Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS


BISNIS PLAN PRODUK KERUPUK BUNGA NAGA

Dosen Pengampu :
Siwi Herdiastuti EK., IR, SH, MP.

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Laras Ika Sanjaya 134210001
Evin Fannyca S 134210020
Salsabila Rezkia Putri 134210027
Yusuf Khoirrudin 134200202

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Judul dari makalah ini adalah “Bisnis Plan Produk Kerupuk
Bunga Naga”. Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan dan Etika Bisnis. Dalam makalah ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada :
1. Siwi Herdiastuti EK., IR, SH, MP. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Kewirausahaan dan Etika Bisnis.
2. Semua pihak yang telah memebantu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Bisnis Plan Produk Kerupuk Bunga Naga” dengan sebaik-baiknya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus berasal dari
Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Sekarang tanaman ini
dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Vietnam, Taiwan, Indonesia,
Malaysia, dan Filipina. Tanaman buah naga awalnya dikenal sebagai tanaman hias
yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena buahnya berkhasiat untuk
menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, mencegah kanker usus, penguat
fungsi ginjal dan tulang. Selain itu, buah naga juga berkhasiat untuk pelindung
kesehatan mulut, pencegah pendarahan dan gejala keputihan, untuk menguatkan
daya kerja otak dan meningkatkan ketajaman mata. Tanaman buah naga memiliki
sifat merambat dan akan terus tumbuh memanjang jika tidak dilakukan
pemangkasan.
Buah naga biasanya banyak dikonsumsi masyarakat dalam bentuk buah yang
masih segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga memiliki kandungan air
yang tinggi sekitar 90% dari berat buah. Biasanya buah naga juga disajikan dalam
bentuk sari buah, jus, manisan, selai, keripik, atau beragam bentuk penyajian sesuai
dengan selera masyarakat. Buah naga memiliki beragam jenis diantaranya buah
naga berdaging putih, berdaging merah, dan berdaging kuning.
Buah naga banyak mengandung nilai gizi dan dalam setiap 100 gram buahnya
terdiri atas komposisi lemak 0,21-0,61 gram; air 82,5-83 gram; protein 0,15-0,22
g; serat 0,7-0,9 g; karoten 0,005-0,01 mg; kalsium 6,3-8,8 mg; fosfor 30,2-31,6 mg;
besi 0,55-0,65 mg; briks kadar gula 13-18; karbohidrat 11,5 g; magnesium 60,4
mg; vitamin B1, B2, dan vitamin C.
Kerupuk adalah salah satu cemilan makanan yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Kerupuk merupakan salah satu produk olahan tradisional yang
digemasari masyarakat Indonesia. Kerupuk dikenal baik di segala usia maupun
tingkat sosial masyarakat. Kerupuk mudah dijual dan diperoleh dengan harga yang
murah baik dalam kemasaran yang belum digoreng maupun sudah digoreng.
Bentuk dan rasa kerupuk bermacam-macam tergantung dengan bahan dasar yang
digunakan untuk pembuatan kerupuk. Kerupuk memiliki tekstur yang garing dan
renyah sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan meupun sebagai
variasi dalam lauk-pauk.
Kerupuk sebagai salah satu produk industry pangan memiliki standar mutu
yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Penetapan standar mutu
merupakan acuan jika produk tersebut memiliki kualitas yang baik dan aman bagi
Kesehatan. Kriteria mutu kerupuk ditinjau dari aspek fisik meliputi warna, aromoa,
rasa, dan tekstur. Aroma kerupuk didapatkan dari bahan yang digunakan sehingga
memberikan aroma tersendiri. Kualitas kerupuk dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain bahan baku, jumlah penggunaan bumbu, lama pengukusan, pengirisan,
lama pengeringan, penggorengan, dan pengemasan kerupuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa visi dan misi dari usaha kerupuk buah naga tersebut?
2. Bagaimana strategi pemasaran dalam usaha kerupuk buah naga?
3. Bagaimana proses produksi dalam membuat kerupuk buah naga?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan visi dan misi dari usaha kerupuk buah naga.
2. Untuk menjelaskan strategi pemasaran dalam usaha kerupuk buah naga.
3. Untuk menjelaskan proses produksi dalam membuat kerupuk buah naga.
BAB II
PROFIL USAHA

