Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TAHAP 3

Ditujukan Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing: Faisal Ibnu M.Kep.Sp.Kep.Kom

Disusun oleh:

KELOMPOK 3 KELAS III-C

Erna Pangestuti (201601080)

Nurul Khoriah (201601103)

Pipit Rahayu (201601110)

Bella Ernanda (201601081)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Keluarga Tahap 3”. Disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa
dari mata kuliah keperawatan keluarga di Jurusan S1 Ilmu Keperawatan STIKES
BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ibnu Faisal M.Kep.Sp.Kep.Kom selaku dosen mata kuliah


Keperawatan Keluarga yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
demi terselesaikannya makalah ini.
2. Rekan-rekan dan semua pihak yag telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya


dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan
pembaca.

Mojokerto, 29 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga ...................................................................... 3


2.2 Pengertian Keluarga Tahap 3 ........................................................ 3
2.3 Tugas Keluarga dibidang Kesehatan ............................................. 3
2.4 Tugas Perkembangan Keluarga ..................................................... 3
2.5 Ciri Fisik Anak Prasekolah ........................................................... 4
2.6 Ciri Social Anak Prasekolah ......................................................... 5
2.7 Ciri Emosiaonal Anak Prasekolah................................................. 5
2.8 Ciri Kognitif Anak Prasekolah ...................................................... 5
2.9 Masalah Kesehatan Yang Muncul................................................. 5
2.10 Peran Perawat ................................................................................ 6
2.11 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga ............................. 6

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Asuhan Keperawatan Keluarga Prasekolah .................................. 11

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................................... 30

4.2 Saran .............................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada


praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan , dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, dengan menggunakan metodelogi proses keperawatan, berpedomen
pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan,
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan
keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam
mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.

Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu


rangkaian kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia
prasekolah. Dimana, pada anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah
tertentu dalam menghadapi proses tumbuh kembangnya. Peran keluarga
sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang anak dapat
mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola
hidup sehat.

Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang


perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak -
anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi
(0-1 tahun), usia bermain/ toddler (1-2, 5 tahun), prasekolah (2,5 - 5 tahun)
usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18 tahun).

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan


sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun

1
tidaklah demikian, karena anak merupakan individu tersendiri yang
bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah
usianya bertambah.

Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan


perhatian yang khusus terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan
kognitif anak. disamping itu keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi
kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu unutk bersosialisasi
mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian
tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis menemukan rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada tahap 3 (orang tua


dengan anak pertama pada taha prasekolah) ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam


tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah.
Disamping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang
bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiwa dapat memahami dan mengerti pengertian keluarga,


tugas keluarga dibidang kesehatan, Tugas Perkembangan Keluarga,
ciri fisik anak prasekolah, ciri social anak prasekolah, ciri emosiaonal
anak prasekolah, ciri kognitif anak prasekolah.

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat,
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).

2.2 Pengertian Keluarga Tahap 3

Dimulai anak pertama berusia 2 ½ th -5 th ( keluarga terdiri 3 -5 org) suami,


istri, anak. Orang tua sebagai arsitek keluarga penting merancang &
mengarahkan perkembangan keluarga untuk memperkokoh agar perkawinan
hidup lestari.

2.3 Tugas Keluarga dibidang Kesehatan

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini


merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

4) Memodifikasi lingkngan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

2.4 Tugas Perkembangan Keluarga

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang


bermain, privasi, keamanan.

2) Mensosialisasikan anak (Anak pra sekolah mengembangkan konsep


diri (sikap diri sendiri) dan cepat belajar mengepresikan diri mereka
seperti menangkap bahasa dengan cepat.

3
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan sehat dalam keluarga (hubungan


perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).

2.5 Ciri fisik anak prasekolah

Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak


yang berada dalam tahapan sebelumya :

a) Anak prasekolah umumnya aktif

b) Mereka telah memiliki penguasaan dan control terhadap tubuhnya dan


sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.

c) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat


yang cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus
beristirahat cukup.

d) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control


terhadap jari dan tangan. Oleh karna itu biasanya anak belum terampil,
belum biasa melakukan kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali
sepatu.

e) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan


pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan masih belum sempurna.

f) Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak
masih lunak.

g) Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil


dalam tugas yang bersifat praktis, khusunya dalam tugas motorik halus.

4
2.6 Ciri Sosial Anak Prasekolah

1) Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat
yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian
berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.

2) Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik,


oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.

3) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang


lebih besar.

2.7 Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah

1) Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas


dan terbuka, sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut.

2) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali


memperebutkan perhatian guru.

2.8 Ciri Kognitif Anak Prasekolah

1) Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari


merekla senang berbicara khususnya dalam klelompoknya.

2) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat,


kesempatan, interaksi, mengagumi dan kasih sayang.

2.9 Masalah Kesehatan Yang Muncul

1) Masalah kesehtan fisik yang utama adalah penyakit infeksi dan


menular pada anak, dan kerentanan umum terhadap penyakit
merupakan maslah kesehatan yang utama

2) Kecelakaan, jatuh, luka bakar, keracunan. Kejadian ini banyak terjadi


pada keluarga besar, keamanan lingkungan dan pengawasan anak
yang adekuat mrpakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.

5
3) Masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah hubungan
perkawinan, seperti menurunnya kepuasan yang dialami banyak
pasangan suami-istri pada tahap ini (komunikasi)

4) Maslah persaingan antar kakak dan adik (sibling rivalty) yang


diungkapkan dengan memukul / berhubungan negatif dengan bayi,
tingkah laku regresif, melakukan kegiatan menarik perhatian.
Berhubungan lebih erat dengan anak yg lebih tua untuk
menyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.

5) Keluarga berencana

6) Masalah pengasuhan anak (membatasi lingkungan (disiplin),


penganiayaan dan menelantarkan anak,keamanan di rumah).

2.10 Peran Perawat

1) Pendidikan kesehatan keluarga diarahkan pada pencegahan masalah


kesehatan (merokok, penyalahgunaan alcohol dan obata-obatan,
seksualitras manusia, keselamatan, diet dan nutrirsi, oalahraga dan
penanganan stres)

2) Tujuan utama bagi perawat: membantu mereka membentuk gaya hidup


yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional,
dan sosial secara optimal.

2.11 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu
data yang berhubungan dengan keluarga dan anak. Pengkajian yang
berhubungan dengan keluarga

a. Identitas: nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama, seks,


hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan ).

 Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga

6
 Suku bangsa : mengkaji asal/suku bangsa keluarga

 Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat


mempengaruhi kesehatan.

 Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan


seluruh anggota keluarga.

 Aktivitas rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan


keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.

 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas


keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi
keluarga.

 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti.


Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.

 Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat


kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan,
upaya generasi tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang diperhatikan sampai saat ini.

c. Lingkungan

 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga


meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah
ventilasi, perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air
limbah dan MCK, sarana air bersih danh minum yang digunakan.

 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan


komunitas setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal

7
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga
dan anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.

 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai


waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang adadan sejauh mana keluarga
berinteraksi

d. Struktur keluarga

 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota


keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun
dimasyarakat.

 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.

 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga


berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana
peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.

 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk


mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

 Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki


dan dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana


anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan
perilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.

 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga


untuk mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan,

8
merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan,
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan.

f. Stress dan koping keluarga

 Stressor jangka pendek dan panjang. Stressor jangka pendek


adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian lebih
kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan waktu
penyesuaian lebih 6 bulan.

 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor

 Strategi koping

 Strategi adaptasi disfungsional

g. Pemeriksaan kesehatan : meliputi pemeriksaan fisik, bb, tb dll.

h. Harapan keluarga : keinginan keluarga untuk meraih kesehatan

2. Analisa Data

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap


adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping keluarga baik
bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki
kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber
daya keluarga.

9
 Skoring Prioritas Masalah

Skala untuk menentukan prioritas masalah

No. Kriteria Skor Bobot


Sifat Masalah
Skala: Wellness 3
1. Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah 2
2.
Sebagaian 1
Tidak Dapat 0 2
Potensi masalah untuk dapat dicegah
Skala: Tinggi 3
3.
Cukup 2 1
Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala: Segera 2
4. 1
Tidak perlu 1
Tidak dirasakan 0

Cara Skoring: Tentukan skor untuk setiap kriteria, skor dibagi dengan
makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot Skor/Angka tertinggi X
bobot, jumlahlah skor untuk semua kriteria.

