Disusun oleh :
Pina Saputri 134210008
Salsabila Rezkia Putri 134210027
Afifah Rizqin Pramestuti 134210035
Adad Nurrosyadi 134210042
Annisa Ayuning Salma 134210045
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian jamur
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri dan bagian-bagian dari jamur
3. Mengetahui klasifikasi jamur
4. Mengetahi pengelolaan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
dengan peraturan kultur teknis, pengendalian dengan tanaman tahan,
pengendalian secara biologi, fisik, dan kimiawi.
5. Mengetahui peran menguntungkan dan merugikan dari fungi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jamur
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini
umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan
pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah
mati, seperti ditumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan.
Jamur sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan
biasanya merugikan mediayang ditempelinya.
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung yang terdiri
dari bagian yang tegak (batang) dan bagian yang mendatar atau membulat.
Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman
dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, danbeberapa
yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan jamur merang (Volvariela
volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur kancing atau champignon (Agaricuscampestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).
Jamur adalah mikroorganisma eukariotik yang hidup secara saprofit
karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh
jamur tanpa berefek toksik bagi inang.ungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan
ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam
organik dan enzim.
Jamur memiliki tubuh buah seperti payung yang terdiri dari akar, batang,
dan tudung. Siklus hidup jamur berawal dari spora (basidospora) yang
kemudian akan berkecambah membentuk hifa berupa benang-benang halus.
Hifa ini akan tumbuh keseluruh bagian media tumbuh. Selanjutnya dari
kumpulan hifa akan terbentuk gumpalan kecil berbentuk bundar atau lonjong
biasa disebut primordia atau pinhead (kepala jarum). Primordia kemudian akan
terdeferensiasi menjadi tudung, batang, dan akar yang biasa disebut dengan
tubuh buah jamur.
Jamur dapat tumbuh baik di daerah beriklim dingin maupun panas
dengan suhu optimum antara 20-28ºC. Beberapa faktor lainnya adalah
kebutuhan kebutuhan sinar matahari tidak langsung, kelembaban udara, suhu
dan sirkulasi udara. Pada suhu 16ºC, kelembapan 97% serta pH optimum antara
5-7,5. Beberapa faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan jamur
yaitu:
1. Oksigen
Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi yang
menghasilkan CO2 dan H2O. Sebaliknya untuk pertumbuhan yang optimum,
oksigen harus diambil secara bebas dari udara. Tanpa adanya oksigen, tidak
ada jamur yang dapat hidup.
2. Kelembaban
Kebutuhan jamur akan memiliki kelembaban yang berbeda-beda, namun
hampir semua jenis jamur dapat hidup pada substrat yang belum jenuh air.
Kadar air substrat yang rendah sering menjadi faktor pembatas bagi
pertumbuhan jamur. Kondisi ini berlaku bagi jenis jamur yang hidup pada kayu
atau tanah. Kayu dengan kadar air kurang dari 20% umumnya sedikit diserang
oleh jamur perusak. Sebaliknya kayu dengan kadar air 35-50% sangat disukai
oleh jamur perusak. Jamur pelapuk akan menyerang kayu yang berbeda pada
lingkungan yang lembab dalam waktu yang relatif lama.
3. Konsentrasi
Hidrogen (pH) Umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada pH
kurang dari 7 (dalam suasana asam sampai netral). Pertumbuhan yang
optimum akan dicapai pada pH 4,5 sampai 5,5.
4. Suhu
Sebagian besar mushroom, termasuk jamur bersifat mesofili. Artinya,
jamur tumbuh pada kisaran suhu 10-40ºC dengan pertumbuhan optimum
pada kisaran suhu 25-35ºC.
5. Cahaya
Cahaya tidak terlampau diperlukan untuk pertumbuhan mushroom secara
keseluruhan. Namun, cahaya menjadi sangat penting dalam pembentukan
tubuh buah atau pembentukan spora atau pelepasan spora untuk mushroom
yang bersifat fototropisme positif.
2. Ciri-ciri Jamur
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya, yaitu dalam hal: struktur
tubuh, cara makan, dan reproduksinya.
a. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur ada yang satu sel, misalnya: khamir, ada pula jamur
yang multi seluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai
satu meter, misalnya: jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Tubuh buah jamur pada umumnya tersusun oleh bagian-bagian yang
dinamakan tudung/cap (pileus), bilah (lamellae), kumpulan bilah (gills),
cincin (annulus/ring), batang/tangkai (stipe), cawan (Vol.va), akar semu
(rhizoids), sisik (scale). Bagian-bagian tubuh jamur tersebut dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut:
b. Cara Memperoleh Makanan
Di dalam memperoleh makanannya, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya yang akan disimpan dalam bentuk
glikogen. Jamur bersifat heterotrof yaitu sebagai konsumen murni yang
bergantung pada subtrat yang menyediakan karbohodrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
1) Parasit Obligatif, merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan diluar inangnya tidak dapat hidup, misalnya
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
2) Parasit Fakultatif, merupakan jamur yang bersifat parasit jika
mendapat inang yang sesuai, tetapi dapat bersifat saprofit jika tidak
menemukan inang yang cocok.
3) Saprofit, merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang telah mati.
c. Reproduksi
Reproduksi jamur dapat dilakukan secara seksual (generative) dan
aseksual (vegetative). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora.
Sedangkan secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu.
3. Klasifikasi Jamur
a. Divisio Oomycotina
b. Divisio Zygomycotina
• Reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang melibatkan fusi dua
gamet menghasilkan zigospora
• Reproduksi aseksualnya dengan menghasilkan spora yang terkandung
dalam konidium atau sporangium.
• Hifa dari fungi ini sama halnya dengan Oomycotina, tidak bersepta (non-
septa). Hifa relatif besar dan berkembang baik dengan miselium yang
bercabang-cabang.
• Pada umumnya hidup terestrial
• Contoh: Rhyzopus dan Mucor. Keduanya mempunyai struktur dan
penampilan yang hampir sama, hanya pada Rhyzopus dapat ditemukan
adanya percabangan hifa khusus yang menembus substrat yang
menyerupai akar disebut rhizoid.
d. Divisio Basidiomycotina
• Divisio ini dicirikan dengan pembentukan spora seksual disebut
basidiospora dan terbentuk pada struktur khusus seperti gada yang disebut
basidium.
• Pembiakan aseksual biasanya terjadi dengan pembentukan konidium.
• Hifa kelompok Basidiomycotina mempunyai septa.
• Tubuh buah yang sering dihasilkan kelompok ini, menyebabkan
penampilan mereka sangat menyolok dan secara umum sering disebut
cendawan yang secara awam disebut jamur.
• Kebanyakan hidup sebagai saprofit tetapi ada juga yang hidup sebagai
parasit terutama pada tumbuh-tumbuhan.
• Contoh: jamur merang (Volvariella volvaceae ), jamur shitake (Lentinus
edodes) atau jamur tiram (Pleurotes) Struktur dan bagian-bagian tubuh
buah suatu Basidiomycotina dapat dilihat pada gambar beriikut:
b. Peran Merugikan
• Dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas makanan maupun bahan-
bahan lain yang penting bagi manusia
• Fungi dapat juga menyerang bahan-bahan lain yang bernilai ekonomi
seperti kulit, kayu, tekstil dan bahan-bahan baku pabrik lainnya.
• Fungi juga dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada
umumnya lebih
• Sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada hewan
atau manusia
• Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi
seperti seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus
flavus (menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia
karena dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan
kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Jamur adalah
mikroorganisma eukariotik yang hidup secara saprofit karena tidak
dapat berfotosintesa.
2. Ciri-ciri dari jamur dapat dilihat dari berbagai macam cara yaitu dengan
membedakan struktur tubuh,cara reproduksi, dan juga cara
mendapatkan makanan.
3. Klasifikasi jamur dapat dibedakan dari beberapa divisi seperti
Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina,
Deutromycotina.
4. Salah satu contoh penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur
yaitu penyakit busuk daun pada tanaman tomat yang disebabkan oleh
jamur Phytophtheora infestans.
5. Peranan jamur dapat dibedakan menjadi dua yaitu peran
menguntungkan seperti berperan dalam siklus materi terutama siklus
karbon, dan peran yang merugikan seperti dapat menurunkan kualitas
maupun kuantitas makanan maupun bahan-bahan lain yang penting
bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Doni. 2014. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Tauge Pada Media Dedak Terhadap
Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). SKRIPSI. Universitas
Bangka Belitung.