FUNGI/JAMUR
a)
OLEH:
05081282227055
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari - hari. Hal itu disebabkan karena jamur
hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukungnya dan lama
hidupnya juga terbatas. Jamur dapat menyebabkan berbagai tingkat dekomposisi bahan pangan.
Selain itu,jamur dapat tumbuh pada hasil pertanian sebelum dipanen, hasil panen yang sedang
disimpan, bahan pangan yang telah diolah maupun yang dijual di pasar. Bahan pangan yang
mengalami dekomposisi oleh jamur dapat membusuk dan bernoda dengan warna tertentu (Yul Harry,
et al, 2022). Spesies utama jamur yang dapat mengkontaminasi bahan pangan antara lain Aspergilus
flavus, A. oryzae, A. ochraceus,A. tamarii, Penicillium puberulum, P. Citrinum, P. italicum, P.
chrysogenum, P. expansum, A. wentii, Alternaria alternata,A.melleus, A. terreus, dan A. Niger yang
mampu memproduksi zat racun yaitu Aflatoksin yang menyebabkan kerusakan pada makanan (Rini,
et al, 2020).
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof.
Jamur terbagi menjadi uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang- benang yang
disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif. Selain
memiliki berbagai macam cara untuk berkembang biak, jamur juga terdiri dari aneka macam
jenis baik yang bermanfaat maupun yang beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang
dibudidayakan masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa
dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat(Dina . et al, 2016).
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Jamur
Jamur/fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan pada
umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi tidak
memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan fotosintesis
menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air. Sehingga fungi disebut sebagai
organisme heterotof dan sifat heteretof menyerupai sel hewan. Karena beberapa sifat
yang menyerupai tumbuhan menyebabkan secara tradisionil fungi dikelompokan ke
dalam kingdom plantae. Namun karena keunikannya, klasifikasi modernmengelompokan
fungi ke dalam kingdom tersendiri yang terpisah dari kingdom plantae dan
animalia(NI.Putu.R., 2021).
Fungi merupakan kingdom yang cukup besar terdiri dari kurang lebih 50.000
species, dan bisa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik secara struktur,
fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada
permukaan sayuran busuk, ssebagai ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur
berukuran besar yang tumbuh ditanah atau pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai
berbagai penampilan tergantung dari spesiesnya (Norfajrina.et al,2021).
Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat fisiologi fungi disebut mikologi.
Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti cendawan (fungi yang berbentuk
payung) dalam bahasa Yunani. Seperti telah disebutkan, fungi merupakan organisme
heterotof sehingga memerlukan bahan organik dari luar untuk kebutuhan nutrisinya.
Sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang
telah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks
menjadi bahan organik yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian
dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Disamping itu
hasil penguraian dari fungi saprofit ini dapat menghancurkan atau menguraikan sampah,
kotoran hewan, dan bahan organik lainnya, sehingga tidak terjadi penumpukan dari bahan
organik mati tersebut. (Halimah.et al,2021)
2.2. Ciri-ciri Fungi
Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.
Mempunyai spora
Memproduksi spora
Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
Berkembang biak secara seksual dan aseksual
Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan mannan
Sebagian besar dari Zygomycota hidup dalam saproba (pengurai) di tanah, pada sisa-sisa
organisme yang sudah mati atau sudah membusuk, dan makanan seperti tempe, nasi dan roti.
Beberapa dari jenis Zygomycota hidup dengan bersimbiosis mutualisme pada akar tumbuhan
dengan membentuk mikoriza. Hubungan simbiosis mutualisme Zygomycota dengan tumbuhan
adalah Zygomycota akan memperoleh nutrisi yang berupa zat organik yang berasal dari inang
tumbuhan, sedangkan akar tumbuhan inang dapat meningkatkan penyerapan air dan mineral
yang berasal dari dalam tanah.
Zygomycota mengalami dua macam cara bereproduksi. Reproduksi yang dilakukan secara
aseksual terjadi bila kondisi lingkungan baik dan mendukung, sedangkan pada reproduksi yang
dilakukan secara seksual terjadi pada kondisi lingkungan yang kering dan tidak menguntungkan.
Reproduksi Aseksual Zygomycota
Reproduksi secara aseksual Zygomycota adalah dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan
pembentukan spora aseksual (sporangiospora). Hifa dewasa yang terputus dan juga terpisah
dapat tumbuh menjadi sebuah hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa akan
terbentuk sporangiofor yang ujungnya terdapat sporangium (kotak spora). Didalam sporangium
terjadi pembelahan secara mitosis dengan menghasilkan sporangiospora yang berkromosom
haploid (n).
Zygomycota bereproduksi secara seksual adalah dilakukan dengan cara pembentuk spora seksual
(zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.
Jamur Roti (Rhizopus stolonifer) Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan
gelap, beberapa hari kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh
bulatan hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
Jamur Tempe (Rhizopus oryzae) Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe.
Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang telah
terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan cahaya. Jamur
ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya
Mucor mucedo Hidup pada kotoran ternak
Rhizopus nigricans Menghasilkan asam fumarat, pemasak buah
Rhizopus nodusus Menghasilkan asam laktat
Anggota jamur pada devisi Zygomycota disebut dengan fungi zigot. Sejumlah ahli mikologi
telah mendeksripsikan sekitar 600 fungi zigot. Contoh Jamur Zygomycota adalah Rhizopus sp,
Mucor sp, dan Pilobolus. Beauveria bassiana, Metarrhisium anisopliae.
A. Divisi Ascomycota
Ciri-ciri :
Ascomycota Uniseluler
Reproduksi dengan secara aseksual tersebut berdasarkan uniseluler yang dilakukan dengan
melakukan pembelahan sel atau juga pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas tersebut
akan menjadi suatu sel jamur yang baru. tetapi, jika tidak terlepas maka sel tunas tersebut akan
membentuk suatu rantai pseudohifa (hifa semu).
Ascomycota Multiseluler
Bereproduksi aseksual dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu fragmentasi hifa serta
pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yang terputus menjadi hifa jamur baru.
Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung
konidiofor terbentuk spora yang diterbangkan oleh angin yang disebut konidia. Konidia
mempunyai jumlah kromosom yang haploid (n). Hifa akan bercabang-cabang membentuk
miselium yang haploid (n).
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini tentang materi/jamur adalah
sebagai berikut:
a. Jamur berkembang biak secara seksual dan aseksual.
b. Peran Jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan. Contoh jamur yang menguntungkan yaitu jamur Rhizopus Oryzae untuk
membuat tempe, sedangkan jamur yang merugikan yaitu jamur Ganoderma Pseudoferreum
yang dapat menyebabkan busuk akar pada tanaman karet, kopi, teh dan tanaman lainnya.
c. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup ditempat- tempat yang
lembab, dan tidak memerlukan sinar matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga
hidupnya bersifat heterotroph. Jamur hidup dari senyawa – senyawa organic yang
diabsorbsi dari organisme lain.
d. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis antara lain jamur bersifat parasite obligat, parasite
fakultatif dan saprofit
DAFTAR PUSTAKA
Dina Khaira Mizana, Netty Suharti, Arni Amir, 2016. Indentifikasi Pertumbuhan
Jamur. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
Yul Harry Bahar, Iwan Saskiawan, Gabriella Susilowati, 2022. Potensi Jamur Pangan
Fungsional Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Manusia.
Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis, 6(1):45-58.