Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN GERAK BAKTERI


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Praktikum Mikrobiologi Lanjut
yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Aida Fithriyatur Rohmah 170341864562
Usratussyarifah 170341864522
Iin Murtini 170341864512
Mushoffa 170341864553

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
OKTOBER 2017
I. TOPIK
Gerak Bakteri

II. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi gerak bakteri

III. WAKTU PELAKSANAAN


Hari/Tanggal : Kamis/ 28 September 2016
Pukul : 14:55 s/d 18:00 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Lantai III Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Malang

IV. DASAR TEORI

Kebanyakan spesies bakeri dapat bergerak dengan menggunakan flagel,


akan tetapi ada pula bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak mempunyai
flagel (Hastuti, 2006). Flagel merupakan filamen protein helix dengan panjang
dan diameter yang sama, dimiliki oleh bakteri patogen untuk bergerak bebas dan
cepat (pergerakan berenang). Flagel disusun oleh tiga bagian yaitu filamen, hook
(sudut), dan basal body (bagian dasar), Bagian dasar menancap pada membran
plasma, disusun oleh suatu tangkai sertasatu atau dua rangkaian cincin yang
mengelilinginya dan berhubungan denan membran plasma, peptidoglikan dan
pada bakteri gram negatif berhubungan dengan membran luar pembungkus sel.
Berdasarkan jumlah dan posisi flagel dibedakan menjadi :
1. Monotrikh : mempunyai satu flagel
2. Ditrikh : mempunyai dua flagel
3. Penitrikh : mempunyai banyak flgel pada permukaan tubuh
4. Lopotrikh : mempunyai flagel pda salah satu ujung bakteri dengan
jumlah lebih dari dua buah
5. Amfitrikh : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan
6. Atrikh : tidak memiliki flagel (Tarigan 1988)
Fungsi umum flagela pada bakteri adalah sebagai alat untuk pergerakan.
Flagela bukan merupakan alat untuk bertahan hdup. Flagela dapat dipisahkan
dengan guncangan atau dengan putaran dalam alat pengocok seperti sentrifugal.
Sel tetap hidup dan motilitas terjadi dengan pertumbuhan kembali flagela. Sel
bakteri berflagela dapat menghampiri sumber nutrisi dan menghindari racun
dengan menghampiri suatu kemoreaktan atau meninggalkan senyawa yang tidak
diinginkan. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar
searah sumbu panjangnya seperti baling-baling putaran flagel dikuatkan oleh arus
listrik. Fungsi flagela dibangun oleh respon kemotaktik, menunjukkan suatu
sistem regulasi sensori umpan balik.

Flagela ganda memutar berlawanan dengan arah jarum jam. Untuk


membentuk suatu berkas yang terkoordinir dan efek pergerakan sel umumnya
kearah nutrisi (kemotaksis positif). Pengaruh adanya senyawa yang tidak
diinginkan, menyebabkan koordinasi menjadi hilang, berkas flagel mengalami
kekacauan, dan sel berputar dan cenderung menjauhi senyawa tersebut.
Koordinasi fungsi flagel melibatkan kemoreseptor yang disebut protein
peningkat periplasmik, yang berinteraksi dalam proses metilasi suatu protein
membran plasma secara spesifik. Adanya kemoreaktan proses metilasi protein
tersebut meningkat. Sebaliknya dengan adanya racun atau senyawa yang tidak
diinginkan, proses metilasi menurun.

Kebanyakan spesies bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel,


akan tetapi ada pula bakteri yang tidak dapat bergerak menggunakan flagel karena
tidak mempunyai flagel (Hastuti, 2006). Banyak spesies basilus dan spirilium
memilikinya tapi flagelum jarang dijumpai dalam coccus. Pada bakteri yang
memiliki flagel polar atau lopotrik pergerakannya hanya satu arah (berputar
dalam satu arah) gerakan yang dihasilkannya biasanya tergolong cepat, berputar-
putar dan berubah arah, sedangkan yang mempunyai flagel peritrikus akan
bergerak berputar-putar menuju ke segala arah. Gerakan yang dihasilkannya
biasanya lurus dan lambat pergerakan flagela adalah dengan cara memutar flagela
berbentuk heliks. Pergerakan ini dapat disamakan dengan pergerakan
memutar ketika membuka botol gabus. Proses ini memerlukan energi dari sel.
Beberapa organisme prokariot dapat bergerak walaupun tidak memiliki organ
pergerakan atau flagel. Gerakan yang dihasilkan terjadi dengan cara meluncur
(menggelinding) dan hanya akan bergerak jika ada kontak dengan suatu
permukaan padat.

Kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas


(Volk&Wheeler, 1983). Untuk mengamati pergerakan bakteri dengan baik dapat
dilakukan dengan cara /metode tetesan bergantung. Banyak spesies basilus dan
spirilium memiliki flagel, tapi flagel yang dijumpai pada coccus (Pelczar, 1986).

Jika bakteri yang menggantung dalam cairan terus diamati dengan hati-hati
supaya tidak bias antara motilitas dan gerak brown. Motilitas dapat diamati
dengan baik pada biakan yang masih baru (18-24 jam atau kurang) karena bersifat
motil. Biakan lama dapat menjadi sangat penuh dengan makhluk hidup yang
sudah tidak giat lagi dan bakteri yang telah mati, sehingga sangat sukar untuk
mendapatkan sel yang motil serta poduksi agen dan produk yang bersifat racun
dapat menyebabkan hilangnya motilitas bakteri pada biakan-biakan yang sudah
lama (Volk&Wheeler, 1983).

Bakteri yang bersifat motil akan nampak jelas bergerak, dan bergeraknya
melaju kearah tertentu, sedangkan bakteri yang tampak sebagai gerak brown
adalah gerak yang bukan berasal dai bakteri itu sendiri, melainkan adanya gerakan
partikel-partikel air yang ada di sekeliling sel atau adanya energy kinetic. Gerak
brown merupakan suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel
secara acak atau terarah karena terus-menerus terkena pukulan molekul-molekul
kecil yang tak terlihat yang terdapat dalam cairan. Pada gerak brown, organisme
bergetar dengan laju yang sama dengan menaga hubungan ruang sama satu sama
yang lain (Volk 1988).

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 Alat
1. Mikroskop 5. Jarum inokulasi ujung lurus
2. Pipet tetes 6. Lampu spirtus
3. Kaca benda cekung 7. Ent-kas
4. Kaca penutup
5.2 Bahan
1. Biakan bakteri 5. Lisol
2. Aquades steril 6. Sabun cuci
3. Tisue 7. Lap
4. Alkohol 8. Korek api

VI. LANGKAH KERJA

Kaca penutup yang bersih diambil, lalu


Sebuah kaca benda cekung yang bersih
dilewatkan diatas lampu spirtus,
diambil, lalu dilewatkan diatas api
kemudian diteteskan aquades steril
lampu spirtus
diatas kaca penutup

Inokulum yang berasal dari koloni


inokulum disentuhkan pada tetesan
bakteri yang akan diperiksa diambil
aquades steril pada kaca penutup yang
sedikit secara aseptik menggunakan
telah diberi inokulum
jarum inokulasi ujung lurus.

Kaca benda dan kaca penutup


Bagian cekung dari kaca benda cekung
dibalikkan dengan cepat, diusahakan
ditelungkupkan tepat diatas kaca
agar tetesan aquades menggantung dan
penutup yang telah diberi inokulum
terkurung dalam cekungan kaca benda

Preparat dibawah mikroskop diamati,


dan hasil pengamatan gerak bakteri
dicatat.
VII. DATA PENGAMATAN
NO. Bakteri Gambar Hasil Pengamatan
1.

Koloni 1

Gerak Brown
Perbesaran 40x10
2.

Kolonin 2

Gerak Brown
Perbesaran 40x10

VIII. ANALISIS DATA


Pada praktikum mengenai pengamatan pergerakan bakteri diperoleh hasil
yaitu pada koloni satu setelah diamati dengan mikroskop pergerakan bakteri
yang terjadi adalah gerak brown. Lalu pada koloni kedua juga didapati
pergerakan bakteri yang terjadi adalah gerak brown. Jadi dapat disimpulkan
bahwa gerak bakteri yang terjadi pada koloni satu maupun koloni dua adalah
gerak brown.