A. Profil Usaha
Profil perusahaan adalah deskripsi ringkas suatu perusahaan yang
mencerminkan kualitas serta fokus kerja dari satu perusahaan. Memiliki profil
bisnis yang baik adalah satu keharusan jika ingin perusahaan miliki mendapatkan
perhatian orang banyak. Masyarakat Indonesia pastinya sudah tidak asing lagi
dengan cemilan atau pelengkap makanan yang dinamakan dengan “Kerupuk”. Baik
dari kalangan bawah maupun kalangan atas banyak yang menyukai kerupuk,
kerupuk biasanya dibuat dari campuran bahan hewani sehingga kami mempunyai
ide untuk membuat trobosan baru dan lebih menarik lagi.
Sehingga dengan mengangkat tema pelengkap makanan yang sudah biasa
dikalangan masyarakat ini, perusahaan mengembangkan krupuk dengan bahan
campuran buah. Campuran buah yang digunakan adalah “Buah Naga”. Karena
kerupuk-kerupuk yang sering dijumpai sudah terkesan biasa saja, sehingga
perusahaan ingin membuat gebrakan baru yaitu “Kerupuk Buah Naga”. Selain
harga yang terjangkau, kerupuk ini pun aman untuk di konsumsi semua kalangan.
Karena terbuat dari bahan yang aman dan pastinya berbeda dengan kerupuk
lainnya.

B. Visi dan Misi Usaha


Visi perusahaan kami adalah untuk memperkenalkan inovasi atau trobosan baru
pada makanan cemilan yang disebut “Kerupuk” dengan mengangkat tema
“Kerupuk Buah Naga”. Dengan memperkenalkan inovasi baru ini kami dapat
menciptakan produk baru dan menambah jenis baru dari kerupuk yang biasa kita
jumpai. Sehingga masyarakat dapat mengenal bahwa buah juga bisa dijadikan
bahan campuran untuk membuat kerupuk.
Misi perusahaan kami untuk mencapai visi tersebut adalah memperkenalkan
kepada masyarakat dengan cara membuat kerupuk dengan cita rasa yang berbeda.
Sehingga masyarakat tau bahwa campuran untuk kerupuk bukan hanya dari bahan
hewani saja.

C. Deskripsi Produk
Kerupuk Buah Naga merupakan pengembangan dari produk kerupuk yang
merupakan ciri khas masyarakat Indonesia. Masyarakat cenderung jenuh akan rasa
kerupuk yang itu-itu saja, namun dengan adanya pengembangan produk ini
diharapkan dapat menambah minat para penikmat kerupuk.

D. Peluang Pasar
Kerupuk Buah Naga dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang menjanjikan.
Hal ini dikarenakan beberapa alasan, diantaranya:
1. Belum banyak usaha yang memproduksi kerupuk dengan bahan campuran
buah.
2. Bahan baku mudah diperoleh sehingga ketersediaan cukup terpenuhi.
3. Proses produksi tidak memerlukan biaya besar, mudah dan praktis.
4. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau.
5. Aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan.
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Aspek Pasar
1. Permintaan
Permintaan kerupuk buah naga berasal dari usaha penggorengan, agen/toko
dan pedagang. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah
konsumsi kerupuk buah naga. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa
jumlah konsumsi kerupuk relatif tinggi, karena makanan olahan ini banyak
digemari oleh masyarakat luas. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan (urban) lebih banyak
mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan (rural). Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah
perkotaan lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk
wilayah pedesaan.
Jumlah konsumsi kerupuk di wilayah perkotaan yang lebih tinggi dibanding
pedesaan dikarenakan pendapatan penduduk di kota yang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan pedesaan. Urbanisasi dan mobilitas penduduk yang
sehari-harinya bekerja di kota telah menumbuhkan usaha penjualan makanan.
Selain itu sifat kerupuk sebagai makanan pelengkap ini sering diabaikan oleh
penduduk desa karena lebih fokus pad a pemenuhan kebutuhan yang lebih
pokok.
Tabel Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata perKapita untuk Kerupuk (wilayah)
Wilayah Banyaknya (ons) Nilai (Rp)
Perkotaan (Urban) 0.193 154
Pedesaan (Rural) 0.147 99
Perkotaan + Pedesaan 0.166 122
Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003.
Dikatakan bahwa kerupuk menupakan makanan yang sangat digemari. oleh
masyarakat luas, pendapatan menengah maupun pendapatan tinggi. Dari tabel
berikut dapat diketahui bahwa semakin tlnggi pendapatan yang dimiliki oleh
seseorang, semakin besar jumlah konsumsi kerupuk per bulannya.
Tabel Konsumsi Kerupuk Rata-rata per Kapita Menurut Golongan Pengeluaran
per Kapita Sebulan.
Golongan Pengeluaran (Rp) Konsumsi (Ons)
Kurang dari 40.000
40.000-59.999 0.075
60.000-79.999 0.087
80.000-99.999 0.085
100.000-149,999 0.128
150.000-199.999 0.140
200.000-299.999 0.196
300.000-499.999 0.250
500.000 dan lebih 0.305
Rata-rata konsumsi per Kapita 0.166
Sumber : Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003.
2. Penawaran
Usaha kerupuk buah naga banyak diusahakan daerah-daerah yang banyak
menghasilkan buah naga. Meskipun beberapa daerah telah memproduksi
kerupuk buah naga, data mengenai jumlah produksi kerupuk buah naga baik di
tingkat nasional maupun daerah belum bisa diperoleh. Sampai saat ini belum
ada survey yang mengidentifikasi jumlah usaha kerupuk buah naga baik di
tingkat lokal maupun nasional.
3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Persaingan untuk usaha ini cukup tinggi karena jumlah usaha pembuatan
kerupuk relatif banyak dan jenis kerupuk yang sangat bervariasi. Peluang pasar
untuk produk kerupuk ini dapat diperoleh dengan menghasilkan produk inovasi
baru dengan kualitas rasa yang lebih enak dan warna ataupun bentuk yang lebih
menarik. Berbagai jenis kerupuk yang ada di pasaran membuat konsumen
semakin mempunyai banyak pilihan. Selain produk inovasi baru peluang pasar
untuk kerupuk buah naga adalah segmen pasar yang sangat luas. Produk ini
dikonsumsi secara luas dari masyarakat berpenghasilan rendah sampai
masyarakat penghasilan tinggi. Kerupuk buah naga harganya relatif murah
sehingga bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Diperkirakan jumlah
konsumsi kerupuk buah naga akan meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk dan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadikan
kerupuk buah naga sebagai makanan pelengkap sehari-hari.

B. Aspek Pemasaran
1. Harga Harga kerupuk buah naga mengikuti hukum penawaran dan permintaan.
Jika penawaran menurun maka harga kerupuk cenderung naik. Banyaknya
jumlah usaha dengan berbagai jenis kerupuk yang dihasilkan menyebabkan
jumlah penawaran yang cukup besar. Dalam masalah harga, produsen tidak
biisa menentukan harga seperti pada pasar persaingan sempurna. Pihak yang
dapat mempengaruhi harga adalah pedagang. Banyaknya jenis kerupuk di pasar
membuat konsumen bebas memilih produk sesuai selera, sehingga produk yang
laku tersebut akan naik harganya dan dapat menurunkan harga kerupuk jenis
lain. Untuk harga 1 kemasan kami banderol dengan harga Rp 10.000.
2. Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran menggambarkan bagaimana kerupuk buah naga sampai
kepada konsumen. Pengusaha kerupuk buah naga sebagian besar hanya
menghasilkan produk sampai pada kerupuk mentah siap goreng. Hasil produksi
berupa kerupuk siap goreng dipasarkan ke konsumen akhir (rumah tangga)
melalui 3 cara yaitu:
a. Usaha penggorengan
Usaha penggorengan merupakan usaha yang timbul sebagai usaha
pengolahan lanjutan dari kerupuk buah naga. Produk dari usaha ini berupa
kerupuk goreng siap konsumsi yang dikemas kemudian dijual ke konsumen
melalui toko, pedagang, pasar ataupun langsung ke konsumen akhir.
b. Agen/toko
Agen/toko ini berfungsi sebagai pengepul yang akan menjual produk
kerupuk siap goreng pada penjual eceran atau langsung kepada konsumen
akhir.
c. Pengecer
Pedagang yang menjual langsung kepada konsumen. Dari pola pemasaran
produk di atas, dapat diketahui bahwa produk akan sampai pada konsumen
akhir dalam dua bentuk yaitu kerupuk mentah siap goreng dan kerupuk
goreng siap konsumsi. Dalam hal pengiriman produk dari produsen ke
konsumen ada dua cara, yaitu diambil langsung ke produsen dan dikirim
oleh produsen kepada agen atau toko pemesan.
Diagram Air Rantai Pemasarn Kerupuk Buah Naga

Produsen Kerupuk

Usaha Penggorengan Agen/Toko

Pedagang

Konsumen Akhir

3. Kendala Pemasaran
Kendala dalam pemasaran kerupuk buah naga adalah masalah harga: Harga
kerupuk buah naga per kilogramnya relatif lebih mahal dibandingkan jenis
kerupuk lain. Mahalnya harga kerupuk buah naga ini menyebabkan pembeli
untuk produk ini masih terbatas. Masyarakat dengan pendapatan menengah ke
atas mungkin akan membeli kerupuk buah naga sebagai kebutuhan sehari-hari,
tetapi untuk masyarakat dengan pendapatan yang masih rendah konsumsi untuk
kerupuk buah naga ini masih terbatas pada acara-acara tertentu yang dianggap
istimewa dan untuk konsumsi sehari-hari lebih memilih kerupuk jenis lainnya
yang lebih murah.
4. Segmentasi Pasar
Dalam suatu Home industri pasti akan memiliki target atau segmentasi
pasar yang dituju untuk mengembangkan usaha yang diproduksi oleh Home
Industri. Target pasar memberikan prospek yang bagus dimana pemilik usaha
dapat memasarkan produk keripik buah ke kota Malang misalnya Supermarket,
pasar, dan toko-toko serta dirumah produksinya sendiri. Disini pemiliki usaha
juga memiliki target atau segmen pasar yang dituju yaitu penduduk Kota
Malang dan sekitarnya. Dalam segmentasi pasar, usaha ini tidak
mengelompokkan siapa yang menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan.
Home Industri yakin dengan target atau segmentasi pasar yang dituju akan
membuat usaha ini menjadi lebih berkembang karena melihat dari usaha yang
menjanjikan dan demografi yang sangat baik untuk usaha ini. Semua
masyarakat dari anak-anak sampai dewasa bisa mejajal kerupuk buah naga ini
karena kandungan yang terkandung dalam buah naga sangat bagus untuk
kesehatan.
5. Target Pasar
Sasaran dari perusahaan adalah masyarakat luas khususnya yang berada di
Kota Malang, mahasiswa, serta para wisatawan yang sedang berlibur ke
Malang. Dengan membuka usaha yang inovatif kerupuk buah naga, masyarakat
yang biasanya membeli kerupuk dengan bentuk dan rasa yang biasa, kini dapat
menikmati kerupuk dengan rasa buah naga. Hal ini tentunya mendorong
ketertarikan masyarakat untuk mencoba produk kerupuk ini sehingga produk
kerupuk buah naga mampu bersaing dengan kerupuk lainnya.
6. Lokasi Usaha
Lokasi usaha merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat suatu
usaha nantinya. Dalam menentukan lokasi usaha, berikut ini adalah beberapa
hal yang kami menunjang bagi bekembang atau tidaknya pertimbangkan :
a. Lokasi usaha strategis, berdekatan dengan keramaian.
b. Lokasi dekat dengan sekolah dan kos-kosan mahasiswa maupun karyawan.
c. Kawasan perumahan, perkantoran, dan tempat rekreasi.
Lokasi usaha pengolahan produk ini sebaiknya dilakukan di daerah-daerah
yang dekat dengan wilayah perkembangbiakan buah naga. Untuk pembuatan
kerupuk buah naga tidak memerlukan lokasi usaha yang spesifik. Rumah
tangga pada umumnya dapat melakukan usaha ini sepanjang memiliki tanah
lapang yang cukup untuk proses penjemuran. Pada lokasi usaha yang hanya
memiliki tanah sempit dapat melakukan penyesuaian dengan membuat tempat
penjemuran pada bagian atas bangunan yang dibuat bertingkat.
BAB IV
ASPEK TEKNIS PRODUKSI

A. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan dalam pembuatan kerupuk tidak memerlukan
keahlian khusus. Dalam hal ini tenaga kerja pria dan wanita dapat dipekerjakan
pada semua tahap pembuatan. Akan tetapi tenaga kerja laki-laki sebagian besar
ditempatkan pada proses penyiapan bahan, pencetakan, pengukusan, dan
pemotongan sedangkan tenaga kerja wanita banyak digunakan pada tahap
pemotongan, penjemuran dan pengepakan. Selain tenaga kerja tetap, terkadang
diperlukan tenaga kerja borongan jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan pesanan atau
pada musim kemarau dimana proses produksi meningkat.

B. Teknologi
Dalam usaha pembuatan kerupuk buah naga dapat menggunakan teknologi
tradisional ataupun modern. Perbedaan teknologi ini berkaitan dengan jenis
peralatan yang digunakan selama proses produksi.
1. Teknologi Tradisional
Peralatan yang digunakan pada teknologi ini mudah diperoleh sebab merupakan
peralatan yang sering dipakai dalam rumah tangga pada umumnya. Selain alat,
tenaga kerja merupakan faktor utama dalam hasiil produksi kerupuk, sebab
beberapa proses produksi mengandalkan tenaga manusia. Penggunaan
peralatan sederhana ini sangat mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan
dan mutu. Denga hanya menggunakan teknologi tradisional ini terkadang hanya
dapat menghasilkan satu kali adonan. Kapasitas produksi dengan alat sederhana
ini sangat kecil dengan mutu yang kurang baik.
2. Teknologi Modern
Pembuatab krupuk dengan teknologi modern menggunakan peralatan seperti
mesin cetak otomatis yang menghasilkan bentuk yang lebih variatif, mesinn
pemotong yang lebih cepat dan penggunaan oven. Penggunaan teknologi ini
dapat menghasilkan jumlah produksi yang berlipat-lipat jika dibandingkan
dengan teknologi sederhana. Dalam satu hari dapat dilakukan 3-4 kali adonan
kerupuk. Selain itu, ddengan teknologi ini akan menghemat jumlah tenaga kerja
yang digunakan yang akan menurunkan biaya operasional.
3. Teknologi Menengah
Pada pembuatan kerupuk dengan teknologi menengah menggunakn peralatan
yang terdiri dari mesin-mesin dengan kapasitas yang relatif masih rendah.

C. Proses Produksi
1. Pengolahan Adonan Krupuk Buah Naga.
a. Memotong buah naga
b. Mengupas bawang putih
c. Memasukan buah naga kedalam baskom
d. Menghancurkan buah naga
e. Setelah buah naga hancur kemudian dihaluskan
f. Menghaluskan bumbu pendukung (bawang putih, garam, ketumbar,
penyedap rasa)
g. Mencampurkan tepung terigu dan tepung tapioka ke dalam baskom yang
sudah ada buah naga didalamnya
h. Mencampurkan bumbu halus ke dalam baskom
i. Mengaduk sebentar dan menambahkan sedikit air
j. Menguleni adonan sampai kalis
k. Setelah kalis adonan di masukkan ke dalam Loyang
l. Masukkan adonan kedalam panci dan kukus selama 30 menit
2. Proses Pembuatan Kerupuk Buah Naga
a. Menyiapkan wajan untuk menggoreng krupuk
b. Memasukan minyak ke dalam wajan
c. Memanaskan minyak
d. Setelah minyak panas masukan kerupuk yang sudah dikeringkan
e. Goreng sebentar sampai kerupuk mengambang
f. Angkat krupuk yang sudah matang
g. Tiriskan krupuk
h. Setelah ditiriskan krupuk diletakkan pada nampan
i. Krupuk siap dikemas dan dimakan
BAB V
ASPEK KEUANGAN

A. Biaya Produksi
1. Biaya Bahan Baku
No Bahan Unit Satuan Harga Hari Jumlah
1. Buah naga 11 Kg Rp 16.000 7 Rp 176.000
2. Tepung tapioka 11 Kg Rp 25.000 7 Rp 275.000
3. Gula putih 1 Kg Rp 15.000 7 Rp 15.000
4. Tepung terigu 11 Kg Rp 25.000 7 Rp 275.000
5. Minyak goreng 4 Liter Rp 15.000 7 Rp 60.000
Plastik
6. 2 Pack Rp 50.000 7 Rp 100.000
kemasan
Bahan bakar Tabung/3
7. 3 Rp 25.000 7 Rp 75.000
gas Kg
8. Ketumbar 2 Pack Rp 2.000 7 Rp 4.000
9. Penyedab rasa 1 Pack Rp 10.000 7 Rp 10.000
10. Bawang putih 1 Kg Rp 20.000 7 Rp 20.000
11. Garam 1 Pack Rp 500 7 Rp 500
12. Air galon 1 Galon Rp 17.000 7 Rp 17.000
Total Rp1.027.500

2. Biaya Alat Produksi


No Alat Unit Satuan Harga Jumlah
1. Kompor gas 2 Buah Rp 400.000 Rp 800.000
2. Wajan penggorengan 4 Buah Rp 120.000 Rp 480.000
3. Alat penggorengan 4 Set Rp 60.000 Rp 240.000
4. Loyang 8 Buah Rp 10.000 Rp 80.000
5. Blender 2 Buah Rp 250.000 Rp 500.000
6. Roll adonan 2 Buah Rp 50.000 Rp 100.000
7. Alat pres kemasan 2 Buah Rp 300.000 Rp 600.000
8. Sendok 1 Lusin Rp 20.000 Rp 20.000
9. Baskom besar 3 Buah Rp 10.000 Rp 30.000
10. Regulator gas 3 Buah Rp 80.000 Rp 240.000
Total Rp 2.850.000

Anda mungkin juga menyukai