Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MIKOLOGI FUNGI DAN JAMUR PENYEBAB


PENYAKIT
Dosen pengampu:
Dr. Drs. Slamet Isworo, M.kes

Disusun Oleh
M. Mackvey Yaisyeu Elfahmi (E13.2018.00048)

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOMEDIS


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk


hidup yang beranekaragam salah satunya fungi. Fungi ada yang bersifat
menguntungkan dan ada pula yang bersifat merugikan. Kita telah mengenal
jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya.
Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada
kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun
tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah
mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur
merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaah ilmiah dasar, terutama
yang berkaitan dengan morfogenesis. Mereka akan menjadi sangt penting di
dalam proses-proses komersial untuk menyediakan produk-produk yang
bermanfaat, termasuk antibody seperti penisilin.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian mikologi fungi secara umum?
2. Bagaimana struktur tubuh jamur/fungi?
3. Bagaimana cara hidup dan habitat fungi?
4. Reproduksi apa saja jamur/fungi?
5. Klasifikasi dari fungi dan peranannya?
6. Apa Peranan Fungi dalam Kehidupan Manusia?
7. Sebutkan jamur penyebab penyakit pada manusia?

C. Tujuan

Beberapa tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini antara lain sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui mengetahui pengertian mikologi fungi sebagai ilmu


2. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur/fungi
3. Untuk mengetahui cara hidup dan habitat fungi
4. Agar mengetahui reproduksi jamur/fungi
5. Klasifikasi fungi dan perananya dalam kehidupan manusia.
6. Dapat mengerti peranan fungi dalam kehidupan
7. Untuk mengetahui macam-macam jamur penyebab penyakit pada
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etimologi Dan Teori Dasar

Fungi (diambil dari Bahasa latin Fungus yang berarti jamur) merupakan
suatu kelompok besar organisme eukaryota yang termasuk juga kedalamnya
seperti mikroorganisme yaitu kapang dan khamir,dalam taksonomi,fungi di
klasifikasikan kedalam kingdom,karena memiliki ciri ciri yang berbeda dari
hewan maupun tumbuhan, fungi atau cendawan adalah organism heterotrof .
Mereka memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup
dari benda organik mati yang terlarut, mereka disebut safrofit. Safrofit
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan kompleks, menguraikannya
menjadi zat-zat kmia yang lebih sederhana, yang kemudian dikembalikan ke
dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka dapat
sangat menguntungan kita bilamana membusukkan kayu, tekstil, makanan dan
bahan-bahan lain. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang
membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya
multiseluler (bersel banyak).
Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara
makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Diperkirakan
terdapat lebih dari 1,5 hingga 5 juta spesies fungi diseluruh dunia,fungi
pertama kali muncul di bumi pada masa Devonian,sekitar 400 juta tahun yang
lalu.Ilmu biologi yang mempelajari jamur disebut sebagai mikologi.

B. Morfologi Fungi
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu
sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah
besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah. Pada umumnya sel khamir lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang
terbesar. Khamir sangat beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 µm
lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 µm atau lebih. Biasanya berbentuk
telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies
mempunyai bentuk yang khas. Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua
bagian : miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium
merupakan kumpulan beberapa filament yang dinamakan hifa. Setiap hifa
lebarnya 5 sampai 10µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 µm.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa.Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma
hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa
dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang
mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-
kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang
merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus
jaringan substrat.
Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1. Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat
atau septum.
2. Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-
ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat
pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau
sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang
suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas.
3. Septet dengan sel-sel multinukleat.Septum membagi hifa menjadi sel-
sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetatif (somatic) atau reproduktif. Beberapa hifa dari
miselium somatic menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat
makanan. Miselium reproduksi bertanggung jawab untuk pembentukan spora
dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.

C. Cara Hidup Fungi

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan


organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui
hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh
karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat
yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof,
jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

1) Parasit obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya,sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita
AIDS).
2) Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
inang yang, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
3) Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang oleh
inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme.


Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain
juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis
mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa
jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang
hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas
Oomycetes.
D. Reproduksi Fungi

Secara alamiah jamur berkembang biak dengan berbagai cara, baik


secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora,
dapat pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya.
Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang
serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan kecil pada sel
inang.

Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk


dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual, yaitu:
1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu
disebut mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu
hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang
disebut sporangium di ujung hifa khusus.
3. Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena
terputusnya sel-sel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat
resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa
somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut
blastospora.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan


konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah
kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-
masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan
inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa
bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid
yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Ada beberapa tipe spora seksual, yaitu:


1. Askospora
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap
askus.
2. Basidiospora
Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangia.
4. Oospora
Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium. Pembuahan telur, oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk
di dalam anteredium menghasilkan oospora.

Spora aseksual dan seksual dapat dikitari oleh struktur pelindung yang sangat
terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantaranya ialah
aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang umum disebut peritesium
dan apotesium.
E. Klasfikasi Fungi

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga


bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif.

Fungi dibagi atas 6 divisio yaitu :


1. Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai
2 fase hidup, yaitu:

a) fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba,


disebut plasmodium
b) fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu sporakembara
yang disebut myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum
polycephalum.

2. Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang
dan mengandung banyak inti. Reproduksi :
- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di
darat dengan sporangium dan konidia.
- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk
oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a) Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air
b) Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang.
3. Ascomycotina
Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan
tempat dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk
tubuh buah yang melingdungi askus bersama askospors.kebanyakan
dari spesies ini hidup saprofit. Secara aseksual ascomycotina ini
memperbanyak diri dengan pembelahan biner melintang dan bertunas.
Organism ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender
pada kebanyakan orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun
demikian, apabila inangnya lemah karena suatu penyakit akan
menyababkan infeksi.
Contoh spesies:
a) Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi.
berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu
mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses
fermentasi.
b) Neurospora sitophila: jamur oncom.
c) Peniciliium nojajum dan Penicillium chrysogenum penghasil
antibiotika penisilin.
d) Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti berguna
untuk mengharumkan keju.
e) Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap
f) Aspergillus wentii untuk membuat kecap
g) Aspergillus flavus menghasilkan racun aflatoksin hidup pada
biji-bijian, flatoksin salah satu penyebab kanker hati.
h) Claviceps purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah
Gramineae.

4. Basidiomycotina
Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di
luar pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycotina yang banyak
dikenal meliputi jamur, jamur papan pada pepohonan, dan jamur karat
serta jamur gosong. Basidiokraf yang mengandung basidia bersama
basidiosporanya. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa
basidium sebagaibadan penghasil spora. Kebanyalcan anggota spesies
berukuran makroskopik.
Contoh spesies:
a) Volvariella volvacea :jamur merang, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
b) Auricularia polytricha : jamur kuping, dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan
c) Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh penyebab penyakit
cacar daun teh atau blister blight.
d) Amanita muscaria dan Amanita phalloides: jamur beracun,
habitat di daerah subtropics
e) Ustilago maydis :jamur api, parasit pada jagung.
f) Puccinia graminis :jamur karat, parasit pada gandum
5. Deutromycotina
Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksinya seksualnya belum
ditemukan. Sebagian besar jamur yang patogenik pada manusia adalah
deuteromycotina. Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak
sempurna) dinamakan demikian karena pada jamur ini belum diketahui
dengan pasti cara pembiakan secara generatif.
Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di
spesies yang sama, sehingga dapat membantu dalam
mengidentifikasikannya di laboratorium. Disamping fase saprofitik
yang berbentuk miselium, banyak di antaranya mempunyai fase
parasitic.
Contoh : Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya
dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan
generatifnya yang berupa askus namanya diganti menjadi Neurospora
sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh
jamur dari golongan ini, misalnya :Epidermophyton fluocosum
penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp., Trichophyton sp.
penyebab penyakit kurap.