IX. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data, diketahui hasil pengamatan gerak bakteri yang
terjadi pada koloni satu maupun koloni dua adalah gerak brown. Gerak brown
merupakan suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel secara acak
atau terarah karena terus-menerus terkena pukulan molekul-molekul kecil yang
tak terlihat yang terdapat dalam cairan. Pada gerak brown, organisme bergetar
dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang sama satu sama yang
lain (Volk 1988). Pada kedua bakteri tersebut berkemampuan untuk melakukan
Gerak Brown, dikarenakan kedua bakteri tersebut tidak mempunyai flagel dan
gerakannya disebabkan oleh pergerakan molekul air yang saling bertumbukan.
Kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas
(Volk&Wheeler, 1983). Volk (1988) menyatakan bahwa bakteri yang bersifat
motil akan nampak jelas bergerak, dan bergeraknya melaju kearah tertentu,
sedangkan bakteri yang tampak sebagai gerak brown adalah gerak yang bukan
berasal dari bakteri itu sendiri, melainkan adanya gerakan partikel-partikel air
yang ada di sekeliling sel atau adanya energi kinetik.
Hal ini dikarenakan bakteri tersebut mempunyai alat gerak yang biasanya
disebut dengan flagel. Sel yang bergerak dengan dorongan flagella akan
bergerak lebuh aktif. Jika suatu sel tersebut motil, akan menciptakan jalur gerak
yang tak beraturan. Namun untuk gerak brown sel tampak pasif dan seperti
bergerak sendiri. Hastuti (2006) menyatakan bahwa flagel merupakan filamen
protein helix dengan panjang dan diameter yang sama, dimiliki oleh bakteri
patogen untuk bergerak bebas dan cepat (pergerakan berenang). Flagel disusun
oleh tiga bagian yaitu filamen, hook (sudut), dan basal body (bagian dasar),
Bagian dasar menancap pada membran plasma, disusun oleh suatu tangkai
sertasatu atau dua rangkaian cincin yang mengelilinginya dan berhubungan
denan membran plasma, peptidoglikan dan pada bakteri gram negatif
berhubungan dengan membran luar pembungkus sel.
Sel bakteri berflagela dapat menghampiri sumber nutrisi dan menghindari
racun dengan menghampiri suatu kemoreaktan atau meninggalkan senyawa
yang tidak diinginkan. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan
putaran melingkar searah sumbu panjangnya seperti baling-baling putaran flagel
dikuatkan oleh arus listrik.
Pada pengamatan pergerakan bakteri ini menggunakan metode tetesan
bergantung. Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak bakteri yang bebas
bergerak dalam tetesan air yang dalam hal ini digunakan aquades steril. Melalui
preparat yang dibuat dengan metode tetesan bergantung dapat dilihat bakteri
yang bergerak.
X. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dalam praktikum ini, kedua jenis koloni bakteri
yangdiamati sama-sama memiliki kemampuan bergerak yaitu gerak Brown
( Brownianmotion). Hal ini dikarenakan kedua jenis koloni bakteri tersebut tidak
mempunyaiflagel dan gerakannya disebabkan oleh pergerakan molekul air yang
saling bertumbukan

XI. Bahan Diskusi

1. Keuntungan apakah yang diperoleh melalui penggunaan metode


tetesan bergantung dalam pengamatan gerak bakteri?
Jawab : 1. Keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan metode
tetesan bergantung dalam pengamatan gerak bakteri adalah :
a. Sel bakteri lebih leluasa dalam bergerak, karena dalam media
aquadest steril yang menggantung memberikan ruangan yang lebih luas
untuk pergerakan bakteri, apabila tidak begantung maka bakteri akan
berhimpit sehingga pergerakanbakteri tidak leluasa
b. Melalui tetesan bergantung, kaca benda yang digunakan adalah kaca
benda yang cekung pada bagian tengahnya, sehinga sel bakteri tidakterhim
pit.
c. Lebih mudah mengamati pergerakan bakteri.
2. Bagaimanakah ciri-ciri gerakan bakteri?
Jawab : Cara gerak bakteri ada dua, yaitu gerak aktif dan gerak brown.
Pada gerak aktifyaitu gerak berpindah tempat dengan menggunakan flagel.
Sedangkangerak brown yaitu gerak pada bakteri yang tidak mempunyai fla
gel, tetapi gerakannyadisebabkan oleh pergerakan molekul air yang saling
bertumbukan

DAFTAR RUJUKAN
Hastuti, Sri utami, 2006. Petunjuk praktikum mikro, Malang :UMM press.
Karser, gery. 2004. Microbiology laboratory manual. Cotons ville campus of the
comunity collage of balsimere country
Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia : Jakarta.
Tarigan, Jeneng.1988.Pengantar Mikrobiologi.Jakarta : Depdikbud
Volk, 1988, mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga
Volk, Swisley A & Margargareth F Wheeler.1983.Mikrobiologi Dasar.Jakarta :
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai