2013 adalah sebanyak 361045 Unit.

Grafik Peramalan 2013


9600

9400

9200

9000

8800 UNIT

8600

8400

Gambar 4. Grafik Peramalam Es Krim Ubi Ungu Tahun 2013


6.3. Simpangan Baku

Tabel 4. Simpangan Baku Bulan Januari-Desember 2012

Xi Xi2
7238 52388644
7345 53949025
7460 55651600
7670 58828900
7780 60528400
7985 63760225
8154 66487716
8257 68178049
8350 69722500
8400 70560000
8445 71318025
8625 74390625
2
Xi=95709 Xi =765763709

Xi = 95709
Xi2 = 711868633
n = 12

2 nXi 2 (Xi 2 )
s =
n(n 1)

12 x711868633 (95709) 2
s2 =
12(12 1)
28951827
s2 =
132
s2 =219332,0227
s = 219332,0277 = 468, 3
Tabel 5. Simpangan Baku Bulan Januari-Desember 2013
Xi Xi2
8810,78 77629844,21
8875,01 78765802,5
8939,24 79910011,78
9003,47 81062472,04
9067,70 82223183,29
9131,93 83392145,52
9196,16 84569358,75
9260,39 85754822,95
9324,62 86948538,14
9388,85 88150504,32
9453,08 89360721,49
9517,31 90579189,64
109968,54 2
Xi = 1008346595

Xi = 109968,54
Xi2 = 1008346595
n = 12
nXi 2 (Xi 2 )
s2 =
n(n 1)

12 x100834595 (109968,54) 2
s2 =
12(12 1)
7079345,816
s2 =
132
s2 = 53631,4077
s = 53631,4077 = 231,58

Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah metode Linier merupakan metode

yang menguntungkan bagi perusahaan karena memiliki simpangan baku yang kecil dan

permintaan terus meningkat.


BAB VIII
INVENTORY

8.1. Inventory
Inventory berhubungan dengan kegiatan mengatur persediaan bahan-bahan agar
dapat menjamin kelancaran proses produksi secara efektif dan efisien. Dalam rangka
pengaturan ini, perlu ditetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkenaan
dengan persediaan, baik mengenai pemesanannya maupun mengenai tingkat persediaan
yang optimum. Mengenai pemesanan bahan-bahan perlu ditentukan bagaimana cara
pemesanannya, berapa jumlah yang dipesan agar pemesanannya, berapa jumlah yang
dipesan agar pemesanan tersebut ekonomis dan kapan pemesanan itu dilakukan.
Sedangkan mengenai persediaan perlu ditentukan berapa besarnya persediaan
penyelamat yang merupakan persediaan minimum, besarnya persediaan pada waktu
pemesanan kembali dilakukan dan besarnya persediaan maksimum.
1. Pemesanan yang Ekonomis
Oleh karena persediaan barang-barang yang diadakan telah dipakai untuk
proses produksi, maka bahan-bahan tersebut harus disediakan lagi untuk proses
produksi selanjutnya. Untuk dapat disediakannya bahan-bahan itu maka bahan-
bahan tersebut harus dipesan lagi. Pemesanan yang dilakukan hendaknya
ekonomis atau efisien dimana jumlah yang dipesan haruslah didasarkan atas
kebutuhan utuk proses produksi dan pertimbangan-pertimbangan biaya yang
terjadi akibat pemesanan bahan dalam jumlah tersebut.
a. Jumlah yang Dipesan
Pimpinan perusahaan haruslah dapat menentukan jumlah bahan yang
dipesan untuk menutupi kebutuhan perusahaannya. Dalam hal ini pimpinan
perusahaan harus mengatur dan menyesuaikan pesanan yang dilakukan dengan
fasilitas-fasilitas produksi perusahaan dan menjaga agar pemesanan yang
dilakukan dapat membuat keadaan persediaan berada pada biaya minimum.
Mengenai banyaknya bahan yang dipesan dimaksudkan untuk menutupi jumlah
persediaan bahan-bahan yang telah dipakai untuk proses produksi. Oleh karena itu
jumlah yang dipesan pada suatu waktu ditentukan dengan melihat besarnya
kebutuhan bahan untuk proses produksi dalam jangka waktu tertentu.
b. Cara-cara Pemesanan Dalam Pengawasan Persediaan
Dalam usaha untuk menutupi kebutuhan persediaan, maka dilakukalah
kegiatan pemesanan bahan. Pemesanan bahan yang dibutuhkan pad saat persediaan
mencapai titik tertentu (order point system) dan pemesanan yang dilakukan pada saat
dimana waktu tertentu yang telah ditetapkan tercapai (order cycle system).
- Order Point System
Yang dimaksud dengan order point systemadalah suatu cara pemesanan bahan
dimana pemesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah mencapaisuatu
atau tingkat tertentu. Jadi dengan order point system ditentukan jumlah
persediaan pada tingkat tertentu yang merupakan batas waktu
dilakukannya pemesanan yang disebut order point atau recorder point.
- Order Cycle System
Yang dimaksud dengan order cycle systemadalah suatu sistem atau cara
pemesanan bahan dimana jarak atau interval waktu dari pemesanan tetap,
misalnya tiap-tiap minggu atau tiap-tiap bulan. Jadi dengan order cycle
systemditentukan waktu pemesanan dengan jarak yang tetap. Sedangkan
tiap-tiap pemesanan mempunyai jumlah barang yang berfluktuasi
tergantung pada banyaknya pemakaian bahan dalam jarak atau interval
waktu antara pesananyang lalu dan pesanan berikutnya. Order cycle system
dapat digunakan untuk mengawasi persediaan barang-barang yang banyak
jenisnya serta lebih tinggi nilainya. Pengawasan dilakukan sekaligus pada
setiap periode tertentu.
c. Jumlah Pemesanan yang Ekonomis
Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan hendaknya menghasilkan
biaya-biaya yang timbul dalam penyediaan adalah minimal. Dalam penentuan
atau pemecahan jumlah pesanan yang ekonomis dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu :
- Tubular Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis ditentukan dengan tubular
approach yang dilakukan dengan cara menyusun satu daftar atau tabel pesanan
dan jumlah pesanan pertahun. Tentunya jumlah pesanan yang
mengandung jumlah biaya yang terkecil merupakan jumlah pesanan yang
ekonomis (economic order quantity).