F. Peranan Fungi dalam Kehidupan Manusia

Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem


jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis
jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping
itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan,
dan manusia. Berikut ini beberapa jamur yang menguntungkan dan merugikan
dalam kehidupan manusia.
1. Jamur yang menguntungkan adalah sebagai berikut:
a) Rhizopus Oryzae, untuk pembuatan tempe
b) Mucor Javanicus, untuk pembuatan tape.
c) Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan minuman
alcohol.
d) Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
e) Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
f) Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum, menghasilkan
antibiotic.
2. Jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut:
a) Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin
b) Aspergillus fumigates, penyebab pennyakit paru-paru pada
burung
c) Exobasidium vexans, parasit pada tanaman the.
d) Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
e) Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.

G. Jamur penyebab penyakit


PADA MANUSIA

No. Jamur patogen Penyakit yang ditimbulkan


Aspergillus fumigatus Aspergillosis , penyebab infeksi pernafasan
1. (tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada
saluran pernafasan.)
Allescheris boydii. Maduromycosis (Madura foot)
Cephalosporium (mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya
2. falciforme, Madurella massa granulomatous yang biasanya meluas ke
mycetomi, dan jaringan lunak dan tulang kaki)
Madurella grisea
3. Actinomyces bovis Actinomycosis
(mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatous, bernanah disertai dengan
terjadinya abses dan fistula.)

Blastomyces Blastomycosis
dermatitidis dan (mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera,
4.
Blastomyces tulang dan sistem saraf)
brasieliensis

Coccidioides immitis Coccidioidomycosis


(mikosis yang mengenai paru-paru. Gejalnya mirip
dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan
5.
atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan
pleuritis)

Candida albicans Candidiasis

Mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ


tubuh seperti hantung dan paru-paru, selaput lendir
6. dan juga vagina. Infeksi ini terjadi karena faktor
predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit
yang lembab dan obesitas.

Nocardia asteroides Mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni


terjadi pembengkakan jaringan yang terkena dan
7.
terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan
nanah dan jamurnya berupa granula.
Epidermophyton Mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga
floccosum dan dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa
Trichophyton sp. gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan
menjadi bernanah.
8.
Malassezia furtur. Mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak
putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal,
biasanya pada kulit dada, bahu punggung, axilla,
leher dan perut bagian atas.
Sporotrichum Sporotrichosis
schenckii (yang bersifat granulomatous menimbulkan
9. terjadinya benjolan gumma, ulcus dan abses yang
biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar lympha
superfisial.)
10. Tinea versicolor Penyebab panu
Tinea capitis Menyerang stratum corneum kulit kepala dan
rambut kepala, yang disebabkan oleh jamur
11.
Mycrosporum dan Trichophyton

Trichophyton Infeksi jamur yang menyerang daerah yang


mentagrophytes berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel
12.
(Tinea barbae) rambut.

Trichophyton Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan


schoenleinii. yang tidak berambut dan kuku. Gejalnya berupa
(Tinea favosa) bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian
13. membesar membentuk kerak yang berwarna
kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila
diangkat akan meninggalkan luka basah atau
bernanah.
Dermatophytosis Jamur superfisial yang kronis mengenai kulit
(Tinea pedis, Athele terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi
14. foot) berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah
Trichophyton sp.

Tinea circinata (Tinea Mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin)


corporis) dimana terjadinya jaringan granulamatous,
pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal.
15.
Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang
melebar.

Otomycosis Mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga


(Mryngomycosis) dan kulit di sekitarnya yang menimbulkan rasa
gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan
16. menjadi bernanah. Penyebabnya adalah
Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.

Pneumocystis jirovecii. Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah bentuk


17. pneumonia yang disebabkan oleh fungi
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini, maka penulis menyimpulkan


bahwa :
1. Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat eukariotik, jamur bersifat
heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki hifa.
2. Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu: Myxomycotina,
oomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3. Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara generative.
4. Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam ekosistem
jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa
jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan
minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan
penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Daftar Pustaka

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Gandjar, Indrawati, dkk..2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Gillespie, Stephen. 2008. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi. Jakarta:


Erlangga.

Suwarno. 2009. “Dasar-dasar Mikrobiologi”. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen


Pendidikan Nasional.

https://www.academia.edu/12045145/Makalah_Penyakit_yang_disebabkan_oleh_ja
mur.

Anda mungkin juga menyukai