Anda di halaman 1dari 45

Gambar Sel Hewan dan Fungsinya

Gambar Sel Hewan dan Fungsinya – Sel hewan merupakan bentuk sel eukariotik yang

menyusun jaringan pada hewan. Sel hewan mempunyai perbedaan dengan sel eukariotik

lainnya.

Sel hewan hanya mempunyai vakuola yang lebih kecil dan tidak memiliki kloroplas dan

dinding sel. Sel Hewan menghasilkan berbagai macam variasi bentuk, karena tidak memiliki

dinding sel yang keras. Sel ini terdiri dari sentriol,sentrosom, sitoplasma sel, membran sel,

nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria, lisosom,kompleks golgi. Jenis Sel yang

di tutupi oleh dinding sel, mereka memiliki mantel yang berlendir atau yang sering di sebut

sebagai struktur memanjang yang akan manarik dan mendorong mereka untuk menjelajahi

lingkungan mereka.

Jenis sel hewan yang memiliki lapisan yang sangat tebal yang di temukan di dalam lendir

sering di sebut sebagai kapsul sel. Dalam tubuh manusia juga terdapat banyak sekali jenis sel,

kurang lebih sekitar 200 sel yang berbeda. Tubuh manusia memiliki bahan non hidup dari sel-

sel mati seperti : Kuku jari, gigi, rambut dan bagian-bagian yang keras dari tulang.

Berikut Bagian-Bagian dari Sel Hewan dan Fungsinya :


1. Membran Sel :

Membran sel adalah bagian yang berada paling luar dari sel yang membungkus semua organel

lain.

Sel ini berfungsi sebagai pengatur pertukaran zat, pelindung sel, dan sebagai tempat penerima

rangsang dari luar sel.

(Membran Sel) Tersusun molekul molekul lipid dalam dua lapisan tersebut, tidak lain

disebabkan oleh sifat-sifat khusus dari molekul lipid itu sendiri. Molekul fosfolipid terdiri atas

dua bagian; bagian hidrofilik yang dekat dengan air dan hidrofobik yang menjauhi air.

Untuk melindungi bagian hidrofobik bersentuhan dengan air terbentuklah 2 lapisan, sehingga

bagian hidrofilik terpapar kepada air. Molekul lipid sebenarnya tidak larut dalam air, melainkan

dapat larut dalam berbagai pelarut organik.

Dari sebagian lapisan lipid sebuah sel hewan seluas 1 mikrometer kali 1 mikrometer, dapat

diperoleh sebanyak 5 x 10 pangkat 6 molekul lipid atau sebanyak 10 pangkat 6 molekul apabila

diambil dari seluruh permukaan sel.

Molekul molekul lipid dari membran sel ternyata tersusun, dari 3 jenis yaitu:

1. Fosfolipid, yang terbanyak


2. Kolesterol

3. Glikolipid

(Membran Sel) Ketiga jenis lipid tersebut bersifat amfipotik, artinya molekulnya memiliki

ujung hidrofobik atau nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air).

Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung polar) dan dua

ekor (ujung nonpolar).

(Membran Sel) Bentuk ekor tersebut berasal dari 2 molekul asam lemak yang terikat pada

molekul gliserol dengan 3 karbon dan bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan asam

fosfat.

Panjang ekor beragam dari 14-24 atom karbon, yang biasanya salah satunya berasal dari gugus

asam lemak jenuh, sedang ekor yang lain berasal dari gugus asam lemak tidak jenuh.

Adanya ikatan rangkap dua atom karbon menyebabkan membengkoknya rantai gugus asam

lemak.

Membran Sel) Apabila molekul molekul lipid yang bersifat amfipotik tersebut dikitari oleh

lingkungan air, maka mereka cenderung akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga bagian

ekor yang hidrofobik terlindung dari air.

Untuk melindungi bagian ekor dari lingkungan air dapat dilakukan melalui 2 cara:

1. Deretan molekul lipid membentuk bola-bola yang tidak mengandung air dengan ekornya

mengarah ke pusat bola

2. Deretan molekul lipid membentuk susunan dwi-lapisan sebagai dinding bola yang

mengandung air. Cara ini sesuai dengan susunan dwilapis lipid sebuah sel.

(Membran Sel) Informasi kedua cara tersebut dapat diperoleh dari percobaan in vitro.
Keberadaan susunan molekul dalam 2 lapisan ditunjukkan dengan membelah membran sel

yang dibekukan. Dari percobaan percobaan selanjutnya dapat dikenal adanya kemungkinan

gerakan gerakan molekul lipid dalam dwilapisan molekul, yaitu:

1. Molekul lipid pindah dari satu lapisan ke lapisan lain; gerakan yang dinamakan “flip-flop”

ini sangat jarang terjadi.

2. Difusi lateral, molekul lipid berpindah tempat dalam lapisannya sendiri

3. Gerakan rotasi, molekul lipid berputar pada sumbu molekul

4. Ekor rantai molekul lipid dapat mengadakan gerakan fleksi.

Dengan adanya gerakan demikian, lapisan lipid papda membran sel bukanlah merupakan

struktur lapisan yang kaku, melainkan merupakan struktur yang mempunyai sifat fluiditas

seperti cairan.

Semakin banyak rantai asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap (rantai tidak jenuh),

makin besar sifat fluiditasnya.

(Membran Sel) Sifat fluiditas tersebut selain dipengaruhi oleh struktur kimia bagian hidrofobik,

juga dipengaruhi oleh keberadaan molekul kolesterol di antara molekul fosfolipid.

Pada membran sel eukariotik perbandingan molekul kolesterol dengan molekul fosfolipid

adalah 1:1. Makin banyak molekul kolesterol, membran sel bersifat makin kurang cair.

Molekul kolesterol selain berpengaruhi terhadap fluiditas membran air, juga akan mengurangi

permeabilitas molekul molekul kecil yang larut dalam air.

Kecairan sebuah membran sel yang memberi sifat lentur, sangat membantu dalam

mempermudah fungsi sel bersangkutan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya endositosis,

eksositosis, serta dimungkinkan terjadinya fusi antara 2 sel yang bersentuhan.


Protein Membran Sel

(Membran Sel) Jika molekul molekul lipid yang membentuk dua lapisan adalah kerangka dasar

membran sel, maka pada kerangka tersebut terdapat jenis molekul lain yaitu dalam bentuk

berbagai jenis molekul protein.

Hubungan antara molekul protein dengan molekul lipid dapat dibandingkan dengan molekul-

molekul protein yang berada dalam pelarutnya, yaitu bahwa molekul protein dalam membran

sel seakan-akan “terendam” dalam molekul lipid-lipid yang berada dalam ukuran 2

dimensional.

(Membran Sel) Keberadaan molekul molekul protein yang berbeda jenis dan berat molekul

dalam membran sel memberikan perbedaan sifat dan kemampuan fungsi dari masing masing

sel.

Molekul-molekul protein dapat berfungsi sebagai enzim, reseptor, marka, wahana transportasi

melalui membran dan lain-lainnya.

Apabila membran sel dari eritrosit dipisahkan, orang dapat membedakan paling sedikit adanya

3 jenis protein yaitu: spektrin, glikoforin dan “band III”.

Ketiga jenis protein tersebut merupakan 60 % dari seluruh jenis protein yang paling menonjol

karena merupakan 30 % dari jumlah protein seluruhnya, namun spektrin sebenarnya bukan

protein yang ada dalam membran sel.

Spektrin bukan bagian dari membran sel, karena berada diluar membran sel.

Seperti juga molekul molekul lipid pada dua lapisan dapat bergerak mengalir ke samping, maka

molekul-molekul protein ini dapat pula ditunjukkan bergerak bebas dalam membran sel, tanpa

mengubah kedudukan dalam dua lapisan.


(Membran Sel) Beberapa jenis protein membran dapat dibedakan berdasarkan hubungan dan

kedudukannya terhadap dua lapisan molekul lipid.

1. Molekul protein menembus kedua lapisan molekul lipid, sehingga ujung-ujung molekul

dapat menonjol pada kedua permukaan membran sel.

2. Sebagian dari molekul protein terdapat diantara molekul lipid dari bagian dua lapisan, ujung

molekul protein menonjol pada salah satu permukaan membran sel.

3. Sebagian molekul protein berikatan secara kovalen dengan molekul lipid sebagian ujung

molekul protein menonjol pada permukaan membran sel.

4. Molekul protein berada pada permukaan membran sel, tetapi terikat dengan perantaraan

molekul protein lain.

(Membran Sel) Kedudukan protein yang berbeda-beda tersebut bergantung pada struktur

molekul proteinnya sendiri.

Adanya kedudukan penggal-penggal peptida dalam hubungannya dengan air di lingkungannya

akan dibedakan menjadi daerah polar yang hidrofilik, maka kedudukan molekul protein dalam

molekul lipid akan menyesuaikan diri berdasarkan daerah daerah tersebut.

Dalam penyesuaiannya rantai protein akan melipat-lipat. Penggal yang bersifat hidrofobik

berada dalam membran, sedang penggal yang hidrofilik berada pada permukaan membran.

Seperti dikemukakan di depan, keberadaan protein ini dapat ditunjukkan dengan mikroskop

elektron setelah membran plasma dibekukan kemudian pecah secara mekanik sehingga

terbelah.

Dapat diringkas bahwa kedudukan molekul protein terhadap lapisan lipid pada struktur

membran sel adalah:


1. Protein integral pada membran sel tersusun secara mosaik diantara lapisan molekul lipid.

2. Molekul protein ikut bergerak mengikuti molekul dua lapis lipid yang merupakan struktur

dasar membran sel / membran plasma yang bersifat cairan yang bergerak.

(Membran Sel) Singer dan Nicolson (1972) berdasarkan fakta struktur membran sel dan sifat

fluiditas membran sel mengajukan teori tentang membran sel berdasarkan model mosaik cair

(fluid mosaic model).

Hingga sekarang ini, model mosaik cair masih dianggap sebagai kebenaran sehingga semua

pembahasan yang melibatkan membran sel berdasarkan teori model mosaik cair membran sel.

Model struktur molekular membran sel menurut Singer dan Nicolson dapat menerangkan

bahwa fenomena yang terdapat pada membran sel yang tadinya tidak dapat dijelaskan dengan

model model lain yang telah ada sebelumnya.

Molekul Karbohidrat Membran Sel

(Membran Sel) Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaanya yang

sebagian besar berbentuk sebagai rantai oligosakarida yang terikat dengan protein membran

(glikoprotein) dan sebagian kecil terikat pada lipid (glikolipid).

Sebagian besar dari protein membran yang dapat terlihat pada permukaan membran sel diduga

mengikat gugus gula, sedang kurang dari 1/10 molekul lipid dari lapisan luar dari lipid

mengikat karbohidrat.

Selain itu dari setiap glikoprotein sebagian besar memiliki sejumlah rantai-rantai cabang

oligosakarida, namun sebaliknya setiap molekul glikolipid hanya memiliki sebuah rantai

cabang.

Secara keseluruhan, perbandingan karbohidrat dalam membran sel berkisar antara 2%-10%

terhadap berat membran.


Pada semua membran sel organisme hidup, molekul karbohidrat selalu berada pada permukaan

membran sel yang tidak berhadapan dengan sitoplasma. Inilah salah satu penyebab adanya

bentuk asimetri dari membran sel yang terbentuk dari dua lapisan lipid.

(Membran Sel) Adanya molekul karbohidrat yang berlebihan pada beberapa sel

eukariotik memberikan terminologi khusus, sekaligus sebagai selubung sel atau glikokaliks.

Selubung sel ini kadang kadang mudah ditunjukkan dalam pengamatan mikrosokop cahaya

dengan pewarnaan khusus.

Apakah kepentingan molekul karbohidrat pada permukaan sel (membran sel)? Dari lebih 100

jenis monosakarida yang terdapat di alam, hanya 3 jenis yang ditemukan pada molekul

glikoprotein dan glikolipid membran.

Monosakarida yang utama adalah galaktose, manosa, fukose, galaktosamin, glukosamin,

glukose, dan asam sialik.

(Membran Sel) Fungsi rantai cabang oligosakarida pada glikolipid dan glikoprotein membran

sel belum begitu jelas.

Sangat mungkin bahwa gugus oligosakarida membran membantu agar molekul protein dapat

terpancang kuat dalam membran sel dan berperan menstabilkan struktur protein.

(Membran Sel) Kompleksitas dari beberapa oligosakarida pada glikoprotein dan

glikolipid membran sel yang terpapar pada permukaan sel, memberikan petunjuk bahwa

mereka sangat berperan penting dalam proses pengenalan dalam komunikasi antar sel. Hal ini

sangat jelas terdapat pada sel sel yang terlibat dalam sistem imunitas.
Selubung Sel (Cell coat)

(Membran Sel) Seperti yang telah diketahui bahwa sel sel tumbuhan selalu diselubungi

oleh dinding sel yang tebal yang tersusun terutama oleh selulosa, yang juga merupakan

molekul karbohidrat.

Pada mulanya diduga bahwa perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan terletak pada

ada tidaknya selubung karbohidrat sekeliling selnya.

Tetapi dengan kemajuan teknik mikroskopi elektron ternyata bahwa di luar membran sel hewan

masih terdapat selubung sel yang tersusun atas molekul karbohidrat, tetapi bukan dalam bentuk

selulosa seperti sel tumbuhan.

Walaupun selubung sel tidak mutlak perlu untuk integritas sel dan permeabilitas membran sel,

namun dari berbagai pengamatan dapat diduga adanya fungsi fungsi penting.

Fungsi glikokaliks (selubung sel) tersebut diantaranya:

1. Pengenalan sel terhadap sekitarnya termasuk sel sel tetanga. Sifat dan struktur dinidng sel

ini tergantung pada ekspresi gen yang dimiliki oleh sel yang bersangkutan.

2. Sifat antigenisitas dari sel bersangkutan, khususnya penting dalam interaksi dalam proses

respons imun.

3. Mengandung filtrasi zat zat yang disesukaikan dengan besarnya molekul, khususnya pada

kapiler yang terdapat pada glomelurus ginjal.

4. Mengandung enzim, misalnya pada epitel usus mengandung fosfatase-alkali.

5. Mengubah konsentrasi berbagai zat pada permukaan sel agar dapat berfungsi menghambat

difusi atau mengubah lingkungan ionik dan perubahan muatan listrik.


Keberadaan selubung sel rupanya tidak tampak memisahkan pada tight junction yang

merupakan bentuk hubungan antar membran sel dari dua sel yang berdekatan.

Sekian tulisan tentang membran sel:Struktur, Penyusun, Sifat dan Fungsi Membran Sel

2. Retikulum Endoplasma :

Retikulum Endoplasma merupakan struktur benang yang bermuara pada inti sel.

Sel ini berfungsi sebagai sintesis, transportasi berbagai macam zat kimia, dan sebagai tempat

pengendalian aktivitas sel.

Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua berdasarkan ada tidaknya butir butir ribosom pada

permukaannya yaitu retikulum endoplasma kasar yang mempunyai ribosom pada

permukaannya dan retikulum endoplasma halus yang tidak memiliki.

a. Retikulum Endoplasma Kasar


(Organel Sel) Retikulum endoplasma kasar pada permukaan luarnya dapat ditemukan butir

butir ribosom. Ribosom ini menempel pada retikulum endoplasma kasar seperti juga ribosom

bebas, tersusun dalam kelompok kelompok yang kadang kadang terlihat seperti lukisan yang

melingkar lingkar.

Seperti telah diutarakan pada bagian organel sel: ribosom,ribosom berhubungan dengan

molekul RNA. Sub unit besar dari ribosom menempel pada membran vesikel Retikulum

endoplasma sedang subunit kecil bebas.

Hasil sintesis protein sebagai benang polipeptida akan disimpan dalam ruangan retikulum

endoplasma melalui lubang lubang yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.

Struktur membran retikulum endoplasma pada dasarnya tidak berbeda dengan struktur

membran sel, yaitu terdiri dari dua lapisan lipid.

(Organel Sel) Pada saatnya nanti kandungan protein sebagai hasil sintesis akan diangkut ke

dalam kompleks golgi, dengan cara melepaskan dalam gelembung gelembung kecil

(mikrovesikel). Mikrovesikel tersebut sudah tidak memiliki butir butir ribosom pada

permukaan luarnya.

(Organel Sel) Retikulum endoplasma kasar banyak ditemukan dalam sel sel kelenjar, terutama

pada sel sel kelenjar yang sedang aktif mensintesis sekretnya; pada pewarnaan tampak basofil

karena banyaknya retikulum endoplasma kasar.

Masing masing ruangan mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda pada retikulum

endoplasma kasar, yang kemudian dapat dibedakan tiga jenis

1. Sisterna, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk ruangan gepeng, yang

kadang-kadang tersusun berlapis lapis dan saling berhubungan.

2. Tubuler, berbentuk sebagai pipa pipa kecil yang saling berhubungan.


3. Vesikuler, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk seperti gelembung

gelembung kecil berlapis.

Sel sel jenis lain yang bukan tergolong dalam sel kelenjar, seperti misalnya fibroblas, osteoblas,

plasmasit, sel saraf juga memiliki retikulum endoplasma kasar, karena sel sel termasuk dalam

kelompok ini juga mensintesis protein yang sesuai dengan fungsinya. Contoh pada plasmasit

mensintesis antibodi, fibroblas menghasilkan tropokolagen dan sebagainya.

b. Retikulum Endoplasma Halus

(Organel sel) Retikulum endoplasma halus dan retikulum endoplasma kasar memiliki

perbedaan struktur dalam dua hal, yaitu tidak memiliki ribosom pada permukaan membrannya

dan sebagian besar berbentuk tubuler yang saling berlawanan.

Kadang kadang dapat diamati bahwa retikulum endoplasma halus ini saling berhubungan

dengan retikulum endoplasma kasar.

(Organel Sel) Jumlah retikulum endoplasma halus dalam sebuah sel sangat bergantung pada

tipe atau jenis sel bersangkutan, sehingga hanya pada jenis jenis sel tertentu saja retikulum

endoplasma halus ini tampak sangat menonjol.

(Organel sel) Keberadaan retikulum endoplasma halus dapat dideteksi dengan mikrosokop

elektron. Diduga bahwa antara dua jenis retikulum endoplasma terdapat hubungan erat dengan

melepaskan ribosomnnya, retikulum endoplasma kasar dapat diubah menjadi retikukulum

endoplasma halus.

Fungsi retikulum endoplasma ini bermacam macam, yaitu tergantung pada tugas sel yang

bersangkutan. Yang jelas tidak ada hubungannya dengan sintesis protein, melainkan memiliki

hubungan dengan metabolisme atau pemisahan zat zat tertentu, misalnya:

a. Sintesis lipid, kolesterol, dan hormon steroid serta metabolisme lipid.


b. Detoksikasi obat-obatan dalam hepar

c. Pembentukan glikogen dalam sel sel hepar dan otot seranlintang (otot lurik).

d. Metabolisme mineral

e. Transportasi lipid pada sel sel epitel usus

Protein tersebut merupakan enzim yang diperlukan untuk biosintesis lipid. Fosfolipid dan

kolesterol yang merupakan kerangka dasar membran sel disintesis pada membran retikulum

endoplasma halus, kecuali untuk asam lemak dan fosfolipid mitokondria.

Fosfolipid utama yang terdapat dalam retikulum endoplasma adalah fosfatidilkolin yang juga

disebut lesitin. Sintesis lesitin ini sendiri melalui tiga tahapan dari dua asam lemak dengan

gliserol fosfat dan tiap tahapnya membutuhkan enzim sebagai katalisator.

Fungsi sesungguhnya dari retikulum endoplasma halus adalah sebagai pabrik penghasil

membran oleh karena itu selain sintesis molekul molekul lipid juga mensintesis protein dalam

membran tersebut.

3. Nukleus :
Nukleus merupakan bagian dari inti sel yang mengatur semua aktifitas sel, karena di

dalam inti sel terdapat kromosom. Sel ini berfungsi sebagai faktor keturunan, pengatur

sintesis protein sel, dan tempat transportasi berbagai zat kimia. Nukleus atau Inti

sel merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai pusat perintah atau pengendali

aktivitas sel karena adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus. Pada

umumnya, sel-sel memiliki satu nukleus inti. Namun, sesuai dengan fungsinya, ada

juga sel yang memiliki dua atau lebih inti. Nukleus adalah bagian sel yang ukurannya

lebih besar dibandingkan dengan organel sel pada umumnya, yaitu berukuran antara 10

- 20 nm. Letak nukleus kadang di tengah atau di bagian tepi, berbentuk bulat atau

lonjong menyerupai cakram. Nukleus dibatasi oleh membran inti (selaput inti) yang

mengontrol sesuatu yang bisa masuk dan keluar nukleus. Nukleus diperlukan untuk

mengontrol reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, pembelahan sel. Nukleus juga bertugas

untuk membawa perintah sintesis di inti DNA karena didalamnya mengandung sandi
DNA(DNA code) untuk menentukan urutan asam amino protein. Perhatikan gambar

struktur nukleus sel.

Bagian-bagian nukleus

 Nukleolus (anak inti) yang berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA(asam

ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.

 Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun atas protein.

 Butiran kromatin terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat sel membelah.

Pada saat membelah, butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang

disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam deoksiribonukleat) yang

berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.

Fungsi nukleus

Seperti yang kami uraikan di atas, nukleus memegang fungsi yang sangat penting dalam sel.

Mengenai fungsi nukleus sel, dapat kita rangkum menjadi:

 Nukleus berfungsi sebagai pengendali seluruh kegiatan sel

 Nukleus berfungsi untuk mengatur pembelahan sel

 Nukleus berfungsi sebagai pembawa informasi genetik (DNA) yang akan mewariskan

sifat-sifatnya melalui pembelahan sel.

Sekian uraian tentang Nukleus Sel dan Fungsi Nukleus, semoga bermanfaat.

4. Sentriol :
Berfungsi sebagai bahan pengontrol pada saat pembelahan sel selama pembentukan benang-

benang gelondong.

Sentriol merupakan organel sel yang memiliki peranan dalam proses pembelahan sel yang

mampu mengatur arah gerak kromosom. Setiap sel sentrosom terdiri dari sepasang sentriol

yang dibangun oleh 9 mikrotubulus yang berbentuk silinder dan melekat 2 mikrotubulus

parsial. Pada saat sel masuk pada siklus sel, maka masing-masing sentriol akan diduplikasi.

Anak sentriol akan tumbuh dari sisi induk sentriol. Sentriol replikasi sama dengan replikasi

DNA yang terjadi pada waktu yang bersamaan secara semikonservatif. Mikrotubulus

fungsional akan tumbuh dari sebuah induk. Kemudian, sel induk membagi maka sel anak akan

tetap menjadi sel induk dan yang lain akan terus agar dapat membedakan

Fungsi sentrisol:

1. Sentriol memiliki fungsi untuk mengatur sentrosom

2. Ketika membelah sel, sentriol induk bisa melampirkan ke dalam bagian membrane

plasma yang membentuk tubuh basal.


3. Hampir semua jenis sel, tubuh basal berbentuk silia primer nonmotile.

4. Sel dengan flagella akan berkembang dari tubuh basal.

5. Sel sperma memiliki tubuh basal, sedangkan sel telur tidak. Hal ini lah yang menjadikan

tubuh basal sperma penting untuk pembentukan sentrosom yang membentuk poros

pembagian pertama zigot berlangsung.

Selama pembelahan sel, sentriol yang secara khusus diatur untuk membantu proses mitosis dan

meiosis. Sebuah sentriol tetap di dekat dengan yang lain untuk membentuk sepasang

(sentrosom). Sentriolmerupakan organel sel yang terdiri atas dua perangkat mikrotubula.

Setiap perangkat sentriol terdiri atas sembilan mikrotubula kembar tiga berbentuk silinder.

Kedua perangkat sentriol tersebut tersusun berhadapan membentuk sudut tegak lurus. Sentriol

berfungsi pada saat pembelahan sel.

Selama mitosis, pasangan Sentrosom ditetapkan terpisah membentuk sentrosom independen.

Saat perpecahan sentriol asli, pasangan dibagi dengan satu sentriol diposisikan di setiap

mikrotubula yang baru terbentuk. Setiap sentriol terdiri dari sembilan triplet mikrotubula diatur

dalam bentuk silinder. Mikrotubulus bercabang dalam bentuk sebuah bintang yang disebut

sebagai aster. Aster pada gilirannya pindah ke ujung-ujung sel dan mengatur diri dalam spindle

untuk merentangkan sel.

Fungsi sentriol adalah untuk bertindak sebagai batu loncatan yang struktur lain dari sel

sehingga dapat dirakit. Dalam hal ini, tidak adanya sentriol dalam sel tidak secara tegas

mencegah mitosis. Namun, penyakit seperti sindrom Meckel, dan sindrom Bardet-Biedl telah

dikaitkan dengan kekurangan protein dalam sentriol tersebut.


Sentriol memainkan peran utama dalam pembelahan sel. Pada sel hewan sentriol memainkan

peran utama dalam pembelahan sel tetapi sel-sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk

mereproduksi bahkan tanpa sentriol. Pada sel hewan tertentu, seperti oosit wanita, beberapa sel

telah menunjukkan divisi sukses bahkan dalam ketiadaan sentriol. Tidak adanya sentriol

menyebabkan kesalahan divisi dan keterlambatan dalam proses mitosis. Akibatnya dari hal ini

juga menunjukkan bahwa sentriol telah berevolusi bersama perbaikan sel, yang membuat

kesalahan proses rawan mitosis lebih efisien dan lebih rendah.

Fungsi sentriol

 Pada sel-sel hewan tinggi sentriol membentuk tiang mitosis.

 Sentriol berfungsi sebagai pusat pengorganisasian mikrotubula, itu merupakan peristiwa

penting dalam proses seluler utama, yaitu pembelahan sel dan pembentukan flagela.

 Duplikat Pasangan sentriol dalam sel dan dua pasang bermigrasi ke ujung-ujung sel untuk

mengatur gelendong mitosis. Selama fase transisi G1 / S dari tahap interfase, para sentriol

yang ada melepaskan diri dari satu sama lain.

 Setiap sentriol memunculkan sentriol baru. Sentriol yang baru terbentuk tetap erat melekat

pada sentriol orangtua, dan memanjang selama fase S dan G2.

 Pada tahap profase pasangan sentriol mulai bergerak menuju berlawanan dari sel, dan juga

membentuk spindle secara bersamaan.

 Migrasi dan posisi dari sentriol menentukan orientasi poros. Hal ini juga mempengaruhi

lampiran serat spindle kromosom.

 Serat spindle bertanggung jawab atas segregasi kromosom ke dalam sel anak

 Pada akhir setiap siklus sel, sel memiliki dua sentriol – satu sentriol ibu dan lain sentriol baru

terbentuk yang merupakan sentriol putri.


 Setelah pemisahan, para sentriol menentukan posisi inti dan juga mempengaruhi organisasi

selular di sel anak yang dibentuk baru.

 Sentriol dapat menghasilkan flagela atau silia.

 Serat dari ekor sperma juga timbul dari sentriol tersebut.

 Disfungsi dari Sentrosom juga bertanggung jawab untuk pengembangan kanker tertentu.

5. Sentrosom :

Sentrosom adalah sel yang memiliki sentriol yang bertanggung jawab ketika terjadinya

pembelahan sel. Berfungsi sebagai peran penggerak kromatin pada saat pembelahan sel.
Pengertian Sentrosom dan Fungsinya – Sentrosom merupakan organel sel yang memliki fungsi

aktif pada saat pembelahan sel dan hanya terdapat pada sel hewan. Sel ini merupakan daerah

yang terdiri dari dua sentriol pada saat terjadinya pembelahan sel. Kemudiansetiap sentriol

akan bergerak ke bagian kutub sel yang sedang membelah. Pada tahapan interface terdiri dari

duplikasi kromosom, duplikasi sentrosom, dan kondensasi kromosom.

Fungsi Sentrosom

1. Sebagai pusat produksi mikrotubulus pada struktur filamen tipis dalam sel. Mikrotubulus

dan sentrosom terkait menentukan arah pertumbuhan dari beberapa jenis sel seperti neuron,

arah dan titik pertumbuhan akson yang di tentukan oleh sel-sel ini. Mereka di sebut sebagai

kepala pusat pengorganisasian mikrotubulus dari sel-sel hewan.

2. Sentrosom yang akan bertanggung jawab pada saat inisiasi sitokinesis, atau pemisahan dari

sel induk menjadi 2. Karena tidak adanya sentrosom, sitokinesis tidak memulai bahkan setelah

selesai proses mitosis.

3. Mereka berfungsi sebagai pengatur silia primer yang hadir pada sel-sel epitel ginjal, lapisan

perut, reseptor penciuman, dan sel-sel batang di mata.

Bagian-bagian sel sentrosom

Yang menjadi fungsi utama dari sentriol dan sentrosom ialah untuk membantu selama proses

pembelahan sel secara mitosis. Selama pembelahan mitosis di sebut sebagai kariokinesis.

Jumlah kromosom yang di pertahankan yaitu sel yang di bentuk oleh pembelahan sel, yang

artinya sama dengan sel induk yang mengalami pembelahan sel. Pembelahan sel mitosis terjadi

pada semua sel tubuh, kecuali sel reproduksi yang telah di produksi oleh meiosis.

Sentrosom hanya terletak di sitoplasma dekat dengan inti. Sentrosom serat gelondong memiliki

tiga tujuan yaitu :

1. Melampirkan beberapa kinetokor dari angka 2 dengan yang tumbuh dari sentrosom

berlawanan yang mengikat kinetokor lain dari angka dua itu.


2. Beberapa mengikat lengan kromosom.

3. Terus tumbuh dari dua sentrosom sampai mereka memperpanjang antara satu sama lain pada

wilayah tumpang tindih.

Pembuatan serat sentrosom ialah perakitan kromosom pada pelat metafase. Mikrotubuklus

melekat pada sisi berlawanan dari angka pengecilan atau tumbuh sampai mereka dengan

panjang yang sama.

6. Ribosom :

Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.

Ribosom diteliti pertama kali oleh George Emil Paladepertengahan tahun 1950,

ilmuan asal Romania dengan menggunakan mikroskop elektron. Untuk kata

"Ribosom" sendiri pertama kali digunakan tahun 1958 oleh Richard B.

Robert. Ribosom berasal dari bahasa Yunani yaitu "badan" dan asam

ribonukleat (ribonucleic acid).


Apa itu ribosom?

Seperti yang kami sindir di awal artikel, ribosom adalah organel sel yang bentuknya kecil

berupa butiran nukleoprotein. Di sel eukariotik ribosom mempunyai bentuk bulat dengan

ukuran diameter 25 nm, dan pada sel prokariotik diameter ribosom lebih kecil lagi. Ribosom

tersusun atas sub unit besar dan kecil. Berisi RNA ribosom dan (RNAr) dan protein di

dalamnya.

Kategori Ribosom

Ribosom dibedakan menjadi 2 kategori yang mana terdapat di dalam sitoplasma, yaitu ribosom

terikat dan ribosom bebas. Walaupun berbeda, tetapi keduanya memiliki fungsi yang sama

dalam mensintesis protein yang bermanfaat untuk membantu sel dalam menjalankan kegiatan

atau aktivitasnya.

1. Ribosom Bebas: struktur sel yang tersebar luas di bagian sitoplasma

2. Ribosom Terikat: struktur ribosom yang biasanya menempel di bagian RE (Retikulum

Endoplasma) atau sering juga disebut RER (Retikulum Endoplasma Kasar)

Struktur Ribosom

Ada 2 bagian stuktur penting dalam ribosom, yaitu asam ribonukleat (RNA) dan protein.

Struktur ribosom RNA dan protein tersebut dihubungan dengan laju sedimentasi tertentu

dengan tingkat kepadatan yang beraneka macam antara satu sel dengan sel lain.
Tingkat kepatannya berkisar antara 40s dan 60spada sel eukariotik di dalam tubuh manusia.

Faktor ini yang membuat struktur ribosom dari masing-masing sel mempunyai perbedaan satu

dengan yang lain.

Ribosom mempunyai 2 komponen utama yang disebut sub unit besar dan sub unit kecil. 2 Unit

ini datang bersamaan dengan ribosom ketika ribosom siap membuat protein baru. Ke 2 sub unit

ini terdiri dari untaian RNA dan beragam protein.

Huruf S dalam nama sub unit merupakan satuan ukuran dan singkatan unit Svedberg. Yang

merupakan nama penemunya. Satuan ini menunjukan kecepatan pengendapan saat sub unit

disentrifugasi.

Sub unit besar berisi lokasi ikatan baru yang dibuat saat membuat protein. Hal ini

disebut50S dalam sel prokariotik dan 60S dalam sel eukariotik. Sub unit kecil nyatanya tidak

terlalu kecil, hanya sedikit lebih kecil ketimbang sub unit besar. Faktor ini berperan dalam
aliran informasi ketika proses sintesis protein. Hal ini disebut 50S dalam sel prokariotik dan

40S dalam sel eukariotik.

Struktur ribosom mempertimbangkan fungsi untuk mengumpulkan mRNA dengan tRNA

pembawa asam amino. Suatu ribosom mempunyai 1 tempat pengikatan sub unit kecil (mRNA)

dan 3 tempat pengikatan tRNA dikenal dengan tempat A (Aminosil), P (Peptidil), dan E

(Exit) yang ada di sub unit besar.

Tempat A: merupakan tempat pengikatan tRNA - Aminoasil, biasanya

mengikat tRNA yang memikul asam amino berikutnya yang akan ditambah

pada rantai polipeptida

Tempat P: merupakan tempat pengikatan tRNA-Peptidil, biasanya pengikat

tRNA yang menempel pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh

Tempat E: merupakan tempat keluarnya tRNA yang tidak mempunyai muatan

Sintesis protein

Tugas utama ribosom yaitu membuat protein untuk sel. Terdapat ratusan protein yang harus

dibuat untuk sel, perintah ini datang dari inti dalam bentuk RNA. Messenger RNA mengandung

kode khusus yang bertindak sebagai resep dan memberi tahu ribosom bagaimana cara membuat

protein.

Terdapat 2 langkah utama dalam membuat protein yaitu transkripsi dan translasi, risobom

menggunakan langkah translasi.


Translasi

Translasi merupakan proses mengambil instruksi dari Messenger RNA dan menggantinya

menjadi protein. Proses atau langkah-langkah ribosom untuk membuat protein:

 Ribosom menempel asam amino membangun protein.

 Ke 2 sub unit (kecil dan besar) bergabung dengan RNA Messenger.

 Ribosom menemukan tempat starter yang betul pada RNA yang disebut kodon.

 Ribosom bergerak ke bawah RNA, setiap tiga huruf pada RNA adalah asam amino

baru, membaca petunjuk tentang asam amino.

 Ketika mencapai kode 'stop' makan proses membangun protein berhenti.

Fungsi Ribosom

Ribosom mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dan memiliki peran masing-masing

dalam pembentukan sebuah sel. Fungsi utamanya yaitu memproduksi dan mensintesis zat

protein yang ada dalam sel. Untuk ribosom yang ada di sitoplasma, otomatis fungsi tersebut

hanya bekerja di dalamnya dan bermanfaat hanya untuk sitoplasma tersebut.

Untuk ribosom yang melekat pada RE (Retikulum Endoplasma) umumnya memproduksi

protein dan menyebarkan hingga ke luar bagian sel sehingga manfaatnya tidak hanya di sel

tersebut saja, melainkan menyebar luas.


Semua tahapan dalam proses produksi dan sintesis protein dilakukan di bagian organelribosom,

baik itu dalam sitoplasma maupun retikulum endoplasma yang biasa disebut dengan dogma

sentral. Proses ini yang menjadi fungsi dan tugas utama dari ribosom.

Ribosom berperan penting bagi setiap kegiatan dan aktivitas metabolisme yang dilakukan oleh

sel itu sendiri. Ribosom merupakan bagian yang berperan penting dalam pembentukan suatu

sel yang sempurna.

Memiliki peran utama dalam mengumpulkan asam amino untuk mempersiapkan jenis protein

tertentu. Protein yang sangat penting untuk melakukan aktivitas sel. Deoxyribonucleic Acid

(DNA) pertama menciptakan RNA (mRNA/Messenger RNA) lewat prosestranskripsi DNA.

Untuk bagian organel sel yang lain akan kami ulas lagi di kemudian hari. Untuk melengkapi

penjelasan tentang organel-organel sel, semoga artikel struktur dan fungsi ribosom membantu

kamu dalam belajar biologi.

7. Mitokondria :

Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi aerob. Sel ini memiliki banyak aktivitas

metabolisme yang tinggi misalnya pada sel otot jantung.


Mitokondria adalah organel yang terdapat pada sitoplasma sel eukariotik. Setiap makhluk

hidup perlu melakukan respirasi agar dapat tetap bertahan hidup. Oksigen yang dihirup akan

disebar ke seluruh bagian tubuh agar semua organ dapat bekerja secara normal. Mitokondria

merupakan organel sel yang bertanggung jawab atas respirasi sel.

Struktur Mitokondria

 Membran Luar : Membran ini tersusun atas fosfolipid bilayer yang bersifat semi

permeable dan mengandung protein porin. Lapisan ini dapat dilewati (permeable) oleh ion-

ion, ATP (Adenosina trifosfat), ADP (Adenosina difosfat), dan molekul-molekul nutrisi.

 Membran Dalam : Merupakan membran kompleks tapi permeable yang terbentuk dari

molekul-molekul kompleks transpor elektron, kompleks ATP sintase, dan transport protein.

 Krista : Krista adalah lipatan yang terdapat di membran dalam mitokondria. Krista

membantu perluasan struktur membran dalam sel ketika dibutuhkan ruang untuk lebih banyak

molekul-molekul DNA mitokondria.

 Ruang Antar Membran : Merupakan ruang yang terdapat di antara membran luar dan

membran dalam. Ruang antar membran bertanggung jawab atas fosforilasi oksidatif.

 Matriks : Matriks berisi molekul-molekul DNA (bertanggung jawab atas respirasi sel),

enzim-enzim (bertanggung jawab atas siklus reaksi asam sitrat), gas-gas terlarut (seperti

oksigen & karbon dioksida), dan air.

Fungsi-Fungsi Mitokondria
Tentunya fungsi utama mitokondria adalah respirasi sel. Respirasi sel adalah proses kimiawi

untuk melepaskan energi yang tersimpan dalam glukosa. Energi yang digunakan untuk

pemecahan glukosa disediakan oleh molekul-molekul ATP. Molekul-molekul ATP ini

dihasilkan oleh organel ini sendiri. Seluruh proses respirasi aerob sel terdiri atas 3 langkah

sebagai berikut:

 Glikolisis

Istilah ini sendiri memiliki arti "pemecahan glukosa". Glikolisis merupakan tahap pertama dari

respirasi sel. Glukosa memiliki enam atom karbon. Enzim-enzim pada sitosol mengoksidasi

molekul glukosa menjadi dua molekul yang masing-masing memiliki tiga atom karbon.

Glikolisis menghasilkan dua molekul ATP, dua molekul asam piruvat, dan dua molekul NADH

(Nikotinamida adenina dinukleotida).

 Siklus Krebs (Siklus Asam Sitrat)

Sebelum siklus krebs dimulai dilakukan dekarboksilasi oksidatif, molekul-molekul asam

piruvat yang dihasilkan dari glikolisis diubah menjadi Koenzim-A asetil untuk digunakan

dalam siklus krebs. Siklus krebs kemudian mengoksidasi asetil-KoA menjadi karbon dioksida,

proses ini juga menghasilkan 3 molekul NADH dan 1 molekul FADH₂.

 Transpor Elektron

Rantai transpor elektron terdiri atas serangkaian pembawa elektron yang dihasilkan pada

membran mitokondria dari siklus krebs (NADH & FADH₂). Molekul-molekul ATP dihasilkan

dari reaksi redoks NADH & FADH₂. Sel eukariotik menghasilkan sekitar 36 ATP setelah

melakukan respirasi sel.


