PENDAHULUAN
Gambar 2.9 Pengaruh konsentrasi ion eksternal pada aliran air melintasi
membran plasma dari sel hewan.
Pada gambar diatas menjelaskan efek pada sel-sel hewan konsentrasi ion eksternal
yang berbeda. Ketika sebagian besar sel-sel hewan ditempatkan dalam larutan
isotonik (yaitu, satu dengan konsentrasi total zat terlarut sama dengan yang dari
interior sel), tidak ada gerakan bersih air ke dalam atau keluar dari sel. Namun, ketika
sel-sel ditempatkan dalam larutan hipotonik (yaitu, satu dengan konsentrasi zat
terlarut lebih rendah dari sel interior), air mengalir ke dalam sel, menyebabkan
mereka membengkak. Sebaliknya, dalam larutan hipertonik (yaitu, satu dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari sel interior), air mengalir keluar dari sel,
menyebabkan mereka menyusut. Di bawah kondisi vivo normal, saluran ion pada
membran plasma mengontrol pergerakan ion masuk dan keluar dari sel-sel sehingga
tidak ada gerakan bersih air dan volume sel biasa dipertahankan. Tidak seperti sel-sel
hewan, bakteri, jamur, dan sel-sel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel yang kaku
dan kurang matriks ekstraseluler ditemukan dalam jaringan hewan. Membran plasma
erat terlibat dalam perakitan dinding sel, yang pada tanaman dibangun terutama
selulosa. Dinding sel mencegah pembengkakan atau menyusut dari sel yang kalau
tidak akan terjadi ketika ia ditempatkan dalam media hipotonik atau hipertonik,
masing-masing. Untuk alasan ini, sel dikelilingi oleh dinding dapat tumbuh di media
yang memiliki kekuatan osmotik jauh lebih sedikit daripada sitosol. Selain fungsi-
fungsi universal, membran plasma memiliki peran penting lain dalam organisme
multisel. Beberapa dari sel-sel pada tumbuhan dan hewan multisel eksis sebagai
entitas terisolasi; bukan, kelompok sel dengan spesialisasi terkait bergabung untuk
membentuk jaringan. Pada sel hewan, daerah khusus dari membran plasma
mengandung protein dan glikolipid yang membentuk persimpangan spesifik antara
sel-sel untuk memperkuat jaringan dan untuk memungkinkan pertukaran metabolit
antara sel-sel.
Ada 3 jenis fosfolipid utama penyusun membrane sel. Berikut merupakan jenis-jenis
fosfolipid penyusun membrane sel.
a. Fosfogliserida
Fosfolipid utama pada sebagian besar membran sel hewan merupakan fosfogliserida,
yang mempunyai tiga karbon gliserol. Dua molekul asam lemak berikatan ester dengan gugus
hidroksil pertama dan kedua pada gliserol. Gugus hidroksil yang ketiga pada gliserol
membentuk ikatan ester dengan asam fosfat.
Selain itu, fosfogliserida mengandung molekul alkohol kedua, yang juga berikatan
ester dengan asam fosfat, sehingga gugus alkohol kedua ini terletak pada kepala polar dari
molekul fosfogliserida. Beberapa jenis fosfogliserida dibedakan berdasarkan perbedaan
gugus alkohol pada bagian kepala yang bersifat polar, yaitu:asam fosfatidat merupakan
senyawa induk fosfogliserida yang tidak memiliki kepala alkohol, fosfatidil etanolamin dan
fosfatidil kholin yang mengandung etanolamin dan kholin berturut-turut pada bagian kepala
yang bersifat polar dan masing-masing dapat mengandung kombinasi asam lemak yang
berbeda, fosfatidilserin mengandung asam hidroksiamin serin sebagai gugus pada kepalanya
(Rogers, 2011).
Gambar 2.6 Struktur Umum dari Fosfogliserida yang Mengandung Molekul
Alkohol Kedua
(Sumber: Albert et all, 2008)
c. Kolesterol
Lipid bilayer pada membran sel juga mengandung kolesterol dan glikolipid. Pada
membran sel eukariotik mengandung banyak kolesterol untuk setiap molekul fosfolipid.
Kolesterol tersusun atas sterol. Keberadaan kolesterol membentuk struktur cincin yang kaku
yang menempel pada gugus hidroksil polar tunggal dan rantai hidrokarbon non polar yang
pendek. Molekul kolesterol yang terdapat pada bilayer terletak berdekatan dengan gugus
kepala polar pada fosfolipid (Albert et all, 2008).
Sifat encer pada lapisan lipid dapat memungkinkan molekul lipid bergerak didalam
lapisan bilayer lipid. Gerakan molekul lipid ada 3 macam yaitu (a) gerak berpindah tempat
(difusi kearah lateral) sepanjang satu lapis molekul lipid, yang merupakan gerakan yang
paling sering terjadi, (b) gerakan rotasi mengelilingi sumbu panjang molekul dan (c) gerak
yang paling jarang terjadi yaitu gerak berpindah tempat dari lapisan lipid yang satu kelapisan
lipid yang lain.
Gambar 2.11 Pergerakan Molekul Fosfolipid pada Lipid Bilayer Buatan
(Sumber: Albert et all, 2008)
Kolesterol juga merupakan komponen dari lipid bilayer. Gugus hidroksil dari
kolesterol letaknya berdekatan dengan gugus kepala polar dari molekul fosfolipid, sedangkan
cincin steroid (merupakan bagian yang kaku) letaknya berdekatan dengan rantai hidrokarbon.
Adanya pengurangan mobilitas gugus CH2 pada rantai hidrokarbon molekul fosfolipid dapat
membuat lipid bilayer menjadi kurang dapat terbentuk sehingga hal tersebut akan
mengurangi permeabilitas bilayer terhadap berbagai molekul kecil yang larut di dalam air.
Kolesterol dapat mengencangkan susunan lipid bilayer, tetapi hal tersebut tidak mengurangi
sifat keenceran dari membran sel. Konsentrasi jumlah kolesterol yang tinggi pada membrane
plasma sel eukariotik dapat mencegah rangkaian hidrokarbon yang saling berdekatan
sehingga kolesterol dapat mencegah terjadinya peralihan fase gel (Albert et all, 2008).
Bentukan asimetri lipid mempunyai arti fungsional yang sangat penting yaitu
berperan utama dalam mengkonversi sinyal ekstraselular ke intraselular. Banyak protein
sitosol berikatan khusus dengan gugus kepala lipid yang ditemukan pada lapisan sitosol lipid
bilayer. Misalnya enzim protein kinase C (PKC), diaktifkan dalam menanggapi berbagai
ekstraseluler sinyal. Enzim ini berikatan dengan bagian sitosol membran plasma, dimana
terdapat phosphatidylserine yang memerlukan fosfolipid bermuatan negatif untuk bekerja
(Albert et all, 2008).
Fungsi dari glikolipid didasarkan pada letaknya, contohnya pada glikolipid pada
membran sel epitel. Glikolipid terdapat pada lapisan apikal yang membantu melindungi
membran dari kondisi yang kurang menguntungkan (seperti konsentrasi pH rendah dan tinggi
dari degradasi enzim). Glikolipid yang bermuatan seperti gangliosida berperan penting
karena mereka mempunyai efek listrik: kehadiran glikolipid mampu mengubah medan listrik
pada membran sel sehingga dapat dilalui oleh konsentrasi tertentu khususnya ion Ca-2+