PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a. Khamir (Yeast)
b. Kapang (mold)
Kapang adalah jenis lain dari fungi, sebagian besar memiliki tekstur yang
tidak jelas dan biasanya ditemukan pada permukaan makanan yang membusuk
atau hangat, dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar kapang berreproduksi
secara aseksual, tetapi ada beberapa spesies yang bereproduksi secara seksual
dengan menyatukan dua jenis sel untuk membentuk zigot dengan produk
uniselular sel (Viegas, 2004).
a. Hifa
Fungi secara morfologi tersusun atas hifa. Dinding sel hifa bebentuk
tabung yang dikelilingi oleh membran sitoplasma dan biasanya berseptat. Fungi
yang tidak berseptat dan bersifat vegetatif biasanya memiliki banyak inti sel yang
tersebar di dalam sitoplasmanya. Fungi seperti ini disebut dengan fungi
coenocytic, sedangkan fungi yang berseptat disebut monocytic (Madigan et al.,
2012).
Kumpulan hifa akan bersatu dan bergerak menembus permukaan fungi
yang disebut miselium. Hifa dapat berbentuk menjalar atau menegak. Biasanya
hifa yang menegak menghasilkan alat perkembangbiakan yang disebut spora.
Septa pada umumnya memiliki pori yang sangat besar agar ribosom dan
mitokondria dan bahkan nukleus dapat mengalir dari satu sel ke sel yang lain.
Miselium fungi tumbuh dengan cepat, bertambah satu kilometer setiap hari.
Fungi merupakan organisme yang tidak bergerak, akan tetapi miselium mengatasi
ketidakmampuan bergerak itu dengan menjulurkan ujung-ujung hifanya denagan
cepat ke tempat yang baru.
Pada ujung batang hifa mengandung spora aseksual yang disebut konidia.
Konidia tersebut berwarna hitam, biru kehijauan, merah, kuning, dan cokelat.
Konidia yang menempel pada ujung hifa seperti serbuk dan dapat menyebar ke
tanah dengan bantuan angin. Beberapa fungi yang makroskopis memiliki struktur
yang disebut tubuh buah dan mengandung spora. Spora tersebut juga dapat
menyebar dengan bantuan angin, hewan, dan air.
Kavanagh (2011) melaporkan bahwa sebagian besar hifa pada yeast
berbentuk lembaran, seperti pada Cythridomycetes dan Sacharomyces
cerreviceae. Hifa mengandung struktur akar seperti rhizoid yang berguna sebagai
sumber daya nutrisi.
Gambar 5. Struktur Dasar Hifa
.
Hifa dapat dijadikan sebagai ciri taksonomi pada fungi. Beberapa jenis
fungi ada yang memiliki hifa berseptat dan ada yang tidak. Oomycota dan
Zygomycota merupakan jenis fungi yang memiliki hifa tidak berseptat, dengan
nuklei yang tersebar di sitoplasma. Berbeda dengan kedua jenis tersebut,
Ascomycota dan Basidiomycota berasosiasi aseksual dengan hifa berseptat yang
memiliki satu atau dua nuklei pada masing-masing segmen.
Hifa yang tidak bersepta disebut hifa senositik, memiliki sel yang panjang
sehingga sitoplasma dan organel-organelnya dapat bergerak bebas dari satu
daerah ke daerah lainnya dan setiap elemen hifa dapat memiliki beberapa
nukleus. Hifa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Hifa vegetatif
(miselia), bertanggungjawab terhadap jumlah pertumbuhan yang terlihat di
permukaan substrat dan mempenetrasinya untuk mencerna dan menyerap nutrisi.
Selama perkembangan koloni fungi, hifa vegetatif berkembang menjadi
reproduktif atau hifa fertil yang merupakan cabang dari miselium vegetatif. Hifa
inilah yang bertanggungjawab terhadap produksi tubuh reproduktif fungi yaitu
spora.
Hifa tersusun dari dinding sel luar dan lumen dalam yang mengandung
sitosol dan organel lain. Membran plasma di sekitar sitoplasma mengelilingi
sitoplasma. Filamen dari hifa menghasilkan daerah permukaan yang relatif luas
terhadap volume sitoplasma, yang memungkinkan terjadinya absorpsi nutrien.
(Willey et al., 2009).
b. Dinding Sel
Gambar 6. Struktur dinding sel Fungi,dan tabel perbedaan komponen dinding sel pada
setiap kelas Fungi.
c. Nukleus
Nukleus atau inti sel fungi bersifat haploid, memiliki ukuran 1-3 mm, di
dalamnya terdapat 3 – 40 kromosom.
Membrannya terus berkembang selama pembelahan Nuclear associated
organelles (NAOs). Terkait dengan selubung inti, berfungsi sebagai pusat-
pusat pengorganisasian mikrotubula selama mitosis dan meiosis. Nucleus pada
fungi juga mempengaruhi kerja kutub benang spindel dan sentriol.
Fungi memiliki mitokondria yang bentuknya rata atau flat seperti krista
mitokondria. Badan golgi terdiri dari elemen tunggal saluran cisternal.
Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang
hidup berkelompok (membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara
berkelompok atau berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan
atau berhubungan. Cara hidup ini dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus
oryzae), jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian
melihat jamurjamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu
yang menyusunnya berukuran sangat kecil. Perhatikan Gambar 5.8. Habitat jamur
juga bermacam-macam. Berbagai jamur hidup di tempat-tempat yang basah,
lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain.
Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa
organisme di laut atau air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam,
misalnya pada buah yang asam, atau pada pada lingkungan dengan konsentrasi gula
yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan, jamur yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat ekstrim dimana organisme lain sulit
untuk bertahan hidup, seperti di daerah gurun, gunung salju, dan di kutub. Jenis
jamur lainnya juga dijumpai hidup pada tubuh organisme lain, baik secara parasit
maupun simbiosis.
Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangat luas. Jamur berperan
dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer,
jamur menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga bisa dimanfaatkan
oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi,
karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan
antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan-perombakan
atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses daur ulang senyawa
organik ini, fungi memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem utama.
Jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar tumbuhan
tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikro riza merupakan struktur
yang berperan penting dalam suplai unsur hara. Kalian bisa membaca kembali
bagian awal dari bab ini yang membicarakan cara jamur memperoleh makanan.
Berdasarkan posisi jamur terhadap akar tumbuhan, dikenal adanya endomikoriza
(bila hifa menembus korteks akar) dan ektomikoriza (bila hifa hanya menem bus
epidermis akar). Kelompok jamur yang sering bersimbiosis dengan akar tumbuhan
umumnya termasuk anggota Divisi Zygomycotina, Ascomycotina, dan
Basidiomycotina.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-
obatan. Sebagai contoh, pada Divisi Zygomycotina, sedikitnya ada 2 jenis Rhizopus
yang digunakan secara komersial dalam industri pil kontrasepsi dan anestesi, yaitu
R. arrhizus dan R. nigricans. Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri
alkohol dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang mampu
memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada margarin.
Beberapa jenis jamur dan peranannya yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
http://impiansanthi.wordpress.com/2012/08/01/makalah-biologi-jamur/
http://nanto88.blogspot.com/2011/12/makalah-tentang-jamur-sma-singkat-dan.html
http://muhammadfajrisetia1.blogspot.com/2013/04/makalah-jamur.html