Disusun Oleh:
Dutya Intan Larasati NIM 131914153035
Kartini Estelina Tungka NIM 131914153040
Iskandar NIM 131914153052
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien.Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologi, social dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi,
faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber kopping dan kemampuan kopping
yang dimiliki klien (Stuart dan Sundeen, 2006), cara ini yang akan dipakai pada uraian
berikut. Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) dimensi yaitu fisik, emosional,
intelektual, social dan spiritual. Tujuan dari pendokumentasian data pengkajian
keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan respon klien yang unik terhadap masalah –
masalah dan akan ditegakkan menjadi diagnosis keperawatan yang mempengaruhi
rencana intervensi keperawatan yang diperlukan.
b. Untuk menggabungkan dan mengorganisasi data dan beberapa sumber yang
dikumpulkan menjadi satu sehingga masalah kesehatan klien dapat dianalisis dan
diidentifikasi.
c. Untuk meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai poin
referensi dalam mengukur perubahan yang terjadi pada kondisi kesehatan klien.
d. Untuk mengidentifikasikan definisi karakteristik sesuai respon dan kondisi kesehatan
klien yang akan memengaruhi rencana dan pemberian intevensi keperawatan.
e. Untuk menyuplai data yang cukup guna memberikan intervensi keperawatan yang
sesuai dengan kebutuhan klien.
f. Untuk memberikan dasar guna penulisan rencana asuhan keperawatan yang efektif.
Pengkajian awal dilakukan pada saat pertama kali klien masuk dalam fasilitas
pelayanan kesehatan atau mulai menggunakan jasa pelayanan. Pegkajian awal ini
didokumentasikan pada bentuk chart khusus seperti formulir data keperawatan ( nursing
data base form ). Lingkup data cenderung luas karena perawat perlu menentukan garis
dasar data klinis yang komprehensif. Selama pengkajian awal ini, perawat dapat
mengidentifikasikan area – area masalah tertentu yang memerlukan pengkajian –
pengkajian umum dan khusus pada pengkajian awal dapat memberikan tipe data yang
diperlukan untuk mengidentifikasi masalah – masalah klien dan mengawali serta
merencanakan asuhan keperawatan klien.
b. Pengkajian lanjutan
Pengkajian lanjutan menguatkan dan memperluas data dasar yang diperoleh selama
pengkajian awal. Ketika hubungan saling percaya antara perawat – klien semakin
berkembang, maka klien akan bersedia untuk memberikan data tambahan secara rinci
tentang status kesehatannya. Lebih lanjut, data tambahan dari pemeriksaan diagnostik
terbaru dan dari sumber – sumber lainnya yang perlu ditambahkan pada catatan
dokumentasi klien. Pendokumentasian yang dilakukan pada pengkajian lanjutan
membuat dokumentasi keperawatan selalu dipengaruhi (up to date ). Data yang
diperlukan untuk membuktikan atau mengidentifikasikan masalah – masalah klien
menjadi lebih mudah diperoleh. Ketika data subjektif dan/atau objektif terbaru telah
dikumpulkan, maka data ini kemudian dapat dianggap sebagai data penunjang. Beberapa
contoh kapan data penunjang tersebut diperlukan dalam pendokumentasian adalah
sebagai berikut.
c. Pengkajian Ulang
Data pengkjian ulang adalah data-data yng diperoleh dari aktivitas evaluasi proses
keperawatan. Ketika hasil evaluasi klien terliht kurang berkembang terhadap criteria
hasil dan hasil yang diharapkan, maka kemungkinan data yang telah diperoleh kurang
tepat sehingga masalah kurang dapat teridentifikasi. Masalah ang kurang teridentifikasi
mengakibatkan rencana intervensi yang disusun tidak sesuai dengan masalah yang
sebernantya terjadi. Namun, hasil evaluasi klien yangkurang berkembang dapat juga
terjdi karena implementasi intervensi belum dilakukan dengan durasi atu intesitas yang
cukup.
d. Pengkajian Kembali
Data yang langsung didapat oleh perawat disebut data primer, dan data yang
diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut data sekunder
b. Pengamatan/Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2) Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-
bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema,
krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3) Perkusi
4) Auksultasi
Contoh format:
Pendekatan: Mayor Body Data Subjektif Data Objektif
System
Sistem Respirasi
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Persarafan
Sistem Perkemihan
Sistem Pencernaan
b. Analisis Data
1) Dasar Analisis
a) Dasar analisis :
b) Anatomi – fisiologi
c) Patofisiologi penyakit
d) Mikrobiologi – parasitologi
e) Farmakologi
f) Ilmu perilaku
g) konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
h) Tindakan dan prosedur keperawatan
i) Teori-teori keperawatan.
2) Fungsi analisis :
a) Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan
klien
b) Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif
pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan,
sebelum melakukan tindakan keperawatan.
3) Cara analisis data :
a) Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
b) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
c) Membandingkan dengan standart
c. Prioritas Masalah
Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang ditemukan,
kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua masalah
diatasi bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi
terlebih dahulu.
Dalam mengkaji konsep diri klien dapat di lakukan langkah sebgai berikut :
a. Citra tubuh (gambaran diri, bofy image), bagaimana persepsi klien terhadap
tubuhnya, bagian tubuhnya yang paling di sukai dan bagian ynag paling tidak
di sukai.
b. Identitas diri (self identitiy), bagaimana pesepsi tentang status dan posisi klien
sebelum di rawat, kepuasan klien terhadap status/posisi tersebut(sekolah,
pekerjaan, kelompok, keluarga, lingkungan masyarakat sekitarnya), kepuasan
klien sebagai laki laki atau perempuan(gender).
c. Peran (self role), bagaimana harapan klien terhadap tubuhnya, posisi, status,
tugas/peran yang diembannya dalam keluarga, kelompok, masyrakat, dan
bagiaman kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. ideal diri (self ideal), bagaimana harapan klien terhadap tubuhya, posisi, status,
tugas/peran dan harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat,
kerja, lingkungan masyrakat).
e. harga diri (self esteem), bagaimana persepsi klien terhadap dirinya dalam
hubungannya dengan orang lain sesuai dengan kondisi tersebut di atas (nomor
2a, b, c, dan d) dan bagaimana penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri
dan lingkungan klik
Respon konsep diri sepanjang rentang sehat-sakit berkisar dari status aktualisasi
diri (paling adaptif) sampai pada kerancuan identitas/depersonalisasi (maladaptif)
yang digambarkan sebagai berikut
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologi, sosial dan spiritual. Pengkajian
jiwa komprehensif di rumah sakit umum biasanya menggunakan pengkajian psikososial.
Menurut Gordon W. Allport psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
mengerti dan menerangkan bagaimanan pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu
dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi dan kehadiran oranglain. Pengkajian psikososial
terdiri dari riwayat klien, penampilah umum dan perilaku motorik, mood dan afek, isi dan
proses pikir, sensorium dan proses intelektual, penilaian dan daya tilik, konsep diri, perna
dan hubungan, pertimbangan fisiologis dan perawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA