Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hidup ini, kita selalu dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup yang
beranekaragam salah satunya fungi. Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula yang
bersifat merugikan. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung,ndan lama hidupnya terbatas.
Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota
multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara memperoleh
makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan reproduksi.
Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi
adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari tumbuhan.
Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi perbedaan tadi terletak
pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas kebawah tidak terdapat
perbedaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan
dalam Makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian dari fungi ?
2. Bagaimana cir-ciri dari jamur/fungi ?
3. Bagaimana bentuk-bentuk dari fungi?
4. Bagaimana struktur tubuh jamur/fungi ?
5. Bagaimana cara hidup dan habitat fungi?
6. Bagaimana proses reproduksi pada jamur?
7. Bagaimana pengklasifikasian pada fungi
8. Bagaimana peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari fungi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari jamur/fungi
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari fungi
4. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur/fungi
5. Untuk mengetahui cara hidup dan habitat fungi
6. Untuk mengetahui proses reproduksi pada jamur/ fungi
7. Untuk mengetahui pengklasifikasian pada fungi
8. Untuk mengetahui peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fungi


Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu
organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk ke dalam
organisme heterotrof absortif diaman fngi mengambil makanan dari lingkungan sekitar dengan
cara mengabsorpsinya dulu. Fungi juga merupakan organisme eukeriot yang bersel tunggal atau
banyak dengan tidak memiliki klorofil.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik
yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir
sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi
inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan
menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan
dengan menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.sumber :(http://dickyfiles.blogspot.com/makalah
fungi.html).

2.2 Ciri-Ciri Dari Jamur/Fungi


Secara umum karakteristik jamur adalah sebagai berikut:
 Merupakan organisme eukariotik yaitu dengan sel yang memiliki selaput inti dengan
panjang sel 10 -100 m
 Dinding selnya tersusun atas kitin yaitu polisakarida structural yang digunakan untuk
menyusun eksoskleton dari artropoda.
 Tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa berfotosintesis

3
 Bersifat heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan hidup sebagai pemakan
sampah (saprofit) maupun sebagai penumpang yang mencuri makanan dari inangnya
(parasit).
 Memperoleh nutrient melalui penyerapan(absorpsi), untuk memperoleh makanan, jamur
menyerap zat organic dari lingkungan melalaui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen.
 Bersel satu ( uniseluler ) atau banyak ( multiseluler )
 Habitatnya ditempat lembab dengan PH lingkungan yang cenderung asam.
 Bereproduksi dengan menghasilkan spora
 Memiliki tiga sifat yaitu saproft, parasit, atau bersimbiosis dengan organisme lain.
 Makanan dicerna dengan pencernaan ekstraseluler yakni pencernaan dengan cara
mensekresikan enzim hidrolitik. Enzim tersebut mampu menguraikan molekul organic
kompleks dari kayu ( subtrat ) sehingga dapat diserap oleh jamur.
 Tidak memiliki organ akar, batang, dan daun sejati. Tubuh jamur dikategorikan sebagai
talus, berbentuk benang – benang halus ( hifa ) yang bercabang – cabang membentuk
jarring – jarring hifa ( miselium )
 Hifa adalah stuktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membrane plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya
mengandung organel eukariotik. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat .
Sumber :(http:// impianshanty.wordpress.com/makalah biologi Fungi.html).

2.3 Bentuk-Bentuk Fungi


Berdasarkan morfologinya atau bentuk tubuhnya, jamur dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Khamir ( Yeast ) yang bersel satu
Contohnya : Saccharomyces
2. Kapang ( molds ) yang berbentuk benang
Contohnya : Neorospora ( Jamur Oncom )
3. Cendawan ( Mushroom) yang berbentuk seperti payung

4
Contohnya : Auricularia ( Jamur Kuping).(http:// impianshanty.wordpress.com/makalah
biologi Fungi.html)

Gambar 1. Gambar 2.
Saccharomyces.(sumber : materi biologi fungi. Rhizopus oryzae (pembuat tempe), Gambar 3.
Pdf) Aspergillus wentii (pembuat kecap). Auricularia Jamur Kuping (sumber
(sumber : materi biologi fungi. Pdf) : materi biologi fungi. Pdf)

Tubuh buah dapat berbentuk:


a. Payung, contohnya Lentinus edodes (jamur hioko/shitake).
b. Kuping, contohnya Auricularia polytricha (jamur kuping).
c. Setengah lingkaran, contohnya Ganoderma applanatum.
d. Bulat, contohnya Volvariella volvacea (jamur merang).

Gambar 6. Gambar 7.
Gambar 4.
Gambar 5. Ganoderma applanatum. Volvariella volvacea
Lentinus edodes (jamur
Auricularia polytricha .(sumber : materi biologi (jamur merang). .(sumber :
hioko/shitake). .(sumber :
(jamur kuping). .(sumber : fungi. Pdf) materi biologi fungi. Pdf)
materi biologi fungi. Pdf)
materi biologi fungi. Pdf)

2.4 Struktur Tubuh Jamur/Fungi


Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya
mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-
jalinan semu menjadi tubuh buah.

5
Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tiddak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangaT beragam ukuranya, berkisar
antara 1 sampai 5 μm lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 μm tau lebih. Biasanya berbentuk
telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai
bentuk yang khas. Tubuh atau talus, pada dasarnya memiliki dua bagian : miselium dan spora
(sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang
dianmakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5 sampai 10μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang
biasanya berdiameter 1 μm.

Badan
buah

Hifa Sel penghasil


spora

Gambar 8. Struktur tubuh fungi


Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ makalah fungi.html.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel
yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kaliyang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.
Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :
1) Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dindingsekat atau septum.
2) Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruangruang atau sel-sel
berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang
memungkinkan perpindahan nucleus atau sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain.

6
Sungguhpun setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas
3) Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih
dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic) atau reprodutif. Beberapa hifa dari miselium somatic
menembus ke dalam medium untuk mendapatkan zat makanan. Miselium reproduksi
bertanggungjawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari mideum.

Gambar 9. Macam –macam hifa


Sumber : Leonardus,ppt fungi.html.

2.5 Cara Hidup dan Habitat Fungi


Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup
berkelompok (membentuk koloni). Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok atau
berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau berhubungan. Cara hidup ini
dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae), jamur roti (Mucor mucedo), dan
Aspergillus fl avus. Jadi, ketika kita melihat jamur- jamur tersebut yang nampak adalah
koloninya, sedangkan individu yang menyusunnya berukuran sangat kecil.
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur
tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit ,saprofit dan
bersimbiosis.

7
a. Parasit
Merupakan sifat dari fungi yang dimana mendapatkan makanan dengan memperoleh zat organik
dari orgnisme hidup yang lain (inang)
b. Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organic yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul
kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat
juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang oleh inangnya.
c. simbiosis
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur Sebagian
besar jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur
dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ makalah fungi.html.

Gambar 12.
Gambar 10. Gambar 11.
Mutual, misalnya mikoriza
Saprofit, misalnya Gymnophilus Parasit, misalnya Ustilago Sumber : iksanumorub.blogspot.com/
Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ makalah fungi.html.
makalah fungi.html. makalah fungi.html.

Habitat jamur juga bermacam-macam. Jamur berhabitat pada bermacam-macam


lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.Berbagai jamur hidup di tempat-tempat
yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh organisme lain.
Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di

8
laut atau air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam,
atau pada pada lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan,
jamur yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat ekstrim
dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di daerah gurun, gunung salju, dan di
kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai hidup pada tubuh organisme lain, baik secara parasit
maupun simbiosis.sumber :http://laskarketut.blogspot.com/makalah tentang amur.html.

2.6 Reproduksi pada Jamur/ Fungi


Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur umumnya
terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif ) dan secara aseksual
(perkembangbiakan vegetatif). Perkembangbiakan jamur secara generative adalah perkembang
biakan yang diawali dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan
penyatuan 2 hifa yang berbeda, yang disebut konjugasi.
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual
maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga spora
multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi
lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengkloni diri mereka sendiri dengan
cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora
tersebut berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai
(Campbell 2003).
Berdasarkan gametnya, proses ini dapat dikelompokkan sebagai isogami, anisogami,
oogami, gametangiogami, somatogami, dan spermatisasi.
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukurannya, bila gamet-gamet
tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut yang
berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami.Pada oogami, ovum yang dihasilkan
dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk dalam anteridium. Sedangkan yang
disebut dengan gametangiogami adalah bila peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya
tersebut menghasilkan zigospora. Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua
sel hifa yang tidak berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang
selanjutnya akan dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan antara spermatium
(gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian berkembang membentuk hifa

9
baru (diploid) dan menghasilkan askospora. Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi
aseksual juga dapat terjadi melalui beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah
dengan pembentukan tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharo myces cerevisiae).

Gambar 13 Zigospora Gambar 14 Basidiospora


Gambar 15 Askospora
(sumber : Evy Anggraeny.fungi (sumber : Evy Anggraeny.fungi
(sumber : Evy Anggraeny.fungi
2013.pdf) 2013.pdf)
2013.pdf)

Proses pembentukan tunas pada ragi Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk
semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna
yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru. Selain dengan tunas,Pada
kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora aseksual). Cara
reproduksi aseksual yang lain adalah dengan fragmentasi dan spora yang disebut spora aseksual.
Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap potongan tersebut dapat tumbuh
menjadi hifa baru. Reproduksi jamur secara fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan
hifa dari sebuah miselium. Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi
miselium baru. Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil
spora aseksual).Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis.
Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dih asilkan oleh hifa tertentu.
Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dap at tumbuh langsung menjadi jamur.
Hal ini serupa dengan perkecambahan biji pada tumbuhan tingkat tinggi.
Sumber: http:// Yosi Yusika.blogspot.com/agriculter perkembangbiakan jamur (fungi).html).

10
Gambar 16. Reproduksi pada jamur
(Sumber: http:// Yosi Yusika.blogspot.com/agriculter perkembangbiakan jamur (fungi).html).

Gambar 17 Struktur penghasil spora (sporangiospora dan konidiospora)


(Sumber: http:// Yosi Yusika.blogspot.com/agriculter perkembangbiakan jamur (fungi).html).

2.7 Klasifikasi pada Fungi


Cendawan dibedakan dalam 2 kelas, Phycomycetes dan Eumycetes. Di sampan itu terdapat
suatu kelompok yang dianggap sebagai kelas tersendiri, yaitu Myxcomycetes. Sistem tata nama
jamur menggunakan nama binomial, yang terdiri nama genus dan nama spesifik / spesies. Nama
family dengan akhiran –aceae, nama order dengan akhiran –ales, dan nama klasis dengan akhiran
–mycetes.(Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ makalah fungi.html).
A. Kelas Myxomycetes (Jamur Lendir)
Berdasarkan ciri-ciri yang khas, maka setengah ahli menyebutnya Mycetozoa (kata
Yunani Mykes = Jamur, Zoon = Hewan) dalam siklus hidup organisme-organisme tersebut
terdapat tahap atau fase yang serupa dengan kehidupan protozoa, berseling dengan tahap atau
fase yang mirip dengan kehidupan jamur biasa. Setengah ahli yang lain menamakan kelompok

11
organisme ini Myxomycetes (kata Yunani Myxa = lendir, Mykes = jamur) atau jamur lendir, dan
pada fase lain tampaknya seperti jamur. Myxomycetes sering disebut juga dengan jamur lendir
karena tubuhnya yang berlendir.

Gambar18. Mycomycetes .
(Sumber : iksanumorub.blogspot.com/ makalah fungi.html).

Jamur lendir plasmodial biasanya hidup seperti plasmodium. Mereka memiliki lapisan
lendir dan bersifat fagositosit terhadap materi tumbuhan di hutan atau lahan pertanian. Jamur
lendir adalah bersifat heterotrof. Pada umumnya merupakan saprofit yang dapat menyerap
makanan dari substrat. Jamur lendir tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak
dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas.
Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk,
dan di hutan basah. Myxomycetes adalah kelompok fungi yang tidak memiliki klorofil, yang
secara filogenik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Selain itu Myxomycetes
memiliki ciri-ciri dapat bergerak secara kemotaksis, hidrotaksis, dan fototaksis negatif. Makanan
cadangannya berupa glikogen. Pada jamur lendir tidak memiliki dinding sel, sel hanya dibatasi
oleh membran plasma. Alat geraknya berupa pseudopia atau flagela.
Myxomycetes dapat tumbuh diatas media agar, selain itu habitatnya juga dapat ditemukan di
tanah-tanah hutan, di atas daun-daun yang gugur, dalam kayu yang sudah lapuk, atau merayap
kemana-mana. Makanan jamur lendir yaitu bakteri, protozoa, dan mikroorganisme yang lain.
http://nur ghani.blogspot.com/makalah Myxomycota.html.

Reproduksi Myxomycetes adalah dengan vegetatif (membelah diri dan fragmentasi),


sporik (selalu dalam keadaan haploid dan dibentuk oleh tubuh buah atau langsung oleh
plasmodium dewasa), dan gametik yang pada dasarnya merupakan tipe isogamizoogami. Gamet
pada cara pembiakan ini adalah miksamuba dan sel kembara. Cara reproduksi pada kelas

12
Myxomycetes adalah berupa plasmodium yang akan membentuk sporangium untuk
menghasilkan spora. Spora dapat berkecambah dalam air atau substrat basah menjadi sel
kembara yang disebut miksoflagellata. Miksoflagellata dapat berkembang menjadi miksoameba
setelah bulu cambuknyamlenyap. Selanjutnya pembiakan generatif dapat terjadi jika dua
miksoamebanmengadakan perkawinan menjadi amebozigot. Amebozigot dengan sesamanya
dapat bersatu menjadi plasmodium yang besar dengan banyak inti. Plasmodium tidak pernah
membentuk sekat-sekat, jadi hanya berupa kumpulan protoplas yang menjadi satu.
Sumber:http://chaterina.blogspot.com/ciri-ciri, peranan, dan cara reproduksi jamur kelas
myxomycetes, anak kelas ascomycetes, dan anak kelas deuteromycetes,html).

Gambar 18. Reproduksi pada Myxomycetes


(sumber: gembong,2011.Taksonomi Tumbuhan)

B. Kelas Phycomycetes (Tumbuhan Tingkat Rendah)


Tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah yang termasuk dalam golongan
jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel vegetatif multinukleat, atau disebut thalus
soenositik. (Sumber:http:// muh risman.blogspot.com/kelas Phycomycetes.html).

Gambar 19. Phycomycetes


Sumber: http:// muh risman.blogspot.com/kelas Phycomycetes.html).

13
Phycomycetes memliki miselium yang berwarna putih dan tidak mempunyai sekat-sekat,
jika setelah tua akan berubah warna menjadi coklat kekuningkuningan. Phycomycetes memiliki
sel yang telanjang dan cenderung berpisahpisah. Hifanya bersifat senositik atau tidak bersepta
sering disebut thalus soenositik yang dapat hidup di darat atau pada medium tertentu.
Phycomycetes memiliki chlamydospora sebagai bentuk baru dari hifa/miselium untuk bertahan
pada lingkungan suboptimum. Sebagian Phycomycetes juga mempunyai ostiole yaitu berupa
lubang saluran sporangiospora untuk keluar saat matang. Lubang ini cenderung lebih efektif
karena mampu mengetahui kecocokan sporangiospora terhadap lingkungan, berbeda dengan
sporangiospora yang langsung pecah dari sporangium secara keseluruhan.
Phycomycetes hidup dalam air umumnya sebagai parasit atau saprofit padahewan
maupun tumbuhan air, namun ada juga yang hidup di darat.
Perkembangan jamur ini terjadi secara aseksual dan seksual. Pada perkembangbiakan
secara aseksual akan dibentuk spora dalam sporangium yang terletak pada ujung hifa. Hifa-hifa
yang tumbuh tegak pada medium dan terdapat sporangium pada ujungujungnya disebut
sporangiosfor. Sporangium yang matang akan pecah dan menghasilkan spora, kemudian dengan
bantuan angin (anemokori) spora akan terbawa jauh dari kelompoknya. Spora yang terbawa
angin bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi jamur baru (Sparrow, 1960).
Perkembangan seksual pada jamur ini berlangsung secara konjugasi, yaitu terjadi
perpindahan materi yang berbeda muatan. Proses konjugasi terjadi pada tubuh-tubuh hifa yang
berlainan jenis. Pada ujung-ujung hifa akan terbentuk gametangium yang bersifat haploid (n),
kemudian gametangium yang berlainan jenis akan melakukan fusi (penggabungan) sehingga
menghasilkan zigospora bersifat diploid (2n). Phycomycetes saat keadaan zigospora akan
resisten terhadap perubahan kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan kembali menjadi
normal, maka zigospora akan berkecambah dan membentuk hifa-hifa haploid (n). Hifa-hifa yang
tumbuh akan membentuk sporangium, kemudian menghasilkan spora. Hal itu menyebabkan fase
haploid cenderung lebih panjang dibandingkan dengan fase diploidnya.
(sumber :http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes dan Lichenes.html).
Phycomycetes terbagi dalam 6 bangsa, yaitu bangsa Myxochytridiales, bangsa
Chytridiales,bangsa Blastocladiales,bangsa Monoblepharidiales,Bangsa Oomycetales, Bangsa
Zyginycetales.

14
1. Bangsa Myxochytridiales
Sel-selnya telanjang dan terpisah-pisah, kebanyakan hidup sebagai parasit atau tumbuhan air
yang bertingkat rendah, tetapi ada juga yang hidup pada tumbuhan darat. Myxochytriales
mengeluarkan sel-sel kembara kecil dengan satu atau dua bulu cambuk. Melihat protoplasmanya
yang tidak berdinding itu dapat kita tarik kesimpulan, bahwa organisme ini dekat dengan
Myxomycetes dan flagellate. Myxochytridiales merupakan golongan cendawan yang paling
sederhana dan paling rendah tingkat perkembangannya, oleh sebab itu juga dinamkan cendawan
purba (Archimycetes). Contohnya: Olpidium brassicae dan Plasmodiophora brassicae.
Bangsa Myxochytridiales terdiri dari dua suku yaitu:
a. Olpidiaceae
Sel-sel vegetative telanjang, seluruhnya dapat berubah menjadi zoosporangiumyang berdinding
atau berubah menjadi suatu sel awetan. Zoospore mempunyai satu bulu cambuk,misalnya
Olpidium brassicae. Sel-sel nya kembara dengan satu bulu cambuk yang opistokon (kearah
belakang) masukl dalam sel-sel daun kubis dengan membuat lubang pada sel (dengan perantara
enzima), lau hidup ameboid sebagai parasit dalam sel tadi. Setelah intinya berulang-ulang
mengadakan pembelahan, kemudian membentuk dinding dari kitin, membuat tonjolan yang
menembus sel-sel inang sampai di luar, akhirnya mengeluarkan sel-sel kembara yang dapat
menginfeksi sel daun-daun kubis lain. Sel-sel kembara itu dapat juga berkopulasi menjadi suatu
zigot telanjang dengan dua bulu cambuk dengan masuk ke dalam sel inang dan di situ berubah
menjadi sel awetan. Kedua intinya bersatu dalam musim semi di tahun berikutnya dan kemudian
(mungkin sekali dengan pembelahan reduksi) mengeluarkan banyak sekali sel-sel kembara.
Jamur ini biasaya merupakan penyakit pada tanaman kubis(Brassica oleraceae) yang masih
kecil.
b. Plasmodiophoraceae
Tingkatan vegetative tidak mempunyai dinding sel, hidup terpisah-pisah atau mengumpul
merupakan semacam plasmodium yang berinti bnayak , yang haploid, dan setelah terjadi
peleburan inti, lalu mengadakan pembelahan reduksi dan menjadi spora yang setelah
berkecambah menjadi suatu sel kembara dengan satu bulu cambuk atau dua yang heterokon.
Contoh nya Plasmodiophora brassicae, juga merupakan penyakit pada kubis (Brassica
oleracea).

15
Gambar 20. Olpidium brassicae dan Plasmodiophora brassicae pada kubis
(sumber :http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes dan Lichenes.html).

2. Bangsa Chytridiales
Dari organism ini, yang rendah tingkat perkembanganya, hidup sebagai saprofit atau parasit pada
tumbuhan dan binatang air. Sel-sel nya mempunyai dinding yang terdiri atas kitin. Beberapa
contoh dari bangsa ini ialah: ·
 Rhizophidium pollinis, hidup sebagai badan-badan bulat dalam air, mengeluarkan
haustorium untuk mengambil makanannya dari serbuk daripohon pinus yang jatuh dalam
air. Pembiakan aseksual dengan zoospore yang mempunyai satu bulu cambuk yang
opistokon .
 Rhizopidium goniosporum. Pembiakan aseksual melalui perkawinan gamet jantan kecil
melekat pada suatu sel betina. Zigotmembuat dinding Yang kuat, akhirnya akan
berkecambah dan mengeluarkan zoospore
 Polyphagus euglenae, hidup sebagai parasit pada euglena. Pada pembuiakan seksual, sel-
selnya ada yang lalu berubah menjadi gametangium jantan dan gametangium betina.
Perkawinanterjadi dalam saluran kopulasi dekat dengan gametangium jantan dan
kemudia membesar. Zigot mempunyai dua inti dengan dinding yang kuat. Sebelum
perkecambahan, kedua inti dalam zigot itu bersatu, diikuti oleh pembelahan reduksi, dan
zigot itu akhirnya mengeluarkan banyak zoospore.
 Polyphagus euglenae
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara
aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat

16
terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing
induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion
atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya
inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

Gambar 21. Rhizophidium pollinis dan Polyphagus euglenae


(sumber :http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes dan Lichenes.html).

3. Bangsa Blastocladiales
Dari golongan ini warga yang rendah tingkat perkembanganya masih sangat menyerupai
Chytridiales, misalnya Blastocladiaceaevariabilis dan Allomyces javanicus (suku
Blastocladiaceae), kedua-duanya hidup dalam tanah basah, mempunyai miselium yang
bercabang dengan dinding kitin.
Pada pembiakan generative terbentuk satu atau beberapa gametangium mengeluarkan
banyak gamet dengan satu bulu cambuk. Yang masih rendah tingkatannya mempunyai gamet
betina dan jantan yang sama (isogamete). Pada Allomyces terdapat anisogami. Sehabis kopulasi
zigot itu tumbuh menjadi individu yang seringkali serupa dengan individu permulaan, tetapi
yang tumbuh dari zigot ini adalah suatu sporofit. Padanya terdapat sporangium yang
menghasilkan zoospore. Sangat boleh jadi zoospore bersifat diploid. Jadi pada Blastocladiales
terdapat pula pembiakan seksual dan aseksual yang terjadi pada dua individu yang terpisah.
Kedua individu itu meruapakan keturunan yang bergiliran secara teratur. Melihat sel-sel kembara

17
dengan satu bulu cambuk yang opistokon dan diding selnya yang terdiri atas kitin, diduga bahwa
Blastocladiales berasal dari Chytridiales Allomyces javanicus.

4. Bangsa Monoblepharidales
Tubuh organisme ini berupa benang-benang halus, bercabang-cabang tidak bersekat, jadi
merupakan suatu pipa dengan banyak initi. Dinding terdiri atas selulosa. Hidupnya dalam air
pada sisa-sisa tumbuhan.
Pembiakan aseksual dengan zoospora yang mempunyai satu bulu cambuk yang opistokon.
Zoospore terbentuk dalam sporagonium yang berbentuk gada. Pembiakan generative melalui
oogami. Oogonium terdiri atas ujung hifa yang membesar dan membulat dan terpisah oleh suatu
sekat. Pada Monoblepharidales tidak ada pergiliran keturunan, karena gemet dan sporangium
terbentuk pada satu individu.
Monoblepharidales meliputi suku Monoblepharidaceae yang mencakup antara lain
Monoblepharis sphaerica dan Monoblepharis polymorpha. Monoblepharis sphaerica.

Gambar 22. Monoblepharis sphaerica


(sumber :http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes dan Lichenes.html).

5. Bangsa Oomycetales
Miselium terdiri atas hifa-hifa tidak bersekat,bercabang-cabang dan mengandung banyak
ini.Sebagian hidup dalam air sebagian hidup di darat.Cara hidupnya ada yang sebagai saprofit
ada yang sebagai parasit. contoh : Saprolegnia dioica, Sclerospora javanica ( Sclerospora
maydis ), Pyhiaceae nicotianae, P. Infestans, dan lain – lain. Saprolegnia dioica
Reproduksi jamur dapat berlangsung secara sexual dan asexual. Reproduksi sexual dapat
berlangsung melalui: zygospora, oospora, ascospora atau basidiospora. Reproduksi sexual

18
berlangsung melalui penggabungan inti dari dua sel (antheridium + antheridial) untuk
menghasilan oogonium atau bakal jamur (Srikandi Fardiaz, 1992).
Reproduksi asexual (somatic vegetatif) dapat berlangsung melalui dua proses yaitu
sporulasi dan mycelia terpotong. Dari kedua proses tersebut, reproduksi melalui proses sporulasi
umumnya lebih produktif.Hampir sebagian besar jenis jamur akuatik mampu memproduksi spora
(zoospora) berflagel dan dapat berenang bebas sehingga sangat efektif untuk penyebarannya.
Spora dari jamur parasitik (obligat atau fakultatif) merupakan unit penginfeksi primer, resisten
terhadap panas, kekeringan, dan desinfektan serta mampu melawan mekanisme pertahanan tubuh
inang.

6. Bangsa Zyginycetales
Terutama terdiri atas cendawan yang hidup sebagai saprofit,dengan miselium yang
bercabang banyak,sebagian tidak bersekat,tetapi untuk golongan tertentu telah memperlihatkan
sekat-sekat. Dinding selnya terdiri atas kitin. Pembiakan aseksual disesuaikan dengan hidup di
darat. Mucor,saprofit yang banyak kedapatan pada sisa – sisa makanan yang banyak
mengandungkarbohidrat.
Misalnya : Mucor mucedo, Mucor javanicus, Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae,
R. nigricans, R. stolonifer.(Sumber: http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes
dan Lichenes.html).

Gambar 22. Mucor mucedo


(sumber :http:// putrid salamtina.blogspot.com/kelas Phycomycetes dan Lichenes.html).

19
C. Kelas Eumycetes (Jamur Sejati)
Eumycetes memiliki ciri miselium bercabang-cabang dan bersepta, dinding selnya terdiri
dari khitin. Pembiakan vegetatif dengan spora yang terbentuk endogen di dalam askus, atau
eksogen pada basidium. Pembentukan askus dan basidium merupakan sifat-sifat yang spesifik
dan menjadi dasar dalam membagi-bagi Eumycetes ke dalam taksa yang lebih kecil. Askus dan
basidium terkumpul dalam suatu badan buah yang terdiri dari pletenchym. Dalam badan buah,
askus atau basidium itu tersusun tegak dan berjajar seperti jaringan tiang (palisade) bersama-
sama dengan parifisis dan merupakan suatu lapisan yang disebut himenium. Askus merupakan
sporangium yang berbentuk buluh dengan jumlah spora 4 atau 8. Basidium adalah sporangium
berbentuk gada yang menghasilkan 4 basidiospora secara eksogen. Akus dan basidium
terkumpul dalam tubuh buah yang terdiri atas plektenkim. Selain kedua macam sporangium
tersebut, terdapat konidium sebagai alat perkembangan.

Gambar 22. eumycetes


Sumber: Http:// Hadysaputrabio14.Wordpress.Com/ Ciri-Ciri, Peranan, Dan Cara Reproduksi Jamur Kelas
Myxomycetes, Anak Kelas Ascomycetes, Dan Anak Kelas Deuteromycetes.Html).

Berdasarkan alat perkembangbiakannya, Eumycetes dibedakan menjadi tiga anak kelas,


yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.

1. Anak Kelas Ascomycetes


Ascomycetes merupakan kelompok jamur yang membentuk spora khusus yang disebut
askospora, yaiu spora yang terbungkus oleh semacam kantung yang disebut askus, yang
berfungsi sebagai alat perkembangbiakan aseksual, juga dengan reproduksi seksual: penyatuan
hifa positif dan negatif(konjugasi). Sementara alat perkembangbiakan aseksualnya adalah dengan

20
membentuk konidia. Ascomycetes memiliki hifa atau miselium yang bersekat. Habitat alaminya
adalah di tanah, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. Adapun tahap-tahap pembentukan askospora
adalah sebagai berikut:
a. Terjadi konjugasi antara gametangia jantan dan gametangia betina.
b. Kemudian, plasma kedua gametangia bersatu (plasmogami).
c. Plasmogami dilanjutkan dengan kariogami (penyatuan inti haploid menjadi inti
diploid). Terjadi meiosis diikuti pembentukan askospora secara endogen.

Ascomycetes
Ascomycetes dibedakan menjadi Protoascomycetes dan Euascomycetes.
a. Protoascomycetes, memiliki miselium berbentuk benang, hifa eksogen, tubuh buah, serta
himenium belum ada. Banyak yang haploid, tidak ada perguliran keturunan, zigot
langsung terbentuk setelah perkawinan dan menjadi askus.
b. Suku Dipodascaceae, memiliki hifa bersekat dengan banyak inti. Konjugasi dengan
gametangium berbentuk paruh yang ujungnya bersatu setelah bersentuhan. Satu inti dari
gametangium jantan membuahi satu inti gametangium betina, kemudian menonjol
membentuk kerucut panjang, sementara sel haploid di dalamnya mengalami meiosis
membnetuk askospora.Sebagai contoh adalahDipodascus albidus.
c. Suku Endomycetaceae, yang pada waktu muda sel-selnya berinti banyak, namun setelah
dewasa setiap selnya hanya memiliki satu inti. Hasil kopulasi membulat dan berisi
sejumlah spora belum tetap, yang kemudian membentuk askus berisi 8 askospora.
Contohnya adalah Eremascus fertilis, E. albus, dan Endomyces magmasii.
d. Suku Saccharomycetaceae, atau kahmir. Bersifat uniseluler, dalam keadaan tertentu
dapat meperlihatkan hifa terputus-putus. Dinding sel berupa fosfoglikoprotein.
Reproduksi dengan pertunasan. Pada beberapa jenis ada yang bereproduksi secara
generatif, dimana dua sel berkopulasi membentuk zigot yang selanjutnya menjadi askus
berinti diploid. Kemudian mengalami meiosis membentuk 4 atau 8 askospora yang
kemudian tumbuh menjadi selsel vegetatif haploid.
Pada beberapa jenis lainnya, askospora dapat berkopulasi menjadi sel-sel vegetatif yang
diploid dan tidak membentuk askus. Sel-sel itu mengadakan pertunasan membentu sel-sel yang

21
bersifat sebagai askus, menagadakan meiosis dan membentuk askospora. Contoh dari jamur ini
adalah genusSaccharomyces yang banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman.
e. Euascomycetes, memiliki 8 askospora yang tidak lanngsung terbentu dari zigot, namun
melalui proses berikut:
 Sel-sel ujung hifa membesar menjadi satu badan berinti banyak, yang disebut
askogonium.
 Pada ujung askogonium terdapat suatu tonjolan yang memanjang dengan ujung yang
bengkok dengan banyak inti, disebut trikogin.
 Dari ujung hifa yang berdekatan ada yang sel-sel ujungnya berubah menjadi anteridium
yang bersentuhan dengan ujung trikogin.
 Ujung trikogin membuka dan intinya berdegenerasi, inti anteridium masuk melalui
trikogin ke dalam askogonium dan berdampingan dengan inti askogonium.
 Dari akogonium terbentuk hifa askogen, dan inti yang berpasangan tadi masuk ke
dalamnya. Hifa askogen intilah yang disebut sebagai sporofitnya, karena menghasilkan
askospora.
 Hifa askogen bercabang-cabang dan bersekat, dan pasangan inti memperbanyak diri
dengan membelah serempak. Dengan ini setiap sel-sel hifa memiliki sepasang inti jantan
dan betina.
 Terbentuk sakus dari sel-sel ujung cabang hifa askogen yang membengkok terlebih
dahulu(membentuk seperti kait).
 Kemudian sepasang inti di dalamnya membelah membentuk dua pasang inti,bkemudian
yang sepasang menuju kait.
 Kait dengan tangkai yang lurus terpisah oleh dibentuknya dinding melintang. Sel kait
dengan sepasang inti jantan dan betina itulah yang akan menjadi askus. Kedua inti itu
melebur, lalu sel membesar menjadi sporangium gada dengan 1 inti diloid. Kemudian inti
memelah meiosis membentuk 8 askospora.
 Periplasma akan mengembang dan dinding askus akan berkontraksi, sehingga askospora
masak akan terlempar ke luar.
 Sel kait tadi kemudian bersatu kembali dengan tangkainya, dan inti di dalamnya kembali
berpasangan. Dengan demikian, proses di atas dapat terulang.

22
Menjelang kopulasi, alat-alat kelaminnya diselubungi oleh selapis hifa haploid, pada
saat pembentukannya, kait hifa ikut memanjang. Hifa askogen beserta askusnya membentuk
tubuh buah. Askus beserta benang-benang steril yang berasal dari hifa pembalut itu merupakan
suatu lapisan pada tubuh buah yang disebut himenium.

Euascomycetes terdiri dari bangsa-bangsa berikut


1. Bangsa Perisporales, terdiri dari suku Ersiphaceae, suku Perisporiaceae, dan suku
Microthyaceae. Contoh spesiesnya adalah Oidium heveae sebagai parasti pada daun
karet, O. Tuckeri sebagai parasit pada tanaman anggur.
2. Bangsa Plestascales, terdiri dari suku Gymnosascaceae, dan sukuAspergillaceae. Contoh
spesiesnya adalah Aspergillus oryzae digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol,
A. wentii dugunakan dalam pembuatan kecap dan tauco karena dapat mengubah
karbohidrat menjadi gula, Penicillium notatum menghasilkan antibiotik, dan P. glaucum
penyebab bau apek pada roti.
Ascomcetes yang lebih tinggi tingkatan perkembangbiakannya dibedakan dala 2 golongan,
yaitu Ascolocurales dan Ascohymeiales.
a. Ascolocurales membentuk tubuh buah sebelum terjadinya alat kelamin, disebut
pseudotesium. Pseudotesium terdiri atas plektenkim yang tidak rapat dan ruangan yang
terisi askus. Askus berbentuk gada dan secara aktif melempar keluar spora yang ada di
dalamnya. Ascolocurales terdiri dari tiga bangsa, yaitu bangsaMyrangiales, bangsa
Pseudspheriales, dan bangsa Hemisphaeriales. Contoh spesiesnya adalah Fusicladum sp.
yang menyebabkan penyakit scabies/kudis pada buah-buahan.
b. Ascohymeniales membentuk tubuh buah setelah membentuk alat kelamin. Tubuh buah
terdiri dari selubung hifa steril yang teranyam sebagai plektenkim, di dalamnya terdapat
ruangan dengan parafisis dan askus yang tersusun seperti jaringan palisade, dan
merupakan suatu lapisan yang disebut himenium.
Ascohymeniales terdiri dari tiga bangsa, yaitu sebagai berikut:
1. Bangsa Pyrenomycetasles, merupakan parasit atau saprofit pada kayu lapuk, buah,
tanaman. Tubuh buah berupa peritesium yang berbentuk botol atau bulat. Beberapa
anggotanya adalah suku Hypocreaceae dan suku Xylariaceae. Contoh spesiesnya adalah

23
Cordyceps purpurea yang merupakan parasit pada larva serangga/ulat, dan Xylaria
tabacina sebagai parasit pada petai cina.
2. Bangsa Discomycetales memiliki tubuh buah berbentuk seperti piala atau cawan, yang
dinamakan apotesium. Askus terletak di permukaan atas tubuh buah. Berperan sebagai
parasit atau saprofit pada kayu lapuk atau tanah yang mengandung sisa-sisa tumbuhan.
Contohnya suku Helotiaceae dengan spsiesnya Botrytis cinerea yang menyerang buah
anggur dengan mempertinggi kadar gulanya, dan suku Helvellaceae dengan spesiesnya
Morchella esculentayang tubuh buahnya dapat dimakan.
3. Bangsa Tuberales memiliki tubuh buah di dalam tanah, berbentuk cawan. Miselium
sebagai saprofit pada tanah-tanah hutan dan sering bersimbiosis dengan pohon-pohon
hutan sebagai mikoriza. Beberapa spesiesnya dapat dimakan, seperti Tuber
melanosporum, T. rufum, dan T. aestivum.

2. Anak Kelas Deuteromycetes


Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk
dalam jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur ini merupakan jamur yang
tidak sempurna (jamur imperfeksi). Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang
menimbulkan penyakit, misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat merusak kecambah,
terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun inang; Sclerotium rolfsii
merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman. Jenis jamur dalam kelompok ini yang
menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia sitophila atau sekarang bernamaNeurospora
sitophila).
Sebagian besar dari 17.000 spesies berkembang biak dengan konidia. Mereka
digolongkan berdasarkan warna dan struktur konidia tersebut. Karena sebagian besar struktur
kondia terlihat seperti jenis Ascomycetes, mereka diyakini berasal dariAscomycetes yang
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi secara seksual. Dalam beberapa kasus, bentuk
konidia terlihat seperti kelompok Basidomycetes.
Kebanyakan Deuteromycetes bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun
beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium
(miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu

24
ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak.
Deuteromycetes berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan
konidium yang bersel satu atau bersel banyak.
Deuteromycetes bukan merupakan kelompok jamur yang sesungguhnya karena bila suatu
jamur telah diketahui reproduksi seksualnya, akan dimasukkan ke dalam kelompok lain yang
sesuai dengan tingkat reproduksi seksualnya tersebut. Contohnya Monila sitophila dulu
dimasukkan ke dalam Deuteromycetes, namun setelah diketahui membentuk askokarp dan
peritesium dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycota.
Reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus
disebut konidiofor. Proses pembentukan konidium pada Deuteromycetes dapat terjadi melalui
dua proses yang berlainan, yaitu holotalus dan enteroblastik.
Sumber: Http:// Hadysaputrabio14.Wordpress.Com/ Ciri-Ciri, Peranan, Dan Cara Reproduksi
Jamur Kelas Myxomycetes, Anak Kelas Ascomycetes, Dan Anak Kelas Deuteromycetes.Html).

D. Kelas Ascolichenes
Jika cendawan yang menyusunya tergolong dalam Pyrenomycetales, maka tubuh
buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika
cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes membentuk tubuh buah yang
berupa apotesium. Berlainan dengan Discomycetales yang hidup bebas, yang apotesiumnya
hanya berumur pendek, apotesium pada Lichenes ini berumur panjang , bersifat seperti tulang
rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea (rusuk
angina) yang membetuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan, lebih-
lebih di daerah pegunungan. Sebagai contoh disebut Usnea barbata dan Usnea dasypoga, yang
dalam rakyat Indonesia dianggap mempunyai khasiat obat, merupakan salah satu ramuan dalam
pembuatan jamu-jamu tradisional.
Usnea menghasilkan suatu anti biotika asam usnin, yang berguna untukmelawan
tuberculosis. Selanjutnya Rocella tinctoria, untuk pembuatan lakmus; Cladonia rangiferina,
banyak terdapat didaerah tundra di sekitar kutub utara dan merupakan makanan utama bagi rusa
kutub; Cetraria islandica, banyak terdapat di daerah pegunungan di Eropa, mampunyai khasiat
obat.
Berdasarkan Cendawan yang Menyusunnya Ascho lichenes terdiri atas lima bangsa/ordo, yaitu:

25
 Caliciales : memiliki aksokarp dengan askus-askus yang disintegrasisehingga memiliki
massa yang hilang/ hancur. Contoh: Calicium
 Graphidales : memiliki thallus yang crustose dengan apotechia yang memanjang
membentuk suatu deretan. Contoh: Graphis.
 Cyanophilales : (Gk. kyanos = biru, philein = menyukai). Bangsa ascholichenes yang
alganya Cyanopyceae. Contoh: Peltigera.
 Lechanorales : simbiontnya dengan Chlorophyceae dan tipe tubuh buahnya apothecium
di tepi thallusnya. Contoh : Parmelia.
 Caloplacales : Bangsa lichenes yang memiliki spora-spora berdinding tipis, biasanya ada
2 sel saja. Contoh: Caloplaca.
(Sumber :http:// Azis Wahid.blogspot.com/kelas ascomycetes.html).

Gambar 23. ascolichenes


(Sumber :http:// Azis Wahid.blogspot.com/kelas ascomycetes.html).

