2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. INDIKATOR
3.7.1 Menjelaskan ciri-ciri jamur berdasarkan hasil pengamatan dan kajian literatur
3.7.2 Menganalisis struktur tubuh jamur
3.7.3 Menjelaskan reproduksi jamur
3.7.4 Menjelaskan klasifikasi pada jamur
3.7.5 Menjelaskan daur hidup jamur
3.7.6 Menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.7.1.1 Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri jamur berdasarkan hasil pengamatan dan
kajian literatur
3.7.2.1 Siswa dapat menjelaskan struktur tubuh jamur
3.7.3.1 Siswa menjelaskan reproduksi jamur
3.7.4.1 Siswa dapat menjelaskan klasifikasi jamur setelah membaca hasil ringkasan
mengenai klasifikasi jamur
3.7.4.2 Siswa dapat membedakan antara Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina,
dan Deuteromycotina setelah membaca hasil ringkasan mengenai klasifikasi jamur
3.7.5.1 Siswa dapat menjelaskan daur hidup jamur setelah membaca hasil ringkasan
mengenai daur hidup jamur
3.7.6.1 Siswa dapat menjelaskan peranan jamur dalam kehidupan manusia setelah
membaca hasil ringkasan mengenai peranan jamur dalam kehidupan
E. MATERI
1. Ciri Morfologi Jamur
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, akan tetapi tidak memiliki daun dan akar yang
sejati, juga tidak mempunyai klorofil sehingga jamur tidak mampu melakukan proses
fotosintesis. Untuk itulah jamur digolongkan atau diklasifikasikan tersendiri karena tidak
dapat digolongkan dalam tumbuhan atau hewan.
Pada umumnya tubuh jamur terdiri atas banyak sel (multiseluler) misalnya jamur
merang (Volvariella volvaceae), jamur penisilin (Penicillium notatum) dan jamur tempe
(Rhizopus oryzae). Ada
juga yang bersel tunggal
(uniseluler) seperti ragi
atau yeast
(Saccharomyces
cerevisiae). Jamur yang
multiseluler tersusun atas
benang-benang yang
disebut dengan hifa.
Apabila dilihat dengan
mikroskop tampak bentuk
hifa ini bersekat-sekat
(bersepta) dan tidak Gambar 1.1 Jamur Uniseluler dan Jamur Multiseluler
bersekat, seperti tampak
pada Gambar 1.1 berikut!
Dari Gambar 1.1 tampak bahwa pada hifa yang bersekat, tiap sekat terdapat satu sel
yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel. Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti
selnya tersebar didalam sitoplasma yang disebut
sinositik. Seperti yang terlihat pada mikroskop,
sel-sel jamur ini sudah memiliki membran inti
sel, sehingga dikelompokkan sebagai organisme
eukariotik. Dinding sel jamur ini terbuat dari
kitin yang dapat meberikan bentuk dari sel-sel
jamur.
Jalinan / kumpulan hifa-hifa ini akan
membentuk suatu miselium, dan miselium inilah
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan Gambar 1.2 Hifa yang bersekat dan
berfungsi sebagai penyerap makanan dari tidak bersekat
lingkungannya.
5. Reproduksi Jamur
Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual
dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan (fission) yaitu dengan cara sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, dengan penguncupan (budding)
yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau
pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam
jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air.
Ada beberapa macam spora aseksual, diantaranya seperti berikut.
h. Konidiospora, merupakan
konidium yang terbentuk
diujung atau disisi hifa. Ada
yang berukuran kecil, bersel satu
yang disebut mikrokonidium,
sebaliknya konidium yang
berukuran besar dan bersel
banyak disebut makrokonidium.
i. Sporangiospora, merupakan
spora bersel satu yang terbentuk
dalam kantung yang disebut
sporangium, pada ujung hifa Gambar 1.4 Jenis-jenis Spora Aseksual pada
khusus. Ada dua macam Jamur
sporangiospora yang tidak
bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak
karena mempunyai flagella yang disebut zoospora.
j. Oidium / artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya
sel-sel hifa.
k. Klamidospora, merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.
l. Blatospora merupakan tunas / kuncup pada sel-sel khamir.
Perkembangbiakan jamur secara seksual dilakukan dengan peleburan (fusi) inti
sel/nukleus dari dua sel gamet induk
dan menghasilkan spora seksual
yang dapat terjadi melalui 3 fase
yaitu:
a) Plasmogami, nukleus haploid
dari sel donor (+) penetrasi ke
sitoplasma sel resepien (-)
b) Karyogami, inti (+) dan (-)
berfusi membentuk zigot inti
diploid
c) Meiosis, inti diploid Gambar 1.5 Jenis-jenis Spora Seksual Jamur
menghasilkan inti haploid (spora seksual) dan beberapa rekombinan genetik
Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan secara aseksual. Adanya reproduksi seksual dan aseksual maka jamur
mempunyai siklus hidup (life cycle). Jamur menghasilkan spora seksual dan aseksual
disebut teleomorphs, sedangkan jamur yang menghasilkan spora seksual saja disebut
anamorphs.
Tabel 1.1 Macam-macam Spora Seksual Jamur
Macam Spora
No. Keterangan
Seksual Jamur
1. Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk didalam kantung
yang dinamakan askus. Dalam setiap askus terdapat askospora.
2. Basidiospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk diatas struktur
berbentuk gada yang dinamakan basidium.
3. Zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari ujung-
ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan gametangia.
4. Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara gamet
betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium), sehingga
akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan menghasilkan
oospora.
REVIEW MATERI
1. Sebutkan 2 jenis jamur berdasarkan jumlah sel penyusunnya serta berikan contohnya !
2. Sebutkan minimal 3 ciri fisiologi jamur !
3. Jelaskan bagaimana cara jamur memperoleh nutrisi !
4. Sebutkan spora aseksual maupun spora seksual pada saat reproduksi jamur masing-masing 3
macam !
5. Sebutkan 3 fase yang terjadi pada reproduksi seksual jamur !
Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang disebut mikologi.
Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke dalam 4 divisi. Dasar yang
digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah
bereproduksi dengan spora, baik spora berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur
yang sporanya berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista. Sedangkan yang memiliki spora
tidak berflagela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi
Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifikasi ketiga divisi
tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya
belum diketahui, diklasifikasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi Deuteromycotina.
Jamur dapat dibedakan menjadi divisi Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan
Deuteromycotina.
Zygomycotina membentuk zigospora hasil pembiakan secara kawin, Ascomycotina
membentuk spora generatif di dalam askus, Basidiomycotina membentuk spora generatif pada
basidium dan umumnya memiliki tubuh buah berukuran besar, serta Deuteromycotina membentuk
spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya. Bentuk pengelompokan lain pada
jamur adalah khamir (jamur uniselular, memperbanyak diri dengan budding), kapang (jamur
bermiselium), dan cendawan (jamur yang memiliki tubuh buah makroskopis). Pengelompokan
yang terakhir tersebut adalah pengelompokan yang bersifat umum, bukan klasifi kasi ilmiah.
A. Zygomycotina
Nama Zygomycotina berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada
pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang
menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung.
2. Reproduksi Zygomycotina
a) Aseksual
1) Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
2) Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
3) Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
4) Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
5) Sporangium menghasilkan spora baru.
b) Seksual
1) Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
2) Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak
inti haploid.
3) Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
4) Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
5) Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora
haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
3. Contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycotina adalah sebagai berikut :
a. Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya,
kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium
pada subtratnya muncul benang-benang tegak
dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium
ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang,
akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar.
Spora akan tumbuh menjadi miselium baru.
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan
dengan gametangium.
b. Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam ragi
tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah tepung
menjadi gula.
c. Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk memecah putih
telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan oncom putih.
Jamur tempe mem- punyai hifa yang berguna untuk
menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu
dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan
membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe.
Selain pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di
tempat-tempat yang lembab.
B. Ascomycotina
Ascomycotina adalah kelompok jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora
di dalam selnya (kantung kecil) yang disebut askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi
ciri Ascomycotina.
3. Contoh Ascomycotina:
C. Basidiomycotina
Jamur Basidiomycotina adalah jamur yang memiliki basidium. Kelompok jamur ini
dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya. Tubuh
buah bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan.
Ciri-ciri Deuteromycotina :
a. Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
b. Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya (jamur tidak
sempurna atau imperfekti).
c. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
d. Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan
ternak, manusia, dan tanaman budidaya.
1. Contoh Deuteromycotina :
REVIEW MATERI
1. Apa yang dijadikan dasar oleh para ahli mikologi dalam klasifikasi jamur ?
Jelaskan bagaimana klasifikasi tersebut !
2. Berilah contoh jamur yang termasuk dalam Basidiomycota yang dapat dimakan !
3. Mengapa jamur pada divisi Deuteromycotina disebut dengan jamur imperfeksi ?
4. Jelaskan reproduksi jamur Ascomycotina !
5. Kingdom Fungi dibagi menjadi 4 divisi. Bagaimana ciri-ciri setiap divisi tersebut ? Jelaskan
!
Daur Hidup Jamur
Tidak seperti tanaman, jamur tidak memiliki pigmen fotosintesis (klorofil) dan tergantung
pada yang lain untuk makanan. Mereka memainkan peran utama dalam menguraikan organisme
mati dan membersihkan lingkungan untuk membuat tempat berkelanjutan untuk entitas hidup
lainnya. Mengambil contoh reproduksi jamur dengan pembentukan spora. Spora yang ringan dan
mudah menyebar dari satu tempat ke tempat lain, oleh angin, air atau agen lainnya. Dalam kondisi
yang menguntungkan, spora jamur berkecambah dan berkembang menjadi jamur baru. Dibawah
ini penjelasan mengenai daur hidup jamur:
1. Daur Hidup Zygomycotina
a. Basidiospora atau konidiospora tumbuh menjadi hifa bersekat dengan satu inti
b. Ujung dua hifa yang berbeda starinnya (strain (+) dan strain (-)) bersinggungan dan dinding
selnya akan larut. Inti sel dari strain (+) pindah ke strain (-), sehingga dihasilkan dua inti
atau dikariotik.
c. Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik.
d. Miselium tumbuh menjadi badan buah yang bentuknya sesuai dengan badan buah
sebelumnya.
e. Hifa – hifa di bagian bawah basidioskarp membentuk basidium. Dua inti pada sel basidium
bersatu, sehingga dihasilkan inti diploid (2n)
f. Sel basidium membesar, pada ujungnya terbentuk 4 buah tonjolan atau sterigma.
Sementara itu intinya yang diploid membelah reduksi , dihasilkan 4 inti haploid.
g. Masing – masing inti haploid masuk kedalam tonjolan terbentuklah 4 spora dengan sebuah
inti haploid
b. Simbiosis Fungi-Tumbuan
Simbiosis antara akar tanaman berpembuluh dengan fungi disebutk mikoriza. Dalam
simbiosis ini, fungi berkoloni dengan akar tanaman dan mendapat keuntungan karena dapat
memasuki jaringan tanaman itu. Fungi kemudian membangun koneksi dengan akar
sehingga dapat saling bertukar nutrisi. Tanaman menyediakan tempat hidup dan suplai
karbohidrat bagi fungi, sementara fungi meningkatkan kemampuan tanaman dalam
menyerap air dan zat hara. Fungi mikoriza memiliki rasio luas permukaan yang lebih besar
dari pada akar tanaman, sehingga kemampuan absorpsi air dan mineral juga lebih besar.
REVIEW MATERI
6. Sebutkan 3 jenis jamur dan peranannya bagi kehidupan !
7. Sebutkan 3 jenis jamur yang menimbulkan penyakit pada manusia beserta nama penyakitnya!
8. Jelaskan bagaimana peranan jamur dalam bidang ekologi !
9. Jelaskan bagaimana peranan jamur dalam bidang kesehatan !
10. Jelaskan bagaimana peranan jamur dalam bidang ekonomi !