Tabel 1. Rincian Jumlah Pemesanan yang Ekonomis


Jumlah Banyaknya Persediaan Ongkos Ongkos
Total Cost
Pemesanan Unit Rata-rata Simpan Pesan
1 kali 8625 4312,5 1725000 1500 1726500
2 kali 4312,5 2156,25 862500 3000 865500
3 kali 2875 1437,5 575000 4500 579500
4 kali 2156,25 1078,125 431250 6000 437250
5 kali 1725 862,5 345000 7500 352500
6 kali 1437,5 718,75 287500 9000 296500
7 kali 1232,15 616,075 246430 10500 256930
8 kali 1078,125 539,0625 215625 12000 227625
9 kali 958,34 479,17 191668 13500 205168
10 kali 862,5 431,25 172500 15000 187500
11 kali 784,1 392,05 156820 16500 173320
12 kali 718,75 359,375 143750 18000 161750

Keterangan : Ongkos Simpan/Unit = Rp. 200


Ongkos Pesan = Rp. 1500 per pesanan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya jumlah pesanan
maka ongkos simpan terus menurun sedangkan ongkos pesan terus menaik. Untuk
mencari total cost yang terendah, dimana disini dicapai pada ongkos simpan 12 kali
Rp.18000. Jadi, jumlah atau banyaknya barang pesanan yang ekonomis adalah 718,75
unit dan didalam satu minggu terdapat dua belas kali pesanan.

- Grafical Approach
Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan graphical approach
dapat dilakukan dengan cara menggambarkan grafik-grafik ongkos pesan,
ongkos simpan dan total cost dalam satu gambar.
2000000
1800000
1600000
1400000
1200000
Biaya

1000000 Ongkos Simpan


800000 Ongkos Pesan
600000 Total Cost
400000
200000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kali Pemesanan

Grafik 1. Perincian Jumlah Pesanan

2. Dengan Menggunakan Rumus


Cara penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan menurunkan
didalam rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan memperhatikan bahwa
jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat jika biaya pesan sama dengan biaya
simpan, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2
X=

Keterangan : D = Demand (Permintaan Pasar)


A = Ongkos Pesan
C = Ongkos Simpan
I = Tingkat Suku Bunga
X = Banyak Jumlah yang Dipesan
Ongkos Pemesanan Es Krim Ubi Ungu Rp./pesanan
Tingkat Suku Bunga 10%

2 7500 1500
X= = 237,17
200 0,1

TC =

7500
= = 31,62 = 31 kali pemesanan
237,17
BAB IX
MATERIAL HANDLING

9.1. Landasan Teori


Aktifitas pemindahan bahan (material handling) merupakan salah satu hal yang
cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan di dalam merancang Tata Letak
Pabrik. Pentingnya masalah pemindahan bahan ini karena tujuan utama dari
pemindahan bahan berhubungan langsung dengan suatu cakupan yang luas yang
berurusan dengan efisiensi produksi menyeluruh. Selanjutnya yang harus diperhatikan
adalah tipe layout yang akan digunakan.

Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai


berikut : Pemindahan bahan dari gudang bahan baku (receiving), menuju departemen
Pabrikasi maupun departemen Assembling. Pemindahan bahan yang terjadi diproses
satu jenis mesin menuju jenis mesin yang lainnya :

a. Dari mesin pabrikasi menuju mesin assembling

b. Dari mesin assembling menuju mesin lainnya

Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barang jadi


(shipping). Secara terperinci tujuan dari pemindahan bahan adalah sebagai berikut :

1. Menaikkan kapasitas

2. Memperbaiki kondisi kerja

3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan

4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan

5. Mengurangi ongkos

Salah satu prinsip pemindahan bahan yaitu Prinsip Ukuran Satuan, yang
menyatakan bahwa makin besar beban yang dibawa akan makin rendah biya tiap satuan
yang dipindahkan. Muatan satuan dapat dikatakan sebagai jumlah barang atau bahan
onggokan sedemikian rupa disusun atau dibatasi sehingga beban tersebut dapat diambil
dan dipindahkan sebagai objek tunggal, yang dapat dipindahkan oleh tangan manusia,
maupun oleh alat bantu atau alat angkut pemindahan barang.
Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan terlebih dahulu memperhatikan
aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang lain yang harus
diperhatikan adalah type lay out yang akan digunakan.
Perlu diperhatikan bahwa untuk menentukan ongkos material handling pada
pengangkutan atau pemindahan bahan menuju gudang barang jadi tidak
diperhitungkan. Jadi dengan kata lain bahwa ongkos material handling yang
diperhitungkan adalah yang terjadi didalam pabrik saja. Setelah diketahui aktivitas-
aktivitas pemindahan bahan yang terjadi, maka selanjutnya kita menentukan ongkos
material handlingnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling adalah
alat angkut yang digunakan, jarak pengangkutan dan cara pengangkutannya. Peralatan
yang biasa digunakan sebuah perusahaan manufactur diskrit dalam melakukan
kegiatan material handling ini adalah :

a. Conveyor.
b. Cranes
c. Truck (lift truck dan walky Fallet)

Beberapa aktivitas perpindahan bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai


berikut :

a. Perpindahan barang dari gudang bahan baku atau material (receiving) menuju
departemen pabrikasi maupun departemen assembling

b. Perpindahan bahan yang terjadi diproses satu jenis departemen yang lainya.

c. Perpindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barng jadi


(shipping).

Kemudian setelah diketahui aktivitas-aktivitas perpindahan bahan yang terjadi,


maka selanjutnya dapat dihitung ongkos material handling terjai aktivitas-aktivitas
yang tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material
handling sebagai berikut :
9.2. Alat Angkut yang Digunakan

Dalam menentukan alat angkut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Berat material disesuaikan dengan daya angkut maksimal alat angkut.


b. Bentuk dan jenis material serta ukuran luasnya yang disesuaikan dengan daya
tampung alat angkut.
c. Sifat material, dimana harus diperhatikan kemungkinan menggunakan alat
angkut khusus.
Beberapa alat angkut yang umum digunakan adalah :
a. Alat angkut dengan menggunakan Tenaga Manusia (0 - 25 kg)
b. Alat angkut dengan menggunakan conveyor (26 - 50 Kg)
c. Alat angkut dengan menggunakan Lift Truck (diatas 50 Kg)
Setelah ditentukan alat angkut yang akan digunakan, maka selanjutnya dapat
ditentukan ongkos alat angkut yaitu berdasarkan jarak tempuh (meter gerakan). Dimana
ongkos untuk tiap meter gerakan adalah sebagai berikut :

a. Untuk Tenaga Manusia (orang) ongkosnya Rp. 500/m gerakan

b. Untuk conveyor ongkosnya Rp. 1000/m gerakan

c. Untuk Lift Truck ongkosnya Rp. 1250/m gerakan

d. Untuk pompa ongkosnya Rp. 800/m gerakan

9.3. Jarak Pengangkutan


Perhitungan OMH ini merupakan perhitungan tahap pertama, karena akan
dilakukan lagi perhitungan OMH yang merupakan revisi dari perhitungan tahap
pertama. Pada perhitungan tahap pertama ini, jarak antar kelompok mesin atau
departemen yang mengalami aktivitas pengangkutan diasumsikan berdampingan.
Selain itu untuk mengoptimalkan jarak antar aktivitas tersebut maka kelompok mesin
atau departemen untuk sementara diasumsikan berbentuk bujur sangkar.
Total
Nama Kapasitas Jarak
Dari Ke Alat Angkut OMH Ongkos
Komponen (m/jam) (m)
(Rupiah)
Receiving Penimbangan Ubi Ungu Manusia(Forklift) 3000 500 4,0 2000
(Sortasi)
Penimbangan Pencucian dan Ubi Ungu Manusia(Forklift) 3000 500 1,0 500
(Sortasi) Pengupasan
Pencucian dan Blansing Ubi Ungu Manusia (Trolly) 300 500 3,0 1500
Pengupasan Tanpa Kulit
Blansing Mixing Ubi Ungu Manusia (Trolly) 300 500 6,0 3000
Mixing Pasteurisasi Bubur Ubi Manusia (Trolly) 300 500 1,0 500
Ungu, CMC,
Fruktosa, Air
Pasteurisasi Homogenisasi Bakal Es Manusia (Trolly) 300 500 2,0 1000
KrimUbi
Ungu
Homogenisasi Aging Bakal Es Manusia (Trolly) 300 500 6,0 3000
Krim Ubi
Ungu
Aging Homogenisasi Bakal Es Manusia (Trolly) 300 500 6,0 3000
Krim Ubi
Ungu
Homogenisasi Freezing Es Krim Ubi Manusia (Trolly) 300 500 6,0 3000
Ungu
Freezing Agitasi Es Krim Ubi Manusia (Trolly) 300 500 6,0 3000
Ungu
Agitasi Pengemasan Es Krim Ubi Manusia(Forklift) 3000 500 6,0 3000
Ungu
Pengemasan Pengepakan Es Krim Ubi Manusia(Forklift) 3000 500 4,0 2000
Ungu
Pengepakan Gudang Es Krim Ubi Manusia (Forklift) 3000 500 4,0 2000
Ungu
Jumlah 27500
Tabel 6. Total Cost Material Handling
BAB X
DENAH PABRIK ES KRIM UBI UNGU

Ruang
Aging
BAB XI
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART ( ARC )

11.1. Activity Relationship Chart ( ARC )


Dalalm intruksi (manufaktur) pada umumnya terdapat sejumlah kegiatan atau
aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap kegiatann atau aktivitas
tersebut saling berhubungan satu sama lainnya dan yang paling diketahui bahwa setiap
kegiatan tersebut membutuhkan tempat (space) untuk melaksanakan nya. Kegiatan atau
aktivitas tersebut di atas berupa aktivitas produksi, Adminitrasi, assembling, inventory
dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui setiap kegiatan atau aktivitas tersebut saling
berhubungan antara satu sama lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam
perencanaan tata letak fasilitas harus dilakukakan penganalisaaan yang optimal.
Teknik yang digunakan sebagagi alat untuk menganalisa hubungan antara aktifitas yang
ada adalah activity relation ship chart( ARC ).
NO. Tingkat Kepentingan Warna
1 Mutlak Penting Merah
2 Penting Tertentu Kuning
3 Penting Hijau
4 Biasa biru
5 Tidak Penting Putih
6 Tidak Diinginkan Coklat

Sedangkan alasan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai


berikut :
1. Menggunkan catatan yang sama
2. Menggunakan personil yang sama
3. Menggunakan ruangan yang sama
4. Tingkat hubungan personil
5. Tingkat hubungan kerja
6. Urutan aliran kertas
7. Melakukan aliran kertas yang sama
8. Menggunkan peralatan dan fasilitas yang sama
9. Ribut, kotor, getasran , debu dan sebagainya
10. Lain-lain yang mungkin perlu
Dengan diketahuinya keterangan diatas,maka penganalisaan dilakukan dengan
menggunakan peta hubungan aktivitas.

Ruang Aging
BAB XII
ANALISIS EKONOMI

12.1 Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap

Biaya Tetap (Fixed Cost)


Lokasi Pabrik
No. Uraian
Bandung
1 Tanah Rp.550.000.000,-
2 Bangunan (500 m2) Rp.100.000.000,-
3 Mesin dan Peralatan Rp. 60.000.000,-
4 Pemeliharaan Mesin dan Rp. 10.000.000,-
5 Peralatan
6 PBB (5% /tahun) Rp. 15.000.000,-
7 Gaji :
- Gaji Direktur Rp. 4.000.000,-
- Gaji Staf Ahli Rp. 6.000.000,-
(@ 4 orang)
- Gaji Tenaga Kerja Rp. 22.800.000,-
(@ 30 orang)
8 Asuransi Rp. 10.000.000,-
9 Kendaraan (3 Buah) Rp.300.000.000,-
10 Perizinan Rp. 10.000.000;

Jumlah Rp.1.087.800.000,-
Biaya Tidak Tetap/Berubah (Variable Cost)
Lokasi pabrik
no Uraian
Bandung
1 Bahan Baku Utama Rp.1.132.500,-
2 Bahan Baku Penunjang Rp.13.500.000,-
3 Listrik Rp. 7.000.000,-
4 Pengemas Rp. 16.000.000,-
5 Biaya bahan bakar Rp. 5.000.000,-
6 Transportasi :
- Bahan Baku Rp. 1.500.000,-
- Pemasaran Rp. 1.500.000,-
Jumlah Rp.45.632.500,-

Total Biaya Produksi

TPC = Biaya tetap + Biaya tidak tetap

= Rp 1.087.800.000 + Rp 45.632.500

= Rp 1.133.432.500

12.2. Penentuan Harga Jual

Jumlah produksi/thn = 7500 unit/minggu x 4 x 12

= 360.000 unit/thn

Produksi yang dipasarkan/thn = jmlh produksi/thn kemungkinan rusak (15%)

= 360.000 54.0000

= 306.000 unit/thn

Harga pokok = Harga operasi tahunan


jmlh produksi

= 1.133.432.500
306.000

= Rp 3.704, 027
Harga jual = Harga pokok + Keuntungan (100%)

= Rp 3.704, 027 + Rp 3.704, 027

= Rp 7.408, 054

Hasil penjualan/thn = Harga jual x penjualan yg dipasarkan/thn

= Rp 7.408, 054 x 306.000

= Rp 2.266.864.524

PPN (10%) = Rp 226.686.452, 4

Pendapatan setelah PPN = Hasil penjualan PPN 10%

= Rp 2.266.864.524 Rp 226.686.452, 4

= Rp 2.040.178.072

Keuntungan Bersih = Pendapatan setelah PPN Biaya produksi

= Rp 2.040.178.072 Rp 1.133.432.500

= Rp 906.745.571,6

12.3 Analisis Kelayakan Perusahaan

1. BEP (Break Event Point)

Biaya tetap = Rp 1.087.800.000

Biaya tidak tetap = Rp 45.632.500

Hasil penjualan = Rp 2.266.864.524

BEP pcs = Total VC


Harga Jual/Kemasan
= 45.632.500
7.408, 054
= 6.159, 85 pcs
BEP rupiah = FC
1 VC
P

= Rp 1.087.800.000
1 Rp 45.632.500
Rp 2.266.864.524

= Rp 1.087.800.000
0,98

= Rp 1.110.000.000

2. Persentasi BEP

% BEP = 1.087.800.000 x 100%


2.266.864.524 45.632.500

= 1.087.800.000 x 100%
2.221.232.024

= 48,973 %

3. Keputusan BEP = % BEP x Produksi/thn

= 48,973 % x 360000

= Rp17.630.215, 83
BAB XII
DESAIN KEMASAN

Anda mungkin juga menyukai