E. Kelas Basidiolichenes
Kebanyakan mempunyai talus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah
terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, yang sangat menyerupai tubuh buah
Hymenomycatales. Contoh Cora pavonia. Selain sebagai bahan pembuatan obat-obatan, adapula
beberapa jenis lumut kerak yang berguna sebagai pembuatan zat warna yaitu roccella tinctoria
untuk pembuatan lakmus. Lain-lainnya yang dapat dimakan,adapula yang beracun.
Lichenes dipisahkan dari fungi dan dijadikan suatu golongan yang beridiri sendiri.
Kebanyakan ahli menganggap perlu dipisahkannya Lichenes dari fungi untuk merupakan

26
gologan tersendiri. Jadi tanpa Algae cendawan itu umumnya tidak lagi dapat hidup dan tidak
akan terbentuk Lichenes. Selanjutnya mengingat munculnya sifat-sifat khusus dan karakteristik
dari adanya simbiosis antara Fungi dan Algae ditambah lagi dengan didapatnya hasillhasil
metabolisme yang merupakan zat-zat yang sampai sekarang tidak dihasilakan oleh Fungi dan
Algae yang hidup terpisah maka sudah semestinya jika Lichenes itu merupakan golongan yang
tersediri.
Berasal dari jamur basidiomycetes dan alga mycophyceae. Basidiomycetes yaitu dari
family : thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella, dan Dyctionema. Mycophyceae berupa
filament yaitu Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Chrococcus.
(Sumber :http:// Azis Wahid.blogspot.com/kelas ascomycetes.html).

Gambar 24. Cora pavonia


(Sumber :http:// Azis Wahid.blogspot.com/kelas ascomycetes.html).

2.8 Peranan Jamur/Fungi dalam Kehidupan Sehari-Hari


Jamur dalam ekosistem berperan sebagai decomposer. Selia itu juga banyak digunakan
dalam industry makanan dan minuman. Peranan dari jamur bermacam-macam, ada yang sifatnya
menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Peranan jamur yang menguntungkan adalah:
1. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
2. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
3. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan
bir.

27
4. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
5. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai decomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut :
1. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
2. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
3. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
4. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
5. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
6. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia (Sumarsih, 2003).
(Sumber:http://materi fungi pdf.html)

28
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang heterotrof. Heterotrof yaitu
organisme yang tidak mampu membuat makanannya sendiri. Fungi termasuk ke dalam
organisme heterotrof absortif diaman fngi mengambil makanan dari lingkungan sekitar
dengan cara mengabsorpsinya dulu. Fungi juga merupakan organisme eukeriot yang
bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil.
2. Secara umum karakteristik jamur adalah sebagai berikut:
 Merupakan organisme eukariotik yaitu dengan sel yang memiliki selaput inti
dengan panjang sel 10 -100 m
 Dinding selnya tersusun atas kitin yaitu polisakarida structural yang digunakan
untuk menyusun eksoskleton dari artropoda.
 Tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa berfotosintesis
 Bersifat heterotrof menyebabkannya memiliki kemampuan hidup sebagai
pemakan sampah (saprofit) maupun sebagai penumpang yang mencuri makanan
dari inangnya (parasit).
 Memperoleh nutrient melalui penyerapan(absorpsi), untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organic dari lingkungan melalaui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen.
 Bersel satu ( uniseluler ) atau banyak ( multiseluler )
 Bereproduksi dengan menghasilkan spora
 Memiliki tiga sifat yaitu saproft, parasit, atau bersimbiosis dengan organisme
lain.
 Makanan dicerna dengan pencernaan ekstraseluler yakni pencernaan dengan cara
mensekresikan enzim hidrolitik. Enzim tersebut mampu menguraikan molekul
organic kompleks dari kayu ( subtrat ) sehingga dapat diserap oleh jamur.
3. Berdasarkan morfologinya atau bentuk tubuhnya, jamur dibagi menjadi tiga macam,
yaitu: Khamir ( Yeast ), Kapang ( molds ), dan Cendawan ( Mushroom) sedangkan

29
berdasarkan bentuk tubuh buah dibedakan atas 4 yaitu:payung,kuping, setengah
lingkaran dan bulat.
4. Struktur tubuh dari fungi yaitu : Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang
disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah dan mempunyai hifa.
5. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit ,saprofit dan
bersimbiosis.sedangkan habitanya adalah Jamur berhabitat pada bermacam-macam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.Berbagai jamur hidup di tempat-
tempat yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa organisme, atau di dalam tubuh
organisme lain. Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan asam,
serta bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak.
6. Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi jamur
umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan generatif ) dan
secara aseksual (perkembangbiakan vegetatif).
7. Klasifikasi dari fungi sebagai berikut :
1) Kelas Myxomycetes (Jamur Lendir)
2) Kelas Phycomycetes (Tumbuhan Tingkat Rendah) dimana terbagi dalam 6
bangsa, yaitu : bangsa Myxochytridiales, bangsa Chytridiales,bangsa Blastocladia
les,bangsa Monoblepharidiales,Bangsa Oomycetales, Bangsa Zyginycetales.
3) Kelas Eumycetes (Jamur Sejati), dimana Eumycetes dibedakan menjadi tiga anak
kelas, yaitu Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes.
4) Kelas Ascolichenes
5) Kelas Basidiolichenes
8. Peranan dari jamur bermacam-macam, ada yang sifatnya menguntungkan dan ada juga
yang merugikan. Peranan jamur yang menguntungkan adalah:
6. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
7. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.

30
8. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan
bir.
9. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
10. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai decomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang
merugikan, antara lain sebagai berikut :
7. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
8. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
9. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
10. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
11. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
12. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia

b. Saran
Sehubung dengan pengklasifian jamur atau fungi terlalu banyak maka disarankan dalam
pembelajaran menggunakan gambar-gambar untuk meningkatkan pemahaman.

31

Anda mungkin juga menyukai