Anda di halaman 1dari 22

GLOBAL DEVELOPMENTAL

DELAY

Nama : Siti Nurul Muharrom


NIM : H1A 013 060
  
Pembimbing
dr. Titi Pambudi Karuniawati, M.Sc, SpA
Pendahuluan
Pemantauan perkembangan anak secara
dini dan berkelanjutan sangat dibutuhkan
untuk mendeteksi secara dini adanya
keterlambatan dan gangguan
perkembangan yang angka kejadiannya
semakin meningkat, sehingga harus
dilakukan intervensi dini.
Pemantauan perkembangan harus
dilakukan pada semua bayi baik dengan
maupun tanpa faktor resiko.
Definisi
Global developmental delay (GDD) atau Keterlambatan
Perkembangan Global  keterlambatan yang signifikan
pada 2 atau lebih domain perkembangan anak,
diantaranya: motorik kasar, halus, bahasa, bicara, kognitif,
personal atau sosial aktivitas hidup sehari-hari.

Istilah GDD dipakai pada anak berumur <5 tahun,


sedangkan pada anak berumur >5 tahun digunakan tes IQ
yang sudah dapat dilakukan maka istilah yang digunakan
adalah retardasi mental.

Anak dengan GDD tidak selalu menderita retardasi mental


sebab berbagai kondisi dapat menyebabkan seorang anak
mengalami GDD seperti penyakit neuromuskular, palsi
serebral, deprivasi psikososial meskipun aspek kognitif
berfungsi baik.
Epidemiologi
 Prevalensi GDD sekitar 5-10% pada anak di seluruh
dunia, sedangkan di Amerika Serikat angka
kejadian GDD diperkirakan 1%-3% dari anak-anak
berumur<5 tahun.

 Etiologi GDD sangat bervariasi, sekitar 80% akibat


sindrom genetik atau abnormalitas kromosom,
asfiksia perinatal, disgenesis serebral dan deprivasi
psikososial sedangkan 20% nya belum diketahui.
Sekitar 42% dari etiologi keterlambatan
perkembangan global dapat dicegah seperti
paparan toksin, deprivasi psikososial dan infeski
intra uterin, serta asfiksia perinatal.
Etiologi
Kategori Komentar
Genetik atau Sindromik  Sindrom yang mudah diidentifikasi, misalnya
Teridentifikasi dalam 20% Sindrom Down
dari mereka yang tanpa
 Penyebab genetik yang tidak terlalu jelas pada awal
tanda-tanda neurologis,
kelainan dismorfik, atau masa kanak-kanak, misalnya Sindrom Fragile X,
riwayat keluarga Sindrom Velo-cardio-facial (delesi 22q11), Sindrom
GDD dapat Rett, fenilketonuria maternal,
merupakan mukopolisakaridosis,tuberus sklerosis,
neurofibromatosis tipe 1, dan delesi subtelomerik.
manifestasi Metabolik
 Skrining universal secara nasional neonatus untuk
yang muncul Teridentifikasi dalam 1% fenilketonuria (PKU) dan defisiensi acyl-Co A
dari mereka yang tanpa
dari berbagai tanda-tanda neurologis, Dehidrogenase rantai sedang.
kelainan kelainan dismorfik, atau
neurodevelo riwayat keluarga
Endokrin  Terdapat skrining universal neonatus untuk
pmental hipotiroidisme kongenital
(mulai dari Traumatik  Cedera otak yang didapat
disabilitas Penyebab dari lingkungan  Anak-anak memerlukan kebutuhan dasarnya
belajar seperti makanan, pakaian, kehangatan, cinta, dan
stimulasi untuk dapat berkembang secara normal
hingga  Anak-anak tanpa perhatian, diasuh dengan
kelainan kekerasan, penuh ketakutan, dibawah stimulasi
neuromuskul lingkungan mungkin tidak menunjukkan
ar. perkembangan yang normal
Tabel 1. Penyebab  Ini mungkin merupakan faktor yang berkontribusi
KPG menurut Forsyth dan ada bersamaan dengan patologi lain dan
dan Newton, 2007 merupakan kondisi yaitu ketika kebutuhan anak
(dikutip dari Walters diluar kapasitas orangtua untuk dapat
AV, 2010) 8
menyediakan/memenuhinya
Malformasi serebral  Misalnya, kelainan migrasi neuron
Palsi Serebral dan  Kelainan motorik dapat mengganggu
Kelainan perkembangan secara umum
Perkembangan
Koordinasi
(Dispraksia)
Infeksi  Perinatal, misalnya Rubella, CMV, HIV
 Meningitis neonatal
Toksin  Fetus: Alkohol maternal atau obat-obatan
saat masa kehamilan
 Anak: Keracunan timbal
Deteksi Dini
Perkembangan setiap anak memiliki
keunikan tersendiri dan kecepatan
pencapaian perkembangan tiap anak
berbeda. Untuk itu, orang tua perlu
mengenal tanda bahaya (red flag)
perkembangan anak. 
Untuk mengetahui apakah seorang anak
mengalami keterlambatan perkembangan
umum, perlu data laporan atau keluhan
orang tua dan pemeriksaan deteksi dini atau
skrining perkembangan pada anak.
Secara umum red flag perkembangan anak
sebagai berikut:
Tanda bahaya bicara dan bahasa (reseptif)
Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu member respons
Kurangnya join attention atau kemampuan berbagi perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan
Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan

Tanda bahaya gangguan sosio-emosional


6 bulan: jarang senyum atau ekspresi kesenangan lain
9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
12 bulan: tidak merespon panggilan namanya
15 bulan: belum ada kata
18 bulan: tidak bisa bermain
24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti
Segala usia: tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan
bersosialisasi / interaksi

Tanda bahaya gangguan kognitif


2 bulan: kurangnya fixation
4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
6 bulan: belum berespons atau mencari sumber suara
9 bulan: belum babbling seperti ‘mama’, ‘baba’
24 bulan: belum ada kata berarti
36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata
Gejala klinis
Skrining prosedur yang dilakukan dokter, dapat membantu
menggali gejala dan akan berbeda jika skrining dilakukan
dalam sekali kunjungan dengan skrining dengan beberapa
kali kunjungan karena data mengenai panjang badan, lingkar
kepala, lingkar lengan atas dan berat badan.
Terdapat hal spesifik yang dapat mengarahkan kepada
diagnosa klinik GDD terkait ketidakmampuan anak dalam
perkembangan milestones yang seharusnya, yaitu:
 Anak tidak dapat duduk di lantai tanpa bantuan pada umur 8
bulan
 Anak tidak dapat merangkak pada 12 bulan
 Anak memiliki kemampuan bersosial yang buruk
 Anak tidak dapat berguling pada umur 6 bulan
 Anak memiliki masalah komunikasi
 Anak memiliki masalah pada perkembangan motorik kasar dan
halus
Anamnesis
Orang tua
dapat mencatat
setiap keterlambatan
perkembangan, perubahan
tubuh dan kurang responsifnya
anak tersebut, sehingga perlu
perhatian khusus.
Penggalian anamnesis secara
sistematis meliputi, resiko
biologi akibat dari gangguan
prenatal atau perinatal,
perubahan lingkungan akibat
salah asuh, dan akibat dari
penyakit primer yang sudah
secara jelas terdiagnosis saat
infant.

 Tabel 2. Anamnesis Keterlambatan Perkembangan


Global menurut First Lewis dan Judith, 1994
Pemeriksaan
fisik
Faktor risiko untuk keterlambatan dapat
dideteksi dari pemeriksaan fisik.
 Pengukuran lingkar kepala
Mata
Pendengaran
kulit secara menyeluruh
neurologi yang berhubungan dengan
perkembangan seperti adanya primitive reflek,
yaitu moro reflex, hipertonia atau hipotonia,
atau adanya gangguan tonus.
Pemeriksaan penunjang
 Secara umum, pemeriksaan laboratorium untuk anak dengan
kemungkinan gangguan perkembangan tidak dibedakan
dengan tes skrining yang dilakukan pada anak yang sehat. Hal
ini penting dan dilakukan dengan periodik. Adapun beberapa
pemeriksaan penunjangnya antara lain:
 Skrining metabolik  Pemeriksaan metabolik dilakukan
hanya bila didapatkan riwayat dari anamnesis atau temuan
pemeriksaan fisik yang mengarah pada suatu etiologi yang
spesifik.
 Tes sitogenetik  Tes sitogenetik rutin dilakukan pada anak
dengan GDD meskipun tidak ditemukan dismorfik atau pada
anak dengan gejala klinis yang menunjukkan suatu sindrom
yang spesifik. Uji mutasi Fragile X, dilakukan bila adanya
riwayat keluarga dengan GDD.
 Skrining tiroid  Pemeriksaan tiroid pada kondisi bayi baru
lahir dengan hipotiroid kongenital perlu dilakukan. Namun,
skrining tiroid pada anak dengan GDD hanya dilakukan bila
 EEG  Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada anak
dengan GDD yang memiliki riwayat epilepsia tau
sindrom epileptik yang spesifik (Landau-Kleffner).
 Imaging  Pemeriksaan imaging direkomendasikan
sebagai pemeriksaan rutin pada GDD (terlebih bila ada
temuan fisik berupa mikrosefali). Bila tersedia MRI
harus lebih dipilih dibandingkan CT scan jika sudah
ditegakkan diagnosis secara klinis sebelumnya.
Diagnosis Banding
 Etiologi dan penyebab dari KPG saat ini
belum bisa memprediksi secara spesifik,
gangguan mana saja yang akan terlibat
dalam penegakan KPG ini, terdapat
beberapa penyakit atau gangguan dengan
gambaran serupa GDD, namun memiliki
beberapa perbedaan yaitu
Retardasi mental,
Palsi serebral,
Attention deficit hyperactivity disorder
(ADHD), dan
Autism Spectrum Disorder (ASD).
Penatalaksanaan
Pengobatan bagi anak-anak dengan GDD
hingga saat ini masih belum ditemukan.
Hal itu disebabkan oleh karakter anak-anak
yang unik, dimana anak-anak belajar dan
berkembang dengan cara mereka sendiri
berdasarkan kemampuan dan kelemahan
masing-masing.
Sehingga penanganan GDD dilakukan
sebagai suatu intervensi awal disertai
penanganan pada faktor-faktor yang
beresiko menyebabkannya. Intervensi yang
dilakukan, antara lain :
Speech and Language Therapy
Speech and Language Therapy dilakukan pada
anak-anak dengan kondisi CP, autism, kehilangan
pendengaran, dan GDD. Terapi ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berbicara, berbahasa
dan oral motoric abilities. Metode yang dilakukan
bervariasi tergantung dengan kondisi dari anak
tersebut.

Occupational Therapy
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak-anak
untuk menjadi lebih mandiri dalam menghadapi
permasalahan tugasnya. Pada anak-anak, tugas
mereka antara bermain, belajar dan melakukan
kegiatan sehari-hari seperti mandi, memakai
pakaian, makan, dan lain-lain.
Physical Therapy
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar
dan halus, keseimbangan dan koordinasinya, kekuatan dan daya
tahannya. Kemampuan motorik kasar yakni kemampuan untuk
menggunakan otot yang besar seperti berguling, merangkak,
berjalan, berlari, atau melompat. Kemampuan motorik halus yakni
menggunakan otot yang lebih kecil seperti kemampuan mengambil
barang. Dalam terapi, terapis akan memantau perkembangan dari
anak dilihat dari fungsi, kekuatan, daya tahan otot dan sendi, dan
kemampuan motorik oralnya.

Behavioral Therapies
Anak-anak dengan delay development akan mengalami stress pada
dirinya dan memiliki efek kepada keluarganya. Anak-anak akan
bersikap agresif atau buruk seperti melempar barang-barang,
menggigit, menarik rambut, dan lain-lain. Behavioral therapy
merupakan psikoterapi yang berfokus untuk mengurangi masalah
sikap dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi. Terapi ini
dapat dikombinasikan dengan terapi yang lain dalam pelaksanaanya.
Komplikasi
Kemunduran perkembangan pada anak-
anak yang makin memberat  Jika tidak
tertangani dengan baik, dapat
mempengaruhi kemampuan yang lain,
khususnya aspek psikologi dari anak itu
sendiri.

Salah satunya, anak akan mengalami


depresi akibat ketidakmampuan dirinya
dalam menghadapi permasalahannya 
Sehingga anak itu dapat bersikap negatif
atau agresif.
Prognosis
Prognosis KPG pada anak-anak dipengaruhi oleh
pemberian terapi yang tepat dan penegakkan
diagnosis lebih dini (early identification and
treatment).

Beberapa anak yang mengalami kondisi yang


progresif (faktor-faktor yang dapat merusak sistem
saraf seiring berjalannya waktu), akan menunjukkan
perkembangan yang tidak berubah dari sebelumnya
atau mengalami kemunduran. Sehingga terapi yang
dilakukan yakni meningkatkan kemampuan dari
anak tersebut untuk menjalani kesehariannya.
DAFTAR PUSTAKA
 Walters AV. Development Delay: Causes and Identification.
ACNR 2010; 10(2);32-4.

 Srour M, Mazer B, Shevell MI. Analysis of clinical features


predicting etiologic yield in the Assessment of global development
delay. Pediatrics 2006;118:139-45.

 Anna Tjandrajani dkk: Keluhan utama keterlambatan


perkembangan. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 6, April 2012
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai