Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dissociative Amnesia (amnesia disosiatif) sebelumnya disebut amnesia psikogenik,
individu tidak mampu untuk mengingat pengalaman yang sering kali berhubungan dengan
kejadian traumatis atau sangat menekan. Memori ini hilang tanpa berhubungan dengan disfungsi
otak yang berkaitan dengan kerusakan otak atau obat-obatan, juga bukan sebuah kondisi lupa
yang umumnya terjadi. Orang-orang yang mengalami amnesia disosiatif sangat umum
memberikan gambaran tentang sebuah rentang atau rangkaian dalam ingatan mereka mengenai
kejadian bermasalah di masa lalu atau bagian-bagian kehidupan mereka. Amnesia disosiatif
jarang terjadi, sejauh ini merupakan hal yan sangat umum dalam gangguan disosiatif. Terdapat
sebuah kesepakatan yang telah diperhatikan setelah perang dunia II, ketika banyak individu
dengan trauma yang berhubungan dengan pertempuran mengalami amnesia. Gejala amnesia
lazim terdapat pada amnesia disosiatif, fugue disosiatif, dan gangguan identitas disosiatif.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
gangguan amnesia psikogenik atau amnesia disosiatif.

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 1

BAB II
PEMBAHASAN
AMNESIA PSIKOGENIK (AMNESIA DISOSIATIF)
2.1 ANATOMI
Suatu hal yang ironis bahwa dari semua bagian otak, kita hanya mengetahui sedikit
tentang fungsi korteks serebri, walaupun sebenarnya bagian ini merupakan bagian terbesar pada
system saraf. Tetapi kita telah mengetahui pengaruh kerusakan atau perangsangan khusus pada
berbagai bagian korteks.
Bagian fungsional korteks serebri merupakan sebuah selaput tipis yang mengandung
neuron-neuron yang menutupi seluruh permukaan serebrum yang berbelit, selaput ini hanya
setebal 2-5 mm, dengan jumlah total daerah ini kira-kira seperempat meter persegi.
Korteks serebri atau mantel abu-abu pada serebrum mempunyai banyak lipatan yang
disebut kompulsi. Susuanan seperti ini memungkinan permukaan otak menjadi luas yang
terkandung dalam rongga tengkorak yang sempit. Celah-celah atau lekukan yang disebut sulki
(tunggal, sulkus) terbentuk dari lipatan-lipatan tersebut dan membagi setiap hemisfer menjadi
daerah-daerah tertentu yang terkenal sebagai lobus frontalis, parietalis, temporalis dan
oksipitalis.
Lobus frontalis berfungsi sebagai executive functions, thinking, planning,
organizing, problem solving, emotions, behavioral control dan personality. Lobus parietalis
berfungsi dalam hal perception, making sense of the world, arithmetic dan spelling. Lobus
temporal berfungsi dalam hal memory, understanding dan language. Sedangkan lobus oksipital
berfungsi dalam hal vision.
2.2 Definisi
Dissociative Amnesia (amnesia disosiatif) sebelumnya disebut amnesia psikogenik,
individu tidak mampu untuk mengingat detail personal yang penting dan pengalaman yang
sering kali berhubungan dengan kejadian traumatis atau sangat menekan.
Amnesia disosiatif adalah diagnosis yang sesuai ketika fenomena disosiatif terbatas
pada amnesia. Gejala kuncinya adalah ketidakmampuan mengingat kembali informasi, biasanya
mengenai peristiwa yang penuh tekanan atau traumatik di dalam kehidupan seseorang.
AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 2

Ketidakmampuan ini tidak dapat dijelaskan dengan keadaan lupa yang biasa dan tidak terdapat
bukti adanya gangguan pada otak. Orang tersebut mempertahankan kapasitas untuk mempelajari
informasi baru.
Suatu bentuk yang lazim pada amnesia disosiatif mencakup amnesia mengenai
identitas pribadi tetapi daya ingat mengenai informasi umum tetap baik. Gambaran klinisnya
tepat seperti kebalikan gejala yang ditemukan pada demensia, pasien dapat mengingat nama
mereka tapi lupa akan informasi umum, seperti menu makan siang mereka. Kecuali karena
amnesianya, pasien dengan amnesia disosiatif tampak benar-benar intak dan dapat berfungsi
dengan sesuai. Sebaliknya, pada sebagian besar amnesia akibat keadaan medis umum (seperti
amnesia pascakejang dan amnesia toksik), pasien dapat bingung dan berperilaku kacau. Jenis
amnesia lain (contoh, amnesia global singkat dan amnesia pasca gegar otak) disertai amnesia
anterograde, yang tidak terjadi pada pasien dengan amnesia disosiatif.
2.3 Klasifikasi
Ada empat bentuk amnesia disosiatif, masing-masing berhubungan dengan
lingkungan tempat orang kehilangan ingatannya:

Localized Amnesia, bentuk yang sangat umum adalah ketika individu lupa akan
semua kejadian yang terjadi selama interval waktu tertentu. Biasanya interval
waktu ini diikuti dengan cepat oleh kejadian yang sangat mengganggu, seperti

kecelakaan mobil, kebakaran atau bencana alam.


Selective Amnesia, individu gagal mengingat kembali beberapa hal, tetapi tidak
semua hal, detail kejadian-kejadian yang terjadi selama periode waktu tersebut.
Orang-orang yang dapat selamat dari kebakaran dapat mengingat saat ambulans
mambawanya menuju rumah sakit, namun tidak dapat mengingat saat selamat

dari rumah yang terbakar.


Generalized Amnesia adalah sebuah sindrom ketika seseorang tidak dapat

mengingat semua hal dalam kehidupannya.


Continous Amnesia mencakup kegagalan untuk mengingat kembali kejadian
khusus dan mencakup waktu saat itu. Sebagai contoh, seorang veteran dapat
mengingat masa kanak-kanaknya dan masa mudanya hingga ia masuk dalam
militer, namun ia lupa semua hal yang terjadi setelah perjalanan pertamanya
dalam tugas pertempuran

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 3

2.4 Epidemiologi
Amnesia disosiatif dianggap sebagai gangguan disosiatif yang paling lazim
ditemukan walaupun data epidemiologi untuk semua gangguan disosiatif terbatas dan tidak pasti.
Amnesia disosiatif dianggap lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan
lebih sering pada dewasa muda dibandingkan dewasa yang lebih tua tetapi gangguan ini dapat
terjadi pada semua usia. Mengingat gangguan ini biasanya disebabkan oleh peristiwa traumatik
atau penuh tekanan, insidennya mungkin meningkat selama waktu perang dan bencana alam.
Kasus amnesia disosiatif yang terkait lingkungan rumah tangga , contohnya penyiksaan pada
pasangan dan anak, mungkin jumlahnya konstan. Sebagian besar kasus ditemukan di ruang
gawat darurat rumah sakit, tempat pasien amnesia dibawa setelah ditemukan di jalan.
2.5 Etiologi
Kompleksitas mengenai pembentukan dan perolehan kembali daya ingat yang baru
dihargai, dapat membuat amnesia disosiatif secara intuisi dapat dimengerti karena banyak area
yang berpotensi mengalami disfungsi. Sebagian besar pasien dengan gangguan disosiatif tidak
mampu mengingat kembali kenangan yang menyakitkan dari suatu peristiwa traumatik dan
penuh tekanan sehingga kandungan emosi terhadap kenangan tersebut secara jelas menjadi dasar
patofisiologi dan penyebab gangguan ini.
Satu pengamatan yang relevan mengenai orang pada umumnya adalah bahwa
pembelajaran merupakan suatu hal yang sering bergantung pada keadaan yaitu, bergantung pada
konteks pada saat pembelajaran terjadi. Dengan demikian, orang dapat mengingat letak sacral
lampu didalam mobil mereka dengan lebih mudah saat sedang mengendarai mobil dibandingkan
ketika sedang menonton televise. Teori pembelajaran yang bergantung keadaan ini berlaku untuk
amnesia disosiatif yaitu bahwa kemenangan mengenai peristiwa traumatis dibiarkan selama
peristiwa tersebut dan keadaan emosional dapat sedemikian hebatnya sehingga sulit bagi orang
tersebut untuk mengingat informasi yang dipelajari selama keadaan tersebut.
Didalam pendekatan psikoanalitik terhadap amnesia disosiatif, gangguan ini terutama
dianggap sebagai mekanisme defensi yaitu seseorang mengganti kesadaran sebagai suatu cara
untuk menghadapi konflik emosional atau stressor eksternal. Defensi sekunder yang terlibat

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 4

dalam amnesia disosiatif mencakup represi (impuls yang menggangu dihalangi dari kesadaran)
dan penyangkalan (suatu aspek realitas eksterna diabaikan oleh pikiran yang disadari).
2.6 Faktor Resiko
Orang-orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik, seksual ataupun emosional
semasa kecil sangat beresiko besar mengalami gangguan amnesia disosiatif. Anak-anak dan
dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatik, misalnya: perang, bencana,
penculikan, dan prosedur medis yang invasif juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya
gangguan amnesia disosiatif.
2.7 Gambaran Klinis
Walaupun episode amnesia disosiatif jarang terjadi spontan, riwayat biasanya
mengungkapkan adanya trauma emosi pencetus yang berisi emosi menyakitkan secara konflik
psikologis. Contohnya, orang menyaksikan cedera berat pada bencana alam atau khawatir akan
nyawa mereka. Ekspresi impuls khayalan atau yang sebenarnya (seksual atau agresif) yang tidak
mampu dihadapi seseorang dapat juga berlaku sebagai pencetus dan amnesia dapat menyertai
perilaku yang di kemudian hari oleh orang tersebut dirasakan patut dicela secara normal
(contohnya kekerasan, perselingkuhan diluar pernikahan)
Walaupun tidak penting untuk diagnosis, awitan amnesia biasanya tiba-tiba dan
pasien biasanya menyadari bahwa mereka kehilangan daya ingat. Sejumlah pasien merasa kesal
atas kehilangan daya ingat tersebut tetapi pasien lain tampak tidak peduli atau acuh. Jika pasien
tidak menyadari bahwa mereka mengalami kehilangan daya ingat tetapi klinisi mencurigai
adanya amnesia disosiatif, pertanyaan spesifik yang dapat mengungkap gejala sering harus
ditanyakan. Pasien yang mengalami amnesia biasanya sadar sebelum dan sesudah amnesia
terjadi. Meskipun demikian, sejumlah kecil pasien melaporkan sedikit kesadaran berkabut
selama periode di sekitar awitan amnesia. Depresi dan ansietas adalah faktor predisposisi yang
paling lazim ada dan sering tampak pada pemeriksaan status mental. Amnesia dapat memberikan
keuntungan primer atau sekunder. Seorang perempuan yang lupa akan kelahiran bayinya yang
meninggal mendapatkan keuntungan primer dengan melindungi dirinya sendiri dari emosi
menyakitkan. Seorang prajurit yang mengalami kasus amnesia mendadak sehingga dikeluarkan
dari medan perang adalah contoh keuntungan sekunder.
AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 5

Amnesia disosiatif dapat berupa satu atau beberapa bentuk: amnesia terlokalisasi,
yaitu jenis yang paling lazim, adalah hilangnya daya ingat untuk peristiwa dalam waktu singkat
(beberapa jam hingga beberapa hari), amnesia menyeluruh adalah hilangnya daya ingat untuk
semua pengalaman seumur hidup, amnesia selektif (juga dikenal sebagai tersistematisasi) adalah
kegagalan mengingat kembali beberapa tetapi tidak semua peristiwa yang terjadi selama waktu
yang singkat.
Karena amnesia dapat memiliki pengaruh yang sangat merusak bagi kehidupan
sehari-hari pasien, banyak orang dengan amnesia kronis menciptakan stragtegi adaptif. Salah
satu strategi tersebut adalah konfabulasi, yaitu mereka-reka informasi palsu untuk menutupi
kesenjangan daya ingat. Pasien lain akan melakukan berbagai bentuk mengawasi diri sendiri
untuk melindungi mereka dari hilangnya daya ingat, seperti mencatat atau menghentikan
aktivitas rutin.
2.8 Diagnosis
Kriteria Diagnosis DSM IV-TR Amnesia Disosiatif:
A. Gangguan yang dominan adalah satu atau lebih episode ketidakmampuan
mengingat kembali informasi pribadi yang penting, biasanya dengan sifat
traumatic atau penuh tekanan yang terlalu luas untuk dijelaskan dengan keadaan
lupa yang biasa
B. Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan identitas dissosiatif,
fugue disosiatif, gangguan strees pasca trauma, gangguan strees akut, gangguan
somatisasi dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung suatu zat
(contohnya: penyalahgunaan obat, pengobatan) atau keadaan neurologis atau
medis umum lain (contoh: gangguan amanestik akbibat trauma)
C. Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendayah
fungsi social, pekerjaan, dan area fungsi penting lain
Pedoman diagnostic amnesia disosiatif menurut PPDGJ III:

Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang
baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh gangguan mental organik dan

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 6

terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atau

atas dasar kelelahan.


Diagnosis pasti memerlukan:
a) Amnesia, baik total atau parsial, mengenai kejadian yang stressfull atau
traumatic yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila
ada saksi yang member informasi);
b) Tidak ada gangguan mental organic, intoksikasi atau kelelahan

berlebihan (sindrom amnesik organic)


Yang paling sulit dibedakan adalah amnesia buatan yang disebabkan oleh
stimulasi secara sadar (malingering). Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang
mengenai kepribadian premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia buatan
(conscious stimulation of amnesia) biasanya berkaitan dengan problema yang
jelas mengenai keuangan, bahaya kematian dalam peperangan, atau kemungkinan
hukuman penjara atau hukuman mati.

2.9 Diagnosis Banding


Diagnosis banding amnesia disosiatif meliputi berbagai keadaan medis umum serta
gangguan jiwa lain. Klinisi harus melakukan anamnesis medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, anamnesis psikiatrik dan pemeriksaan status mental.
Amnesia pada keadaan demensia dan delirium biasanya disertai banyak gejala
kognitif lainya yang mudah dikenali. Ketika pasien mengalami amnesia mengenai iinformasi
pribadi pada keadaan ini, demensia dan delirium biasanya sudah lanjut dan mudah dibedakan
dengan amnesia disosiatif.
Epilepsy dapat menyebabkan gangguan daya ingat mendadak disertai kelainan
motorik dan elektroensefalogram (EEG). Pasien dengan epilepsy rentan mengalami bangkitan
selama periode strees, dan sejumlah peneliti mendalilkan bahwa penyebab miripepileptik dapat
terlibast dalam gangguan disosiatif. Riwayat adanya aura, trauma kepala atau inkontinensia dapat
membantu klinisi mengenali amnesia akibat epilepsy.

Amnesia Global Singkat.

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 7

Amnesia global singkat adalah suatu amnesia retrograde yang akut dan singkat, lebih
mengenai daya ingat jangka pendek bukannya jangka pendek. Walaupun pasien menyadari
amnesianya, mereka tetap dapat melakukan tindakan fisik dan mental yang rumit selama 6
hingga 24 jam yaitu selama amnesia global singkat berlangsung. Pemulihan gangguan ini
biasanya sempurna. Amnesia global singkat paling sering disebabkan oleh serangan iskemik
singkat ( transient ischemic attack, TIA) yang mengenai struktur otak garis tengah limbic.
Gangguan ini juga dapat disebabkan oleh sakit kepala migraine, bangkitan, dan intoksikasi obat
sedative-hipnotik.
Amnesia global singkat dapat dibedakan dengan amnesia disosiatif melalui beberapa
hal. Amnesia disosiatif tidak menyebabkan amnesia anterograd selama episode gangguan. Pasien
dengan amnesia global singkat cenderung lebih mudah kesal dan khawatir akan gejala mereka
dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif. Identitas pribadi pasien dengan amnesia
disosiatif hilang sedangkan pada pasien dengan amnesia global singkat tetap baik. Hilangnya
daya ingat pasien dengan amnesia disosiatif dapat bersifat selektif untuk hal tertentu dan
biasanya tidak menunjukkan gradient temporal; hilangnya daya ingat pasien dengan amnesia
global singkat bersifat menyeluruh dan peristiwa lampau diingat lebih baik dibandingkan
peristiwa yang baru terjadi. Oleh karena hubungan amnesia global singkat dengan masalah
vascular, gangguan ini lebih lazim terjadi pada pasien berusia 60 dan 70-an tahun, sedangkan
amnesia disosiatif paling lazim ditemukan pada pasien berusia 20 hingga 40-an tahun, suatu
periode yang dikaitkan dengan stressor psikologis yang lazim terlihat pada pasien ini. Masalah
vasospastik lain di lobus temporalis atau thalamus telah dilaporkan pada saat terjadinya serangan
amnestik singkat, bahkan orang dewasa muda.

Gangguan Jiwa Lain


Pada DSM-IV-TR, gangguan berjalan saat tifur digolongkan sebagai parasomnia,

suatu jenis gangguan tidur. Pasien yang menderita gangguan berjalan saat tidur berperilaku aneh
yang menyerupai perilaku seseorang di dalam keadaan disosiatif. Mereka menunjukkan
perubahan keadaan kesadaran akan lingkuing mengalamingan mereka; mereka sering
mengngatan kembali yang bersifat halusinasi jelas mengenai peristiwa yang traumatik bagi
emosi mereka dimasa lalu yang pada keadaan sadar biasanya tidak ada kenangan tersebut. Pasien
seperti ini menghindari kontak dengan lingkungan, tampak memiliki preokupasi akan kehidupan
AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 8

pribadinya dan menatap suatu arah jika mata mereka terbuka. Mereka dapat tampak kesal,
berbicara dengan bersemangat dalam kata-kata dan kalimat yang sering sulit dimengerti, atau
terlibat dalam pola aktivitas yang tampaknya bermakna, berulang-ulang setiap terjadi suatu
episode. Di akhir episode berjalan saat tidur, pasien mengalami amnesia.
Walaupun amnesia sesaat mengenai pengalaman yang tidak terlalu lampau
ditemukan pada pasien dengan gangguan berjalan saat tidur serta pasien dengan amnesia
terlokalisasi dan amnesia menyeluruh, keadaan kesadaran selama periode amnesia kedua
gangguan ini berbeda cirinya. Pasien dengan amnesia, berlawanan dengan gangguan berjalan
saat tidur, biasanya tidak ada hal tidak tepat yang terjadi saat diamati oleh pemeriksa dan tampak
sepenuhnya sadar sebelum dan sesudah amnesia terjadi.
Gangguan stress pascatrauma, gangguan stress akut, dan gangguan sommatoform
(terutama gangguan somatisasi dan gangguan konversi) harus dipertimbangkan di dalam
diagnosis banding dan bisa terdapat bersamaan dengan amnesia disosiatif. Gangguan
somatoform dapat diakibatkan oleh peristiwa traumatik yang sama dengan yang biasanya
ditemukan pada amnesia disosiatif. Malingering dalam hal ini suatu usaha yang disengaja untuk
menirukan amnesia, dapat sulit ditegakkan.

Setiap keuntungan sekunder yang mungkin,

terutama menghindari hukuman untuk aktivitas kriminal harus meningkatkan kecurigaan klinisi,
walaupun keuntungan sekunder tidak menyingkirkan diagnosis amnesia disosiatif.
2.10 Perjalanan Penyakit Dan Prognosis
Gejala amnesia disosiatif biasanya berakhir dengan tiba-tiba dan pemulihan biasanya
lengkap dengan sedikit rekurensi. Pada beberapa kasus khususnya jika terdapat tujuan
sekunder,kondisi mungkin berlangsung dalam jangka waktu panjang. Klinisi harus mencoba
untuk memulihkan ingatan pasien yang hilang sesegera mungkin, jika tidak ingatan yang
terepresi dapat membentuk suatu nukleus (inti) didalam pikiran bawah sadar dimana
disekelilingnya kelak dapat berkembang episode amnestik.
2.11 Terapi
Wawancara dapat memberikan petunjuk bagi klinisi adanya pencetus yang traumatik
secara psikologis. Barbiturat kerja sedang dan kerja singkat seperti thiopental (pentothal) dan

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 9

natrium amobarbital diberikan secara intravena dan benzodiazepin dapat berguna untuk
membantu pasien memulihkan ingatannya yang hilang. Hipnosis dapat digunakan terutama
sebagai cara untuk membuat pasien cukup santai mengingat apa yang telah dilupakan. Pasien
ditempatkan didalam keadaan somnonen, pada tempat dimana inhibisi mental dihilangkan dan
material yang dilupakan timbul kedalam kesadaran dan selanjutnya diingat kembali. Jika ingatan
yang hilang telah didapatkan psikoterapi biasanya dianjurkan untuk membantu pasien
memasukkan ingatan ke dalam keadaan kesadarannya.

BAB III
PENUTUP

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 10

3.1 Kesimpulan
Jadi, Amnesia disosiatif sebelumnya disebut amnesia psikogenik adalah yang mana
individu tidak mampu untuk mengingat detail personal yang penting dan pengalaman yang
sering kali berhubungan dengan kejadian traumatis atau sangat menekan. Ada empat bentuk
amnesia disosiatif yaitu Localized Amnesia, Selective Amnesia, Generalized Amnesia. Walaupun
episode amnesia disosiatif jarang terjadi spontan, riwayat biasanya mengungkapkan adanya
trauma emosi pencetus yang berisi emosi menyakitkan secara konflik psikologis. Barbiturat kerja
sedang dan kerja singkat seperti thiopental (pentothal) dan natrium amobarbital diberikan secara
intravena dan benzodiazepin dapat berguna untuk membantu pasien memulihkan ingatannya
yang hilang.

DAFTAR PUSTAKA

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 11

1. Elvira, SD; Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta:2010.
2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri.Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta: 1997.
3. Maramis w.f, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Cetakan Kesembilan, airlangga university
press, surbaya, 2005.
4. Maslim, Rusdi.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ- III.FK Unika
Atmajaya. Jakarta:2001.
5. Hall, Guyton. Fisiologi Kedokteran. edisi 11. EGC. Jakarta: 2007.

AMNESIA PSIKOGENIK/ AMNESIA DISOSIATIF

Page 12

Anda mungkin juga menyukai