Definisi
Global Develompental Delay (GDD) atau Keterlambatan Perkembangan Global
(KPG) adalah keterlambatan yang signifikan pada dua atau leih domain perkembangan anak.
Domain yang bisa mengalami keterlambatan diantaranya: motorik kasar, motoric halus,
bahasa, bicara, kognitif, personal atau social aktivitas hidup sehari-hari. Istilah GDD dipakai
pada anak berumur kurang dari 5 tahun, sedangkan pada anak berumur lebih dari 5 tahun saat
tes IQ sudah dapat dilakukan dengan hasil yang akurat maka istilah yang digunakan adalah
reterdasi mental6,7.
Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah penyakit pada bayi oleh karena infeksi
maternal dengan rubella virus selama kehamilan. Ketika infeksi rubella terjadi selama awal
kehamilan, konsekuensi serius seperti abortus, IUFD dan cacat lahir yang parah pada bayi
dapat terjadi8.
Congenital Rubella Syndrome (CRS) merupakan gabungan beberapa keabnormalan
fisik yang berkembang di bayi sebagai akibat infeksi virus rubella maternal yang berlanjut
dalam fetus. Nama lain CRS ialah Fetal Rubella Syndrome. Cacat kongenital (congenital
defect) yang paling sering dijumpai ialah tuli sensoneural, kerusakan mata seperti katarak,
gangguan kardiovaskular, dan retardasi mental8
2.1.2. Etiologi
Sebagian kasus GDD mudah diketahui etiologinya, sedangkan sebagian lainnya sulit
dicari penyebabnya, bahkan di negara maju, karena memerlukan pemeriksaan yang sangat
spesifik. Tabel 1 merupakan penyebab GDD menurut Forsyth dan Newton, 20079.
Genetik atau Sindomik Sindrom yang mudah diidentifikasi,
Teridentifikasi dalam 20% dari mereka misalnya Sindrom Down
yang tanpa tanda-tanda neurologis, Penyebab genetik yang tidak terlalu
kelainan dismorfik, atau riwayat jelas pada awal masa kanak-kanak,
keluarga misalnya Sindrom Fragile X,
Sindrom Velo-cardio-facial (delesi
22q11), Sindrom Angelman,
Sindrom Solo, Sindrom Rell,
Fenilkelonuria maternal.
Metabolik Skrining universal secara nasional
Teridentifikasi dalam 1% merek yang neonates untuk fenilkelonuria
tanpa tanda-tanda neurologis, kelainan (PKU) dan defisiensi acyl-Co A
dismorfik, atau riwayat keluarga Dehidrogenase rantai sdang
Misalnya, kelainan siklus/kadar urea
Endokrin Terdapat skrining universal neonates
anak
Traumatik Cedera otak yang di dapat
Penyebab dari Lingkungan Anak-anak memerlukan kebutuhan
dasarnya seperti makanan, pakain,
kehangatan, cinta, dan stimuasi
untuk berkembang secara normal
Anak-anak tanpa perhatian, diasuh
dengan kekerasan, penuh ketakutan,
dibawah simulasi lingkngan
mungkin tidak menunjukkan
perkembangan yang normal
Ini merupakan faktor yang
berkontribusi da nada bersamaan
dengan patologi lain dan merupakan
kondisi yaitu ketika kebutuhan anak
diluar kapasitas orang tua untuk
dapat menyediakan/memenuhinya
Malformasi Serebral Misalnya, kelainan migrasi neuron
Palsi Serebra dan Kelainan Kelainan motoric dapat
Perkembangan Koordinasi mengganggu perkembangan secara
(Dispraksia) umum
Infeksi Perinatal, misalnya Rubella, CMV,
HIV
Meningitis neonatal
Toksin Fetus : Alkohol maternal atau obat-
obatan saat masa kehamilan
Anak : Keracunan timbal
Tabel 1. Penyebab GDD
2.1.3. Epidemiologi
Prevalensi GDD sekitar 5-10% pada anak di seluruh dunia, sedangkan di Amerika
Serikat angka kejadian KPG diperkirakan 1%-3% dari anak-anak berumur<5 tahun Etiologi
KPG sangat bervariasi, sekitar 80% akibat sindrom genetik atau abnormalitas kromosom,
asfiksia perinatal, disgenesis serebral dan deprivasi psikososial sedangkan 20% nya belum
diketahui. Sekitar 42% dari etiologi keterlambatan perkembangan global dapat dicegah
seperti paparan toksin, deprivasi psikososial dan infeksi intra uterin, serta asfiksia perinata
CRS pertama kali dilaporkan pada tahun 1941 oleh Norman Gregg seorang spesialis
mata Australia yang menemukan katarak kongenital pada 78 bayi yang ibunya mengalami
infeksi rubella di awal kehamilannya. Berdasarkan data dari WHO sekitar 236.000 kasus CRS
terjadi setiap tahun di Negara berkembang dan meningkat 10 kali lipat saat terjadi epidemik.
Selama pandemi rubella global 1962–1965, diperkirakan 12,5 juta kasus rubella terjadi di
Amerika Serikat, mengakibatkan 2.000 kasus ensefalitis, 11.250 aborsi spontan, 2.100
kematian neonatal, dan 20.000 bayi lahir dengan CRS. Rubela di negara maju saat ini tidak
lagi merupakan masalah kesehatan dengan luasnya cakupan imunisasi. Negara berkembang
seperti Indonesia tentu patut mempertimbangkan program imunisasi mengingat masalah
kesehatan dan kecacatan yang dapat ditimbulkan8.
2.1.4. Patofisiologi
Salah satu penyebab GDD pada beberapa kasus yaitu akibat infeksi seperti virus
rubella. Pada ibu yang telah terinfeksi virus rubella, maka virus ini akan terbawa oleh aliran
darah ibu. Virus akan menginfeksi janin yang berada dalam kandungan ibu melewati tali
pusat janin. Virus yang berhasil menembus dinding penghalang plasenta, maka dipastikan
janin akan terinfeksi. Beberapa kemungkinan seperti keguguran dan immaturasi otak yang
menyebabkan gangguan lain. Jangka waktunya kurang lebih 5 hari setelah konsepsi
Virus yang berhasil menginfeksi janin maka, akan merusak sistem pada janin.
Kerusakan sistem ini yang membuat anak lahir dengan gejala penyerta seperti gangguan
pendengaran serta penglihatan. Hal ini juga menjadi pemicu terjadinya gangguan
perkembangan pada anak, tapi keterlambatan perkembangan ini sering tidak diperhatikan
oleh orang tua.
Gambar 3.
Diagram alur penentuan kasus CRS pada Bayi Usia <6 Bulan
Diagnosis Fisioterapi
1. Impairment
Hipotonus pada keempat anggota gerak
Spasme otot m.Uper trapezius
Kelemahan pada m.Rectus Abdominis.
2. Functional Limitation
Pasien belum mampu jongkok, duduk sendiri dan berdiri.
3. Disability/Participant restriction
Pasien belum bisa bermain dengan teman sebayanya hanya bisa bermain dengan
keluarganya
2.1.8. Pemeriksaan14
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjak diagnosis infeksi virus rubella
dan untuk status imunologis. Karena prosedur isolasi virus sangat lama dan mahal serta
respon antibody inang sangat cepat dan spesifik maka pemeriksaan serologis lebih sering
dilakukan. Bahan pemeriksaan untuk menentukan adanya infeksi virus rubella dapat diambil
dari asupan tenggorok, darah, urin dan lain lain.
2.1.9. Tatalaksana113,15,16,
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk congenital rubella syndrome,
pengobatannya hanya bersifat suportif
Jika tidak terjadi komplikais bakteri, pengobatan adalah simptomatis, Adamantanamin
hidroklorida (amantadine) telah dilaporkan efektif in vitro dalam mengmbahat
stadium awal infeksi rubella pada sel yang dibiakkan
Pada bayi yang dilakukan tergantung kepada organ yang terkena
o Gangguan pendengaran diatasi dengan pemakaian alat bantu dengar, terapi wicara
dan mamasukan anak ke sekolah khusus atau implantais koklea
o Penyakit jantung bawaan diatasi dengan pembedahan
o Gangguan penglihatan diobati agar anak berada pada ketajaman yang terbaik
seperti oeprasi
Keterbelakangan mentalnya diatasi dengan fisioterapi, terapi wicara, okupasi atau jika
sangat berat, mungkin anak perlu dimasukkan ke institusi khusus