Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PADA ANAK:

RETARDASI MENTAL

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik VIII

oleh:
DEVIS YULIA

152310101276

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................

1.2 Tujuan...............................................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1

Contoh Kasus..................................................................................

2.2

Pengertian.......................................................................................

2.3

Psikopatologi..................................................................................

2.4

Diagnosa keperawatan dan Diagnosa medis...................................

2.5

Penatalaksanaan keperawatan dan medis ......................................

BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak yang terlahir di dunia ini rentan mengalami masalah yang
berkaitan dengan proses pertumbuhan, bila gangguan tersebut tidak segera diatasi
maka akan berkelanjutan pada fase perkembangan berikutnya yaitu fase
perkembangan anak sekolah, gangguan tersebut dapat menghambat proses
perkembangan anak secara optimal. Adanya berbagai masalah tersebut maka
penting bagi para orang tua dan guru untuk memahami permasalahanpermasalahan anak agar dapat meminimalkan kemunculan dan dampak
permasalahan tersebut serta mampu memberikan upaya bantuan yang tepat.
Memiliki anak merupakan anugerah terindah yang dirasakan suami istri
dalam rumah tangga dan harapan orang tua menginginkan kondisi anaknya
sempurna atau normal. Tidak ada satu pun orang tua yang menginginkan anaknya
menderita gangguan seperti autisme dan retardasi mental. Sebagian masyarakat
memang masih menganggap tabu terhadap penderita autisme. Tidak sedikit
sekolah yang menolak anak autis berada di lingkungannya. Jumlah anak pengidap
autisme di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga diperlukan
semacam sosialisasi edukasi deteksi dini pada orangtua, supaya bisa
memperhatikan perkembangan anaknya dengan lebih baik. Hal yag sama juga
terjadi pada kejadian anak dengan retardasi mental merupakan masalah dunia
dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Prevalensi
retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen
penduduknya menderita kelainan ini.Diperkirakan angka kejadian retardasi mental
berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah
70.
Beberapa fenomena menunjukkan bahwa kejadian anak yang mengalami
autisme dan redartasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan
bagikeluarga dan masyarakat.Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai masalah autisme dan retardasi mental
yang terjadi pada anak.

B. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini, di antaranya adalah:
1.
2.
3.
4.

mengetahui pengertian retardasi mental;


mengetahui psikopatologi atau psikodinamika retardasi mental;
mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan dari retardasi mental;
mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan dari retardasi mental.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Contoh Kasus
Cipluk berusia 6 tahun, saat ini dia mengalami reterdasi mental di karenakan
sewaktu ibunya mengandung sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan
merokok, sehingga ketika ia lahir ia cacat. Ia sering sekali tidak bias menangkap
pelajaran yang di sampaikan oleh gurunya di sekolah, tidak bisa bersosialisasi
dengan temannya di lingkungan maupun di sekolahnya. Dia tidak mampu untuk
melakukan perkerjaan yang berat, segala sesuatunya ia harus di Bantu oleh orangorang terdekatnya.
B. Pengertian
Retardasi mental adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan inteligensi
yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan,
tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. Retardasi mental
disebut juga oligofrenia (oligo: kurang atau sedikit dan fren: jiwa) atau tuna
mental (W.F. Maramis, 2005 dalam Kuntjojo, 2009).
Retardasi mental adalah istilah yang merujuk pada keterbatasan nyata fungsi
kognitif dan adaptif. Retardasi mental merupakan kelemahan mental yang tidak
mencukupi sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Adapun
definisi retardasi mental dari beberapa sumber antara lain.
Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang
rendah yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal
(Carter CH, Toback C. dalam Soetjiningsih, 1995).
Retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang
rendah, yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya
timbul pada masa perkembangan (Soetjiningsih, 1995).
Retardasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi
Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan /dibawah
usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (Muttaqin,
2008).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa retardasi mental adalah suatu keadaan
kelemahan mental dengan inteligensi yang kurang yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat karena adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan timbul pada
masa perkembangan atau dibawah usia 18 tahun.
C. Psikopatologi
Etiologi dari retardasi mental adalah infeksi pada kandungan, gangguan
metabolisme pada anak usia kurang dari 6 tahun, bayi prematur, depresi berat,
penyakit otak, keracunan/intoksikasi saat ibu hamil, kelainan kromosom, genetik,
dan trauma otak.
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup seharihari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif
yang muncul pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan di bawah normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan
disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif:
berbicara

dan

berbahasa,

kemampuan/ketrampilan

merawat

diri,

kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,


pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja. Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal
dan pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa
kanak-kanak (Lusmilasari, 2002).
D. Diagnosa Medis dan Diagnosa keperawatan
Diagnosa medis
Diagnosa medis yang dapat ditegakkan adalah retardasi mental. Diagnosa
medis ditegakkan dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan
menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis
dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya,
pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah
anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis
tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila

tidak ada kelainan pada sistem susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang teliti
apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor nonorganic
lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak. Biasanya
Fungsi intelektual yang secara signifikan berada dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70
atau kurang (untuk bayi penilaian klinis dari fungsi fungsi intelektual dibawah
rata-rata). Terjadi Kekurangan atau kerusakan fungsi adaptif yang terjadi
bersamaan misalnya efektifitas seseorang dalam memenuhi harapan kelompok
budayanya terhadap orang seusianya dalam sedikitnya dua area yaitu komunikasi,
perawatan diri, ketrampilan sosial dan interpersonal, penggunaan sarana-sarana
masyarakat pengarahan diri, ketrampilan akademik fungsional, bekerja, bersantai,
kesehatan dan keamanan. Awitan terjadinya sebelum usia 18 tahun (Mansjoer,
2000).
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan (NANDA, 2014) yang mungkin muncul pada pasien
retardasi mental diantaranya adalah:
a.
b.
c.
d.

Gangguan proses pikir


Hambatan komunikasi verbal
Hambatan interaksi sosial
Defisit perawatan diri

E. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


1. Penatalaksanaan medis
Menurut Sularyo dan Kadim (2000), obat-obat yang sering digunakan
dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala
hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan
fungsi

kognitif.

Imipramin,

dekstroamfetamin,

klorpromazin,

flufenazin,

fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan


kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat,
amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).
2. Penatalaksanaan keperawatan
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi metal maupun kepada
orang tua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental
tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap,

tingkah laku dan adaptasi sosialnya (Sularyo dan Kadim, 2000). Tujuan konseling
dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi
mental, dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan
dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti
khusus, konseling pranikah dan pranatal. Pendidikan yang penting bukan hanya
asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak
yang terbelakang ini, seperti kelas khusus, sekolah luar biasa C, panti khusus, dan
pusat latihan kerja.

Bagan Psikodinamika Retardasi Mental


Riwayat
infeksi
pada
kandungan
(pada ibu saat
hamil)

Gangguan
metabolism pada
anak usia <6 tahun

Bayi
prematur

Depresi
berat

Penyakit
otak

Intoksikasi/
keracunan
pada saat
ibu hamil

Kelainan
kromosom

Genetik

Trauma
otak

RETARDASI MENTAL

Mobilitas fisik tidak


seimbang

Perilaku hiperaktif

Resiko cedera

atau kelainan fungsi kognitif


dalam berbicara dan berbahasa

Ketidakmampuan kognitif
(IQ <70-75)

Tidak mampu merawat diri


sendiri

Defisit perawatan diri

Tidak dapat
berinteraksi dengan
lingkungan sekitar

Hambatan
interaksi
sosial

Hambatan
komunikasi
verbal

Isolasi sosial

BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Retardasi mental suatu keadaan kelemahan mental dengan
inteligensi yang kurang (subnormal) yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat
karena adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan timbul pada masa
perkembangan atau dibawah usia 18 tahun. Penatalksanaan yang dapat
dilakukan pada retardasi mental yaitu salah satunya dengan pemeberian
obat retardasi mental seperti Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan

emosi

dan

fungsi

kognitif,

dan

penatalaksanaan

keperawatan yang dapat dilakukan adalah psikoterapi.


B. Saran
Sesuai dengan hasil analisa dan kesimpulan dalam materi ini maka dapat
disarankan sebagai berikut:
1. Bagi klien
Untuk klien dan keluarga diharapkan dapat melakukan dan
mengaplikasikan pengobatan yang dapat dilakukan dirumah secara optimal
untuk meminimalkan gejala yang ditimbulkan akibat retardasi mental.
2. Bagi perawat dan tenaga medis
Untuk perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan pada klien dengan retardasi mental dengan lebih baik lagi
3. Bagi mahasiswa
Untuk mahasiswa agar lebih memahami tentang konsep dan asuhan
keperawatan pasien retardasi mental agar dapat melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan retardasi mental secara optimal.

10

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, K. A. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakarta: EGC.
Betz and Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Hamid A.Y. 2008. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Hands-out Workshop on Autism. August 2013. Autism Association of Western
Australia.
Kuntjojo. 2009. Psikologi Abnormal. Program Studi Bimbingan Dan Konseling
Universitas Nusantara PGRI Kediri. [Serial online] http://www.
psikoterapis

.com/

files/download-

ebook-psikologi-abnormal-

gratis.pdf. Diambil tanggal 13 februari 2014.


Lusmilasari L. 2002. Asuhan Keperawatan Klien dengan Retardasi Mental. materi
kuliah tidak di publikasikan. PSIK FK UGM Jogjakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Sacharin, R.M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2014. Buku saku diagnosis keperawatan Diagnosis NANDA
Intervensi NIC Kriteria hasil NOC Edisi revisi. Jakarta: EGC
Yatim, Faisal. 2002. Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak. Jakarta:
Pustaka Populer Obor.

11

Anda mungkin juga menyukai