Anda di halaman 1dari 17

1

A. Pendahuluan

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan kesempurnaan luar biasa yang
membedakannya dengan hewan meliputi aspek intelektual, moral, sosial, bahasa, dexterity
dan emosi. Menurut Suyanto (2008), otak manusia merupakan bagian syaraf paling besar
dan kompleks yang tidak hanya dibentuk oleh satu milyar sel syaraf otak (neuron) saja
tetapi juga oleh hampir satu triliun sel glia. Neuron tersebut akan menjalarkan impuls
sepanjang serabut syaraf dari satu neuron ke neuron yang lain membentuk jaringan,
sehingga siap memproses informasi yang tak terhingga.

Kecerdasan manusia sangat ditentukan oleh otak. Bahkan menurut Erny dan
Saharso (2006), kualitas hidup seseorang sangat ditentukan terutama oleh proses
perkembangan otak yang dimulai dari konsepsi hingga usia 3 tahun (Batita). Oleh karena
itu diperlukan upaya-upaya untuk mengembangkan potensi anak secara optimal dan
seimbang dengan meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan otak. Berdasarkan
masalah di atas penulis tertarik membuat referat tentang pertumbuhan dan perkembangan
otak.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak

Perkembangan merupakan suatu proses yang teratur dan berurutan yang dimulai
dari beberapa hal sederhana, yang berkembang semakin kompleks. Proses perkembangan
otak terjadi sangat cepat dan unik. Proses tersebut melalui beberapa tahapan yaitu induksi
neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic, proliferasi neuron,
migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga otak. (Sadler, 2006)

Tabel 1. Fase Perkembangan Otak


3-4 minggu Pembentukan tabung saraf
5-10 minggu Fase prosencephalic, pembentukan hemisfer
8-18 minggu proliferasi neuronal
12-24 minggu Migrasi
>25 minggu Pembentukan sel pendukung
2

Arborisasi neuron
Sinaptogenesis
Apoptosis
40 minggu Myelinisasi
1. Neurulisasi Primer dan Sekunder

Wilson dan Brivanlou (1997) menyatakan bahwa neurulisasi merupakan fase


dimana terjadi proses pembentukan otak dan pembentukan medula spinalis yang
dimulai dari bagian dorsal embryo.

a. Neurulisasi Primer

Sejak awal minggu ketiga, sistem syaraf pusat (SSP) mulai muncul berupa
lempeng syaraf (neural plate) di region middorsal di depan primitive node (nodus
primitive). Lempeng syaraf ini dibentuk oleh sel-sel embrionik yang berasal dari
suatu lempeng penebalan ectoderm berbentuk sandal. Setelah itu, tepi-tepi lempeng
syaraf membentuk lipatan syaraf (neural fold) yang selanjutnya akan mengalami
perkembangan pesat.(Sadler, 2006)
3

Lempeng syaraf bagian lateral mengalami invaginasi dan bagian dorsal


menutup hingga membentuk tabung saraf. Selama fase penutupan, cikal bakal sel
neuron mulai diproduksi, dan sel-sel tersebut akan menjadi ganglia radix dorsalis,
ganglia sensoris nervi cranialis, ganglia autonomik, sel Schwann dan sel pia dan
arachnoid (dikenal sebagai malanosit, sel medulla adrenal dan elemen tulang
tertentu dari kepala dan wajah). Tabung saraf akan menjadi susunan saraf pusat.
Fusi pertama dari lempeng saraf terjadi pada bagian medulla bagian bawah pada
usia kehamilan 22 hari. Ujung anterior tabung saraf akan menutup paling lambat
pada usia 24 hari kehamilan, dan bagian ujung posterior menutup pada usia 26 hari
kehamilan. Pada bagian posterior, penutupan tabung paling bawah berada pada
ketinggian lumbosacral, dan segmen saraf yang lebih bawah akan dibentuk melalui
proses diferensasi perkembangan selanjutnya. Interaksi antara tabung saraf dengan
jaringan mesoderm sekitarnya akan membentuk dura dan tulang axial misalnya
tulang tengkorak dan vertebrae. (Erny dan Saharso, 2006)

b. Neurulisasi Sekunder (Pembentukan tabung syaraf caudal)

Neurulisasi tabung syaraf sekunder merupakan proses pembentukan tabung


syaraf bagian caudal misalnya segmen sakral bagian bawah dan coxygeus yang
terjadi lebih lambat dibandingkan dengan neurulisasi tabung syaraf primer. Proses
ini terjadi setelah kanalisasi dan diferensiasi retrogesif dan merupakan hasil
perkembangan tabung syaraf yang terakhir. Pada usia 28 hingga 32 hari kehamilan,
terbentuk vakuola yang berasal dari fusi sel-sel yang belum berdiferensiasi pada
bagian kaudal tabung syaraf. Vakuola-vakuola tersebut kemudan menyatu,
membesar, dan berhubungan dengan kanalis sentralis yang disebut dengan
kanalisasi. Proses kanalisasi akan terus berlanjut hingga usia 7 minggu kehamilan
dan dilanjutkan dengan proses diferensiasi retrogresif yang berlangsung sejak usia 7
minggu kehamilan hingga beberapa waktu setelah lahir, terjadi regresi beberapa
massa sel kaudal. Mengingat strukturnya adalah ventrikulus terminalis, lokasi
terutama di konus medularis dan filum terminalis. (Erny dan Saharso, 2006)
4

2. Perkembangan Prosensefalic

Guble dan Hunting (2003) mengatakan bahwa perkembangan prosensefalic


terjadi dari mesoderm prekorda dan otak depan yang saling berinteraksi. Interaksi yang
terjadi di depan ujung rostral embrio tersebut mempengaruhi pembentukan permukaan
otak depan. Perkembangan proensefalon terdiri dari 3 hal yang terjadinya berurutan
yaitu pembentukan prosensefalic yang dimulai pada ujung rostral tabung syaraf pada
akhir bulan pertama kehamilan dan berlanjut hingga bulan ke dua, segera setelah
penutupan bagian anterior tabung syaraf, kemudian pembentukan celah prosensefalic
(cleavage) dan perkembangan garis tengah prosencephalic. Perkembangan struktur
internal susunan saraf pusat dimulai setelah bentuk eksternal yang esensial selesai,
terdiri dari proliferasi seluruh komplemen neuron, migrasi neuron, proses organisasi
untuk menghasilkan sirkuit yang rumit dan akhirnya peningkatan kualitas sirkuit
dengan pembentukan membran spesifik sistim neural atau myelin. Peristiwa diatas
terjadi mulai dari bulan kedua kehamilan hingga usia dewasa.

3. Proliferasi Neuronal

Seluruh neuron dan glia dibuat pada lokasi subependymal tepatnya di zona
ventrikuler dan subventrikuler yang ada disetiap tingkatan perkembangan susunan
saraf. Dua fase yang terjadi pada fase proliferasi adalah: 1. pada usia 2 hingga 4 bulan
kehamilan, bersamaan secara primer dengan proliferasi neuronal dan radial glia secara
umum; 2. pada usia 5 bulan kehamilan hingga >1 tahun post natal, secara primer
berkaitan dengan multiplikasi glia. (Guble dan Hunting,2003)

Proliferasi prekusor glia akan meningkatkan jumlah sel glia secara cepat,
pada akhirnya akan berpengaruh pada proses migrasi neuronal. Pada tahap akhir,
terjadi proliferasi percabangan vaskuler, sistim arterial terbentuk lebih dahulu daripada
sistim vena, proliferasi tersebut terutama aktif selama fase proliferasi neuronal.
Dimulai dengan terbentuknya pleksus leptomeningeal pembuluh darah; yang terjadi
pada bulan ke 3 kehamilan dengan arah perkembangan secara radial, pada saat
terbentuk tidak bercabang, pada bulan ke 4 kehamilan dan usia selanjutnya akan
terbentuk percabangan arah horisontal.(DeBord, 2003)
5

Aspek yang mendasar dari proliferasi sel sepanjang dinding tabung saraf
dideskripsikan pertama kali oleh Sauer, 1935. Sel-sel ditepi zona ventrikuler yang
menunjukkan aktivitas replikasi DNA, mengadakan migrasi kearah permukaan lumen
dan membagi diri; 2 sel yang pertama akan migrasi kembali ke tepi zona ventrikuler.
Migrasi dari dan kearah yang sama atau migrasi interkinetik nuklear berulang selama
terjadi replikasi DNA dan mitosis sering terjadi di zona ventrikuler. Pada beberapa
bagian otak, sel-sel di zona subventrikuler dapat diidentifikasi. Sel-sel tersebut
membelah tanpa berpindah kembali ke permukaan lumen. Penelitian yang dilakukan
oleh Rakic dkk, zona ventrikuler pertama kali dibentuk pada saat pembentukan neuron
pertama, dan zona subventrikuler merupakan titik awal dari neuron-neuron yang
terbentuk selanjutnya dan glia. Pada saat sel dihasilkan dari siktus mitosis dan aktivitas
proliferasinya terhenti, mereka akan mengadakan migrasi masuk ke zona intermediate
dalam rangka membentuk lempeng cortikal. Dapat disimpulkan, pada fase awal
proliferasi, sel stem membelah secara simetris menjadi 2 dengan cara tersebut unit
proliferasi sel stem neuronal-glia berkembang. Proses-proses diatas menentukan
jumlah unit proliferasi dalam zona ventrikuler-subventrikuler. Pada usia kehamilan
selanjutnya, jika dibandingkan dengan pertengahan bulan ke dua kehamilan, jumlah
unit proliferasi relatif stabil seperti pada saat sel stem membelah secara asimetris.
Pembelahan secara asimetris menentukan ukuran dari setiap unit proliferasi. Pada fase
proliferasi akan didapatkan perbandingan produksi jumlah sel neronal post mitotik
lebih banyak dibanding dengan sel stem (Hardwick et al, 2015)

4. Migrasi Neuronal

Menurut Setty et al (2012), migrasi neuronal merupakan suatu proses


perpindahan neuron dari tempat awalnya menuju tempat akhir neuron di otak. Hasil
eksperimen Setty et al menyatakan bahwa proses tersebut dimulai ketika neuron-
neuron mengalami proliferasi dari progenitor glial di zona ventricular kemudian
neuron melakukan migrasi ke zona subventricular sepanjang serat glial. Periode
puncak migrasi terjadi pada usia 3 hingga 5 bulan kehamilan, walaupun migrasi
neuronal sudah dapat dideteksi, pada area tertentu di cerebrum paling awal terjadi pada
bulan ke 2 dan segera setelah bulan ke 5 kehamilan.
6

Dua pola dasar migrasi neuronal berupa migrasi kearah radial dan tangensial.
Rakic (1972) menyatakan bahwa dalam perkembangan korteks otak, proyeksi neuron
dihasilkan terutama di zona vertikal dan kemudian berpindah ke cortical plate.
Bagaimanapun, GABAergic antar neuron paling banyak dimulai di ganglion pada tikus
yang unggul dan masuk dalam cortical plate melalui migrasi tangensial (Marin and
Rubenstein, 2001).

Migrasi radial dibedakan lagi menjadi dua yaitu locomotion dan somal
transloction (Tabata dan Nakajima, 2003). Menurut Rakic (1972), locomotion ditandai
dengan adanya migrasi sel sepanjang serat radial dari radial sel glia. Seluruh serat
tersebut saling menyilang untuk membentuk ketebalan dinding cerebral. Migrasi radial
jenis ini mempunyai morfologi sel bipolar dan berjalan dari cortical plate menuju ke
zona marginal. Sedangkan somal translocation, neuron berpindah dari zona ventrikular
lalu berakhir di pial surface (Nadarajah et al., 2001). Selain itu, terdapat pula
perbedaan antara migrasi radial yang terjadi di cerebrum dan cerebellum. Di cerebrum,
migrasi radial menyebabkan pembentukan korteks dan struktur nukleus profundus.
Sedangkan di dalam cerebellum, migrasi radial menyebabkan terbentuknya sel
purkinje, nukleus dentatus dan nukleus bagian atas yang lainnya. (Mauch et al, 2001).

Mauch et al (2001) menyatakan migrasi tangensial sel-sel yang berasal dari


zona germinal dalam regio rhombic lip dan migrasi melalui permukaan cerebellum
akan membentuk lapisan granular eksternal. Sel-sel tersebut mengadakan migrasi
secara radial kearah dalam dengan tujuan membentuk lapisan sel granular internal dari
korteks cerebellum. Jadi dalam perjalanannya dari tempat asal sel, sel granuler akan
mengalami migrasi baik radial maupun tangensial. Menurut Dobbing (1974), migrasi
tangensial merupakan perpindahan sel menuju permukaan pial, juga berlangsung
dalam zona ventrikuler dan subventrikel untuk membentu korteks cerebri. Migrasi ke
lateral pararel dengan permukaan pial sering terjadi setelah periode migrasi radial
dalam upaya membentuk kelompok neuronal dalam batang otak dan medula spinalis.
Pada tahun 2001, Nadarajah et al menyebutkan bahwa migrasi tangensial dibagi
menjadi dua yaitu migrasi dari olfaktorius dan migrasi dari GARH.
7

Mauch et al (2001) mengetakan bahwa sebelum migrasi sel dapat


membentuk lempeng kortikal, sel glia radial akan menyebar dari permukaan
ventrikuler sampai permukaan glia dimana ujung penyebaran akan membatasi
pembentukan membran glia pada permukaan pial. Kelompok sel primitif pertama akan
mengadakan migrasi pertama untuk membentuk bakal lempeng. Lapisan neuron yang
terbentuk sesudahnya terpisah oleh neuron lempeng kortikal yang masuk ke lapisan
superfisial terdekat dengan permukaan pial, dimana akan memproduksi Cajal-Retzius
dan berhubungan dengan neuron-neuron di zona marginal, dan lapisan yang paling
dalam, yang akan menjadi neuron subplate. Pembentukan neuron preplate, Cajal-
Retzius dan neuron subplate merupakan fase yang penting untuk progresi migrasi
neuronal. Setelah itu, proses migrasi neuron untuk membentuk lempeng kortikal
dimulai. Diawali dengan sel yang diproduksi di zona ventrikuler akan bergerak kearah
dan kembali (interkinetik nuklear) dan mengadakan migrasi secara cepat dan
bersamaan sepanjang zona intermediate untuk membentuk lempeng kortikal. Pada
stadium selanjutnya, neuron-neuron yang diproduksi di zona subventrikuler akan
bermigrasi kearah zona intermediate tanpa mengadakan hubungan dengan permukaan
ventrikuler.

Rakic (1972) menunjukkan bahwa pada usia kehamilan 20 sampai 24 minggu


korteks cerebri sudah mempunyai komplemen neuron secara penuh dimana sel yang
pertama kali bermigrasi akan berada pada posisi terbawah dalam korteks, sedangkan
yang bermigrasi selanjutnya akan berada pada posisi yang lebih atas. Sel glial radial
akan memberi tuntunan untuk migrasi sel neuron yang lebih muda dari tempat asalnya
hingga mencapai lempeng kortikal, sehingga sel yang bermigarsi mengetahui cara
untuk mencapai tempatnya masing- masing.

5. Pembentukan dan Diferensiasi

a. Neuron Subplate

Neuron subplate merupakan pusat pertumbuhan dendrit, sinaps dan perluasan


kolateral axon yang menutupi korteks cerebral, bagian kortikal dan subkortikal
lainnya (thalamus, regio kortikal lainnya, corpus callosum). Neuron subplate
8

diproduksi di zona marginal primitive pada usia 7 minggu kehamilan sebelum


terjadi pembentukan dan migrasi neuron-neuron dari lempeng kortikal. Pada
awalnya sel-sel tersebut merupakan bagian dari zona preplate yang memisahkan diri
pada usia 10 minggu kehamilan akibat pertumbuhan lempeng kortikal didalam
neuron subplate dibawahnya dan neuron Cajal-Retzius dari zona marginal
diatasnya. Neuron subplate secara cepat mengadakan diferensiasi morfologis dalam
bentuk resptor neurotransmiter (GABA, asam amino eksitatorik), neuropeptida dan
faktor pertumbuhan (faktor pertumbuhan saraf, neuropeptida gamma, somatostatin,
calbindin). (Ledesma, 1999)

Neuron subplate berfungsi mempersiapkan tempat untuk kontak sinaptik dari


axon diatasnya yang berasal dari thalamus atau dan bagian kortikal lainnya. Selain
itu juga berfungsi untuk menetapkan jaringan fungsional sinaptik antara aferen dan
target kortikal. Jaringan tersebut dapat digunakan pada target neuron kortikal
dengan melepaskan neuropeptida atau asam aminoeksitatori pada axon terminal
subplate. Fungsi ketiga akan diarahkan oleh axon subplate yang masuk di cerebral
korteks dari axon ascending kearah target. Tentu saja apabila neuron subplate
dieliminasi, serabut aferent thalamo-cortical yang diperuntukkan untuk cortex yang
tidak dapat bergerak ke atas masuk ke kortex yang tepat dan dan selanjutnya
berkembang dalam regio subkortikal. Fungsi keempat neuron subplate berpengaruh
dalam organisasi cerebral kortikal;. Fungsi ke lima tampaknya dimediasi oleh
kolateral axon descending dari neuron subplate; kolateral tersebut berperan sebagai
pendahulu atau penunjuk arah bagi korteks cerebri menuju target subcortikal
misalnya thalamus, corpus calosum, dan tempat-tempat lain dalam
korteks.(Ledesma, 1999)

Lapisan neuron subplate pada korteks frontalis mencapai puncaknya pada


usia 22 dan 34 minggu kehamilan. Program kematian sel (apoptosis) dari lapisan ini
dimulai secara umum pada bagian akhir trimester ke 3, dan 90% neuron subplate
akan menghilang setelah usia 6 bulan post natal. Terdapat sedikit perbedaan waktu
untuk mencapai puncak perkembangan dan regresi neuron subplate untuk korteks
somatosensoris dan visual. (Dobbing, 1974)
9

b. Laminasi dan pertumbuhan neurit

Setelah mencapai tepi yang diperlukan, sel neuronal akan menyelubungi


neuron kortikal. Laminasi merupakan bagian akhir proses migrasi neuronal yang
terjadi diantara proses organisasi kortikal paling awal. Pertumbuhan neurit yang
merupakan perkembangan dari dendrit dan percabangan axon merupakan aktivitas
perkembangan yang dominan di dalam korteks cerebri. Perkembangan dendrit dan
plexus axonal yang sangat progresif, dengan ukuran yang lebih kecil dan tidak
didapatkan peningkatan proporsi dalam jumlah neuron individu dan juga
peningkatan elemen sinaptik, perkembangan neurofibril dan pembesaran retikulum
endoplasmik dalam sitoplasma sel. Bahan biokimia yang berhubungan dengan
perubahan tersebut adalah peningkatan jumlah RNA cerebral dan protein yang
berhubungan dengan DNA. Kematangan relatif cepat pada hipokampus, sedangkan
di dalam regio supralimbik akan terjadi proses yang lebih panjang, hal tersebut
karena regio tersebut menjadi tempat hubungan yang utama. Perkembangan dendrit
pada awalnya terjadi di thalamus dan batang otak. (Dobbing, 1974)

Perkembangan dendrit basalis dan penyebaran secara tangensial dendrit apika


ldapat diperlihatkan pada korteks visual selama trimester III. Perkembangan dendrit
tersebut bersamaan dengan dibentuknya ujung dendrit yang merupakan tempat
kontak sinaps. Perkembangan diferensiasi dendrit tergantung dari jumlah input
aferen dan aktivitas sinaptik. Jumlah sistim neural yang sedang berkembang sangat
penting untuk menciptakan hubungan antar sel neuron dan merupakan dasar dalam
proses organisasi berikutnya. Peran dari aktivitas fungsional dendrit mempunyai
implikasi menentukan efek dari stimulasi lingkungan selama perkembangan proses
organisasi pada masa postnatal. Diferensiasi neuronal utama yang penting dapat
diperlihatkan dalam berbagai faktor-faktor pertumbuhan dan neuropeptida yang
dikeluarkan oleh sel target, atau dikeluarkan sebagai akibat dari hubungan axon
terminal. Peningkatan volume cerebral kortikal terjadi bersamaan dengan
perkembangan perubahan didalam neuron kortikal. Fenomena tersebut terjadi
secara cepat pada usia 28-40 minggu setelah konsepsi dan dapat ditunjukkan secara
10

kuantitatif dengan menggunakan MRI untuk mengukur volume bagian kelabu


korteks.(Ledesma, 1999)

6. Perkembangan sinaptik (sinaptogenesis)

Pembentukan sinaps berbeda untuk tiap regio di otak. Jumlah ujung-ujung


dendrit yang merupakan tempat kontak sinaptik, didalam medula retikuler awalnya
tipis hanya memiliki percabangan minimal hingga mencapai puncak peningkatan
macam bentuk ujung dendrit pada usia 34-36 minggu kehamilan. Ujung dendrit
tersebut kemudian menurun secara cepat setelah lahir. Pada cerebrum, sinaptik pertama
sudah dijumpai pada neuron subplate dan neuron pada zona marginal, misalnya neuron
dari primitif preplate. Pada hipokampus, sinaps didalam regio ini mulai meningkat
pada usia kehamilan 15 dan 16,5 minggu. Penelitian mendapatkan progresi
perkembangan ujung dendrit pada korteks manusia dari bulan ke 5 kehamilan (Mauch
et al, 2001).

Menurut Guyton (1995), perbedaan synaptogenesis pada korteks visual,


korteks frontal, dan korteks prefrontal dapat dilihat dari sisi eliminasi sinaps maupun
waktu. Meskipun densitas maksimal antara korteks visual dan korteks frontal sama-
sama dicapai dengan eliminasi sinaps mencapai 40% namun pada korteks frontal
membutuhkan waktu eliminasi yang lebih bertahap. Pada korteks visual,
synaptogenesis akan berjalan cepat antara usia 2 hingga 4 bulan setelah lahir yang
merupakan waktu terpenting untuk perkembangan fungsi visual. Pada korteks frontal,
densitas maksimal akan dicapai pada usia 15 hingga 24 bulan. Sedangkan pada korteks
prefrontal, eliminasi sinaps terjadi hingga pertengahan usia dewasa.

Mauch et al, 2001 menyatakan bahwa pada masa bayi, sel-sel otak (neuron)
berhubungan satu dan lainnya dengan perantaraan 50 triliun sinaps, sedangkan pada
usia dewasa, densitas sinaps meningkat 10 kali lipat hingga mencapai jumlah 500
triliun. Pada usia 3 tahun, jumlah hubungan sinaps akan mencapai 1000 triliun, lebih
banyak dari jumlah sinaps pada usia dewasa. Jumlah sinaps yang besar tersebut
merupakan hal yang penting untuk menunjang mempertajam kemampuan otak melalui
berbagai pengalaman yang didapatnya. Oleh sebab itu menurut Hartanto et al (2011),
11

tiga tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis kehidupan anak yaitu ketika
plastisitas otak maksimal pada beberapa tahun pertama kehidupan dan berlanjut
dengan kecepatan yang lebih lambat. Pengalaman sensorik, stimulasi dan pajanan
bahasa selama periode ini dapat menentukan sinaptogenesis, mielinisasi, dan hubungan
sinaptik.

7. Apoptosis dan eliminasi selektif proses neuronal dan sinapsis

Kematian sel dan eliminasi selektif dalam proses neuronal dan sinaps, atau
peristiwa regresi dari perkembangan otak merupakan periode yang sangat penting yang
terjadi setelah pembentukan bahan-bahan neuronal dengan proses proliferasi dan
migrasi yang progresif.. Proses kematian sel diawali dan ditunjang oleh gen yang
spesifik dan produk transkripsi mempunyai kemampuan untuk mengeliminasi neuron
tersebut. Fase akhir yang berurutan dengan kematian sel merupakan masa yang penting
dimana terjadi aktivasi kelompok sistin-protease yang dikenal dengan caspases. Istilah
program kematian sel digunakan untuk menekankan bahwa hal ini merupakan proses
perkembangan aktif.(Mauch et al, 2001)

Faktor yang mengaktivasi sistim kematian sel tampaknya berhubungan


dengan beberapa cara kompetisi antar neuron hingga dicapai jumlah yang terbatas.
Neuron yang hilang tersebut tampaknya mendukung 2 fungsi utama dalam
perkembangan yaitu penambahan jumlah populasi yang saling berhubungan dari
neuron dan eliminasi dari proses atau bahan-bahan yang kurang baik kualitasnya.
Kegagalan kematian sel atau aktivasi yang berlebihan akan menimbulkan implikasi
yang besar untuk perkembangan otak dan fungsi yang terkait. Proses organisasi neural
pada masa mendatang didefinisikan sebagai kejadian regresif kedua, eliminasi selektif
proses neural dan sinapsis. Eliminasi sinaps secara nyata terjadi pada batang otak yang
sedang berkembang dan korteks bayi. (Sadler,2006)

Determinan dari eliminasi selektif proses neuronal dan sinapsis serupa


dengan kematian sel. Aktivasi dari reseptor untuk NMDA tipe glutamat merupakan
langkah penting dalam eliminasi sinaps selama perkembangan, setidaknya dalam
cerebelum. Kematian sel dan eliminasi neuronal dan sinapsis selama periode
12

perkembangan membawa implikasi untuk meningkatkan kemampuan plastisitas


perkembangan otak yang akan menurun jika periode perkembangan otak telah lengkap.
Hal tersebut merupakan kejadian yang bersifat regresif dan berguna jika terjadi cedera
otak dimana proses neuronal dan eliminasi sinaps dapat ditahan jika diperlukan untuk
mempertahankan fungsi.(Dobbing, 1974)

8. Mielinisasi

Menurut Weidenheim et al (1992) mielinisasi adalah suatu proses yang


terdiri dari 2 fase yaitu 1). Pembentukan membran mielin yang dimulai dengan
proliferasi oligodendroglia yang akan memanjang sepanjang tepi akon lalu
berdiferensiasi 2). Penumpukan mielin sepanjang akson. Membran plasma
oligodendroglia akan berubah menjadi membran mielin SSP. Mielinisasi pada belahan
otak merupakan proses yang sangat cepat yang terjadi setelah lahir. Mielinisasi dimulai
pada trimester II dan berlanjut hingga usia dewasa. Pusponegoro (2003) menyebutkan
bahwa milinisasi terjadi di substansia alba yang di dalamnya terdapat oligodendroglia.
Proses mielinisasi ini sangat bergantung pada nutrisi yang diberikan.

Mielinisasi dimulai dari sistem saraf perifer, dimana sistem saraf motorik
mengalami mielinisasi sebelum sistem saraf sensoris. Sel Schwan yang bertugas
membentuk selubung mielin untuk saraf tepi, bermigrasi ke tepi lalu menyelubungi diri
mengelilingi akson membentuk selubung neurilema. Penyelubungan akson oleh sel
schwan menyebabkan pengendapan mielin sehingga sejak bulan keempat kehidupan
13

janin banyak serabut saraf tampak keputihan. Setelah itu terjadi mielinisasi pada SSP
oleh sel oligodendroglia yang lebih mendahulukan sistem saraf motorik (Sadler, 2006).

Menurut Debord (2003) mielinisasi pada manusia secara umum diatur oleh
lima aturan yaitu 1). jalur proksimal mengalami mielinisasi sebelum jalur distal 2).
jalur saraf sensoris mengalami mielinisasi sebelum jalur motorik 3). alur proyeksi
mengalami mielinisasi sebelum jalur yang berhubungan dengan cerebral 4). lokasi
sentral cerebral mengalami mielinisasi sebelum ujung cerebral 5). kutub oksipital
mengalami mielinisasi sebelum bagian frontotemporal. Perubahan cepat dalam
mielinisasi terjadi pada 8 bulan pertama postnatal.

C. Otak dan Bagian-bagiannya

Manusia memiliki sistem syaraf yang terdiri atas syaraf pusat yaitu otak dan
sumsum tulang belakang, serta syaraf tepi yaitu semua syaraf yang menjulur ke seluruh
bagian tubuh dari sistem syaraf pusat. Secara umum otak manusia terdiri atas tiga bagian:
otak besar (cortex), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (pons). Ketiga bagian
tersebut memiliki bagian-bagian yang lebih detail lagi (Suyanto, 2008)
14

Otak terdiri atas belahan kiri dan kanan yang tidak sama fungsinya. Otak kiri
menjalankan fungsi linier, sikuensial, logis, analitis, konvergen, kata, ditail, dan angka.
Otak kanan memiliki fungsi dimensi, intuitif, imajinasi, divergen ritme, gestalt, holistik,
dan spatial. Antara otak kiri dan kanan dihubungkan oleh korpus kolosum. Korpus
kolosum kadang membuka hubungan antara belahan kanan dan kiri (reaksi fusi) dan
kadang memisah (reaksi fisi) sehingga menjadikan otak sebagai reactor (Cerebreaktor).
Dalam waktu yang sangat singkat trilyunan informasi dapat diproses melalui kerja fusi
dan fisi kedua belahan tersebut (Suyanto, 2008).

Otak manusia memiliki 6 lobus yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus
temporalis, lobus occipitalis, lobus insularis, dan lobus limbik. Pada lobus frontalis
terdapat pusat motorik primer dan sekunder. Lobus parietalis berfungsi sebagai Pusat
pengaturan gerak tangan dan kemampuan spatial. Lobus temporalis sebagai pusat bicara.
Lobus occipitalis sebagai pusat pengaturan visual. Sedangkan lobus limbik berfungsi
sebagai pusat pengendalian emosi, seks, cinta, dan kesabaran (Suyanto, 2008).
15

KESIMPULAN

1. Otak manusia merupakan anugerah dari Allah SWT yang luar biasa yang
memungkinkan manusia dapat berpikir, memiliki perasaan, dan menggunakan bahasa.
Kelebihan tersebut menyebabkan manusia mampu belajar dan berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

3. Pada minggu kedua terbentuk bakal yang tersusun atas dua layer (bilaminar) yaitu
epiblast dan hipoblast. Kemudian minggu ketiga epiblast membentuk tiga layer
(trilaminar) yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm yang memiliki fungsi berbeda.

2. Pertumbuhan dan perkambangan otak melalui beberapa proses yang kompleks yaitu
pembentukan tabung neural, proliferasi neuron (sel saraf) pada region yang berbeda,
migrasi neuron dari tempat pembentukannya ke tempat yang lebih permanen, agregasi
sel sehingga membentuk bagian-bagian otak, selanjutnya neuron-neuron immature
berdiferensiasi, dan terbentuk hubungan antar neuron (sinaps), apoptosis dan eliminasi
selektif, lalu pembentukan mielin.

3. Migrasi neuronal dibagi menjadi dua yaitu migrasi radial dan migrasi tangensial. Migrasi
radial dibagi lagi menjadi locomotion (Glial-guided) dan somal translocation.Sedangkan
migrasi tangensial dibagi menjadi migrasi olfaktori dan migrasi GnRH.

4. Perkembangan otak setelah lahir ada dua yaitu sinaptogenesis dan mielinisasi

5. Pembentukan organ dimulai pada kehamilan trimester awal sehingga harus dijaga baik
secara fisik, mental, maupun gizi
16

DAFTAR PUSTAKA

DeBord,K.2003.Brain Development.
http://www.ces.ncsu.edu/depts./fcs/human/pubs/brain.nc.html. Diakses pada 11
November 2015 pukul 15.40.

Dobbing,J.1974.The Later Development Of The Brain And Its Vulnerability.Scientific


Foundations Of Pediatric.34:565-577.

Erny, Saharso,D.2006.An Effort to Increase Childs Brain Development. Semijurnal Farmasi


& Kedokteran.pp 115-119.

Gable,S., Hunting, M.2003.Nature, Nurture And Early Brain Development.


http://muextension.missouri.edu/explore/hesguide/humanrel/gh6115.htm.
Diakses pada 11 November 2015 pukul 15.30.

Guyton, A.C.1995.Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit.Edisi 3.Jakarta:EGC.

Hardwick,L.J.A., Ali,F.R., Azzarell,R., Philpott, A.2015.Cell Cycle Regulation Of


Proliferation Versus Diferentiation In The Central Nervous System.Cell Tissue
Res.359:187-200.

Ledesma, M.D., Brugger, B., Bunning, C., Wieland, F.T., Dotti, C.G.1999. Maturation of the
Axonal Plasma Membrane Requires Upregulation of Sphingomyelin Synthesis
and Formation of Protein-lipid Complexes.EMBO.18(7):1761-1771.

Marin,O., Rubenstein, J.L.2001.A Long, Remarkable Journey : Tangential Migration In The


Telenchepalon.Nat Rev Neurosci.2:780-790.

Mauch,D.H., Nagler,K., Schumacher,S., Goritz,C., Muller,E.C., Otto,A., et al.2001.CNS


Synaptogeneses Promoted by Glia-deved Cholesterol.Science.294:1354-1357.

Nadrajah,B., Brunstorm,J.E., Grutzendler,J., Wong,R.O., Pearlman,A.L.2001.Two Modes Of


Radial Migration In Early Development Of The Cerebral Cortex.Nat
Neurosci.4:143-150.
17

Pusponegoro,H.D.2003.Brain Development In Infant Born With Small For Gestational


Age.Semijurnal Farmasi & Kedokteran.pp 125-139.

Rakic,P.1972.Mode Of Cell Migration To The Superficial Layers Of Fetal Monkey


Neocortex.J Comp Neurol.145:61-84.

Sadler,T.W.2006.Langmans Medical Embryologi (10th Ed).Brahm, U.2009(Alih


Bahasa).Jakarta:EGC.

Setty,Y., Chen,C.C., Secrier, M., Skoblov, N., Kalamatinos, D., Emmott, S.2011.How
Neurons Migrate : A Dynamic In-Silico Model Of Neuronal Migration In
Developing Cortex.BMC System Biology.5:154.

Suyanto,S.2008.Hasil Kajian Neuroscience Dan Implikasinya Dalam Pendidikan.Seminar


Nasional Pendidikan Biologi FMIPA UNY.Yogyakarta.

Tabata, H., Nakajima, K.2003.Multipolar Migration : The Third Mode Of Radial Neuronal
Migration In Developing Cerebral Cortex. The Journal Of
Neuroscience.23(31):9996-10001.

Weidenheim,K.M., Kress,Y., Epshteyn,S., Rashbaum,W.K., Lyman,W.D.1992.Early


Myelination In The Human Fetal Lumbosacral Spinal Cord : Characterization by
Light and Electron Microscopy.J Neuropathol Exp Neurol.18(7):1761-1771.

Wilson,P.A., Brivanlou, A.H.1997.Vertebrate Neural Induction : Inducer, Inhibitors, and a


New Synthesis.Cell Press.18:699-710.

Anda mungkin juga menyukai