Disusun oleh :
1. M. Thifalludin I. H. (134210028)
2. Ulfa Eka Mayang Sari (134210061)
3. Amanda Paul Esterina Dewi Anggraini (134210114)
4. Herlambang Bagas Dirgantara (134210135)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman jagung bermanfaat bagi kehidupan manusia atau hewan.
Jagung bernilai gizi tidak kalah bila dibandingkan dengan beras. Oleh karena
itu, jagung dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.
Selain sebagai salah satu sumber bahan makanan pokok, jagung merupakan
sumber bahan baku yang sangat penting bagi sector industri dan dapat
digunakan untuk makanan ternak, bahan dasar industri, minuman, sirup,
kertas, dan minyak. Salah satu jenis jagung yang banyak dimanfaatkan adalah
jagung manis (Zea mays sacc.).
Produk jagung hingga kini dikonsumsi dalam berbagai bentuk
penyajian. Di Thailand, salah satu usaha agar jagung manis mempunyai nilai
tambah adalah diolah menjadi cornmilk (susu jagung). Konsumsi susu di
Indonesia masih rendah, padahal susu memiliki banyak manfaat. Susu jagung
merupakan salah satu minuman suplemen (tambahan) yang bisa menjaga
kondisi tubuh agar tetap fit sehingga tidak mudah terserang penyakit. Susu
jagung adalah produk seperti susu sapi, tetapi dibuat dari ekstrak jagung.
Susu jagung yang dihasilkan mempunyai komposisi yang hampir sama
dengan susu sapi, ASI, dan susu kedelai. Berdasarkan uraian latar belakang,
maka penting dilakukan fungsi-fungsi manajemen yang penting dilakukan
untuk memulai suatu usaha. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
fungsi manajemen mulai dari perencanaan pengolahan produk jagung manis
menjadi es susu jagung, hingga tahap pengendalian pengolahan produk
jagung manis menjadi susu jagung.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan pengolahan produk jagung manis menjadi es susu
jagung manis?
2. Bagaimana pengorganisasian input sarana pengolahan produk jagung
manis menjadi es susu jagung manis?
3. Bagaimana kegiatan pelaksanaan pengolahan produk jagung manis
menjadi es susu jagung manis.
4. Bagaimana pengawasan pengolahan produk jagung manis menjadi es susu
jagung manis?
5. Bagaimana evaluasi pengolahan produk jagung manis menjadi es susu
jagung manis?
6. Bagaimana pengendalian pengolahan produk jagung manis menjadi es
susu jagung manis?
C. Tujuan
1. Mengetahui perencanaan pengolahan produk jagung manis menjadi es
susu jagung manis.
2. Mengetahui pengorganisasian input sarana pengolahan produk jagung
manis menjadi es susu jagung manis.
3. Mengetahui kegiatan pelaksanaan pengolahan produk jagung manis
menjadi es susu jagung manis.
4. Mengetahui pengawasan pengolahan produk jagung manis menjadi es susu
jagung manis.
5. Mengetahui evaluasi pengolahan produk jagung manis menjadi es susu
jagung manis.
6. Mengetahui pengendalian pengolahan produk jagung manis menjadi es
susu jagung manis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
jagung manis dalam setiap produksi adalah 13 kg/hari. Pembuatan es susu
jagung manis juga membutuhkan bahan pembantu yaitu susu skim,
maltodextrin, garam, air, gula pasir, dan es batu.
Pemilihan lokasi produksi es susu jagung harus tepat berdasarkan
perhitungan biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan
sosiologi dan budaya masyarakat disekitar lokasi produksi. Lokasi produksi
dilihat dari kedekatan dengan pasar, tidak jauh dari pusat kota dan lokasi
pasar. Selain itu, lokasi produksi terletak di Kabupaten Kendal yang
berdekatan dengan kota besar seperti Semarang, Pekalongan, Pemalang, dan
Batang. Hal ini juga mempengaruhi mudahnya dalam pendistribusian bahan
baku seperti botol, gula pasir, dan bahan makanan yang harus diperoleh di luar
kota, seperti Semarang. Dilokasi sudah tersedia fasilitas seperti, sumber air,
listrik, dan jaringan telepon yang baik. Letak tempat produksi dari sisi
transportasi mudah untuk dijangkau.
Kendal merupakan salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Jawa
Tengah. Hal tersebut mendukung Kendal menjadi lokasi usaha produksi
karena dekat dengan sumber daya bahan baku. Kendal merupakan kabupaten
dengan banyak industri, sehingga memungkinkan pembangunan produksi es
susu jagung manis. Akibat dari banyaknya populasi di Jawa Tengah, maka
akan berakibat baik pada kebutuhan tenaga kerja industri khususnya dalam
produksi es susu jagung manis pada tahun kedua.
Alokasi sumber daya adalah usaha untuk meningkatkan atau
mengefisienkan keterbatasn sumber daya terhadap kebutuhan yang tidak
terbatas. Alokasi sumber daya meliputi kebutuhan tenaga kerja dan bahan
produksi. Tenaga kerja yang diambil dalam proses produksi es susu jagung
manis tahun pertama hanya pendiri saja, 3-4 orang saja. Namun, apabila usaha
ini mulai berjalan, maka akan ada perekrutan mulai dari SD sampai SMA
dalam produksi langsung. Sedangkan pada bagian pemasaran, merekrut tenaga
kerja dari SMA sampai perguruan tinggi. Jumlah karyawan yang ditetapkan
pertama berjumlah 1 orang bendahara, 5 orang bagian pemasaran, 3 orang
bagian produksi, yaitu 2 orang memilih, membersihkan, memeras, mengemas
4
dan menyimpan dan 1 orang bagian memasak susu jagung. Terdapat
penjadwalan tenaga kerja, mulai dari hari dan jam bekerja yang akan diuraikan
dalam pengawasan produksi. Untuk bahan pembuatan susu jagung manis
diambil dari kelompok tani, tetapi apabila persediaan jagung manis dari
kelompol tani sudah habis, maka akan memasok dari agen agen jagung manis.
5
Dalam melakukan pengolahan maupun pengemasan diusahakan
mengutamakan kebersihan dari tempat, alat, maupun orang yang mengolah.
Maka dalam rumah produksi perlu disediakan sarung tangan plastik, tutup
kepala plastik, dan celemek agar kebersihan tetap terjaga. Penyimpanan es
susu jagung manis ini dapat di simpan dalam lemari pendingin dengan suhu
kamar, sehingga rasa dan kualitasnya masih terjaga.
6
aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada kegiatan
proses produksi; pada kualitas produksi; pada biaya produksi/operasi yang
dikeluarkan; pada tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi.
1. Pembelian bahan baku
Para manajer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang.
Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan
karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan
kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume.
Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
2. Pengawasan persediaan bahan baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat
yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah
proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
3. Routing (Rute)
Routing ialah urutan (rute) tugas yang perlu dilakukan untuk menghasilkan
sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos
kerja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi.
Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses
routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias
ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan
murah.
4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap
tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk
timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan
setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus
adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and
review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimalkan
hambatan proses produksi.
7
5. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan
persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan
proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi
tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang
perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan
menilai beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi
meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat
perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses
produksi.
8
bertujuan untuk mengungkapkan kekurangannya dan kemudian dilakukan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan saran/ masukan agar pengolahan jagung
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman jagung adalah salah satu bahan makanan alternatif pengganti
beras yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dan cita rasa yang khas yaitu memiliki rasa manis tanpa
tambahan. Jagung manis ini diolah menjadi susu jagung manis yang memiliki
manfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Jenis produk yang digunakan untuk
pembuatan susu jagung adalah jagung manis muda yang telah dipipil dan
direbus. Es susu jagung manis sudah melewati hasil kelayakan pangan, karena
berguna untuk pengganti susu laktosa dan susu kedelai. Pembuatan es susu
jagung manis membutuhkan jagung manis sebanyak 13 Kg/hari dan bahan
pembantu yaitu susu skim, maltodextrin, garam, air, gula pasir, dan es batu.
Lokasi produksi dilihat dari kedekatan dengan pasar, tidak jauh dari pusat kota
dan lokasi pasar. Lokasi produksi terletak di Kabupaten Kendal, karena
pertimbangan kedekatan tenaga kerja, sumber bahan baku, lingkungan, dan
sosial budaya.
Sarana dan input pengolahan yang dibutuhkan dalam pengolahan
adalah rumah produksi, blender, saringan, panci, mesin pemeras, botol
pengemasan, kardus besar, sarung tangan untuk menjaga kebersihan, dan
lemari penyimpan yang suhunya setara dengan suhu kamar. Tahapan
pengolahan jagung manis menjadi es susu jagung manis dimulai dari sortasi
hingga pengemasan produk susu jagung manis. Pengawasan yang dilakukan
untuk mengawasi jalannya proses pengolahan susu jagung manis dimulai
dari pembelian bahan baku, persediaan bahan baku, rutw, penjadwalan, dan
pengawasan kualitas agar tetap menjaga kepercayaan dari konsumen.
Evaluasi Pengolahan dilakukan untuk menilai proses pengolahan
mulai dari perencanaan hingga pengawasan dengan monitoring.
Pengendalian proses pengolahan jagung manis dilakukan guna untuk
10
memperbaiki dan mengatur jalannya proses pengolahan jagung manis
menjadi es susu jagung manis menjadi lebih baik dan kualitasnya meningkat
11
DAFTAR PUSTAKA
Mustikarini, W., Choiri, M., Riawati, L. 2014. Evaluasi Proses Produksi Sebagai
Upaya Untuk Meminimasi Waste Dengan Pendekatan Lean Six Sigma
(Studi Kasus: PT Temprina Media Grafika Malang). Universitas
Brawijaya. Malang.
12