A. DEFINISI
Disabilitas Intelektual terdiri dari kata Intelektual dan Disabilitas.
Intelektual atau inteligensi merupakan padanan kata dari kecerdasan kognitif
seseorang, yaitu kemampuan verbal dan nonverbal yang mencakup ingatan,
abstraksi, logika, persepsi, wawasan, perbendaharaan kata, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, dan keterampilan motorik visual (Puar,
1998). Disabilitas merupakan kondisi yang menggambarkan adanya disfungsi
atau berkurangnya suatu fungsi yang secara objektif dapat diukur atau dilihat,
karena adanya kehilangan atau kelainan dari bagian tubuh atau organ
seseorang (Mangunsong, 2009).
1
dengan penurunan fungsi tubuh, keterbatasan dalam beraktivitas dan
pembatasan dalam berprestasi. Anak-anak disabilitas termasuk orang-orang
dengan kondisi kesehatan seperti cerebral palsy, spina bifida, distrofi
otot,cedera tulang belakang traumatik, down sindrom, dan anak-anak dengan
gangguan pendengaran, visual, fisik,komunikasi dan gangguan intelektual
(WHO, 2012).
Menurut Mangunsong (2009), adapun prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan sebagai upaya pendampingan pada anak berkebutuhan khusus
antara lain :
b. Tingkat UsiaAnak
B. Etiologi
Penyebab disabilitas intelektual dibagi menjadi dua yakni secara primer
dan sekunder. Disabilitas intelektual primer disebabkan karena faktor
keturunan (genetik). Sedangkan penyebab sekunder disebabkan karena faktor
dari luar yang diketahui dan faktor-faktor ini mempengaruhi otak, baik pada
2
waktu pranatal ataupun postnatal dan dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor
yang lainnya.
1. PenyebabPrimer
Akibat dari faktor keturunan, bisa disebabkan oleh
ketidaknormalan kromosom dan gen. Beberapa kelainan genetik yang
menyebabkan disabilitas intelektual adalah Sindrom down dan kerusakan
kromosom X. Sindrom down adalah penyebab paling umum terjadinya
disabilitas intelektual. Kerusakan kromosom X ( Fragile X syndrome )
adalah penyebab paling umum terjadinya disabilitas intelektual yang
diwariskan.
2. PenyebabSekunder
Akibat penyakit atau pengaruh postnatal yang keadaan ini sudah
diketahui sejak sebelum lahir tapi tidak diketahui etiologinya. Selain itu
dapat juga disebabkan oleh penyakit otak yang nyata ( postnatal ).
a. FaktorPrenatal
Faktor prenatal adalah faktor yang terjadi sebelum masa
kelahiran.Faktor-faktor ini bberpengaruh pada perkembangan janin
yang sedang dikandung ibu, sehingga ketika anak dilahirkan
memungkinkan anak menjadi disabilitas intelektual.Sebenarnya, tidak
ada jawaban universal untuk faktor prenatal, kecuali untuk beberapa
kasus seperti infeksi bakteri Rubella dan rhesus kedua orang tua.
1) Infeksi Rubella(Cacar)
Sejak 1940-an sejumlah penelitian menemukan bahwa Rubella
yang mengenai ibu hamil sela tiga bulan pertama masa kehamilan
mungkin menyebabkan kerusakan konginental dan kemungkinan
menyebabkan disabilitas intelektual pada janin.
2) Faktor Rhesus
Hasil penelitian Yannet dan Lieberman seperti dikutip oleh
Kirk dan Gallagher (1979:119) menunjukkan adanya hubungan
antara keberadaan Rh darah yang tidak kompatibel pada anak
disabilitas intelektual.Para peneliti menyebutkan bahwa indikasi
tersebut dapat dilihat ketika janin memiliki Rh yang tidak
kompatibel dengan darah ibunya. Anak dalam kasus ini dapat
menjadi disabilitas intelektual kecuali jika dilakukan tindakan
3
medis di usia yang sangatdini.
b. Faktor Natal
Faktor natal adalah faktor yang terjadi saat proses melahirkan.
Biasanya, faktor pada masa ini berupa luka-luka saat melahirkan, sesak
napas pada bayi (asphyxia), dan prematuritas.
4
fisiksebelum lahir serta juga karena trauma yang lain, seperti sinar X,
bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus, dapat melibatkan
kelainan dengan retardasimental.
c. Akibat gangguan metabolisme baik pertumbuhan maupun gizi,
semuaretardasi mental yang berlangsung disebabkan oleh gangguan
metabolisme seperti gangguan metabolisme zat lipida, karbohidrat
dan protein. Termasuk pula gangguan pertumbuhan dan gizi.
Gangguan gizi yang berat dan berlangsung sebelum usia 4 tahun
sangat mempengaruhi perkembangan otak. Meskipun telah ada
perbaikan gizi, akan tetapi tingkat intelegensinya sukar untuk
ditingkatkan.
d. Akibat kelainan kromosom, kelainan ini terdapat pada jumlah
kromosomdan bentuk yang berbeda, kelainan pada jumlah kromosom
ini disebut juga sindroma down.
e. Akibat premeturitas, termasuk dalam retardasi mental yang
berhubungandengan keadaan bayi yang pada saat lahir berat badannya
kurang dari 2500 gram atau karena masa hamil kurang dari 38
minggu.
f. Akibat gangguan jiwa berat, retardasi mental juga mungkin
disebabkankarena suatu gangguan jiwa berat dalam masakanak-
5
kanak. Dalam gangguan jiwa tersebut tidak terdapat tanda-tanda
patologi otak.
B. KLASIFIKASI
The American Phsychological Association ( APA ) membuat klasifikasi
anak disabilitas intelektual, yaitu mild, moderate, severe, dan profound.
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tingkat kecerdasan atau skor IQ, yaitu
KLASIFIKASI RENTANG IQ
Mild 55-70
Moderate 40-55
Severe 25-40
Profound Dibawah 25
1. SindromDown
Sindroma Down adalah penyebab paling umum masalah
kromosom pada retardasi mental. Sindroma Down umumnya terjadi
karena kromosom 21 dari ibu gagal terpisah selama proses meiosis
(pembelahan sel yang terjadi selama pembentukan sel reproduksi). Ketika
sepasang kromosom yang tidak terpisah ini bersatu dengan kormosom 21
dari ayah, anak tersebut menerima tiga salinan koromosom 21 satu (label
trisomi 21 juga digunakan untuk mendeskripsikan Sindroma Down).
Kasus langka ketika Sindroma Down disebabkan oleh translokasi bagian
kromosom 21 ke kromosom14.
Sindrom Down adalah suatu kondisi dimana terdapat tambahan
kromosom pada kromosom 21 atau dikenal juga dengan istilah trisomi 21
yang menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik, ketidakmampuan
belajar, penyakit jantung, tanda awal alzeimer, dan leukemia. Bayi yang
lahir dengan sindrom Down berkisar 1 dari 800 kelahiran hidup.
Beberapa individu memiliki sebagian besar gambaran klinis
dibawah ini, sementara lainnya hanya menunjukkan beberapa gambaran
klinis saja. Gambaran klinis penderita sindrom Down, yaitu mata sipit
dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds), mulut
yang mengecil dengan lidah besar sehingga tampak menonjol keluar
(macroglossia), bentuk kepala yang relatif lebih kecil dibandingkan
dengan orang normal (microchephaly), rajah telapak tangan yang
melintang lurus/horizontal (simian crease), penurunan tonus otot
(hypotonia), jembatan hidung datar (depressed nasal bridge), bertubuh
pendek, gangguan pendengaran, dagu yang lebih kecil (micrognatia), dan
gigi lebih kecil dari normal (microdontia).
Sindrom Down dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
2. Sindrom FragileX
Sindrom Fragile X adalah penyebab utama disabilitas intelektual
yang dapat diturunkan setelah sindroma down. Nama sindrom Fragile X
didasarkan pada adanya patahan pada ujung lengan panjang kromosom X
yang ditemukan pertama kali oleh Martin dan Bell tahun 1943. Mutasi ini
berada pada gen yang saat ini disebut Fragile X Mental Retardation Gene
(FMR1).
Perempuan lebih sedikit terkena sindrom ini dibandingkan laki-laki
karena hanya satu kromosom X yang aktif dalam setiap sel. Karena
perempuan mempunyai dua kromosom, sebuah kromosom X dengan
sebuah gen FMR1 normal mungkin menjadi aktif dalam banyak sel yang
juga terdapat sebuah kromosom X dengan sebuah gen FMR1 termutasi,
sehingga sel mereka lebih sedikit rusak. Dibandingkan laki-laki yang
hanya mempunyai satu kromosom X, semua sel dengan kromosom X
dengan gen FRM1 yang termutasi akan menjadi rusak. Gambaran klinik
mencakup disabilitas intelektual ringan sampai berat, dengan gambaran
wajah yang kasar, muka panjang dan lonjong, perbesaran testis, telinga
panjang dan menonjol, rahang menonjol, dahi tinggi, nada suara tinggi dan
bicara jenaka.
Gambar3. Kromosom Fragile X
a. Atensi atauperhatian.
Anak tuna grahita sering memusatkan perhatian pada benda yang salah
serta sulit mengalokasikan perhatian dengan tepat. Penelitian yang
dilakukan oleh Mulyadiprana dan Simanjuntak (2014), mengemukakan
bahwa intervensi atau perlakukan dengan media permainan kolase
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan konsentrasi
siswa tunagrahita, hal ini menunjukkan bahwa media permainan kolase
efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang baik.
b. Dayaingat.
d. RegulasiDiri.
e. Perkembangansosial.
f. Motivasi.
g. Prestasiakademis.
a. Suka meniru perilaku orang lain dalam upaya mengatasi kesalahan yang
anak lakukan.
b. Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur dirisendiri.
c. Mempunyai masalah yang berkaitan dengan perilaku sosial serta kurang
mampu untuk berkomunikasi.
d. Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristikbelajar.
e. Mempunyai masalah dalam bahasa danpengucapan.
f. Mempunyai masalah pada kesehatan fisik serta adanya kelainan pada
sensori dangerak.
Jadi terdapat beberapa karakteristik pada anak dengan disabilitas
intelektual meliputi perhatian, yaitu anak sulit mengalokasikan perhatian dengan
tepat. Daya ingat anak yang masih kurang, perkembangan bahasa yang lebih
rendah dibandingkan anak normal yang sebaya. Regulasi diri yang kurang, sulit
untuk mengatur tingkah laku anak sendiri. Perkembangan sosial yang kurang,
anak sulit mendapat teman dan mempertahankan pertemanan. Motivasi cenderung
menurun karena anak mudah putus asa saat dihadapkan pada tugas yang
menantang serta prestasi akademis yang berada di bawah rata-rata dengan anak
seusianya.
E. MANIFESTASIKLINIK
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa
kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang-kadang
gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini
beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu
(Swaiman, 1989):
a. Kelainan padamata
b. Kejang
c. Kelainankulit
d. Kelainanrambut
e. Kepala
f. Perawakanpendek
g. Distonia
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai
berikut:
1) Retradasi MentalRingan
2) Retradasi MentalSedang
3) Retradasi MentalBerat
F. PATOFISIOLOGI
Prenatal
RetardasiMental Perinatal
(IQ <70-75)
Dan perkembangan
H. PenatalaksanaanMedis
Untuk mengatasi perilaku agresif dan melukai diri sendiri dapat digunakan
naltrekson. Untuk gerakan motorik stereotopik dapat dipakai antipsikotik
seperti haloperidol dan klorpromazin. Perilaku kemarahan eksplosif dapat
diatasi dengan penghambat beta seperti propranolol dan buspiron. Adapun
untuk gangguan deficit atensi atau hiperktivitas dapat digunakan metilpenidat.
I. Komplikasi
a. Serebral palcy
b. Gangguankejang
c. Gangguankejiwaan
d. Gangguan konsentrasi/hiperaktif
e. Defisitkomunikasi
f. Konstipasi
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. PenerimaManfaat
a. N ama : DK
b. NIR :-
c. Klasifikasi :Debil
d. JenisKelamin :Laki-laki
e. Tempattanggal lahir : Jakarta, 6 Desember1991
f. Agama :Islam
g. Pendidikan :TK
h. Alamat : Jl. Mujaer No. 14 RT 001/04, Kel.
Sugihwaras, Kecamatan Pemalang,Kab.
Pemalang
i. TanggalMasuk : 26 September2017
2. PenanggungJawab
a. Nama : Tn. R
b. Umur :Tahun
c. Jenis kelamin :Laki-laki
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : PNS
f. Alamat :Jl.MujaerNo.14RT001/04,Kel.
Sugihwaras, Kecamatan Pemalang, Kab.Pemalang
g. Hubungan : AyahPM
B. Pola FungsionalGordon
1. Pola persepsi dan manajemenkesehatan
PM mengatakan bahwa kesehatan itu penting. Apabila PM merasa tidak
enak badan, PM menyampaikan kepada Pembimbing Asrama lalu
memeriksakan diri ke perkes yang ada di BBRSBG KartiniTemanggung.
2. Pola Nutrisi
PM makan 3x sehari, makan sering habis. Kebutuhan cairan PM terpenuhi
dan PM ada pantangan dengan udang dan ikan laut. PM selalu makan
dengan teman-temannya. Dan setelah makan PM selalu berdoa dan
membereskan piring serta gelasnya di tempat yang sudah disediakan.
3. PolaEliminasi
PM mengatakan sehari BAB 1x dan BAK 4-5x, tidak memerlukan bantuan,
membersihkan genetaliannya sendiri dan mengontrol BAB/BAK.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Aktivitasnya PMlancar
ADL 0 1 2 3 4
Mandi
Makan/minum
Toileting
Berpakaian
Bergerak/berpindah
Turun dari bed
Berjalan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dibantualat
2 : dibantu oranglain
3 : dibantu alat dan orang lain
4 : dibantutotal
5. Pola Istirahat dan Tidur
Istirahat PM dalam sehari cukup, dan setelah pulang sekolah biasanya PM tidur
siang
6. Pola kognitif danpersepsi
PM berespon bila diajak berkomunikasi, PM tidak ada hambatan dalam
berkomunikasi. PM juga berkenan untuk menceritakan tentang dirinya dan
keluarganya.
C. Pengumpulan Data
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum:Baik
b. Kepala :Mesochepal
c. Rambut :Berwarna hitam, pendek dan sedikitikal
d. Mata :Konjungtiva tidak anemis, dapat membedakan
warna
e. Hidung :Bersih, fungsi penciuman normal
f. Mulut :Mukosa bibir lembab, tidak terdapat gigi berlubang
dan karies gigi, serta tidak adasariawan
g. Telinga : Pendengaran baik, telingasimetris.
Serumen dalam batas normal dan daun telinga
bersih
h. Leher : Tidak ada pembesaran tonsil dan kelenjartyroid
i. Dada : Bentuk dada kanan dan kiri simetris, tidakada
suara tambahan
j. Abdomen :
I : tidak ada lesi, tidak ada askites
A : Bising usus12x/menit
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
hepar
P : tympani
k. Ekstermitas : Kuku bersih, jari-jari lengkap,
kemampuan memegang bendabaik
l. Kulit : Turgor kulit elastis, cukup bersih, warnakulit
Gelap
D. Kondisi PenerimaManfaat
1) Aspek Fisik danKesehatan
a. Umur : 25 tahun, Berat badan 92 kg,
Tinggi badan 167 cm.
b. Keadaananggotabadan : Normal
c. Fungsipendengaran : Normal, tidak adagangguan
d. Fungsipenglihatan : PM dapat membedakan warna
e. Fungsibicara : Baik/jelas
f. Koordinasimotorik : Normal
g. Mobilitasfisik : Normal
h. Tipologifisik :Tidak menampakan tipologikhusus
i. Penyakit yangpernahdiderita : Dalam batas wajar, tidak ada
demamsampai
Kejang, kesehatan baik.
j. Penyakitseringdiderita : Batuk, pilek
k. PM alergi dengan ikan laut danudang
2) AspekMental
a. Kemampuan baca tulis hitung : PM dapat membaca,penjumlahan
dan pengurangan 1-20 menggunakan
alat hitung.
b. Hitungan fungsional : mengenal uang s/d Rp.100.000,
dapat menggunakan s/d Rp. 10.000
c. Pengetahuanumum : Baik, mampu mengenalsaran
umum dan mampu memanfaatkan
dengan pendampingan.
d. Pengenalansopansantun : dapat berlaku danmenghormati
pada orang lain.
e. Pengetahuankeagamaan : cukup, ketaatan beribadah : sholat5
Waktu dengan pendampingan.
f. Penyimpanganperilaku : mudah marah
g. Kadaremosi : kurangstabil
h. Hobby : belum Nampak
3) Aspek Sosial
a. Pengenalandiri
PM mengenal keluarga dan diri sendiri dengan baik.
b. Pemenuhan kebutuhansendiri
Baik, mampu untuk makan minum, ke WC, serta dapat berpakaian
dengan mandiri.
c. Pemenuhan kebutuhanumum/bersama
Cukup, anak mampu menyapu lantai, mengepel lantai, ambil air, dan
mampu mencuci pakaiannya sendiri meskipun masih diperlukan
bimbingan.
d. Kemampuan menerima/menyampaikanpesan/perintah
Kurang, apabila PM disuruh untuk melakukan hal yang kurang PM
sukai dan di paksa PM bisa marah.
e. Kemampuan penyesuaian diri danbergaul
Baik, mengikuti kegiatan bersama teman-temannya.
4) AspekVokasional
a. Kemampuanmelakukan pekerjaan : cukup
b. Kemauanmenerimainstruksi : cukup
c. Kecekatan dalammelaksanakanpekerjaan : Baik, perlu
pendampingan
d. Tanggung jawabterhadappekerjaan : Kurang,perlu
pengawasan.
e. Wawasanterhadappekerjaan : Baik, PM
mengetahui
Pentingnya pekerjaan
Yangdilakukan
f. Jenis-jenis pekerjaanyangdisenangi : Ketrampilan/
kerajinan kayu
g. Jenis-jenis pekerjaan yangdikuasai : Ketrampilan/
kerajinan kayu
h. Jenis pelatihan yangdiharapkan : Kesabaran
E. Latar BelakangMasalah
PM ”DK” pernah sekolah sampai dengan SMPLB, berasal dari
keluarga yang mampu, kehidupan PM tercukupi, PM tinggal di daerah kota,
kedua orang tuanya bekerja sebagai PNS. PM “DK” tinggal bersama ayah,
ibu serta saudaranya. DK masuk pertama di BBRSBG karena orang tua PM
dan PM sendiri ingin mendapakankan pendidikan yang lebih. Kondisi PM
mudah untuk diajak komunikasi karena tidak ada masalah verbal. PM juga
menceritakan terakhir dia marah adalah saat uang saku PM telah habis dan
PM memaksa meminta pada pembimbing, karena kemauannya tidak
terturuti PM langsungmarah-marah.
Pada saat ini emosi PM sedang baik, akan tetapi bisa sewaktu-waktu
marah saat kamuan tidak terturuti atau bila ada perintah yang tidak PM
sukai dan harusdilakukan.
F. PengelompokanData
DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF
1. PM tampak antusias dalam 1. PM mengatakan terakhir marah
mengikuti kegiatan dikelas. saat uang saku habis dan tidak
2. PM sering tampak tidak sabar mendapat uangsaku.
dalam menyelesaikan pekerjaan 2. PM mengatakan senang di kelas
di kelas. kerajinan kayu karena dapat
3. Hasil pekerjaan PM dalam mengikuti kegiatan di kelass
kerajinan kayu kurang maksimal tersebut.
karena PM kurang bersabar 3. PM mengatakan senangdengan
dalam menyelesaikanpekerjaan. teman sekelas dan dapat
4. PM dapat berkomunkasi bekerjasama.
denganbaik kepadateman 4. PM mengatakan tidak ingin
5. PM dapat bekerjasama untuk marah namun bila ada sesuatu
melakukan tugas dari yang membuat dia kesal dia
pembimbing tetap marah
6. PM dapat menerima tugas yang .
diberikanpembimbing
7. PM tampak murung bila disuruh
untuk melakukan hal yang tidak
diasukai
G. ANALISADATA
Tanggal Data Fokus Problem Etiologi
15 Mei DO: Ketidak Gangguan pola
2017 - PM tampak efektifan koping melepaskan
murung bila ketegangan
disuruh untuk
melakukan hal
yang tidak dia
sukai.
- PM sering tampak
tidak sabar dalam
menyelesaikan
pekerjaan dikelas.
- Hasil pekerjaan
PM dalam
kerajinan kayu
kurang maksimal
karena PMkurang
bersabar dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
DS :
- PM mengatakan
terakhir marah saat
uang saku habis
dan tidak
mendapat uang
saku.
- PM mengatakan
tidak ingin marah
namun bila ada
sesuatu yang
membuat diakesal
dia tetap marah..
H. DiagnosaKeperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Ketidakefektifan koping 23 Mei 2017 25 Mei
berhubungan dengan tingkat 2017
persepsi kontrol yang tidak
adekuat ditandai dengan ketidak
mampuan menghadapisituasi
I. Perencanaan
Hari/ Tanggal : Senin, 22 Mei 2017
N DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL TINDAKAN
1 Ketidakefektifan NOC : 4360 Modifikasi
koping Setelah dilakukan Perilaku
Definisi: tindakan keperawatan - Tentukan motivasi PM
Ketidakmampuan selama 2 x 24 jam terhadap [perlunya]
untuk membentuk ketidakefektifan koping perubahan[perilaku]
penilaian tentang teratasi dengan - Dukung untuk
stresor, ketidak Outcome: mengganti kebiasaan
adekuatan pilihan 1302 Koping yang tidak diinginkan
respons yang ...02 dengan kebiasaan yang
dilakukan, dan/atau Mengidentifikasi diinginkan
ketidakmampuan pola koping yang - Berikan jaminan
untuk menggunakan tidak efektif bahwa intervensi
sumber daya yang ...03 Menyatakan diimplementasikan
tersedia perasaan akan secara konsisten oleh
Faktor yang kontrol [diri] semuastaf
berhubungan: ...05 Menyatakan - Dukung untuk
tingkat persepsi penerimaan terhadap memeriksa
kontrol yang tidak situasi perilakunyasendiri
adekuat ...22 Menggunakan - Identifikasi masalah
sistem dukungan pasien terkait dengan
personal istilahperilaku
...12 Menggunakan - Kembangkan
strategi koping yang program perubahan
efektif perilaku
- Ajarkan cara
menahan emosi dari
sisispiritual
J. Implementasi
Hari/Tgl Dx Implementasi Respon PM Paraf
Selasa, 1 Menentukan motivasi DS:
23 Mei PM terhadap - PM mengatakan
2017 [perlunya] perubahan bersedia diberi
[perilaku] motivasi
- Mendukung untuk - PM mengatakan ia
mengganti kebiasaan sering marah bila
yang tidak sesuatu yang
diinginkan dengan dikehendakinya tidak
kebiasaan yang terturuti dan akan
diinginkan mengganti kebiasan
- Memberikan marah itu dengan cara
jaminan bahwa mendengarkan lagu di
intervensi musicbox.
diimplementasikan - Guru kelas dan
secara konsisten oleh pembimbing asrama
semuastaf bersedia untuk selalu
- Mendukung untuk mengingatkan PM
memeriksa untuk dapat menahan
perilakunyasendiri marah.
- Mengidentifikasi - PM mengatakan belum
masalah pasien terbiasa mengucapkan
terkait dengan istilah bacaan istighfar saat
perilaku merasa kesal, namun
- Mengembangkan akan berusaha untuk
program perubahan mengucapkan bacaan
perilaku tersebut saat sedang
- Melatih PM kesal
menahan emosi DO:
dengan cara-cara - PM dapat menerima
spiritual motivasi, dapat
(mengucapkan mengetahui dampak
istighfar) apabilamarah.
- PM dapat
mengucapkan bacaan
istighfar
Rabu, 1 Menentukan motivasi DS:
24 Mei PM terhadap - PM mengatakan sudah
2017 [perlunya] perubahan mengucapkan bacaan
[perilaku] ishtighfar saat ada
- Mendukung untuk teman yang mebuat
mengganti kebiasaan sedikitkesal
yang tidak - PM mengatakan ketika
diinginkan dengan ada sesuatu yang
kebiasaan yang membuat kesal PM
diinginkan akan mengucapkan
- Memberikan bacaan ishtighfar agar
jaminan bahwa tidakmarah
intervensi DO:
diimplementasikan - Hari ini PM tidak
secara konsisten oleh marah karena dapat
semuastaf menahanemosi
- Mengembangkan
program perubahan
perilaku
- Mengajarkan PM cara
berpamitan yang baik
danbenar
- Melatih PM menahan
emosi dengan cara-
cara spiritual
(mengucapkan
istighfar)
K. Evaluasi
Hari/ DX Catatan Perkembangan Paraf
Tgl
Selasa, 1 S:
23 Mei - PM mengatakan bersedia diberimotivasi
2017 - PM mengatakan ia sering marah bila sesuatu yang
dikehendakinya tidak terturuti dan akan mengganti
kebiasan marah itu dengan cara mendengarkan
lagu di musicbox.
- PM mengatakan belum terbiasa mengucapkan
bacaan istighfar saat merasa kesal, namun akan
berusaha untuk mengucapkan bacaan tersebut saat
sedangkesal
O:
- PM dapat menerima motivasi, dapat mengetahui
dampak apabilamarah.
- PM dapat mengucapkan bacaan istighfar
A: Masalah teratasisebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Memberikan tambahan motivasi kepadaPM
- Mendukung untuk mengganti kebiasaan yang
tidak diinginkan dengan kebiasaan yang
diinginkan
- Mengembangkan program perubahanperilaku
- Menekankan PM untuk menucapkan istighfar
ketika merasakesal
- Memberikan pujian apabila PM mengucapkan
istighfar saat marah dan ketika PM melakukanhal
dengan baik.
Rabu, 2 S:
24 Mei - PM mengatakan sudah sedikit menerapkan
2017 mengucapkan bacaan istighfar saat sedangkesal
- PM mengatakan dalam 3 hari ini bisa menahan
emosi/kemarahan.
O:
- PM dapat megucapkan bacaan istighfar saat kesal
namun masihjarang.
- Tidak ada laporan dalam kurun waktu 3 hari ini
bahwa PMmarah
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkanintervensi:
-Menentukan motivasi PM terhadap [perlunya]
perubahan[perilaku]
- Mendukung untuk mengganti kebiasaan yang
tidak diinginkan dengan kebiasaan yang
diinginkan
- Memberikan jaminan bahwa intervensi
diimplementasikan secara konsisten oleh semua
staf
- Mengembangkan program perubahanperilaku
- Menekankan PM untuk mengucapkan istighfar
saatmarah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengkajian saya adalah :
1. Secara fisik PM normal, tidak menunjukan tipologi khusus. PM juga tidak
menunjukan adanya gangguan perilaku, akan tetapi apabila ada hal tidak
PM inginkan/sukai PM bisamarah.
2. Dalam hal ini Intervensi dan implementasi untuk merubah sikap PM harus
dilakukan secara berulang dan terus menerus agar PMterbiasa.
3. Perkembangan PM semakin baik
B. SARAN
1. Kepada penerimamanfaat
a. Lebih giatlah belajar dan jangan mudah bosan dalam melakukan
pekerjaan
b. Banyak berdiskusi dengan teman ataupembimbing
c. Lebih terbuka dengan teman atau gurupembimbing
d. Jangan mudah marah apabila ada hal yang tidakterpenuhi
e. Tetap semangat, giat dan ceria agar cita-citamutercapai
2. Pembimbingasrama
a. Lebih dekat dengan PM
b. Sering mengajak berkomunikasi dengan apa yang sedang dirasakanPM
c. Memberi motivasi padaPM
d. Mengajarkan untuk tidak cepat marah atau mengontrol emosi dari sisi
spiritual.
3. Pembimbingkelas
a. Tetap memotivasiPM
b. Lebih memperhatikanPM
c. Selalu menasehati PM dengan bahasa yang baik/lembut
d. Mengajarkan PM agar tidak mudah bosan dalam melakukan pekerjaan di
kelas
e. Mengajarkan tentang kesabaran kepadaPM
4. Perawat
a. Memperhatikan kesehatan PM secaraumum
b. Lebih kreatif dalam cara menarik perhatian para PM untuk merawat
kesehatannya