Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane) adalah bagian sel yang
memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma.
Membran sel merupakan salah satu bagian dari sel yang berfungsi untuk membatasi isi sel
dari lingkungan luarnya. Pada awal perkembangannya membran sel memiliki berbagai macam
model berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa orang saintis di jaman
dahulu. Akan tetapi model membran sel yang dianut hingga saat ini ialah model mosaik fluida.
Hal tersebut didasarkan atas adanya beberapa alasan yang berhubungan dengan substansi
penyusun membran sel. Adapun substansi penyusun membran sel ialah lipid, protein, dan
karbohidrat. Didalam makalah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai struktur, fungsi dan
transportasi membran sel.
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Sel adalah unit terkecil yang menyusun tubuh
makhluk hidup dan sebagai tempat berlangsungnya fungsi kehidupan. Makhluk hidup terdiri dari
satu sel (uniseluler) dan juga banyak sel (multhiseluler). Sel pertama kali ditemukan pada tahun
1665 oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama Robert Hooke yang mengamati
sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop sederhana. Berdasarkan
pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang disebut dengan istilah Cellulae.
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil makhluk hidup. Sel juga merupakan
unit hereditas makhluk hidup yang menurunkan sifat genetis dari satu generasi kepada generasi
berikutnya.
Di dalam sel berlangsung proses-proses kehidupan yang disebut bioproses. Bioproses yang
berlangsung di dalam sel meliputi mekanisme transpor melalui membran, sistesis protein,
reproduksi sel. Namun dalam makalah ini yang akan di bahas lebih lanjut adalah mekanisme
transpor melalui membran dan sistesis protein dalam sel.
Tubuh makhluk hidup di dunia ini tersusun dari sel-sel yang pada umumnya memerlukan
energi berupa makanan untuk dapat terus bertahan hidup. Didalam sel terdapat molekul-molekul
penting yang diperlukan oleh tubuh kita, yaitu karbohidrat, protein, lemak, air, mineral dan
vitamin. Membran sel ini hampir seluruhnya terdiri dari lapisan lipid ganda dengan banyak sekali

1
molekul protein yang melayang-layang pada lipid, banyak yang menembus lapisan ini sampai ke
dalam. Senyawa kimia baik berupa nutrient atau senyawa obat harus melalui berjuta-juta
membrane agar dapat masuk dan keluar sel. Senyawa obat harus mencapai reseptor agar dapat
menimbulkan aktifitas farmakologik atau mencapai mikroba yang terdapat dalam jaringan sel
tubuh manusia.

Senyawa kimia tersebut dapat berbentuk senyawa organik maupun senyawa anorganik.
Senyawa-senyawa ini masuk ke dalam sel melalui membrane sel kemudian diabsorbsi oleh tubuh,
begitu pula senyawa obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami mekanisme transport atau
mekanisme transport obat. Mekanisme transport tersebut salah satunya dilakukan dengan transpor
aktif.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan
Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam
bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan
membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi
dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya
bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Komponen utama membran sel terdiri atas Phosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid
seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Phosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian
yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian
yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, phosfat, dan gugus
tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan phosfolipid dan sifat masing-masing akan
bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh phosfolipid. Jenis-jenis phosfolipid
penyusun membran sel antara lain adalah : phosfokolin (pc), phosfoetanolamin (pe), phosfoserin
(ps), dan phosfoinositol (pi). Secara alami di alam phosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka
komponen phosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi.
Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid
dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan
trans bilayer).
Protein integral membran, terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /
transmembran. Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma.
Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan
untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada
sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
Permukaan luar setiap sel dibatasi oleh selaput halus dan elastis yang disebut membran sel.
Membran ini sangat penting dalam pengaturan isi sel, karena semua bahan yang keluar atau masuk

3
harus melalui membran ini. Hal ini berarti, membran sel mencegah masuknya zat-zat tertentu dan
memudahkan masuknya zat-zat yang lain. Selain membatasi sel, membran plasma juga membatasi
berbagai organel-organel dalam sel, seperti vakuola, mitokondria, dan kloroplas.
Membran plasma bersifat diferensial permeabel, mempunyai pori-pori ultramikroskopik yang
dilalui zat-zat tertentu. Ukuran pori-pori ini menentukan besar maksimal molekul yang dapat
melalui membran. Selain besar molekul, faktor lain yang mempengaruhi masuknya suatu zat ke
dalam sel adalah muatan listrik, jumlah molekul air, dan daya larut partikel dalam air.
Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat).
Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat hidrofobik (nonpolar), kedua lapis molekul tersebut
saling berorientasi ke dalam. Sedangkan, bagian kepala bersifat hidrofilik (polar) mengarah ke
lingkungan yang berair. Selain fosfolipid terdapat juga glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan
karbohidrat) dan sterol (lemak alkohol terutama kolesterol). Sedangkan, komponen protein terletak
pada membran dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa protein terletak periferal, sedangkan
yang lain tertanam integral dalam lapis ganda fosfolipid. Beberapa protein membran adalah enzim,
sedangkan yang lain adalah reseptor bagi hormon atau senyawa tertentu lainnya. Komposisi lipid
dan protein penyusun membran bervariasi, tergantung pada jenis dan fungsi membran itu sendiri.

Fungsi Membran Sel


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar
dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk
molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Pada sel eukariota, membran sel yang membungkus organel-organel di dalamnya, terbentuk
dari dua macam senyawa yaitu lipid dan protein, umumnya berjenis fosfolipid seperti senyawa
antara fosfatidil etanolamina dan kolesterol, yang membentuk struktur dengan dua lapisan dengan
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel, namun di sela-

4
sela molekul fosfolipid tersebut, terdapat transporter yang merupakan jalur masuk dan keluarnya
zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Nilai permeabilitas air pada membran ganda dari berbagai komposisi lipid berkisar antara 2
hingga 1.000 × 10−5 cm2/dt. Angka tertinggi ditemukan pada membran plasma pada sel epitelial
ginjal, beberapa sel glia dan beberapa sel yang dipengaruhi oleh protein membran dari jenis
akuaporin. Akuaporin-2 memungkinkan adanya transporter air yang peka terhadap vasopresin,
sedang ekspresi akuaporin-4 ditemukan sangat tinggi pada beberapa sel glia dan ependimal.
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth Nicholson mengemukakan model
mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika untuk menjelaskan
struktur membran sel.
Pada model ini, protein penyusun membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular
heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik dan polar
menghadap ke fase akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior membran yang
disebut matriks fosfolipid dan bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut
terbenam sebagian ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk
lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid berinteraksi
dengan molekul globular tersebut sehinggal struktur mosaik fluida merupakan analogi lipoprotein
atau protein integral di dalam larutan membran ganda fosfolipid.

Fungsi Transportasi Membran Sel


Ada banyak fungsi yang dilakukan oleh membran sel salah satunya adalah untuk
pengangkutan zat dari luar atau kedalam sel.

Fungsi lain yang penting dari membran sel adalah transportasi molekul dan ion masuk dan
keluar dari sel. Membran semipermeabel yang memungkinkan molekul tertentu untuk bebas
bergerak di atasnya. Sebagian besar hidrofobik kecil (tidak ada afinitas untuk air) molekul
melewati membran ini secara bebas. Beberapa molekul bersifat hidrofilik kecil juga dapat
berhasil. Tetapi yang lain harus dilakukan melintasi membran. Mutasi molekul melintasi
membran mungkin atau mungkin tidak memerlukan penggunaan energi sel.

Transportasi sel merupakan salah satu fungsi penting membran plasma. Selain memberikan
dukungan kepada sitoskeleton dan mengangkut molekul dan ion, membran sel memiliki berbagai
fungsi lain juga.

5
a. Interaksi dengan sel lain: membran ini juga bertanggung jawab untuk melampirkan sel pada
matriks ekstraseluler (bahan non-hidup yang ditemukan di luar sel), sehingga sel dapat
mengelompokkan bersama-sama untuk membentuk jaringan.
b. Komunikasi dengan sel lain: Molekul-molekul protein dalam membran sel menerima sinyal
dari sel lain atau lingkungan luar dan mengubah sinyal ke pesan, yang diteruskan ke organel
dalam sel.
c. Melakukan Aktivitas Metabolik: Dalam beberapa sel, molekul protein tertentu kelompok
bersama untuk membentuk enzim, yang melakukan reaksi metabolisme dekat permukaan dalam
dari membran sel.

Mekanisme Proses-Proses yang Terjadi pada Membran Sel


Mekanisme transpor zat melalui membrane, dari penjelasan di depan Anda telah mengetahui
bahwa sel merupakan penyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Segala aktivitas terjadi dalam sel,
sehingga fungsi jaringan pun dapat dilakukan dengan baik. Tentunya di sini ada hubungan antara
sel satu dengan yang lain, terutama dalam hal transpor zat-zat untuk proses metabolisme
tumbuhan. Zat-zat tersebut keluar masuk sel dengan melewati membran sel. Cara zat melewati
membran sel melalui beberapa mekanisme berikut.

1. Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat
ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui peristiwa
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan suatu zat yang terjadi secara spontan ketika ada
perbedaan tekanan difusi, dari tekanan yang tinggi ke arah tekanan yang lebih rendah. Tekanan
difusi berkorelasi positif dengan konsentrasi zat tersebut. Artinya, semakin tinggi konsentrasinya,
semakin tinggi pula tekanan difusi zat tersebut. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan
difusi, di antaranya suhu dan zat yang berdifusi. Dengan naiknya suhu, energi kinetik yang dimiliki
molekul suatu zat menjadi lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.

6
Zat yang memiliki berat molekul kecil akan lebih cepat berdifusi dibandingkan zat dengan
berat molekul besar. Oleh karena itu, zat yang paling mudah berdifusi adalah gas. Cairan relatif
lebih lambat berdifusi dibandingkan dengan gas. Tidak seluruh molekul dapat berdifusi masuk ke
dalam sel. Membran sel terdiri atas molekul-molekul fosfolipid dengan pori-pori ultramikroskopik
yang dapat melewatkan molekul-molekul berukuran kecil dan ion. Molekul-molekul yang dapat
melewati membran sel di antaranya adalah oksigen, karbon dioksida, air, dan beberapa mineral
yang larut dalam air. Molekul berukuran sedang, seperti molekul gula dan asam amino, tidak dapat
berdifusi melewati membran sel. Pertukaran O2 dan CO2 pada proses respirasi hewan merupakan
salah satu contoh difusi. Pada prinsipnya, pada difusi membran sel bersifat pasif. Membran sel
tidak mengeluarkan energi untuk memindahkan molekul ke luar maupun ke dalam sel.

b. Osmosis
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah
membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air
sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan
tekanan air yang disebut tekanan osmotik. Pada sel tanaman disebut tekanan turgor. Terdapat tiga
sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan
isotonik. Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik
karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat
terlarut yang sama dengan larutan pembanding.
Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu dari larutan hipotonis
menuju ke larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua larutan
seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut
di dalam sel lebih besar (hipertonik) karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan
berbagai zat lain yang dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel
sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran sel memiliki
kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak pecah. Pada sel darah
merah, peristiwa ini disebut hemolisis (Gambar 5). Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi
karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel
tumbuhan keadaan ini disebut turgid. Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh dan tidak layu.

7
Di alam, air jarang ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung garam-garam dan
mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal tersebut berkaitan
dengan konsentrasi zat terlarut pada sitoplasma. Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel
akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini
membuat konsentrasi zat terlarut di luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel
akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini
menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam
sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan
osmotiknya ini disebut osmoregulasi. Demikian seterusnya, sel selalu aktif dan hal tersebut
dilakukan untuk mempertahankan kondisi setimbang antara sel dan lingkungannya. Proses
metabolisme membutuhkan air dan mineral atau garam dan berbagai zat yang terkandung dalam
sitoplasma. Akibatnya, tekanan osmotik dan konsentrasi molekul-molekul lain berubah sehingga
terjadi aliran difusi dan osmosis yang terus-menerus dari sel ke luar atau dari luar ke dalam sel.

c. Difusi Terbantu
Proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada
suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-
hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel
bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa
menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang
merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa
sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.

2. Transpor Aktif
Transport aktif pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses yang
menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai potensial
elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi.
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat

8
permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif
merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel untuk mempertahankan
konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya.
Karakteristik transport aktif adalah transportasi obat yang melawan suatu gradien
konsentrasi, dari konsentrasi obat yang rendah menuju konsentrasi yang tinggi. Oleh karena
itu, sistem ini memerlukan suatu asupan energi. Selanjutnya transport aktif akan menghasilkan
suatu pembawa yang berikatan dengan obat untuk membentuk kompleks obat – pembawa yang
membawa obat dari satu sisi membran menembus sisi lainnya, untuk kemudian terdisosiasi.
Obat harus larut pada tempat absorpsi. Tiap obat memerlukan carrier spesifik. Sebelum
diabsorpsi obat berikatan dengan carrier mengikuti teori pengikatan obat-reseptor. Carrier
merupakan suatu konstituen membran, enzim atau setidak-tidaknya sebagai substansi proteik,
yang mampu membentuk kompleks dengan zat aktif di permukaan membran lalu
memindahkannya dan di lepaskan disisi yang lain. Selanjutnya carrier kembali ke tempat
semula.
Transport aktif dengan carrier ini memerlukan energi dan ini di peroleh dari hasil hidrolisa
ATP di bawah pengaruh ATP ase. 1 ATP → ADP + Energi Dalam hal ini setiap substansi
yang menghalangi atau mencegah reaksi pembentukan energi ini akan berlawanan dengan
transport aktif. Misal obat yang mempengaruhi metabolisme sel seperti CN-, F, ion iodium
asetat menghambat transport aktif dengan cara non kompetitif. Cara ini melawan gradient
konsentrasi dalam hal ini ion-ion melawan potensial elektrokimia membran.
Bila jumlah obat lebih besar dari pada carrier akan terjadi kejenuhan.
Obat + carrier → kompleks Obat-Carrier → bergerak melintasi membrane menggunakan
energi ATP → di bagian dalam membrane obat dilepas, carrier kembali ke permukaan luar
membran.

Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu :


a) Transpor Aktif Primer
Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP secara langsung untuk
membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat adanya transpor aktif primer ini membuat
terjadinya potensi membran.

9
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam sel, dan menjaga
gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar sel. Sebaliknya terjadi pada ion
Na yang dijaga konsentrasi didalam sel lebih rendah dari pada diluar sel. Mekanisme transpor ini
juga sering disebut sebagai Sodium-Potassium pump.

b) Transpor Aktif Sekunder


Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi secara berkala.
Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion. Pada transpor
aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran yang ada dan bergantung pada
adanya transpor aktif sekunder.

Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi secara berkala.
Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien konsentrasi ion. Pada transpor
aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi membran yang ada dan bergantung pada
adanya transpor aktif sekunder.

10
Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan glukosa melewati membran plasma
dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-4 (Glucose Transporter 4).
Pengangkutan tersebut berbarengan dengan difusinya molekul ion Na+ yang menggunakan
transpor aktif primer yang memungkinkan adanya potensi membran untuk mendukung adanya
transpor aktif sekunder. Ada beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder, diantaranya adalah

I. Transpor aktif sekunder co-Transport.


Yang disebut sebagai co-transpor pada proses transpor aktif sekunder adalah ketika
pendistribusian masuk sel molekul asam amino dan glukos menggunakan protein khusus dan
berbarengan dengan masuknya ion nartium kedalam sel. Hal tersebut menyediakan potensial
membran, mengingat transpor natrium merupakan transpor aktif primer. Hal tersebut terus terjadi
meskipun konsentrasi glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena molekul glukosa
dan asam amino tersebut masuk karena menggunakan sebagian energi datri transpor natrium.

II. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange)


Dalam counter transpor berlangsung pertukaran partikel, yaitu ketika molekul ion natrium
masuk kedalam sel, ada molekul yang akan seketika itu juga keluar dari sel. Semisal adalah Na-
Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion Ca ditranspor keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na yang

11
akan masuk ke dalam sel. Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion Natrium
ketika beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus ini, transpor aktif sekunder
counter transpor telah berjasa mengatur kadar PH dalam sel. Proses ini terjadi bila molekul besar
melewati membran plasma secara eksositosis dan endositosis.

Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat kedalam sel. Proses ini tergolong transport
aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi rendah kekonsentrasi tinggi) dan
memerlukan energi sel.
Endositosis terdiri tiga jenis, yaitu :

 Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut
disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang
cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola
bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.

 Pinositosis (peminum seluler), sel “meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula
kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan
ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya.

 Endositosis yang diperantarai reseptor, yang tertanam dalam membran adalah protein dengan
tempat reseptor spesifik yang dipaparkanke fluide ekstraseluler. Ekstraseluler yang terkait
pada reseptor disebut ligan, yaitu satu istilah umum untuk setiap molekul yang terkait
khususnya pada tempat resptor moleku lain. Protein resptor biasanya mengelompok dalam
daerah membran yang disebut lubang terlapisi, yang isi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan
protein samar. Protein pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dalam
membentuk vesikula. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat
memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin
saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler Misalnya, sel manusia menggunakan
proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai
prekursor untuk sintesis steroid lainnya.

12
Eksositosis
Eksositosis merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan
vesikula dengan membran plasma, vesikula transport yang terlepas dari apatatus golgi dipindahkan
oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu,
molekul lipid bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung.
Kandungan vesikula kemudian tumpah kedalam sel.

Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produk


yang dihasilkan oleh sel sekretoris tersebut. Misalnya, sel tertentu dalam pankreas menghasilkan
hormon insulin dan menekresikannnya kedalam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah
neuron atau sel saraf, yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang
merangsang sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat diding sel, eksositois mengeluarkan
karbohidrat dari vesikula golgi kebagian luar selnya.

13
Salah satu contoh proses transpor aktif adalah pompa natrium-kalium. Normalnya, konsentrasi K+
di dalam sel adalah sekitar 100 mM, sedangkan di luar sel hanya 5 mM. Konsekuensinya, gradien
konsentrasi yang tinggi akan mendukung difusi K+ keluar sel. Ion natrium juga terdistribusi tidak
seimbang, Konsentrasi ion Na+ di luar sel adalah sekitar 150 mM dan 10-20 mM di dalam sel.
Perbedaan Konsentrasi ion Ca2+ bahkan lebih besar, yaitu konsentrasi di dalam sel 10-7 M yang
1000-10000 kali lebih kecil dibandingkan di luar sel.

Proses ini terjadi bila konsentrasi ion kalium (K+) di dalam sel lebih tinggi dibandingkan
sekelilingnya, sedangkan ion natrium (Na+)- nya jauh lebih rendah. Karena itu, membran plasma
akan memompakan ion natrium keluar sel dan kalium ke dalam sel, sehingga diperoleh
kesetimbangan.

Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu
transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran. Karena kebutuhan
akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran
ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, dan di dalam sel tinggi. Sebaliknya
konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi proses osmosis, maka
akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+ dari luar ke dalam sel.
Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, karena pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar,

14
yaitu terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk melawan gradien kadar itu
diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang terdapat pada membran. Setiap
pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar sel.

C. Senyawa-Senyawa yang dapat Diabsorpsi dengan Transpor Aktif


Karakteristik transport aktif adalah transportasi obat yang melawan suatu gradien
konsentrasi, dari konsentrasi obat yang rendah menuju konsentrasi yang tinggi. Oleh karena itu,
sistem ini memerlukan suatu asupan energi. Untuk menghasilkan suatu pembawa yang berikatan
dengan obat untuk membentuk kompleks obat–pembawa yang membawa obat dari satu sisi
membran menembus sisi lainnya, untuk kemudian terdisosiasi.

Molekul pembawa memiliki selektifitas yang tinggi terhadap molekul obat. Jika struktur
obat menyerupai substrat alami yang ditransportasi secara aktif, maka akan mengalami transportasi
dengan mekanisme pembawa yang sama. Obat-obat dengan struktur yang sama, dapat
berkompetisi pada sisi adsorpsi pada pembawa.

Obat-obat dengan struktur yang sama, dapat berkompetisi pada sisi adsorpsi suatu
pembawa. Karena hanya satu bagian dari pembawa yang tersedia, seluruh sisi ikatan pada
pembawa dapat menjadi jenuh jika konsentrasi obat sangat tinggi. Zat-zat yang dapat diangkut
secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim dan hormon.

Contoh transpor aktif :

 Sekresi H+ dari lambung

 Pelepasan Na+ dari sel saraf & otot

 Penyerapan kembali glukosa dalam tubulus renalis

 Transpor aktif K+ & Na+ dari sel darah merah

 Transpor aktif obat : penisilin ke tubulus renalis.

15
D. Tempat Absorpsi Transpor Aktif
Misalnya ion. Mekanisme trasnpor aktif untuk ion sodium dilakukan dalam sel epitel dari
usus halus. Potasium, kalsium, magnesium dan phospat juga menggunakan trasnpor aktif. Ion
Klorida bergerak pasif disepanjang dinding usus dari deudonum dan jejenum melanjutkan tugas
ion sodium. Tetapi klorida ditranspor secara aktif di ileum.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi.


2. Transpor pasif dibedakan menjadi peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
3. Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.

4. Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk
mengeluarkan dan memasukan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat
parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.

5. Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang


bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP.

6. Zat-zat yang dapat diangkut secara transpor aktif misalnya gula, protein, enzim dan hormon.

7. Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
8. Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke dalam sel.
9. Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel
10. Obat harus larut pada tempat absorpsi. Tiap obat memerlukan carrier spesifik. Sebelum
diabsorpsi obat berikatan dengan carrier mengikuti teori pengikatan obat-reseptor. Carrier
merupakan suatu konstituen membran, enzim atau setidak-tidaknya sebagai substansi proteik,
yang mampu membentuk kompleks dengan zat aktif di permukaan membran lalu
memindahkannya dan di lepaskan disisi yang lain. Selanjutnya carrier kembali ke tempat
semula.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Alkatiri S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press : Surabaya


2. Sumadi, Marianti Aditya. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu : Yogyakarta
3. Campbell, Neil A dkk. 2010. Biologi Edisi ke Delapan Jilid I. Jakarta : Erlangga
4. Amar, B. 2010. Membrane Structure and Function.
http://www.pc.maricopa.edu/Biology/amartisubirana/BIO20181/AdobePDfiles/MembaneStr
uctureandFunction.pdf
5. Purnobasuki, Hery. 2013. Struktur dan Fungsi Sel. http://hery_purnobasuki-pdf238
6. Dwi Aprilia. 2015. Pompa Natrium-Kalium http://all-about-
biology23.blogspot.co.id/2015/06/pompa-natrium-kalium.html

18

Anda mungkin juga menyukai