RETARDASI MENTAL
OLEH
CHAIRANI SURYA UTAMI
1541312089
LaporanPendahuluan
Retardasi Mental
1.1 Landasan Teoritis
A. DEFINISI
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak
masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara
keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren:
jiwa) atau tuna mental (W.F. Maramis, 2005: 386).
Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki
kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO).
American Association on Mental Deficiency (AAMD) membuat definisi
retardasi mental yang kemudian direvisi oleh Rick Heber (1961) sebagai
suatu penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa
perkembangan dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial.
B. ETIOLOGI
Penyebabretardasi mental dapatterjadimulai dari fasepranatal, perinatal
dan postnatal. Beberapapenulissecaraterpisahmenyebutkanlebih dari 1000
macampenyebabterjadinyaretardasi mental, dan banyakdiantaranya yang
dapatdicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas
penyebab biologis dan psikososial.
Penyebab biologis atau sering disebut retardasi mental tipe klinis
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
homosistinuria,
Distrofiaokulorenal
Lowe,
1.
supervisi total dan perawatan sepanjang hidupnya, karena pada tahap ini
pasien benar-benar tidak mampu mengurus dirinya sendiri.
5. F78 Retardasi Mental lainnya
Kategori ini hanya dignakan bila penilaian dari tingkat Retardasi
Mental intelektual dengan memakai prosedur biasa sangat sulit atau tidak
mungkin dilakukan karena adanya hendaya sensorik atau fisik, seperti
buta, bisu tli, dan penyandang yang perilakunya terganggu berat atau
fisiknya tidak mampu.
D. DIAGNOSIS & GEJALA RETARDASI MENTAL
Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas tes intelegensia
saja, melainkan juga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari
sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Yang perlu
dinilai tidak hanya intelegensia saja melainkan juga adaptasi sosialnya. Dari
anamnesis dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya retardasi mental.
Pemeriksaan fisis pada anak retardasi mental biasanya lebih sulit
dibandingkan pada anak normal, karena anak retardasi mental kurang
kooperatif. Selain pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-tanda
dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan
neurologis, serta penilaian tingkat perkembangan. Pada pemeriksaan fisik
pasien dengan retardasi mental dapat ditemukan berbagai macam perubahan
bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala: mikrosefali, hidrosefali, dan
down syndrome. Wajah pasien dengan retardasi menral sangan mudah
dikenali seperti hipertelorisme, yaitu lidah yang menjulur keluar, gangguan
pertumbuhan gigi dan ekspresi wajah yang tampak tumpul.
Pada anak yang berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.
Namun, tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik,
melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar ketrampilan spesifik yang
berbeda. penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi
yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku adaptif dan hasil tes
psikometrik. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
menilai adanya kalsifikasi serebral, perdarahan intra kranial pada bayi dengan
ubun-ubun masih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakuka atas indikasi,
pemeriksaan ferriklorida dan asam amino urine dapat dilakukan sebagai
screening PKU. Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai
adanya kelainan kromosom yang mendasari retardasi mental tersebut.
Beberapa pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu
seperti pemeriksaan BERA, CT-Scan, dan MRI. Kesulitan yang dihadapi
adalah kalau penderita masih dibawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakan tes
psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar. Pada bayi dapat dinilai
perkembangan motorik halus maupun kasar, serta perkembangan bicara dan
bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga mengalami keterlambatan
motor dan American Psychiatric Association (APA) pada tahun 1994,
mensyaratkan tiga diagnosis keterbelakangan mental, yaitu:
Dewasa (21 tahun keatas): melakukan tugas tanpa keterampilan atau semi
terampil sederhana pada kondisi yang diawasi, berpartisipasi pada
permainan sederhana dan melakukan perjalanan sendiri di tempat yang
dikenal, mampu merawat diri sendiri.
Keterbelakangan Mental Berat (IQ = 20 34)
perawatan
diri
sendiri,
memerlukan
petunjuk
dan
Kromosom kariotipe
EEG (Elektro Ensefalogram)
CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance
Imaging)
d. Titer virus untuk infeksi congenital
e.
Serum asam urat (Uric acid serum)
f.
Laktat dan piruvat
g.
Plasma asam lemak rantai sangat panjang
h.
Serum seng (Zn)
i.
Logam berat dalam darah
j.
Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
k.
Serum asam amino atau asam organik
l.
Plasma ammonia
m. Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
n.
Urin mukopolisakarida
F. PENANGANAN RETARDASI MENTAL
10
diri,
pemeliharaan
kesehatan
dan
keamanan,
akademik
intracranial,
Cederakepala,
Infeksi,
Gangguan
degenerative.
c.
Riwayatkesehatankeluarga
Ada kemungkinan besar keluarga pernah mengalami penyakit yang
serupa atau penyakit yang dapat memicu terjadinya retardasi mental,
terutama dari ibu tersebut.
Pengakajian dapat dilakukan melalui:
1. Neuroradiologi dapat menemukan kelainan dalam struktur kranium,
misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan intrakranial.
2. Ekoesefalografi dapat memperlihatkan tumor dan hamatoma.
3. Biopsi otak hanya berguna pada sejumlah kecil anak retardasii mental.
Juga tidak mudah bagi orang tua untuk menerima pengambilan jaringan
otak dalan jumlah kecil sekalipun karena dianggap menambah kerusakan
otak yang memang tidak adekuat.
4. Penelitian bio kimia menentukan tingkat dari berbagai bahan metabolik
yang diketahui mempengaruhi jaringan otak jika tidak ditemukan dalam
11
simetris)
Rambut
sempurna
Tangan
6.
7.
Penyimpangan lingkungan.
8.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan
berhubungan
dengan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
13
dirumah,
menyeldiki
semua
beri
kesempatan
alternatif
keputusan.
14
pada
residensial
mereka
sebelum
untuk
membuat
DAFTAR PUSTAKA
16