Mitokondria juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti:

 Pensinyalan sel untuk neuron-neuron

 Mengelola apoptosis

 Mengendalikan siklus sel

 Mengawasi diferensiasi, pertumbuhan, dan perkembangan sel

8. Lisosom :

Berfungsi sebagai tempat pencerna sel luar yang tidak di pakai dalam sel.

Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh. Pengertian Lisosom ini

sendiri ialah kantong yang berbentuk agak bulat dikelilingi membran tunggal yang digunakan

sel untuk mencerna makromolekul.

Lisosom ditemukan oleh de Duve dkk., pada awal tahun 1950 setelah mempelajari distribusi

beberapa jenis enzim yang terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang
terlibat di dalam metabolisme karbohidrat. Salah satu enzim yang dipelajari adalah fosfatase

asam yang memecah gugus fosfat pada beberapa fosfat yang mengandung ester fosfat.

Pengertian Lisosom dan struktur lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang

berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.

Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam

nukleat, dan protein. Enzim itu dinamakan lisozim. Lisosom berperan penting dalam

pencernaan intra sel,contohnya pada protozoa atau sel darah putih, juga dalam autofagus.

Contoh nya pada amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme atau

partikel makanan lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis (berasal dari

bahasa Yunani, phagein yang berarti “memakan” dan kytos yang berarti wadah. Wadah disini

yang dimaksud adalah sel). Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis, diantaranya

adalah makrofage, sel membantu mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dan

penyerang lainnya.

Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat yang

dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif

melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah

polisakarida, lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel,

misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan penting dalam matinya

sel-sel. Lisosom banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit.

Di dalam sel-sel tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk

mencernakan bakteri-bakteri patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami struktur

lisosom. Lisosom membantu menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan

dengan yang baru yang disebut dengan autofagus. Contohnya lisosom banyak terdapat pada
sel-sel ekor kecebong. Ekor kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil

penghancurannya digunakan untuk pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam

masa pertumbuhan. Begitu pula selaput antara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika

berujud embrio akan hilang setelah embrio tersebut lahir.

Lisosom adalah vesikula yang berbatas membran dimana di dalamnya terkandung enzim-

enzim hidrolase. Suatu organel dapat didefinisikan sebagai lisosom bilamana memenuhi

beberapa kriteria, yaitu:

1. Organel yang bersangkutan berbatas membran;

2. Mengandung dua atau lebih enzim-enzim hidrolase yang semuanya

adalah asam hidrolase;

3. Memiliki sifat kelatenan enzim.

Lisosom dibatasi oleh membran tunggal dan di dalamnya terkandung kurang lebih 40 jenis

enzim yang semuanya adalah enzim hidrolase seperti protease, nuklease,glikosidase, lipase,

fosfolipase, fosfatase, dan sulfatase. Enzim- enzim hidrolase bekerja dengan baik pada pH

kurang lebih 5. Untuk mempertahankan pH tersebut, maka secara terus menerus terjadi

pemompaanion hidrogen ke dalam lumen lisosom dengan melibatkan hidrolisis ATP sebagai

sumber energi. Lisosom memiliki protein maker yang disebut sebagai“Docking-marker

acceptor”. Dengan demikian, lisosom akan dapat berfusi dengan vesikula-vesikula target

dengan tepat. Beberapa molekul sederhana dapat menembus membran lisosom, misalnya

quinakrin. Quinakrin dapat meningkatkan pH di dalam lisosom jika diberikan ke dalam sel.

Quinakrin digunakan di laboratorium sebagai inhibitor fungsi lisosom. Lisosom memiliki fungi

pencernaan intra sel yang sangat luasmeliputi pencernaan bahan-bahan intra dan ekstra sel,

mikroorganisme yang telah difagositosis dan program kematian sel selama organogenesis.
Enzim-enzim hidrolase memiliki kemampuan untuk memecahkan berbagai jenis molekul

organik seperti polisakarida, protein, lipida, fosfolipida, dan asam-asam nukleat.

1. Pembentukan Lisosom

Asal dan pembentukan lisosom telah dipelajari dengan sangat intensif. Dari berbagai hasil

temuan, ada dua pendapat yang berkenaan dengan asal dan pembentukan lisosom, yaitu:

1. Berbagai bukti telah ditemukan bahwa protein-protein hidrolitik dibentuk oleh ribosom

yang terdapat pada retikulum endoplasma. Dari retikulum endoplasma kasar, selanjutnya

protein tersebut ditranslokasikan menuju permukaan pembentukan badan golgi untuk diproses

lebih lanjut. Setelah itu, protein-protein hidrolitik dikemas dan dibungkus dalam bentuk

vesikula-vesikula untuk selanjutnya dilepaskan sebagai lisosom primer.

2. Protein-protein hidrolitik dibentuk pada ribosom yang terdapat pada reticulum endoplasma

kasar, selanjutnya ia dilepaskan dalam bentuk vesikula menuju daerah GERL (Golgi

associated Endoplasmic Reticulum giving rise to Lisosom) yang berdekatan dengan daerah

permukaan matang badan golgi. Dari GERL, selanjutnya dilepaskan vesiula-vesikula yang

disebut lisosomprimer .

Lisosom yang pertama dibentuk oleh sel dan belum terlibat dalam aktivitas pencernaan sel

disebut lisosom primer. Sedangkan lisosom sekunder adalah lisosom yang merupakan hasil

fusi berulang antara lisosom primer dengan berbagai substrat yang berbatas membran

(Albert et al., 1983). Dengan demikian, lisosom sekunder telah terlibat dalam aktivitas

pencernaan sel dan di dalam lumennya terdapat substrat dan enzim-enzim hidrolitik. Lisosom

sekunder memiliki dua fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Heterolisosom, yaitu bila substrat yang dicerna berasal dari luar sel. Dengan demikian,

heterolisosom dibentuk dari hasil fusi antara lisosom primer dengan fagosom atau endosom.
Heterolisosom sering disebut sebagai vakuola pencerna. Albert et al. (1983) membagi

heterolisosom menjadi dua tipe, yaitu:

· Vakuola pencerna, yaitu hasil fusi antara fagosom (partikelpartikel yang difagositosis seperti

bakteri) dengan lisosom primer.

· Badan-badan multivesikula, yaitu hasil fusi antara beberapa endosom (substrat yang masuk

secara endositosis dan bukan dalam bentuk partikel) dengan lisosom primer. Dengan demikian,

badan-badan multivesikula merupakan kantung-kantung berbatas membran dimana di

dalamnya mengandung banyak vesikulavesikula kecil dengan diameter berkisar 50 nm.

2. Vakuola autofagi atau autolisosom, yaitu lisosom yang mengandung dan mungkin mencerna

substrat-substrat intraseluler yang berbatas membran (sitosegresom), misalnya organel-organel

intraseluler seperti mitokondria. Autolisosom dibentuk dari hasil fusi antara sitosegresom

dengan lisosom primer.

Pembentukan dan fungsi lisosom pada heterofagi dan autofagi

seluler (Sheeler dan Bianchii, 1983)

Di dalam sel, sesungguhnya terdapat kerjasama yang erat antara heterolisosom dengan

autolisosom. Selama heterofagi berlangsung, proteinprotein ditempatkan di dalam vesikula-

vesikula endosom, kemudian berfusi dengan lisosom primer dan selanjutnya mengalami

hidrolisis. Selama autofagi, sitosegresom berfusi dengan lisosom primer membentuk

autolisosom dan memasuki siklus pencernaan intrasel.

Gambar 7.6 Siklus pencernaan intrasel (Thorpe, 1984)

Tergantung pada keadaan fisiologisnya, vakuola pencerna atau vakuola autofagi pada akhirnya

mengalami satu dari tiga kemungkinan yang terjadi, yaitu :


1. Mengosongkan kandungannya dengan cara eksositosis atau defekasi seluler;

2. Menjadi bahan residu tanpa bahan hidrolase;

3. Menghidrolisis kandungannya secara sempurna untuk dapat berdifusi dan selanjutnya siap

untuk siklus aktivitas yang baru.

Gambar 7.7. Nasib lisosom (Thorpe, 1984)

Tentang pembentukan sitosegresom, ada beberapa pandangan yang diusulkan, yaitu :

1. Sitosegresom dibentuk dari suatu membran sisterna yang melingkupi mitokondria secara

sempurna dan selanjutnya diikuti dengan berdegenerasinya membran dalam;

2. Sitosegresom dibentuk dari suatu membran yang melingkupi mitokondria secara sempurna;.

3. Sitosegresom dibentuk dari vesikula endosom yang melingkupi mitokondria secara

sempurna yang selanjutnya diikuti dengan berdegenerasinya membran dalam;

4. Sitosegresom dibentuk dari vesikula endosom, dimana mitokondria memasuki vesikula

endosom melalui suatu celah.

Gambar 7.8 Pembentukan sitosegresom (Thorpe, 1984)

Bentuk akhir heteroslisosom dan autolisoson disebut telolisosom atau postlisosom atau badan

residu. Bahan-bahan yang terkandung di dalam telolisosom sewaktu-waktu dapat dilepaskan.

Proses pelepasannya dinamakan defekasi seluler. Bahan-bahan yang telah dicerna di dalam

lisosom dapat kembali dilepaskan ke dalam sitoplasma dan selanjutnya terlibat di dalam proses

katabolisme atau anabolisme.


Gambar 7.9. Perbedaan bentuk lisosom (a) vakuola autofagi yang mengandung mitokondria

dan mikrobodi, (b) badan residu pada

sel sertoli testis (Thorpe, 1984)

1. Macam – Macam Lisosom

Hasil pengamatan mikroskop electron menujukan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat

bervariasi. Meski demikian lisosom tetap dapat diintenfikasi sebagai salah satu organela sel

.Lisosom di tinjau dari segi fisiologis terdiri dari dua katagori yaitu lisosom primer yang hanya

berisi enzim – enzim hidrolase terdapat satu lisosom sekunderyang selain berisi enzim

hidrolase juga terdapat substrat yang sedang dicerna terdapat 4 macam yaitu :

(1) Heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom,

(2) Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,

( 3) Badan Residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna

1. Komposisi Kimia Lisosom

Lisosom merupakan vesikula berbatas membran tunggal, dimana di dalamnya terdapat enzim-

enzim proteolitik. Membran lisosom mengandung karbohidrat netral, hexoamina, dan asan N-

asetilmuramat yang lebih banyak dibandingkan dengan membran plasma. Pengamatan dengan

mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran lisosom memiliki membran dengan tebal 9

nm, lebih tebal dari membran mitokondria. Membran lisosom memiliki kemampuan untuk

berfusi secara selektif dengan membran sel yang lain, seperti fusi yang terjadi antara membran

lisosom dengan fagosom atau endosom selama pencernaan intra sel. Demikian pula antara

lisosom dengan membran plasma selama berlangsungnya sekresi sel.


Salah satu ciri lisosom adalah adanya kandungan berbagai enzim hidrolase seperti fosfatase,

nuklease, hidrolase, protease, dan enzim-enzim untuk perombak lipida (tabel 7.1).

Tabel 7.1 Beberapa jenis enzim lisosom (Sheeler & Bianchi, 1983)

Jenis Enzim Substrat Asal Lisosom

Fosfatase

Fosfatase
Jaringan hewan, tumbuhan
Asam Sebahagian besar dan protista

Fosfodiester ester monofosfat Jaringan hewan, tumbuhan

ase asam Oligonukleotida dan dan protista

Nuklease Diesterfosfat Jaringan hewan, tumbuhan

RNA-ase dan protista


RNA

DNA-ase Jaringan hewan, tumbuhan


DNA
dan protista
Hidrolase Galaktosidase
Jaringan hewan, tumbuhan
-

Galaktosidase

Jenis Enzim Substrat Asal Lisosom

- Galaktosidase Jaringan hewan, tumbuhan


Galaktosidase Glikogen dan protista

Glikosidase Mannosida Jaringan hewan

Mannosidase Polisakarida dan Jaringan hewan

- Mukopolisakarida Jaringan hewan

Glukuronidase Dinding bakteri Ginjal

Lisosom Mukopolisakarida Hati

Hialuronidas Asam hialuronat Hati, Tumbuhan

Asilsulfatase kondritin sulfat Sel hewan

Protease Sulfat organic Sel tulang

Katepsin Protein Jaringan hewan, tumbuhan

Kolagenase Kolagen dan protista

Peptidase Peptida Jaringan hewan, tumbuhan

Enzim perombak lipida Esterase Ester asam lemak dan protista

Esterase Fosfolipida Tumbuhan

Fosfolipase

1. Fungsi Lisosom

Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.


 Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme

endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak

beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang

digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di

endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam

endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi

pematangan dan membentuk lisosom.

 Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti

organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar

menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi

dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom

lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio

manusia.

 Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme

seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau

mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim

hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh lisosom

dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar sel masuk ke dalam

sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selalu terjadi di dalam

lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom sehinggan pencernaan

berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membran lisosom pecah, maka enzim hidrolitik pada

lisosom akan keluar dan mencerna sel itu sendiri,selain itu perombakan organel sel yang telah

tua ,proses metamoifosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu karena dicerna

oleh enzim katepsin di dalam lisosom..pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan, proses
fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom,mengandung enzim

hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada sel telur.

9. Sitoplasma Sel :

Sitoplasma ialah gel zat atau cairan yang ada di dalam sel atau yang sering di sebut sebagai

matriks. Sel ini berfungsi sebagai tempat utama pada saat terjadinya proses kehidupan.

Pengertian sitoplasma yah sederhananya “cairan yang mengisi sel”. Dulunya, para peneliti

seperti Schleiden, menamakan sitoplasma sebagai protoplasma. Sitoplasma adalah cairan

kental seperti jelly yang berada diantara membran sel dan dan membran inti yang berisi sitosol,

organel organel sel, vesikel, sitoskeleton dan zat zat inklusi.


Penyusun Sitoplasma

Terdapat tiga jenis penyusun sitoplasma yaitu sitosol atau cairan sel, organel organel sel, dan

zat zat inklusi. Walaupun dalam beberapa sumber dijelaskan membaginya secara rinci yaitu

sitosol, organel organel sel, sitoskeleton, dan zat zat inklusi.

Sitosol dalam Sitoplasma

Istilah sitosol dalam sitoplasma pertama kali diperkenalkan oleh H.A Lardy pada tahun 1965

dan dikenal sebagai cairan (liquid) yang diproduksi dengan menghancurkan sel dan

memisahkan bagian bagian lainnya menjadi pellet menggunakan ultrasentrifugasi.

Sitosol sendiri tersusun oleh air (sekitar 70 %), ion ion seperti potasium, sodium, klorida,

bikarbonat, asam asam amino, magnesium, kalsium, mikromolekul sepeti enzim, dan

makromolekul seperti protein. Dengan kata lain, sitosol adalah cairannnya sitoplasma.

Sehingga bila dikatakan sitosol maka selain organel organel yang ada.

Perlu anda sadari bahwa dalam organel organel juga terdapat cairan khusus seperti pada badan

golgi, vakuola, retikulum dan nukleus, jangan anda salah artikan bahwa cairan yang berada di

dalamnya disebut sitoplasma ataupun sitosol.

Khusus untuk nukleus pada sel eukariotik, cairan, kromatin dan nukleolus dan komposisi

lainnya yang berada didalamnya disebut dengan nukleuplasma. Ketika sel akan membelah,

nukleuplasma akan tersebar ketika membran inti hilang dan ketika inti kembali terbentuk

setelah pembelahan, nukleuplasma akan kembali lagi.

rganel dalam Sitoplasma

Seperti yang dijelaskan dalam Sel, untuk sel prokariot hanya terdapat organel ribosom, semi

organel mesosom, sedangkan pada sel eukariotik terdapat banyak organel dengan macam

macam fungsinya seperti ribosom, retikulum endoplasma, lisosom, mitokondria, plastida,


badan golgi, vakuola, sentriol, peroksisom, glioksisom. Semua organel sel tersebut berada

dalam sitoplasma sel.

Inklusi dalam Sitoplasma

Zat zat inklusi yang dimaksud dalam sitoplasma adalah zat zat yang tidak dapat larut yang

membentuk suspensi dalam sitosol. Terdapat banyak jenis zat inklusi dan sel, dan semuanya

tergantung jenis sel tersebut.

Inklusi seperti kalsium okslata ataupun silikon dioksida pada tumbuhan, atau granula granula

dalam tumbuhan yang berperan dalam penyimpanan makanan seperti amilum, glikogen,

polihidroksibutirat.

Selain itu, inklusi juga dapat berupa droplet atau butiran butiran lipid (lemak) ataupun

campuran antara lemak dan protein yang biasa digunakna oleh sel prokariot dan eukariot dalam

menyimpan makanannya, contohnya pada jaringan atau sel adiposa yang sitosolnya banyak

berisi droplet lipid.

Fungsi Sitoplasma

Sitoplasma memiliki beberapa fungsi dan semuanya sangat penting dalam proses kehidupan.

Fungsi utama sitoplasma sebagai media atau wadah bagi organel organel sel serta zat zat

lainnya yang dibutuhkan oleh sel dan inti sel. Berikut beberapa fungsi sitoplasma dan

penjelasannya

Fungsi sitoplasma: Glikolisis

Glikolisis merupakan reaksi katabolisme glukosa dalam sel secara anaerob dalam sitoplasma.

Reaksi biokimia ini menggunakan enzim enzim yang terdapat dalam sitoplasma seperti

heksokinase, fosfoheksoisomerase, fosfofruktokinase, aldolase dan lainnya. Dengan kata lain,


sitoplasma dalam sel berfungsi juga sebagai tempat menghasilkan energi dalam bentuk ATP

walaupun hanya 2 ATP.

Fungsi sitoplasma: Penghantar Sinyal

Sitoplasma berperan sebagai penghantar sinyal atau transduksi sinyal dari membran sel ke

organel organel sel dan juga ke nukleus (inti sel). Ini merupakan kerja sama antara membran

sel dan sitoplasma. Lebih tepatnya, reseptor reseptor ekstraseluler yang terdapat di membran

sel dan reseptor intraseluler yang terdapat dalam sitoplasma.

Fungsi sitoplasma: Transportasi

Sitoplasma berperan dalam transportasi molekul molekul seperti asam amino, asam lemak,

sterol, glukosa. Molekul molekul tersebut akan diarahkan ke organel organel yang ada

begitupun sebaliknya dari organel satu ke organel lainnya. Analoginya, sitoplasma dianggap

sebagai jalan untuk kendaraan.

Fungsi sitoplasma: Rotasi Organel

Fungsi sitoplasma ini berhubungan dengan aliran atau stream dari sitoplasma. Contoh pada sel

tumbuhan, dengan adanya aliran sitoplasma, plastida kloroplas dapat diarahkan pada daerah

yang terkena sinar matahari lebih kuat untuk memaksimalkan fotosintesis pada sel tumbuhan.

Selain fungsi sitoplasma yang disebutkan diatas, masih banyak fungsi sitoplasma. Hal yang

perlu anda sadari adalah sitoplasma tidak memiliki fungsi tunggal, akan tetapi hasil kerja sama

dari banyak unsur seperti membran sel, organel organel yang ada, enzim enzim yang ada, dan

juga makro dan mikromolekul yang ada.


10. Kompleks Golgi :

Berfungsi sebagai bahan perakit pada mikro molekul yang mempunyai banyak karbohidrat.

Gambar Sel Hewan dan Fungsinya – Jenis sel di atas merupakan beberapa bagian dari jenis sel

hewan. Jenis sel hewan tentunya sangat berbeda dengan jenis sel tumbuhan, baik dari fungsi

maupun bagian bentuk yang akan memberikan bentuk bervariasi yang berbeda.

Sejarah Penemuan Badan Golgi

Badan golgi ditemukan secara resmi pada tahun 1898 oleh ahli penyakit Syaraf

bernama Camillio Golgi. Golgi menemukan bangunan yang berupa anyaman gelap pada

sampel sel jaringan otak yang sebelumnya telah difiksasi menjadi larutan bikhromat dengan

pewarnaan garam Ag.

Sebelumnya, Badan golgi atau apparatus golgi dinamai oleh penemu dengan nama Apparatus

reticularis kemudian selanjutnya untuk menghormati Bapak Camillio Golgi, generasi

setelahnya mengganti menjadi Apparatus golgi. Setelah ditemukannya Mikroskop elektron,

apparatus golgi kemudian dinamakan kompleks golgi atau regio golgi.

Pada awalnya hanya dianggap ada pada sel saraf, akan tetapi setelah beberapa dan serangkaian

penelitian setelahnya, ditemukan bahwa badan golgi adalah organel yang ada pada sel eukariot.
Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik badan golgi, dan salah satunya

adalah warna atau pewarnaan badan golgi menggunakan H.E., ternyata badan golgi tidak

memiliki butir butir ribosom sehingga tidak menunjukkan warna atau hanya menunjukkan

daerah jernih.

Badan golgi seperti yang anda lihat diatas, terlihat seperti bantalan bantalan berlapis dan

disekelilingnya terdapat gelembung gelembung golgi. Gelembung gelembung pada badan

golgi terbagi atas tiga yaitu:

1. Sakula yang merupakan gelembung yang berbentuk gepeng seperti cakram yang

tersusun bertumpuk tumpuk masing masing dipisahkan oleh celah yang sempit. Sedang

kedua permukaan masing masing sakula tidak sama, yaitu satu cembung dan

permukaan lain cekung. Pada sakula yang terletak dekat puncak sel, bagian tepi sakula

tampak gelembung gelembung yang sebagian dilepaskan menjadi butir butir sekreksi.

Bahkan gelembung gelembung juga dilepaskan dari permukaan yang cekung dari

sakula tersebut.

2. Vesikel sekretoris, Gelembung vesikel sekretoris adalah gelembung yang merupakan

bagian dari sakula yang terdapat pada bagian tepi

3. Mikrovesikel atau vesikel transfer adalah gelembung mikro yang berdiameter kurang

lebih 40nm yang bergerak.Tolong diperhatikan bahwa mikrovesikel berasal dari

Retikulum Endoplasma kasar yang dilepaskan, akan tetapi mikrovesikel telah

kehilangan butiran butiran kromosomnya. Mikrovesikel akan bersatu dengan sakula

pada akhirnya.

Cara Kerja Badan Golgi

Organel apparatus golgi atau badan golgi bekerja sama dengan erat dengan Retikulum

endoplasma. RE akan mensintesis protein, kemudian setelah terjadi sintesis protein, akan
dibentuk vesikel transfer atau mikrovesikel yang kemudian dihantar ke organel badan golgi

tepatnya pada sakula. Sehingga akan terjadi penggabungan antara protein protein yang dihantar

dengan vesikel transpor yang dari RE.

Dugaan pertama mungkin akan terjadi pembesaran badan golgi, akan tetapi hal tersebut tidak

terjadi karena badan golgi atau apparatus golgi membentuk vesikel sekretoris yang berfungsi

dalam mengangkut isi sakula ke arah puncak sel untuk dibawah ke luar sel.

Didalam badan golgi atau sakula, terjadi pemadatan atau kondensasi, sebelum dihantar ke

vesikula sekretoris. Dalam badan golgi terdapat 3 jenis enzim galaktosil transferase yang

berperan dalam memperbaiki kerusakan pada protein membran akibat perbedaan

oligosakarida.

Setelah itu, vesikel sekretoris akan keluar dari sel melewati membran sel

melalui eksositosis. Proses ini sekaligus memperbaiki kondisi membran sel yang ada.

Fungsi Badan Golgi

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil beberapa fungsi dari badan golgi yaitu:

1. Berperan dalam memperbaiki struktur membran sel atau membran plasma

2. Berperan aktif dalam mengolah protein atau hasil sintesis oleh retikulum endoplasma

3. Sebagai organel yang berperan langsung dalam transportasi materi metabolisme

4. Dalam keadaan terjadi kesalahan dalam perakitan karbohidrat, dapat berperan sebagai

perakit karbohidrat khususnya oligosakarida pada protein membran

5. Sebagai organel yang berperan penting dalam protes sintesis protein tertentu

6. Berperan penting dalam menyortir protein protein tertentu seperti pembentuk lisosom

7. Ikut serta dalam pembentukan lipoprotein bersama dengan RE. halus.

Anda mungkin juga menyukai