Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup yang
beranekaragam salah satunya fungi. Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula
yang bersifat merugikan. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun
tidak sebaik tumbuhan lainnya.
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya
(Pelczar, 1986).
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi
adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi
adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan.
Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi
terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak
terdapat perbedaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara reproduksi pada fungi
2. Bagaimana reproduksi aseksual pada fungi

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Reproduksi pada Fungi
2. Untuk mengetahui tentang reproduksi aseksual pada fungi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fungi
Fungi merupakan kelompok organisme eukariotik, yaitu organisme yang inti selnya
telah memiliki membran. Meskipun fungi di anggap menyerupai tumbuhan, sesungguhnya
sangat berbeda dari tumbuhan. Dinding sel fungi berbeda dari dinding sel tumbuhan dalam
hal komponen utama pembangun dinding sel. Dinding sel tumbuhan dibangun oleh Selulosa,
sedangkan dinding sel fungi tersusun atas Kittin dan Glukan.
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler, tetapi ada juga spora
multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika
kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka
sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin
atau air, spora-spora tersebut berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada
permukaan yang sesuai (Campbell 2003).

B. Reproduksi Aseksual pada Fungi


Fungi dapat melakukan reproduksi, baik secara Aseksual (vegetatif) maupun secara
Seksual (generatif). Reproduksi aseksual pada fungi berlangsung melalui beberapa cara
yaitu, Pembelahan Biner, Pertunasan/Penguncupan (Budding), Fragmentasi, atau
pembentukan Spora Aseksual.
Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan tunas (budding)
yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi (Saccharomyces cerevisiae). Pada
reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk semacam sel berukuran kecil yang kemudian
tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya
menjadi individu baru.
Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan
spora aseksual. Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan
tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali
dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan
tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru. Pada kondisi tertentu, hifa akan
terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual).

2
Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual.
Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan
spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa tertentu. Spora
tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat tumbuh langsung menjadi jamur. Hal
ini mirip dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi.
Proses pembelahan biner terjadi ketika satu sel fungi membelah diri dan menghasilkan
sel anak dari penjolan yang tumbuh pada sel induk. Pada umumnya, khamir melakukan
reproduksi aseksual dengan cara Pembelahan biner dan pertunasan.
Sementara itu, pembentukan spora aseksual merupakan mekanisme reproduksi
aseksual yang umumnya dilakukan oleh kapang. Apabila kondisi habitat sesuai, fungi
memperbanyak diri dengann memproduksi spora aseksual. Spora aseksual umumnya
dihasilkan dalam jumlah banyak, mudah terbawa air atau angin sehingga dapatt tersebar di
kawasan yang luas. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi fungi dewasa. Oleh karena mekanisme ini, jamur dapat tersebar dalam
jumlah melimpah dengan cepat, spora fungi berbeda beda dalam bentuk dan ukuran,
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.

C. Macam macam spora aseksual pada fungi


a. Konidiospora
Spora yang dihasilkan oleh suatu struktur khusus yang disebut konidium, konidium
dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
b. Sporangiospora
Spora bersel satu ini dihasilkan oleh suatu kantung yang disebut Sporangium.
Sporangium di topang dan ditemukan di ujung suatu hifa khusus yang disebut Sporangiofor.
Ada jenis sporangiospora yang dapat bergerak (motil) karea memiliki flagelum,
sporangiospora jenis ini disebut Zoospora. Sementara sporangiospora non motil disebut
aplanospora.
c. Oidium atau atrospora
Terputusnya sel sel hifa dapat menghasilkan spora aseksual bersel satu.
d. Klamidiospora
Spora ini merupakan sppora bersel satu yang terbentuk dari hifa somatik, berdinding
tebal, dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
e. Blastospora
Merupakan tunas atau kuncup yang dibentuk oleh sel sel khamir.

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya
(Pelczar, 1986).
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi
adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Fungi dapat melakukan reproduksi, baik secara Aseksual (vegetatif) maupun secara
Seksual (generatif). Reproduksi aseksual pada fungi berlangsung melalui beberapa cara
yaitu, Pembelahan Biner, Pertunasan/Penguncupan (Budding), Fragmentasi, atauu
pembentukan Sspora Aseksual.
Terdapat macam macam spora aseksual fungi, yaitu:
1. Konidiospora
2. Sporangiospora
3. Oidium atau atrospora
4. Klamidiospora
5. Blastospora

4
Daftar Pustaka

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga


Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. Hal: 131
Gandjar, Indrawati, dkk..2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Enawati, dkk.2013.Biologi : Bidang Keahlian Kesehatan untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai