PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur jamur atau fungi?
C. Tujuan
1
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengetahui pengertian mikologi sebagai ilmu.
4. Reproduksi jamur/fungi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Di antara yang termasuk fungi adalah baik khamir dan jamur maupun
organisme makroskopik seperti jamur merang, jamur kursi dan jamur kelereng.
Studi tentang jamur disebut dengan mikologi dan mikologi kedokteran
berhubungan dengan fungi yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan
lainnya. Diperkirakan bahwa lebih dari 100.000 jenis fungi yang berbeda
mengambil bagian dalam daur alam; untunglah hanya sedikit yang menyebabkan
penyakit pada manusia.
A. Struktur Jamur
Walaupun bercak-bercak jamur itu dapat dilihat, masing-masing sel adalah
mikroskopik. Jamur tersusun dari benang-benang sel panjang yang dihubungkan
bersama dari ujung ke ujung. Benang-benang tersebut disebut hifa. Banyak jamur
mempunyai dinding penyekat (septa) dalam hifanya yang membagi masing-
masing hifa menjadi banyak sel dengan nukleus masing-masing. Susunan macam
ini diacu sebagai hifa bersepta. Dalam beberapa kelas fungi benang-benang itu
tidak mempunyai septa jadi kehilangan sebagai satu sel panjang yang
mengandung banyak nucleus. Hifa semacam ini disebut hifa senosit.
Ukuran sel yang menyusun hifa berbeda dari satu jamur ke yang lain. Yang
besar dapat memiliki garis tengah 10 sampai 20 m (berbeda sekali dengan sel
bakteri, yang garis tengah rata-rata 1 m), panjang benang dapat sangat berbeda,
tergantung pada sejumah faktor sebagaimana jamur itu ditumbuhkan. Pemeriksaan
dengan mikroskop mungkin menyesatkan; karena hifa itu biasanya sangat mudah
patah, setiap penanganan jamur akan menyebabkan patahnya hifa dan makin
pendeknya benang.
Sementara jamur tumbuh, hifa saling membelit untuk membentuk massa
benang (massa ini disebut miselium) yang cukup besar untuk dilihat dengan mata
telanjang. Miselium yang berbulu inilah yang memungkin jamur dikenal dengan
mudah. Berbagai pigmen yang teramati pada jamur terdapat hanya setelah spora-
spora dibentuk.
3
B. Cara Hidup dan Habitat Jamur
4
tumbuh pada suhu lemari pendingin. Akan tetapi, pada umumnya, lingkungan
yang hangat dan lembab mempercepat pertumbuhan jamur. Hal ini khususnya
dapat dilihat selama musim panas, yang tidak aneh bila dijumpai jamur pada
sepatu dan pakaian yang dibiarkan di dalam lemari.
Jamur tumbuh baik dalam lingkungan yang mengandung banyak gula
(yang memproduksi tekanan osmosis yang tinggi) dan kondisi asam yang tidak
menguntungkan bagi bakteri. Sifat inilah yang memungkinkan jamur dapat
berkembang pada permukaan selai dan pada acar yang disimpan dalam lemari es.
E. Klasifikasi Fungi
Bertahun-tahun fungi dibagi menjadi empat kelas utama: Phycomycetes,
Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes, (juga disebut Fungi
Imperfcti). Berdasarkan perbedaan spora seksual dan aseksual (lihat Tabel 1.1),
habitat, struktur garis besar morfologi dan sampai batas tertentu, sifat nutrisinya,
Phycomycetes kini dibagi lagi menjadi enam klas. Keenam klas organisme ini
biasanya tidak mempunyai septa yang teratur (dinding penyekat) pada benang
hifanya (hifa senosit), yang mengakibatkan adanya banyak nucleus pada setiap sel
benang. Anggota keenam klas ini mencakup organisme yang sering merupakan
penyebab penyakit manusia.
5
spora terminal filamen hifa.
Blastospora Aseksual Pada semua Kelihatan sebagai tunas pada sel
khamir induk
Mikrokonidia Aseksual Pada kebanyakn Dihasilkan dengan
fungi kecuali penggentingan hifa-terletak pada
Zygomycetes tangkai dan mungkin tunggal
atau dalam bentuk rantai.
Makrokonidia Aseksual Pada Spora bersel banyak yang besar
dermatophyta terletak pada tangkai
Sporangiospor Aseksual Zygomycetes Spora terbentuk dalam
a sporangium yang terletak pada
sporangiofor
Zoospore Aseksual Zygomycetes Sama dengan sporangiospora
kecuali motil dengan flagella
Askospora Seksual Ascomycetes Spora yang terbentuk dalam
struktur seperti kantung yang
disebut askus
Zigospora Seksual Zygomycstes Spora istirahat terjadi dari fusi
dua sel yang secara morfologi
sama.
Basidiospora Seksual Basidiomycetes Spora ang terletak eksternal
pada sel yang berbentuk ganda
yang disebut dengan basidium
1. Kelas Phycomycetes
Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawam tingkat
rendah karena pada umunya dianggap primitif dalam skala evolusi.
Kelas mikroorganisme ini demikian besar lagi heterogen sehingga berbeda
ahli taksonomi membagi kelas Phycomycetes menjadi enam kelas terpisah.
Ciri yang dipunyai bersama diantara mereka adalah tidak adanya septum
(septa) didalam hifa; ciri ini membedakannya dari anggota-anggota ketiga
kelas yang lainnya.
Phycomycetes yang penting dari segi medis sesungguhnya
merupakan cendawan umum yang biasa terdapat dalam udara dan tanah,
termasuk kapang roti yang umumnya yaitu Mucor dan Rhizopus. Sebagain
besar cendawan ini termasuk kedalam genus yang lebih tinggi tingkat
perkembangannya di dalam kelas Phycomycetes dan bereproduksi baik
secara aseksual maupun seksual. Mereka merupakan patogen oportunis;
artinya, tidak menyebabkan penyakit pada inang sehat tetapi menyebabkan
mikosis (infeksi pada cendawan) pada inang terkompromi, yaitu orang-
orang sudah menjadi lemah karena penyakit. Infeksi seperti ini dapat
6
bersifat sistematik (merata keseluruh tubuh), limfatik (melibatkan system
limfa), atau subkutan (dibawah kulit).
Phycomycetes mempunyai talus miselium yang berkembang
dengan baik. Hifa fertil menghasilkan sporangium pada ujung
sporangispora. Pada talus Rhizopus, di samping hifa vegetatif dan
sporangium terdapat juga hifa seperti akar yang pendek dan bercabang
banyak yang disebut rizoid. Reproduksi seksual pada beberapa genus
terjadi dengan peleburan ujung-ujung hifa multinukleat. Ujung-ujung ini
terdiri dari lepuh-lepuh terminal cabang-cabang hifa.
2. Kelas Ascomycetes
Aggota-anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang
merupakan tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset
membentuk tubuh buah atau askokarp yang melingkupi askus bersama
askosporanya. Dari kurang lebih 15.000 spesies Ascomycetes,kebanyakan
hidup sebagai saprofit. Di antara spesies yang parasit, beberapa merupakan
penyakit tumbuhan. potato blight dan karat gandum merupakan dua
contoh diantaranya.
Banyak khamir tergolong kelas Ascomycetes karena membentuk
askospora. Pola sederhana pembentukan askospora tampak pada daur
hidup khamir yang umum, yaitu schizosaccharomyces. Secara aseksual,
genus khamir ini memperbanyak diri melalui pembelahan biner melintang.
Khamir lain dalam kelas ini, seperti khamir dari Saccharomyces cerevisiae
(digunakan untuk membuat roti, anggur dan bir), memperbanyak diri
secara aseksual dengan bertunas. Reproduksi aseksual pada Ascomycetes
berfilamen adalah dengan pembentukan konidia dalam jumlah besar.
3. Kelas Basidiomycetes
Basidiomycetes dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk
di luar pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycetes yang banyak dikenal
meliputi jamur, cendawan papan pada pepohonan, dan cendawan karat
serta cendawan gosong yang menghancurkan serealia. Jamur adalah tubuh
buah, atau Basidiokarp, yang mengandung basidia bersama
basidiosporanya. Dari antara kurang lebih 12.000 spesies basidiomycetes
tidak ada satupun yang ada hubungannya dengan penyakit manusia sampai
dengan baru-baru ini. Tingkat seksual atau perfek Cryptococcus
neoformans ditemukan pada tahun 1975, sekarang disebut Filobasidiella
neoformans. Cendawan ini merupakan basidiomiset patogenik yang paling
penting pada manusia., menimbulkan kriptokokosis, yaitu infeksi mikotik
yang sistemik atau merata yang melibatkan aliran darah dan juga paru-
paru, sistem saraf pusat, dan organ-organ lainnya. Banyak jamur bersifat
sangat beracun, mikotoksin yang dihasilkannya atau rancun cendawan
dapat menyebabkan kematian jiak termakan.
7
4. Kelas Deuteromycetes
Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksi perfek atau
seksualnya belum ditemukan. Namun demikian, untuk memudahkan dan
karena tingkat konidiumnya begitu jelas dan tidak asing lagi, banyak
spesies masih dianggap tergolong kedalam kelas ini meskipun tingkat
seksualnya sekarang telah diketahui dengan baik. Kapang yang tergolong
genus Penicillin dan Aspergillus diklasifikasikan sebagai Deuteromycetes
meskipun tingkat pembentukan askosporanya telah ditemukan pada
beberapa spesies. Kapang-kapang ini mempunyai kepala konidium yang
khas dan mudah dibedakan.
Sebagian besar cendawan yang patogenik pada manusia adalah
Deuteromycetes. Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa
macam di dalam spesies yang sama, sehingga dapat membantu dalam
mengidentifikasinya di laboratorium. Di samping fase saprofitik yang
berbentuk miselium, banyak diantaranya mempunyai fase parasitik seperti
khamir. Beberapa spesies pathogen ini antara lain adalah Histoplasma
capsulatum, yang menyabakan histoplasmolisis, Blastomyces spp,. Yang
menyebankan blastomokosis, dan Coccidioides immitis, yang
menyebabkan koksidioidomikosis; ketiga penyakit ini merupakan infeksi
sistematik.
F. Khamir
Seperti jamur, khamir adalah fungi mikroskopis, namun tidak seperti tipe
fungi lain, khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Biasanya sel-sel ini
berbentuk bundar atau lonjong namun mungkin berbentuk lain. Sel khamir
berbeda dengan bakteri dalam hal bahwa khamir adalah sel eukariota; biasanya
lebih besar daripada rata-rata bakteri, dan berkembangbiak dengan cara
mekanisme yang berbeda. Jadi, khamir adalah sel yang lebih sederhana daripada
jamur, tetapi struktur selnya tampaknya lebih kompleks daripada struktur bakteri.
Semua divisi fungi mengandung khamir.
Reproduksi
8
menunjukkan adanya pembengkakan berbagai ukuran yang menonjol dari sel
induk. Pembengkakan ini (tunas) terus membesar, biasanya sampai kira-kira
sebesar sel induknya. Sementara membesar, tunas ini berangsur-angsur
menggenting oleh penyempitan dinding sel yang terus-meserus antara tunas ini
dan sel induk sampai akhirnya tunas ini terpotong sepenuhnya. Sel baru ini
disebut sel anak. Pertunasan hendaknya tidsak dikacaukan dengan pembelahan
biner, proses ini samasekali berbeda. Semua khamir berkembangbiak aseksual,
tetapi tidak semua khamir dapat berkembangbiak secara seksual. Khamir yang
berkembangbiak hanya secara aseksual diklasifikasikan sebagai Deuteromycetes.
Seperti jamur, khamir tersebar luas di alam. Khamir terdapat di dalam air,
tanah dan debu serta umunya terdapat pada banyak buah-buahan dan sayur-
sayuran. Sementara semua jamur dipertelakan sabagai aerob, banyak khamir dapat
tumbuh secara fakultatif. Pada kenyataannya, dalam studi awalnya tentang
fermantasi, Pasteur mengenal bahwa khamir dapat tumbuh dalam dalam keadaan
tanpa udara. Dalam kondisi anaerob glukosa dapat diubah menjadi alkohol dan
karbondioksida oleh enzim khamir. Dalam kondisi aerob, glukosa dapat juga
dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air oleh beberpa khamir
melewati daur asam sitrat. Khamir dapat mensintesis vitamin dan protein; jadi sel
khamir menyesuaikan sumber nutrient yang bagus.
G. Peran Jamur
Peranan jamur atau fungi dalam kehidupan sangat luas. Jamur berperan
dalam keseimbangan lingkungan yaitu sebagai dekomposer. Sebagai dekomposer,
jamur menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga bisa
dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan
ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah
adanya keseimbangan antara produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan
perombakan-perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam
proses daur ulang senyawa organik ini, fungi memiliki peran yang menonjol di
semua ekosistem utama.
Jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar
tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikro riza
merupakan struktur yang berperan penting dalam suplai unsur hara. Kalian bisa
membaca kembali bagian awal dari bab ini yang membicarakan cara jamur
memperoleh makanan. Berdasarkan posisi jamur terhadap akar tumbuhan, dikenal
adanya endomikoriza (bila hifa menembus korteks akar) dan ektomikoriza (bila
hifa hanya menem bus epidermis akar). Kelompok jamur yang sering bersimbiosis
dengan akar tumbuhan umumnya termasuk anggota Divisi Zygomycotina,
Ascomycotina, dan Basidiomycotina.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat-
obatan. Sebagai contoh, pada Divisi Zygomycotina, sedikitnya ada 2 jenis
9
Rhizopus yang digunakan secara komersial dalam industri pil kontrasepsi dan
anestesi, yaitu R. arrhizus dan R. nigricans. Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan
dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang
mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada
margarin.
KERUGIAN
Kerugian yang ditimbulkan oleh jamur misalnya berbagai spesies jamur yang
menghasilkan zat beracun misal aflatoksin dari Aspergilus flavus, jamur jamur
yang menyebabkan korosi dan pelapukan kayu dan dinding, jamur yg
menyebabkan gangguan pernafasan misal ruangan ber AC yang jarang sekali
diganti udaranya, jamur yang menyebabkan penyakit pada hewan , tumbuhan dan
10
manusia dsb.kerugian jamur adalah ketika jamur itu bersifat patogen atau
membawa penyakit contoh panu, kurap, kudis, dll.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12