Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam
sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan
makhluk tidak hidup (abiotik).
Ruang lingkup yang dipelajari dalam biologi sangat luas, agar mudah mepelajarinya
biologi dibagi menjadi berbagai cabang ilmu berdasarkan bidang yang dipelajari
seperti mikologi, dimana mikologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang jamur serta
peranannya bagi kehidupan manusia. Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita
maknai sebagai cendawan, yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya
berwarna-warni, dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah
organisme yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar
jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang lebih luas.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh terhadap semua sisi
kehidupan termasuk ilmu pengetahuan biologi ini. Sejak ditemukannya berbagai alat
tekhnologi, pembahasan ilmu biologi semakin menjadi kompleks, contohnya Fungi atau
Jamur. Makalah ini mencoba membahas salah satu bab di bidang ilmu pengetahuan biologi
ini yaitu tentang Jamur ( Fungi).

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca dan mempelajari,diskusi terhadap berbagai macam Jamur,cara reproduksinya dan


peranannya bagi kehidupan manusia, diharapkan kami dapat:

1. Mendiskripsikan ciri – ciri umum Kingdom Jamur.


2. Membandingkan cara-cara reproduksi pada Jamur.
3. Mengetahui apa saja klasifikasi jamur
4. Menyajikan contoh peranan Jamur bagi kehidupan manusia.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas pada pelajaran biologi.
2. Sebagai bahan untuk kita dalam memahami lebih baik mengenai jamur.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri-ciri Jamur

Jamur merupakan organisme eukariota. Secara morfologi, jamur mirip tumbuhan. Namun jamur
dimasukan kedalam kelompok tersendiri, yaitu kingdom fungi karna memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1) Memiliki dinding sel yang di susun oleh zat kitin, bukan selusosa
2) Tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis
3) Bersifat heterotrof, yaitu mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain

1. Morfologi Jamur
Tubuh jamur ada yang tersusun dari sel tunggal (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler). Jamur
uniseluler contohnya khamir, sedangkan jamur multiseluler meliputi kapang dan cendawan. Kapang
meliputi filamen, sedangkan cendawan berbentuk tubuh buah. Pada umumnya, sel khamir lebih
besar daripada bakteri. Struktur khamir atau biasa di sebut ragi dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop. Biasanya, khamir berbentuk bola. Khamir tidak memiliki flagela atau organ-organ
penggerak lainnya.Tubuh jamur multiseluler terdiri atas dua bagian utama, yaitu spora ( sel resistan,
istirahat, atau dorman) dan misilium yang merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan
hifa. Hifa jamur ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Aseptat atau senositik, yaitu hifa yang tidak memiliki dinding bersekat atau berseptum.
b. Septat dengan sel-sel uninikleat, yaitu hifa memiliki sekat yang membagi hifa menjadi
ruang-ruang atau sel- sel berisi nukleus tunggal
c. Septat dengan sel-sel multinukleat, yaitu hifa memiliki sekat yang membagi hifa menjadi
sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

Pada jamur tertentu hifa mengalami modifikasi bentuk sesuai dengan fungsinya ketika
menyentuh substrat. Misalnya sebagai berikut.

a. Rizoid, yaitu struktur seperti akar yang menempel pada substrat


b. Hifopodium, yaitu bantalan hifa sebagai alat pelekat jamur pada subtratnya
c. Apresorium, yaitu kaki penetrasi atau kaki infeksi sebagai penembus jaringan atau sel
inang
d. Haustorium, yaitu modifikasi hifa di dalam sel inang untuk menyerap nutrisi

2
e. Vesikel atau arbuskul, yaitu modifikasi hifa yang terdapat pada cendawan endomikoriza

Miselium, dapat bersifat vegetatif (somatik) dan generatif (reproduktif). Miselium vegetatif
berfungsi menyerap nutrisi dari lingkungan, sedangakan miselium generatif berfungsi dalam proses
reproduksi. Miselium generatif bertanggung jawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh
meluas. Miselium dapat berupa jaringan yang terjalin lepas seperti kapang atau dapat berupa struktur
padat yang terorganisasi seperti pada cendawan.

1. Fisiologi Jamur
Khamir dan kapang dapat tumbuh dalam substrat atau medium berisikan konsentrasi gula
yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri. Itulah sebabnya selai atau manisan tidak
dirusak oleh bakteri, tetapi oleh kapang. Pada umumnya, khamir dan kapang dapat bertahan terhadap
keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroorganisme yang lainnya. Khamir bersifat
anaerob falkutatif, artinya dapat tumbuh baik dalam keadaan aerob maupun keadaan anaerob,
sedangkan kapang bersifat aerob sejati.

B. Cara Hidup Dan Reproduksi Jamur

1. Cara Hidup Jamur


Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur
tidak memangsa dan mencerna makanan. Untuk memperoleh makanannya, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya , kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Sebagai organisme heterotrof , jamur dapat bersifat parasit, saprofit, atau mutualistik.
a. Parasit, yaitu jamur yang mendapatkan makanan dari organisme lain. Jamur yang demikian
merugikan inang dan dapat menyebabkan penyakit. Jamur parasit dapat berupa parasit obligat
atau parasit fakultatif.
1) Parasit obligat, yaitu jamur yang dapat hidup pada inangnya sedangkan diluar
inangnya tidak dapat hidup.
2) Parasit fakultatif, yaitu jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit tidak mendapatkan inang yang cocok.
b. Saprofit, yaitu jamur yang mendapatkan makanan dengan cara menyerap makanannya dari
organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat kemudian di serap oleh hifa. Selain itu,
hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.

3
c. Mutualistik, yaitu jamur yang melakukan simbiosis mutualisme dengan organisme lain.
Contohnya liken (lichen) yang merupakan simbiosis mutualisme antara jamur dan alga atau
alga hijau-biru (sianobakteri)

2. Reproduksi Jamur

Jamur bereproduksi secaraaseksual ataupun seksual. Secara aksesual jamur bereproduksi


dengan pembelahan, pembentukan tunas, dan pembentukan spora. Pada pembelahan, satu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anakan yang serupa. Pada pembentukan tunas, satu sel
anakan tumbuh dari penonjolan kecil pada sel induknya.
Spora aksesual berfungsi untuk menyebarkan calon individu baru dan di bentuk dalam
jumlah yang banyak. Ada bermacam-macam spora aksesual yaitu, sebagai berikut.
a. Konidiospora atau konidium, yaitu spora yang terbentuk di ujung hifa
b. Sporangiospora, yaitu terbentuk di dalam kantong yang di sebut sporangium dan terdapat
di ujung hifa khusus ( sporangiofor) sporangiospora dapat bersifat motil dan nonmotil.
Spora yang bersifat nonmotil disebut aplanospora. Spora yang bersifat motil disebut
zoospora yang motilitasnya disebabkan oleh flagel.
c. Oidium atau artrospora, yaitu spora yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa
d. Klamidospora, yaitu spora berdinding tebal dan sangat resistan terhadap keadaan yang
buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa somatik
e. Blastospora, yaitu tunas atau kuncup pada sel-sel khamir

Spora seksual dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Pembentukan spora seksual lebih
sedikit terjadi dibandingkan spora aseksual karna hanya terbentuk dalam keadaan tertentu saja. Ada
beberapa tipe spora seksual, yaitu sebagai berikut.

a. Askopora, yaitu spora yang terbentuk didalam kantung yang disebut askus. Biasanya
terdapat delapan askopora di dalam setiap askus
b. Basidiospora, yaitu spora yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.

4
c. Zigospora, yaitu spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua
hifa yang secara seksual serasi (gametangia) melebur
d. Oospora, yaitu spora yang terbentuk didalam struktur betina khusus yang di sebut
oogonium. Oospora dihasilkan dari pembuahan telur (oosfer) oleh gamet jantan yang
terbentuk dalam anteridium. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa
oosfer.

Reproduksi secara seksual pada jamur di lakukan dengan kontak gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam \dua tahap. Tahap pertama adalah plasmogami (peleburan
sitoplasmi) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti) setelah plasmogami terjadi, inti sel
dari masing-masing induk bersatu, tetapi tidak melebur dan membentuk dikaroin. Pasangan inti
dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa
tahun. Akhirnya, inti sel melebur inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan
pembelahan meiosis.

1. Klasifikasi Jamur

Jamur diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-
tahap seksual dalam daur hidupnya. Jamur yang diketahui reproduksi sesualnya disebut jamur
perfekti atau sempurna. Jamur yang belum diketahui seksualnya di sebut jamur imperfekti atau
jamur tidak sempurna. Berdasarkan spora seksualnya, jamur dikelompokan menjadi empat divisi,
yaitu chytridiomycota, zygomycota, ascomycota, dan basidiomycota.

1. Divisi zygomycota

5
Kelompok ini memiliki hifa asepta dengan jumlah inti sel yang banyak. Sebagian hidup sebaga
saprofit di permukaan tanah, sisa-sisa organisme mati,roti, nasi, ataupun biji kedelai dan sisanya
hidup sebagai parasit pada tanaman, hewan, ataupun jamur lain. Pada umumnya, mereka hidup didarat
dan hanya sebagian kecil saja yang hidup di air.
Anggota divisi Zygomycota memiliki tipe hifa, yaitu sebagai berikut.
a. Rizoid, merupakan hifa yang berfungsi seperti akar
b. Stolon, merupakan hifa yang berbentuk anyaman pada permukaan substrat
c. Sporangiofor, merupakan hifa yang tumbuh tegak dipermukaan substrat dan pada
ujung atasnya terdapat sporangium (bagian tubuh jamur yang berfungsi menghasilkan
spora).

Jamur zygomycota melakukan reproduksi seal cara aseksual (tidak kawin) dan seksual
(kawin). Reproduksi aseksual dilangsungkan melalui pembentukan spora aseksual oleh sporangium.
Spongarium (kotak spora) yang telah matang akan pecah dan membebaskan ribuan spora aseksual.
Jika spora aseksual jatuh ditempat yang sesuai, maka akan tumbuh menjadi jamur. Reproduksi
seksual terjadi ketika nutrisi berlimpah melalui konjugasi dua hifa yang berbeda jenis kelamin. Untuk
membedakannya, kedua hifa diberi tanda positif (hifa”+”) dan tanda negatif (hifa“-”).

2. Divisi Ascomycota

6
Anggota divisi ascomycota memiliki septa yang tidak sempurna. Hifa tersebut memiliki
lubang pada bagian tengah sekat sehingga plasma masih bercampur. Sebagian hifa ada yang
menembus substrat untuk menyerap makanan, sedangkan lainnya tumbuh kepermukaan
membentuk cabang-cabang yang disebut konidiofor. Pada ujung konidiofor terbentuk
sejumlah besar spora aseksual yang disebut konidia (konidiospora). Konidia merupakan alat
reproduksi aseksual. Jika spora tersebut jatuh pada tempat dan kondisi yang cocok, maka
dapat tumbuh menjadi individu baru.
Ciri khas anggota Ascomycota adalah adanya askus pada siklus reproduksi seksualnya.
Askus merupakan struktur seperti kantong dan bila mengandung spora disebut askospora.
Dalam satu kantong biasanya terdapat delapan dan kadang-kadang empat askopora.

Jamur ascomycota yang bersel satu seperti sacchaaromyces sp. (ragi) dapat memperbanyak diri
secara seksual atau aseksual, bergantung pada kondisi lingkungan. Pada kondisi yang memungkinkan,
reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Dalam kondisi yang tidak
menguntungkan seperti lingkungan bersuhu tinggi dan kering, sel tubuh berfungsi sebagai askus yang
mengandung empat askospora. Seluruh askus terkumpul membentuk tubuh buah atau disebut
askokarp. Ada tiga tipe askokarp, yaitu sebagai berikut.

a. Kleistotesium, merupakan askokarp yang memiliki rongga ditengah dan tertutup rapat.
b. Pertesium, merupakan askokarp yang memiliki rongga dan berbentuk sepert botol
c. Apotesium, merupakan askokarp yang memiliki bentuk seperti cawan terbuka

3. Divisi Basidiomycota
Ciri khas jamur Basidiomycota adalah basidium, yaitu suatu struktur terbentuk gada yang
berfungsi sebagai alat penghasil spora (basidiospora). Basidiospora termasuk jenis spora seksual.
Tiap basidium terkumpul dalam tubuh buah atau basidioskarp. Basidiokarp pada umumnya
berbentuk seperti payung. Semua anggota basidiomycota berukuran maskrokopis terutama
basidiokarpnya. Hifa Basidiomycota umumnya bersekat. Reproduksi berlangsung secara seksual
dengan membentuk basidiospora.

7
4. Divisi Deuteromycota

Jamur Deuteromycota dikenal sebagai jamur tidak sempurna atau jamur imperfekti. Disebut
demikian karna kelompok jamur tersebut belum diketahui cara reproduksi seksualnya.reproduksi
aseksual jamur imperfeti adalah melalui pembentukan konidia.
Jika jamur Deuteromycota diketahui cara reproduksi seksualnya, maka dimasukan kedalam
kelompok yang sesuai. Contohnya, sebelum diketahui cara reproduksi seksualnya. M. Sitophila
dimasukan kedalam divisin Deuteromycota. Namun, setelah diketahui reproduksi seksualnya dengan
mengahasilkan askopora, jamur tersebut dimasukan kedalam divisi ascomycota dan namanya di ganti
menjadi neurospora crassa. Ilmuan yang menemukan reproduksi seksual n. Crassa (jamur oncom)
adalah Prof. Dr. Dwidjoseputro (1961), biologiwan Indonesia

2. Peranan Jamur

1. Jamur Yang Menguntungkan

8
a. Vorvariella volvacea (jamur merang) dan auricularia polytricha (jamur
kuping) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.
b. Rhizopus oryzae dan Neurospora crassa berguna dalam industri bahan
makanan. Rhizopus oryzae berperan dalam proses pembuatan tempe dan
Neurospora crassa berperan dalam pembuatan oncom.
c. Saccharonyces cerevisiae berperan dalam pembuatan keju, roti, dan bir.
d. Aspergillus wentii atau A. Oryzae untuk pembuatan kecap
e. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik
f. Higroporus dan lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
2. Jamur Yang Merugikan
a. Rhizopus, stolonife menyebabkan roti atau nasi menjadi basi
b. Fusarium, menyebabkan penyakit pada tebu, padi, pisang, tomat, dan umbi
kentang.
c. Ustilago scotaminae (jamur karat), parasit pada tanaman dikotil dan rumput-
rumputan.
d. Puccinia graminis (jamur api), parasit pada rumpu-rumputan seperti jaggung
dan tebu.

Penyakit Yang
No. Jenis Jamur Ciri-Ciri Penyakit Cara Penularan
Ditimbulkan
1. Mycrosporum dan Tinea capitis Menyerang kulit kepala Penggunaan sisir dan

9
Trichophyton dan rambut kepala. gunting rambut
Rambut yang terkena bersama.
tampak kusam, mudah
patah, dan menyisakan
rambut yang pendek
pada daerah yang botak.
2. Trichophyton Tinea Favosa Infeksi pada kulit Penggunaan handuk
schoenleinii kepala, kulit badan yang atau kain orang yang
tidak berambut, dan terinfeksi.
kuku.
3. Trichophyton Tinea barbae Menyerang daerah yang Bersentuhan atau
mentagrophytes, di tumbuhi janggut, penggunaan alat
T. Violacceum, kulit leher, dan rambut. pemotong jenggot
Microsporum yang telah terinfeksi.
cranis
4. Trichophyton sp. Dermatophytosis Infeksi jamur yang Dapat tertular apabila
(Tinea pedis, mengenai kulit terutama berjalan di tempat-
Athele’s foot) di sela-sela jari kaki. tempat kotor yang
berair.
5. Epidermophyton Tinea cruris Terdapat bintik hitam Dapat tertular melalui
floccosum atau pada kulit bagian paha sentuhan atau kuku
Trichopyton sp. atas . saat menggaruk
bagian yang
terrinfeksi.
6. Malassezia furfur Tinea versicolor Geejala bercak putih Sentuhan kulit yang
(panu) kekuning-kuningan terinfeksi oleh jamur
dirasai rasa gatal, atau terinfeksi lewat
biasanya pada kulit pakaian yang terkena
dada, bahu, punggung, spora jamur.
dan perut bagian atas.

7. Corporis Tinea circinata Membentuk lesi kulit Dapat terinfeksi


trichopyton (tinea corporis) yang memiliki plak karna kuku yang
bersisik melingkar terinfeksi jamur.
dengan tepi menonjol.
Biasanya lesi menyebar
pada kulit badan,
lengan, dan kaki serta
terjadi pengelupasan
kulit disertai rasa gatal.
8. Epidermophyton Otomycosi Menyerang lubang Bersentuhan dan
flocossum dan (mryngomycosis) telinga dan kulit di menggaruk kulit yang
trichopyton sp. sekitarnya yang terkena jamur.
menimbulkan rasa gatal
dan sakit.

9. Candida albicans Candidiasis Menyerang kulit, kuku, Menular melalui


atau organ tubuh sentuhan kulit yang
seperti jantung dan terkena jamur.
paru-paru, selaput

10
lendir, dan vagina.
10. Allescheris boydii Maduromycosis Menyerang kaki dan Dapat
cephalosporium (madura foot) dapat mengeluarkan tertular/terinfeksi
falciforme, nanah. apabila berjalan
madurella, tanpa alas kaki pada
mycetomi, dan daerah yang
madurella grisea terinfeksi jamur
11. Coccidioides Coccidioidomycosis Menyerang salauran Dapat tertular
immitis pernapasan seperti apabila kita
pneumonia yang di menghirup oksigen
tandai batuk. yang mengandung
jamur.
12. Sporotricum Sporotrichosis Menyerang kulit Bersentuhan
schenckii sehingga timbul langsung atau tidak
benjolan di bawah kulit langsung berupa
kemudian membesar, penggunaan pakaian
memerah, dan atau handuk yang
meradang sama.
13. Blastomyces Blastomycosis Menyerang kulit, paru- Melalui pernapasan.
dermatitidis dan paru, tulang,dan sistem
blastomyces saraf.
brasieliensis

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

11
Jamur adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang
dengan cara vegetatif ada juga dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan
melalui hifa dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atau saprofit.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat
padamikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur
berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme
air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari
kelas Oomycetes.

DAFTAR PUSTAKA

- Setiawati, W., & Oky, D. (2019). Biologi SMK/ MAK Kelas X. Jakarta :
Yudhistira.

12
- http://www.segitigabermuda.com/2015/12/makalah-biologi-tentang-jamur.html

13

Anda mungkin juga menyukai