Anda di halaman 1dari 16

PENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN YANG DISEBABKAN OLEH

JAMUR DAN CARA PENGENDALIANNYA


Dosen Pengampu : Danar Wicaksono, SP., MP.

Disusun oleh :
Pina Saputri 134210008
Salsabila Rezkia Putri 134210027
Afifah Rizqin Pramestuti 134210035
Adad Nurrosyadi 134210042
Annisa Ayuning Salma 134210045

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk,
serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim
kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan misalnya
jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel seleukarotik. Jamur
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang
disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut
miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga
terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang
berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat
adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau
dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhlu kheterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah
melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap
makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan
banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang
hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya
bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian jamur?
2. Apa saja ciri-ciri dan bagian-bagian dari jamur?
3. Bagaimana klasifikasi jamur?
4. Bagaimana pengelolaan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
dengan peraturan kultur teknis, pengendalian dengan tanaman tahan,
pengendalian secara biologi, fisik, dan kimiawi ?
5. Bagaimana Peran menguntungkan dan merugikan dari fungi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian jamur
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri dan bagian-bagian dari jamur
3. Mengetahui klasifikasi jamur
4. Mengetahi pengelolaan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur
dengan peraturan kultur teknis, pengendalian dengan tanaman tahan,
pengendalian secara biologi, fisik, dan kimiawi.
5. Mengetahui peran menguntungkan dan merugikan dari fungi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jamur
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini
umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan
pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah
mati, seperti ditumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan.
Jamur sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan
biasanya merugikan mediayang ditempelinya.
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung yang terdiri
dari bagian yang tegak (batang) dan bagian yang mendatar atau membulat.
Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman
dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat, danbeberapa
yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa dimakan jamur merang (Volvariela
volvacea), jamur tiram (Pleurotus), jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur kancing atau champignon (Agaricuscampestris), dan jamur shiitake
(Lentinus edulis).
Jamur adalah mikroorganisma eukariotik yang hidup secara saprofit
karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama
dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan
mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh
jamur tanpa berefek toksik bagi inang.ungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan
ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam
organik dan enzim.
Jamur memiliki tubuh buah seperti payung yang terdiri dari akar, batang,
dan tudung. Siklus hidup jamur berawal dari spora (basidospora) yang
kemudian akan berkecambah membentuk hifa berupa benang-benang halus.
Hifa ini akan tumbuh keseluruh bagian media tumbuh. Selanjutnya dari
kumpulan hifa akan terbentuk gumpalan kecil berbentuk bundar atau lonjong
biasa disebut primordia atau pinhead (kepala jarum). Primordia kemudian akan
terdeferensiasi menjadi tudung, batang, dan akar yang biasa disebut dengan
tubuh buah jamur.
Jamur dapat tumbuh baik di daerah beriklim dingin maupun panas
dengan suhu optimum antara 20-28ºC. Beberapa faktor lainnya adalah
kebutuhan kebutuhan sinar matahari tidak langsung, kelembaban udara, suhu
dan sirkulasi udara. Pada suhu 16ºC, kelembapan 97% serta pH optimum antara
5-7,5. Beberapa faktor lingkungan yang berperan dalam pertumbuhan jamur
yaitu:
1. Oksigen
Oksigen sangat dibutuhkan oleh jamur untuk melakukan respirasi yang
menghasilkan CO2 dan H2O. Sebaliknya untuk pertumbuhan yang optimum,
oksigen harus diambil secara bebas dari udara. Tanpa adanya oksigen, tidak
ada jamur yang dapat hidup.
2. Kelembaban
Kebutuhan jamur akan memiliki kelembaban yang berbeda-beda, namun
hampir semua jenis jamur dapat hidup pada substrat yang belum jenuh air.
Kadar air substrat yang rendah sering menjadi faktor pembatas bagi
pertumbuhan jamur. Kondisi ini berlaku bagi jenis jamur yang hidup pada kayu
atau tanah. Kayu dengan kadar air kurang dari 20% umumnya sedikit diserang
oleh jamur perusak. Sebaliknya kayu dengan kadar air 35-50% sangat disukai
oleh jamur perusak. Jamur pelapuk akan menyerang kayu yang berbeda pada
lingkungan yang lembab dalam waktu yang relatif lama.
3. Konsentrasi
Hidrogen (pH) Umumnya jamur akan tumbuh dengan baik pada pH
kurang dari 7 (dalam suasana asam sampai netral). Pertumbuhan yang
optimum akan dicapai pada pH 4,5 sampai 5,5.
4. Suhu
Sebagian besar mushroom, termasuk jamur bersifat mesofili. Artinya,
jamur tumbuh pada kisaran suhu 10-40ºC dengan pertumbuhan optimum
pada kisaran suhu 25-35ºC.
5. Cahaya
Cahaya tidak terlampau diperlukan untuk pertumbuhan mushroom secara
keseluruhan. Namun, cahaya menjadi sangat penting dalam pembentukan
tubuh buah atau pembentukan spora atau pelepasan spora untuk mushroom
yang bersifat fototropisme positif.

2. Ciri-ciri Jamur
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya, yaitu dalam hal: struktur
tubuh, cara makan, dan reproduksinya.
a. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur ada yang satu sel, misalnya: khamir, ada pula jamur
yang multi seluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai
satu meter, misalnya: jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar
yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Tubuh buah jamur pada umumnya tersusun oleh bagian-bagian yang
dinamakan tudung/cap (pileus), bilah (lamellae), kumpulan bilah (gills),
cincin (annulus/ring), batang/tangkai (stipe), cawan (Vol.va), akar semu
(rhizoids), sisik (scale). Bagian-bagian tubuh jamur tersebut dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut:
b. Cara Memperoleh Makanan
Di dalam memperoleh makanannya, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya yang akan disimpan dalam bentuk
glikogen. Jamur bersifat heterotrof yaitu sebagai konsumen murni yang
bergantung pada subtrat yang menyediakan karbohodrat, protein, vitamin,
dan senyawa kimia lainnya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
1) Parasit Obligatif, merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan diluar inangnya tidak dapat hidup, misalnya
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
2) Parasit Fakultatif, merupakan jamur yang bersifat parasit jika
mendapat inang yang sesuai, tetapi dapat bersifat saprofit jika tidak
menemukan inang yang cocok.
3) Saprofit, merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang telah mati.

c. Reproduksi
Reproduksi jamur dapat dilakukan secara seksual (generative) dan
aseksual (vegetative). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora.
Sedangkan secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu.

3. Klasifikasi Jamur

a. Divisio Oomycotina

• Reproduksi seksual dengan cara oogami yang melibatkan


penggabungan satu oosfer (gamet betina) dengan gamet jantan yang
terbentuk dalam anteridium,
menghasilkan oospora.
• Sedangkan reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk zoospora
yang dihailkan dalam sporangium.
• Hifa fungi ini adalah hifa non-septat (tidak bersepta).
• Contoh: Phytophthora infestans, menyebabkan penyakit pada tanaman
kentang, cokelat, lada, kina,dll. Saprolegnia, yaitu fungi yang sering
ditemukan pada bangkai serangga. Fungi ini adalah contoh fungi saprofit
.Phytium, fungi tersebut dapat menyebabkan penyakit bususk pada
kecambah tembakau, kina, bayam dan nenas. Fungi ini mudah
menyerang pada persemaian yang tanahnya sangat lembab.

b. Divisio Zygomycotina
• Reproduksi seksual dengan cara konjugasi yang melibatkan fusi dua
gamet menghasilkan zigospora
• Reproduksi aseksualnya dengan menghasilkan spora yang terkandung
dalam konidium atau sporangium.
• Hifa dari fungi ini sama halnya dengan Oomycotina, tidak bersepta (non-
septa). Hifa relatif besar dan berkembang baik dengan miselium yang
bercabang-cabang.
• Pada umumnya hidup terestrial
• Contoh: Rhyzopus dan Mucor. Keduanya mempunyai struktur dan
penampilan yang hampir sama, hanya pada Rhyzopus dapat ditemukan
adanya percabangan hifa khusus yang menembus substrat yang
menyerupai akar disebut rhizoid.

Gambar 2.1. Daur hidup Zygomycotina


c. Divisio Ascomycotina
• Pembiakan seksual dengan menghasilkan spora yang disebut askospora,
yaitu spora seksual yang dihasilkan dalam suatu struktur khusus yang
disebut askus. Reproduksi aseksual dilakukan denganmenghasilkan
konidia.
• Hifanya bersepta
• Kelompok ini meliputi ragi, bermacam-macam kapang bahkan
beberapa cendawan. Contoh: Penicillium, species ini juga dikenal sebagai
penghasil bahan antibiotik penisilin. Piedraia hotai, sebagai penyebab
infeksi rambut pada manusia yang dinamakan piedra hitam Candida
albicans, yang menimbulkan suatu keadan yang disebut candidiasis yaitu
penyakit pada selaput lendir, mulut, vagin saluran pencernaan
Saccharomyces cerevisiae, digunakan dalam pembuatan roti, anggur dan
bir, memperbanyak dir dengan pembentukan tunas. Jamur
Aspergillus niger, untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae
dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.

Gambar 2.2 Daur hidup Ascomycotina

d. Divisio Basidiomycotina
• Divisio ini dicirikan dengan pembentukan spora seksual disebut
basidiospora dan terbentuk pada struktur khusus seperti gada yang disebut
basidium.
• Pembiakan aseksual biasanya terjadi dengan pembentukan konidium.
• Hifa kelompok Basidiomycotina mempunyai septa.
• Tubuh buah yang sering dihasilkan kelompok ini, menyebabkan
penampilan mereka sangat menyolok dan secara umum sering disebut
cendawan yang secara awam disebut jamur.
• Kebanyakan hidup sebagai saprofit tetapi ada juga yang hidup sebagai
parasit terutama pada tumbuh-tumbuhan.
• Contoh: jamur merang (Volvariella volvaceae ), jamur shitake (Lentinus
edodes) atau jamur tiram (Pleurotes) Struktur dan bagian-bagian tubuh
buah suatu Basidiomycotina dapat dilihat pada gambar beriikut:

Gambar 2.3 Jamur cendawan

Gambar 2.4 Daur hidup Basidiomycota


e. Divisio Deutromycotina
• Perkembangbiakan seksual belum diketahui sehingga dikenal sebagai cendawan
tidak sempurna (Fungi imperfecti)
• Perkembangbiakan aseksual dari kelompok ini adalah dengan konidium seperti
pada Ascomycotina. Anggotanya adalah beberapa fungi yang hidup parasit pada
manusia dan hewan.
• Hifa bersekat
• Contoh: Histoplasma capsulatum ,yang menyebabkan koksidiomikosis.
Epidermiphyton floocosum yang menyebabkan kaki atlit. Sedangkan genus
Epodermiphyton, microsporum dan trigophyton merupakan fungi penyebab penyakit
kurap.

4. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur


a. Penyakit Patek (Antraknosa) Oleh Jamur Colletotricum Capsici
Penyakit patek, Bagi para petani tanaman Hortikultura seperti semangka,
melon, cabe, tomat, timun, pepaya dan sebagainya tentu sudah tidak asing
dengan penyakit patek (antraknosa) ini. Penyakit patek merupakan
penyakit tanaman yang disebabkan oeh cendawan (jamur) pathogen.
Penyebaran jamur (pathogen) ini sangat cepat dapat karena cairan (eksudat),
maupun faktor lain seperti angin yang membawa spora anthraknose,
maupun teknis seperti pergesekan antara tanaman atau manusia selain itu
Penularan penyakit antraknosa juga disebabkan oleh hembusan angin,
percikan air hujan termasuk penyemprotan pestisida, alat pertanian
.antraknosa tersebut dapat menginfeksi benih, bibit, buah cabai muda
sampai buah cabai hampir matang. Penyebab penyakit Pathek pada tanaman
cabai disebabkan oleh 2 jenis jamur patogen, yaitu jamur Colletotricum
capsici dan Gleosporium sp.. Kedua jenis jamur penyebab penyakit tersebut
dapat terserang.
Gejala dari serangan penyakit ini yaitu, Bercak coklat kehitaman pada buah
muda kemudian meluas menjadi busuk lunak dibagian tengah terdapat titik-
titik hitam, Pada serangan berat menyebabkan buah cabai mengerut dan
mongering, Pada gejala lain di tandai dengan terbentuknya bintik kecil
kehitaman berlekuk serta tepi bintik berwarna Bagian lekuk akan terus
membesar dan memanjang serta bagian tengahnya berwarna gelap.
Cara pengendalian dari serangan jamur ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu, Pengapuran pada lahan sebelum ditanami untuk memperoleh pH
ideal yaitu 6 – 7, Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang dan
difermentasikan, Menggunakan mulsa plastik pada musim hujan agar tidak
terlalu lembab, Mengatur jarak tanam agar pertanaman tidak terlalu lembab
Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman inang atau tanaman yang satu
famili seperti tomat, terung atau bekas tanaman cabe, dan dengan
melakukan penyemprotan fungisida.

b. Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophtheora infestans


Penyakit ini lazim menyerang tanaman tomat di lokasi dengan kelembaban
tinggi dan periode suhu dingin. Infeksi dimulai sebagai bintik-bintik basah
pada daun dan batang dan dengan cepat menyebar, menciptakan bercak
hitam keunguan pada daun, batang dan buah tomat. Penyakit busuk daun
dapat menyebabkan kerugian parah pada tanaman tomat dan menyebar
dengan mudah dari kentang dan tanaman tomat yang terinfeksi.
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pembersihan,
membuang kotoran dan tanaman yang terinfeksi, serta dengan pemberian
fungisida.
5. Peran Menguntungkan dan Merugikan dari Fungi
a. Peran Menguntungkan
• Berperan sangat penting dalam siklus materi terutama siklus karbon, yang
berperan bagi kelangsungan hidup seluruh organisme
• sebagai decomposer kedua kelompok tersebut dapat menguraikan sisa-
sisa tumbuhan, bangkai hewan dan bahan-bahan organic lainnya dan hasil
penguraianya dikembalikan ke tanah sehingga dapat menyuburkan tanah.
• Selain itu fungi saprofit bersama dengan protozoa dan bakteri saprofit
merupakan organisme yang dapat menguraikan sampah
• Berperan dalam industri fermentasi tersebut adalah fungi, terutama dari
kelompok ragi. Contoh hasil fermentasi adalah: bir ,roti., asam sitrat atau
2-hidroksipropan,1,2,3, asam trikasboksilat.
• Berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini dihasilkan oleh
fungi Penicllium notatum
• Dapat sebagai bahan baku sumber makanan baru yaitu protein sel tunggal
(PST)
• Sumber makanan bagi manusia, contoh: Agaricus campestris,
Volvariella volvaceae, Lentinus edodes, Pleurotes, Tuber melanosporum,
Boletus spp., Cantharellus cibaricus dan lain-lain.

b. Peran Merugikan
• Dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas makanan maupun bahan-
bahan lain yang penting bagi manusia
• Fungi dapat juga menyerang bahan-bahan lain yang bernilai ekonomi
seperti kulit, kayu, tekstil dan bahan-bahan baku pabrik lainnya.
• Fungi juga dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada
umumnya lebih
• Sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada hewan
atau manusia
• Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi
seperti seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus
flavus (menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia
karena dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan
kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Jamur adalah
mikroorganisma eukariotik yang hidup secara saprofit karena tidak
dapat berfotosintesa.
2. Ciri-ciri dari jamur dapat dilihat dari berbagai macam cara yaitu dengan
membedakan struktur tubuh,cara reproduksi, dan juga cara
mendapatkan makanan.
3. Klasifikasi jamur dapat dibedakan dari beberapa divisi seperti
Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina,
Deutromycotina.
4. Salah satu contoh penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur
yaitu penyakit busuk daun pada tanaman tomat yang disebabkan oleh
jamur Phytophtheora infestans.
5. Peranan jamur dapat dibedakan menjadi dua yaitu peran
menguntungkan seperti berperan dalam siklus materi terutama siklus
karbon, dan peran yang merugikan seperti dapat menurunkan kualitas
maupun kuantitas makanan maupun bahan-bahan lain yang penting
bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyana Y A, Muchrodji, M Bakrun. 1999. Jamur Tiram Pembibitan,


Pembudidayaan dan Analisis Usaha. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cahyana Y A, Muchrodji, M Bakrun.2004. Jamur Tiram. Jakarta: Penebar


Sawadaya.
Dwijoseputro D. 1978. Pengantar Mikologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Doni. 2014. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Tauge Pada Media Dedak Terhadap
Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). SKRIPSI. Universitas
Bangka Belitung.

Fitriyanti, 2016. Inventarisasi (Basidiomycota) di Hutan Raya Raden Soerjo Cangar


Kota Batu Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi. Malang: UMM.

Genders R. 1986. Bercocok tanam Jamur. Bandung: Pioner Jaya

Anda mungkin juga menyukai