Anda di halaman 1dari 22

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2014

Nur Jamilah (A420140070)


Lina Mufidatun Qonitat (A420140072)

KATA PENGANTAR

Segala puji senantiasa hanya kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biologi yang berjudul
Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Absorben Limbah Logam Cr
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Komputer yang
dilaksanakan di awal semester satu. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Guntur Nurcahyo selakupembimbing mata kuliah Komputer, yang sudah
berkenan membagikan ilmu nya untuk membimbing kami dalam pengerjaan
makalah ini. Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Makalah tentunya juga masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang
sifatnya mendukung demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan maaf apabila
dalam pengerjaan makalah ini ada pihak yang tersinggung atau tersakiti. Kami
berharap dengan terwujudnya makalah ini, dapat menambah wawasan pembaca
mengenai Biologi yang ada dalam kehidupan sehari-hari serta dapat meningkatkan
taraf pendidikan di negeri kita tercinta, Indonesia.

Surakarta, Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Daftar Tabel ............................................................................................................iv
Daftar Gambar .........................................................................................................v
Daftar Bagan ..........................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan .................................................................................4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan dan Saran ...............................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
Lampiran................................................................................................................16

DAFTAR TABEL

Tabel 2.5. 1. Tabel Hasil Penjernihan dengan Absorben Eceng Gondok, Serbuk Kayu dan
Kulit Pisang.......................................................................................................................8
Tabel 2.6. 1. Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit Pisang........................8
Tabel 2.7. 1. Hasil Analisa Kadar Air Karbon Aktif dalam % berat...................................9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. 1. Kulit Pisang.............................................................................................10


Gambar 2.7. 1. Alat untuk Analisis Kadar Air Karbon Aktif............................................11

DAFTAR BAGAN

Y
Gambar 2.7. 2. Grafik Hubungan antara Waktu Aktivasi (jam) dengan % Kadar Air.......13
YGambar 2.6. 1. Grafik Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit Pisan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa
berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa
acuminata, M. Balbisiana, dan M. Paradisiaca). (Anggraini, 2014)
Pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman buah-buahan yang
tumbuh dan tersebar di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan penghasil pisang
terbesar di Asia.Dengan Produktivitas yang tinggi maka jumlah limbah kulit
pisang bertambah. Jumlah limbah yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan
menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. (Suhartini, 2013, hal. 229)
Tanaman pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan
sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Tanaman ini banyak tumbuh di
Indonesia dan banyak sekali manfaat yang didapat dari tanaman pisang. Mulai
dari buah, daun, bonggol, hingga kulit dari pisang dapat dimanfaatkan. (Adinata,
2013)
Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah buah pisang yang
cukup banyak jumlahnya. Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara
nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai
makanan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Jumlah dari kulit pisang cukup
banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang juga
menjadi salah satu limbah dari industri pengolahan pisang, namun bisa dijadikan
teknologi dalam penjernihan air. Secara umum, kulit pisang banyak mengandung
karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein, anti-oksidan, kalsium, vitamin B,
lemak, protein, beragam vitamin B kompleks di antaranya vitamin B6, minyak
nabati, serat, serotonin dan banyak lagi lainnya. (Kusuma, 2014)
Dengan

meningkatnya

pendirian

industri

di

Indonesia,

proses

penambangan dan limbah industri dapat mengandung logam berat, seperti timbal
serta tembaga, lalu mengalir ke sungai. Logam berat tersebut dapat menyebabkan

gangguan kesehatan dan merusak lingkungan. Metode untuk menyingkirkan


logam berat dari air yang ada saat ini sangat mahal, dan beberapa substansi yang
digunakan dalam proses itu juga bersifat toksik. Pekerjaan sebelumnya
memperlihatkan bahwa sejumlah limbah tanaman, seperti serat atau sabut kelapa
dan kulit kacang, dapat menghilangkan material berpotensi toksin itu dari air.
(Adinata, 2013)
Adsorpsi adalah peristiwa fisik padat permukaan suatu bahan, yang
tergantung dari afinitas antara adsorben dan zat diabsorpsi. Permukaan adsorben
akan menyerap warna, suspense koloid (gum dan resin), serta hasil degradasi
minyak seperti peroksida. Daya adsorpsi disebabkan karena bahan memiliki poripori dalam jumlah besar, dan adsorpsi akan terjadi karena adanya perbedaan
potensial antara permukaan dan zat yang di serap. (Ubaidillah, 2009, hal. 16)
Proses pembuatan karbon aktif telah dilakukan dengan menggunakan
bahan dasar kulit buah kapuk randu dengan aktivator ZnCl2 (M. Arief
Budiman,2001). Karena proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan
disamping bahan baku yang digunakan., maka dilakukan penelitian dengan
mengganti bahannya kulit pisang menggunakan beberapa aktifator dalam
pembuatan karbon aktif agar mendapatkan kemampuan adsorbsi yang optimal
sehingga untuk aplikasinya dapat digunakan sebagai penyerap logam-logam berat
pada limbah suatu industri. (Adinata, 2013)

B. Rumusan Masalah
Mengapa kulit pisang dapat menjadi bahan absorben untuk limbah logam
Cr ?
Bagaimana proses kulit pisang dapat menjadi bahan absorben yang baik
untuk limbah logam Cr ?
Apakah % kadar air dan waktu aktivasi dapat mempengaruhi tingkat
penyerapan kulit pisang sebagai absorben limbah logam Cr ?
Bahan apa saja yang digunakan sebagai tolak ukur dalam penyerapan
limbah logam Cr selain dari kulit pisang ?

C. Tujuan Penulisan
Memanfaatkan kulit pisang dalam pembuatan adsorben (karbon aktif).
Mengetahui pengaruh beberapa aktivator dan waktu aktivasi terhadap kualitas
atau mutu dari karbon aktif.
Mengetahui nilai kesempurnaan karbon dalam proses karbonisasi kulit pisang.

BAB II
PEMBAHASAN

B. Hasil dan Pembahasan


HASIL
Salah satu bahan pencemar yang sering ditemukan di lingkungan
perairan adalah logam berat. Logam berat yang telah mencemari suatu
perairan akan terakumulasi dalam sedimen dan organisme melalui proses
gravitasi, bio-konsentrasi, bio-akumulasi, dan bio-magnifikasi. Urutan
toksisitas logam berat adalah: Hg2+ > Cd2+ > Ag2+ > Ni2+> Pb2+>
As2+> Cr2+> Sn2+> Zn2+.
Kadar ini akan meningkat

apabila

limbah

perkotaan,

pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak mengandung


logam berat masuk ke lingkungan laut. Beberapa daerah yang kaya akan
industri, sayur-sayuran, dan ikan-ikan kebanyakan mengandung logam
berat. Apabila makanan tersebut dikonsumsi secara terus menerus, maka
logam berat dapat terakumulasi di dalam tubuh dan dapat menyebabkan
kanker, atau penyakit lain seperti gangguan ginjal, sistem saraf pusat,
saluran pencernaaan, pernafasan, darah, kulit, sistem endokrin, dan
kardiovaskuler. Hal itu dikarenakan logam berat tersebut bersifat
kumulatif, akan menumpuk dalam jumlah banyak dalam tubuh jika kita
sering mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat tersebut.
Penjernihan dengan absorben akar eceng gondok, serbuk kayu dan
kulit pisang.
Variasi absorben yang digunakan untuk mengetahui dan
menentukan jenis absorben yang paling baik untuk menghilangkan
limbah logam Cr dalam air. Limbah Cr yang digunakan adalah
limbah Cr yang terdapat dalam larutan K2Cr2O7 0,1 M. Warna air
yang mengandung limbah logam Cr adalah kuning. (Lihat Tabel

2.5. 1. Tabel Hasil Penjernihan dengan Absorben Eceng Gondok,


Serbuk Kayu dan Kulit Pisang)
Berdasarkan hasil pada Tabel 2.5. 2. Tabel Hasil
Penjernihan dengan Absorben Eceng Gondok, Serbuk Kayu dan
Kulit Pisang, dapat dilihat bahwa absorben yang paling baik untuk
penjernihan air dari logam Cr adalah absorben kulit pisang saja
sedangkan dengan absorben serbuk kayu dan eceng gondok tidak
menghasilkan perubahan, warna air tetap bening setelah didiamkan
selama 3 hari. Penjernihan air dengan absorben kulit pisang
membutuhkan waktu yang agak lama, didiamkan selama 1 hari
warna air tetap kuning, setelah 2 hari agak bening dan setelah 3
hari warna air baru benar-benar bening.
Eceng gondok bersifat fitoremediasi atau tumbuhan yang
menyerap polutan. Eceng gondok mampu mengurangi pencemaran
air dari zat-zat berbahaya. Karena eceng gondok mengandung
berbagai komponen kimia terkandung pada kandungan unsure hara
tempat tumbuh dan sifat daya serap tanaman tersebut. Komponen
tersebut dapat menyerap logam-logam berat dan senyawa sulfit.
Namun pada penelitian ini eceng gondok tidak mampu
menjernihkan

air

yang

mengandung

limbah

Cr

mungkin

dikarenakan eceng gondok yang digunakan hanya bagian akarnya


saja sehingga kurang bisa menyerap ion Cr yang terdapat dalam
air.
Serbuk kayu mengandung lignin dan bahan-bahan lainnya
yang dapat menyerap logam berat dalam air. Namun berdasarkan
penelitian serbuk kayu tidak dapat menjernihkan air yang
mengandung limbah kromium mungkin dikarenakan serbuk kayu
yang digunakan kurang banyak sehingga tidak maksimal menyerap
logam berat, serbuk kayu yang digunakan tidak sebanding dengan
limbah kromium yang terdapat pada air yang ditetesi larutan
K2Cr2O7 0,1 M.

Pisang

merupakan

tanaman

yang

memiliki

banyak

kegunaan, mulai dari buah, batang, daun, kulit hingga bonggolnya..


Kulit pisang kepok (Musa acuminate) didalamnya mengandung
beberapa komponen biokimia, antara lain selulosa, hemiselulosa,
pigemen klorofil dan zat pektin yang mengandung asama
galacturonic,

arabinosa,

galaktosa

dan

rhamnosa. Asam

galacturonic menyebabkan kuat untuk mengikat ion logam yang


merupakan gugus fungsi gula karboksil. Didasarkan hasil
penelitian, selulosa juga memungkinkan pengikatan logam berat.
Limbah kulit daun pisang yang dicincang dapat dipertimbangkan
untuk ekstraksi kromium pada air yang terkontaminasi..
Membandingkan dengan bahan ekstraksi lainnya, kulit
pisang menjadi pilihan yang tepat (Lihat Tabel 2.5. 3. Tabel Hasil
Penjernihan dengan Absorben Eceng Gondok, Serbuk Kayu dan
Kulit Pisang). Tidak hanya karena tingkat ekstraksi yang tinggi,
melainkan karena biaya yang rendah dan aksesibilatas serta mudah
didapat. Teknis ini dapat dilakukan dalam skala rumah.
Penjernihan air dengan variasi massa absorben kulit pisang
Penjernihan air dilakukan dengan variasi massa kulit pisang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh massa
absorben kulit pisang terhadap hasil penjernihan. (Lihat Tabel 2.6.
1. Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit Pisang)
Penjernihan dilakukan selama 3 hari dengan perbandingan
massa kulit pisang 2 gram, 4 gram dan 5 gram. Berdasarkan hasil
percobaan, air yang paling jernih adalah air dengan massa absorben
5 gram. Penjernihan dengan massa kuit pisang 4 gram lebih baik
hasilnya daripada penjernihan dengan massa kuit pisang yang
hanya 2 gram. Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak kulit
pisang yang digunakan maka proses penjernihan akan semakin
baik.
Setelah diamati, air hasil penjernihan yang masih
mengandung kulit pisang didiamkan kembali untuk beberapa hari.

Setelah satu minggu diperiksa kembali ternyata air diamati


semakin jernih. Hal ini juga menunjukkan bahwa lama penjernihan
juga mempengaruhi hasil penjernihan. Semakin lama waktu
penjernihan maka hasil penjernihannya pun akan semakin baik.
Pada pembuatan karbon aktif dilakukan analisa kadar air,
kadar abu, dan vollatile matter terhadap bahan awal limbah kulit
pisang yang telah dikeringkan. (Lihat Tabel 2.7. 1. Hasil Analisa
Kadar Air Karbon Aktif dalam % berat)
PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa semakin lama
waktu aktivasi,kadar air cenderung semakin tinggi. Besarnya kadar air
ini selain disebabkanterjadinya peningkatan sifat higroskopis arang
aktif terhadap uap air, juga disebabkanterjadinya pengikatan molekul
air oleh 6 atom karbon yang telah diaktivasi. Apabilahasil ini
dibandingkan dengan arang aktif komersial sebesar 10,105%, maka
kadar airhasil penelitian masih lebih rendah. Syarat mutu karbon aktif
untuk kadar air adalahmaksimal 15% (SII 0258-88) sedangkan hasil
analisa kadar air karbon aktif kulitpisang , berkisar antara 0,0197% 8,928%.Hal ini menunjukkan bahwa kulit pisang terkarbonisasi hampir
sempurna karena waktu dan suhu karbonisasi yang ditetapkan sesuai
dengan kondisi kulit pisang sebagai bahan baku.

Waktu

Aktifator (2N)
H2SO4

TABEL
ZnCl2
KOH
aktivasi

3,288
0,0197
2,916
1
3,186
0,108 Warna Air
5,76
Tabel
2.5.
4.
Tabel
Hasil
Penjernihan
dengan
1
6,489
0,862
5,172Absorben Eceng Gondok,
dan Kulit
Pisang
Setelah
1 hari
Setelah 3 hari
2 Serbuk Kayu
6,94
2,6 Setelah 2 hari
6,359
Absorben
2
8,928
3,06
6,97
Massa
Kulit Pisang KuningHasil Penjernihan
Eceng
Gondok
Kuning(Warna Air) Kuning
2 gram
Serbuk Kayu

Kuning

Agak
Jernih
Kuning

Kuning

4 gram
Kulit Pisang

Kuning

Jernih
Agak
Bening

Bening

5 gram

Jernih

Tabel 2.6. 2. Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit Pisang

Tabel 2.7. 1. Hasil Analisa Kadar Air Karbon Aktif dalam % berat

10

GAMBAR

Gambar 1.1. 1. Kulit Pisang

11

Gambar 2.7. 1. Alat untuk Analisis Kadar Air Karbon Aktif

12

BAGAN

Grafik Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit Pisang


6
5
4
Massa Kulit Pisang

Warna Air

2
1
0
Agar Jernih

Jernih

Jernih

Hasil Penjernihan (Warna Air)

Gambar 2.6. 1. Grafik Hasil Penjernihan dengan Perbandingan Massa Kulit


Pisang

13

Grafik Hubungan antara Waktu Aktivasi dengan Kadar Air


20
18
16
14
12
10
% Kadar Air
8
6
4
2
0
0.5

ZnCl2
H2SO4
KOH

1.5

2.5

Waktu Aktivasi ( Jam )

Gambar 2.7. 2. Grafik Hubungan antara Waktu Aktivasi (jam) dengan %


Kadar Air

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa kulit pisang bukan hanya merupakan bagian pisang yang tidak
ada manfaatnya tetapi kulit pisang menjadi salah satu limbah dari industri
pengolahan pisang dan bisa dijadikan teknologi dalam penjernian air karena
Kandungan asam galacturonic dan selulosa yang dimiliki oleh kulit pisang
mampu mengikat Kromium (Cr) pada air yang tercemar. Semakin banyak dan
semakin lama waktu penjernihan maka pejernihan semakin baik.Didalam kulit
pisang

itu

mengandunng

karbohidrat,air,vitamin

C,kalium,lutein,anti-

oksida,kalsium,vitamin B,lemak protein, beragam vitamin B kompleks di


antaranya vitamin B6, minyak nabati, serat, serotonin dan banyak lagi lainnya.

B. Saran
1) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pengolahan
lain dengan variabel-variabel berbeda.
2) Pada waktu perendaman sebaiknya digunakan larutan asam kuat sebagai
aktivator.

15

DAFTAR PUSTAKA

Adinata, M. R. (2013). PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG.


PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG.Pdf , 1.
Anggraini, T. (2014, Oktober Rabu). Retrieved from CHEMIST ANORGANIK
GROUP 3 KULIT PISANG SEBAGAI ABSORBEN PENJERNIH
LIMBAH LOGAM Cr.htm.
Kusuma, S. d. (2014, 08 Rabu). Retrieved from Innovation Utilization of Banana
Peel for Bios or Bent to Absorb Heavy Metal.
Suhartini, M. (2013). MODIFIKASI LIMBAH KULIT PISANG UNTUK
ADSORBEN. Jakarta.
Ubaidillah, I. (2009). Buku Panduan PKM-PM Kulit Pisang Sebagai Absorben
Minyak Jelantah. Bandung.

16

LAMPIRAN
NO.
1.

NAMA
NUR JAMILAH
(A420140070)

2.

LINA MUFIDATUN
QONITAT
(A420140072)

BAGIAN KERJA
Mencari sumber dari
buku
Mencari gambar
Membuat pendahuluan
Membuat penutup
Membuat daftar pustaka
Membuat bagan
Membuat bibliography

Mencari sumber dari


jurnal dan internet
Membuat cover
Membuat kata
pengantar
Membuat pembahasan
Mengatur penomoran
halaman (mulai dari
margin sampai nomor
halaman)
Membuat tabel
Membuat daftar tabel
dan gambar
Membuat bibliography
Membuat daftar bagan

KETERANGAN
BENAR

BENAR

Anda mungkin juga menyukai