4. Rencana keperawatan

5. Implementasi

6. Evaluasi

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah

A. Data Identitas

1) Nama kepala keluarga : Bpk. S

2) Alamat : RT 02 / RW 002 Desa Kangkung Mranggen, Demak

3) Komposisi keluarga :

Hubungan
Jenis
No. Nama Dengan Umur Pekerjaan Pendidikan
Kelamin
KK
Kepala
1. Bpk. S Laki-Laki 32 Guru Sarjana
Keluarga
2. Ibu V Perempuan Istri 26 IRT SMA
3. An. Lr Perempuan Anak 6 Pelajar TK
4. An. Lp Perempuan Anak 4 - -

Genogram:

11
4) Tipe keluarga : Tipe Keluarga Bpk. S adalah keluarga dengan
Nuclear Family, dimana dalam keluarga hanya ada ayah, ibu dan
anak.

5) Latar belakang budaya : Latar belakang budaya keluarga adalah


suku Jawa, bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa dan Bahasa
Indonesia. Keluarga masih terpengaruh dengan budaya setempat
dalam hal apabila ada keluarga yang sakit membeli obat ke apotik
atau langsung ke klinik jika parah.

6) Identifikasi agama : Seluruh anggota keluarga beragama Islam, dan


menjalankan kewajiban shalat 5 waktu, semua aktivitas yang
dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.

7) Status sosial ekonomi keluarga :

a) pendapatan keluarga satu bulan : Rp 1.500.000/bulan


b) Pengelola keuangan keluarga : Ayah dan Ibu
c) Bagaimana pandangan keluarga terhadap pendidikan
keluarga : Keluarga sangat mementingkan pendidikan pada
anggota keluarganya.
a) Adakah nilai/keyakinan/agama yang bertentangan dengan
kesehatan : Tidak ada

8) Aktivitas rekreasi keluarga :


d) Kebiasaan rekreasi dalam keluarga : Keluarga tidak
mempunyai kebiasaan rekreasi yang rutin.
e) Bagaimana keluarga menggunakan waktu sengganggnya :
Keluarga mengisi waktu senggangnya dengan menonton
televisi dan mendengarkan tape recorder.

12
B. Riwayat Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga dengan anak


prasekolah dengan tugas perkembangan keluarga antara lain :
memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi. mensosialisasikan anak. mengintegrasikan anak
yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lain.
mempetahankan hubungan yang sehat dalam keluarga, tugas
perkembangan yang sudah terpenuhi adalah semua tahap
perkembangan keluarga sudah terpenuhi pada keluarga Bpk. S.
2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan
yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa sudah
terpenuhi, Keluarga Bpk. S mengatakan semaksimal mungkin
menciptakan keluarga yang membahagiakan, terutama untuk
membahagiakan anak-anaknya.
3) Riwayat keluarga inti : Ibu V mengatakan bahwa dulu ibu V dengan
Bpk. S adalah pilihan sendiri dan disetujui oleh orang tua dan
akhirnya menikah.
4) Riwayat keluarga sebelumnya : Hubungan antara anggota keluarga
baik, keluarga mengatakan saling bantu membantu dengan saudara
yang lain.

C. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah

a) Jenis rumah : Petak


b) Jenis bangunan : Semipermanen
c) Luas bangunan : ± 4x18 m2
d) Luas perkarangan : 6 m2
e) Status kepemilikan rumah : Milik keluarga Bpk. S
f) Kondisi ventilasi rumah : Kurang baik
g) Kondisi penerangan rumah : Kurang baik
h) Kondisi pencahayaan rumah : Kurang baik

13
i) Kondisi lantai : Kurang bersih dan tidak teratur
j) Kebersihan rumah secara keseluruhan : Bersih
k) Bagaimana pembagian ruangan dirumah : Tertata baik
l) Pengelolaan sampah keluarga : Dibakar
m) Sumber air bersih dalam keluarga : Sumur Artetis
n) Kondisi jamban keluarga : Bersih
o) Pembuangan limbah : Bersih

Denah Rumah :

Dapur
Kamar Tidur
WC
Kamar Tidur
Ruang Tamu

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Tetangga keluarga Bpk


.S sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani, dan pengrajin kayu.
Tidak ada kebiasaan kurang baik dari lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan. Bila ada masalah antar warga,
diselesaikan dengan pertemuan tingkat RT yang dipimpin oleh ketua
RT.

3) Mobilitas Geografis Keluarga : Bpk. S bersama keluarga menempati


rumahnya yang sekarang sudah 7 tahun tetapi Bpk. S sendiri
merupakan penduduk asli Desa Kangkung. Alat transportasi umum
yang ada yaitu ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan
satu buah sepeda motor, yang fungsi utamanya untuk alat
transportasi saat Bpk. S bekerja maupun alat rekreasi keluarga bila
ada waktu untuk bepergian.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Interaksi


keluarga Bpk. S dengan masyarakat terjalin baik, terlihat dari
keikutsertaan anggota keluarga dalam kegiatan keagamaan RT.

14
Apabila terdapat tetangga sekitar yang memerlukan bantuan maka
masyarakat saling tolong menolong, bila sakit maka akan segera
dibawa ke pelayanaan kesehatan. Keluarga mengatakan setiap 35
hari sekali ada perkumpulan tingkat RT dan keluarga selalu
mengikuti.

5) Sistem pendukung keluarga : Bpk. S mengetahui benar akan arti


kesehatan, saat wawancara Bpk. S mengungkapkan apabila keluarga
ada yang sakit, akan secepatnya diperiksakan pada Puskesmas.
Keluarga Bpk. S sangat yakin dengan pelayanan kesehatan dari pada
jalur alternatif.

D. Struktur Keluarga

1) Struktur komunikasi keluarga : Komunikasi yang digunakan dalam


keluarga Bpk. S yaitu komunikasi terbuka, jika ada masalah maka
akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain. Jika pagi Ibu V
hanya sendiri dirumah, anak pertama berangkat sekolah dan
suaminya berangkat bekerja, Ibu V selalu ditemani ibu mertuanya
saat rumah sedang sepi untuk mengasuh anak ke duanya.

2) Struktur kekuatan keluarga : Setiap anggota keluarganya mempunyai


peran dan dapat menjalankan peran masing-masing dengan baik.
Bpk. S sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil
keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.

3) Struktur peran : Bpk. S berperan sebagai kepala keluarga, yang


bertanggung jawab bekerja mencari nafkah untuk menghidupi
keluarganya. Ibu V sebagai istri, bertugas merawat anak,
pendamping suami, juga menyiapkan makanan bagi anak dan suami.
An. Lr berperan sebagai anak yang sedang menuntut ilmu di TK,
waktu dihabiskan untuk bersekolah dan bermain saat dirumah, An.
Lp sebagai anak kedua yang masih berumur 4 tahun.

15
4) Struktur nilai dan norma budaya : Keluarga cukup taat dalam
melaksanakan kewajiban agamanya, yaitu ibadah sholat 5 waktu dan
mengikuti pengajian di RT. Dalam keluarga saling menghargai antar
anggota keluarga.

E. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif : Keluarga saling memberikan perhatian dan kasih


sayang, Bpk. S selalu mendukung apa yang dilakukan anggota
keluarga yang lain selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar etika dan sopan santun, diterapkan demokrasi dalam
mengatasi permasalahan keluarga.

2) Fungsi sosialisasi : Bpk. S mengatakan bahwa cara menanamkan


hubungan interaksi sosial pada keluarganyanya dengan tetangga
dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan keluarganya
berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada kerja
bakti setiap bulan dan dalam acara perkumpulan dengan
masyarakat sekitar.

3) Fungsi perawatan keluarga : Keluarga mendefinisikan sehat


apabila semua anggota keluarganya tidak ada keluhan dan tidak
punya penyakit tertentu. Definisi sakit adalah apabila anggota
keluarga mempunyai keluhan sakit dan hasil pemeriksaan dokter
menderita sakit. Sumber informasi kesehatan bagi keluarga adalah
televisi dan petugas kesehatan apabila ke Puskesmas.

Ibu. V mengatakan An, Lp sekarang demam disertai pilek sudah 4


hari, sudah dibawa ke dokter namun belum sembuh bahkan sering
demam dan batuk. Apabila demam biasanya dikompres dan bila
kondisi panas tidak turun maka Ibu V menebus obat penurun panas
yang diresepkan dokter. Ibu mengatakan An, Lp sudah diimunisasi
lengkap pada waktu bayi. Ibu V mengatakan An Lp belum lengkap
imunisasinya. Imunisasi yang belum adalah, hepatitis B3, campak,
BCG. Ibu mengatakan An Lp pernah dibawa keklinik karna sedang

16
demam, sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat. Ibu
mengakui sejak itu tidak jadi membawa anaknya lagi untuk
diimunisasi dengan alasan takut. Ibu V mengatakan belum
mengetahui secara jelas manfaat imunisasi. Ibu V mengatakan
bahwa Bpk S pernah mengalami kecelakaan dan tangan Bpk V
patah. Ibu mengatakan bapak berobat ke tukang urut karena Bpk S
takut dengan tindakan medis seperti suntik dan operasi, tetapi Bpk
S mau minum obat.

Praktik diet keluarga : Menurut keluarga makanan yang dapat


disediakan sesuai kemampuannya. Komposisinya adalah nasi,
sayur, tahu/tempe kadang-kadang beli ikan apabila mempunyai
uang. Keluarga jarang sekali makan buah. Keluarga biasa makan 2
kali sehari. Keluarga tidak menyukai masakan yang ber-MSG.
Tidak ada pantangan makanan di keluarga Bpk S dan Ibu V.

Kebiasaan tidur dan istirahat : Jumlah jam tidur per 24 jam pada
Bpk S dan Ibu V adalah 6-7 jam, Bpk. P 6-7 jam, Yl 6-7 jam, An
Lr 7-8 jam dan An Lp 8-10 jam. Tidak ada keluhan tidur dari
masing-masing anggota keluarga.

F. Stress dan Koping Keluarga

1) Stressor yang dihadapi keluarga : Keluarga merasa cemas dan


khawatir dengan keadaan An. Lp yang mengalami batuk.

2) Stess jangka panjang : Keluarga mengatakan merasa ada masalah


yang dirasakan dalam waktu kurang dari enam bulan ini yaitu
kecemasan oleh karena anaknya (An. Lp sering sekali menderita
batuk pilek dan sering kambuh). Tetapi keluarga memikirkan
bersama-sama sehingga masalah menjadi ringan.

3) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga


mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan

17
bersama kemudian dicari jalan keluar yang terbaik atau kadang-
kadang keluarga Bpk. S bertanya pada orang tua dari Bpk. S yang
tinggalnya di samping rumah keluarga Bpk. S.

4) Startegi koping yang digunakan : Jika ada masalah keluarga lebih


suka berunding bersama atau konsultasi dengan orang yang lebih
tahu atau orang tua mereka.

5) Startegi adaptasi disfungsional : Keluarga Bpk. S tidak


memperlakukan anak-anaknya dengan Identifikasi bentuk yang
digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap
anak, mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos
keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan
otoritarisme.

G. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Bpk. S Ibu .V An. Lr An. Lp


Fisik
Rambut Hitam, Hitam, Hitam, Hitam,
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
mudah rontok mudah rontok mudah rontok mudah rontok
Kepala Mesocepal, Mesocepal, Mesocepal, Mesocepal,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
tidk ada tidk ada tidk ada tidk ada
luka. luka. luka. luka.
Mata Simetis,tidak Simetis,tidak Simetis, tidak Simetis,tidak
anemis,sclera anemis,sclera anemis,sclera anemis,sclera
tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik, tidak ikterik .
tidak ada tidakada tidak ada
gangguan gangguan gangguan
penglihatan. penglihatan. penglihatan.
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada ada secret
secret, secret, secret, bening
bersih. bersih. bersih.
Mulut Bersih, gigi Bersih, gigi Bersih, Bersih,
utuh, tidak utuh, tidak mukosa bibir mukosa bibir
ada karang ada karang lembab. lembab.
gigi,mukosa gigi, mukosa
bibir lembab. bibir lembab.
Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,

18
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada gangguan ada gangguan ada gangguan ada gangguan
fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid. tiroid. tiroid. tiroid.
Dada/Paru
1. Inspeksi Bentuk Simetris, Simetris, Simetris,
ekspansi frekuensi bentuk dada frekuensi
simetris, Pernafasan normal, Pernafasan
frekuensi normal, (anteroposteri normal,
pernafasan inspirasi or), inspirasi
normal, Seimbang frekuensi sama dengan
inspirasi dengan pernafasan ekspirasi.
seimbang ekspirasi. normal,
dengan inspirasi
ekspirasi. seimbang
dengan
ekspirasi.
2.Palpasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
taktil taktil taktil taktil
fremitus fremitus fremitus fremitus
sama antara sama antara sama antara sama antara
kanan dan kanan dan kanan dan kanan dan
kiri. kiri. kiri. kiri.
3.Perkusi Resonan. Resonan. Resonan. Resonan.
4. Auskultasi Vesikuler Vesikuler Vesikuler ada suara
ronkhi basah
halus.
Abdomen
1. Inspeksi Perut datar Perut datar Perut datar Perut buncit
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
luka. luka luka luka
2.Auskultasi Peristaltik Peristaltik Peristaltik Peristaltik
usus normal. usus normal. usus normal. usus normal.
3.Perkusi Timpani Timpani Timpani Timpani
4.Palpasi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan. nyeri tekan.
Ekstremitas
1. Atas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
luka, tidak luka, tidak luka, tidak luka, tidak
ada ada ada ada
edema,turgor edema,turgor edema,turgor edema,turgor
kulit baik. kulit baik. kulit baik. kulit baik.

19
2.Bawah Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
luka, tidak luka, tidak luka, tidak luka, tidak
ada ada ada ada
edema,turgor edema,turgor edema,turgor edema,turgor
kulit baik. kulit baik. kulit baik. kulit baik.
TTV
1. TD 120/80 110/80 - -
mmHg mmHg
2.Nadi 88 x/menit 84 x/menit 116 x/menit 120 x/menit
3.RR 23 x/menit 22 x/menit 26 x/menit 32 x/menit
4.Suhu 36,2 ◦C 36 ◦C 36,6 ◦C 36,4 ◦C
5.BB 75 Kg 65 Kg 16 Kg 12kg
6.TB 170 cm 161 cm - -

Hasil tes asam urat Bpk. S = 9 mg/dl

H. Harapan Keluarga

Keluarga Bpk. S berharap pada petugas kesehatan ynag ada di desa


Kangkung dapat cepat mengatasi masalah yang terjadi pada anaknya agar
kembali sembuh. Keluarga berharap bisa diberikan informasi kepada
mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, baik itu
untuk kesehatan tentang ISPA yang diderita oleh anaknya atau pun nyeri
sendi pada Bpk. S.

Rumusan diagnosa keperawatan keluarga: Analisa Data

No Data Fokus Kemungkinan Diagnosa


Penyebab
1 DS :

1) Ibu.V mengatakan bahwa Ketidakmampuan Bersihan jalan nafas


anaknya (An.Lp) demam, keluarga Bpk. S tidak efektif
batuk pilek selama 2 hari merawat anak
dan sudah dibawa ke dengan ISPA
dokter dan belum sembuh
serta sering kambuh.

DO :
1. An. Lp tampak batuk
2. Hidung An. Lp keluar
sekret bening dari hidung

20
3. Imunisasi An. Lp belum
lengkap kecuali campak
4. An. Lp batuk grok-grok
5. RR An. Lp = 32 x/mnt
2 DS :

1) selama An. Lp batuk Ketidakmampuan Resiko tinggi pada


pilek hanya diberi obat keluarga penularan penyakit
dari dokter dan tidak memodifikasi ISPA
mengetahui cara lingkungan
perawatan dirumah. dengan masalah
2) Ibu V mengatakan masih ISPA.
menggunakan obat
nyamuk bakar ketika An.
Lp batuk pilek.
3) Ibu V mengatakan An.
Lp tidurnya dengan Bpk.
S dan Ibu V.
4) Ibu V mengatakan tidak
tahu bagaimana cara
menata lingkungan yang
sehat agar tidak terjadi
penularan ISPA.

DO :
1).Ventilasi rumah cukup
tetapi tidak dibuka setiap
hari.
2).Saat dilakukan pengkajian
Ibu V tahu kalau penyakit
batuk pilek itu menular
tetapi Ibu V tidak
mengetahui cara
penularannya.
3). Ibu V sering mengelap
hidung An.Lp dengan
bajunya.
4).Saat dilakukan kunjungan
keluarga pada siang hari,
An. Lp tidur ditemani Ibu
V kondisi kamar pengap.
5).Tempat pertukaran udara
dan pencahayaan kurang,
lantai rumah terbuat dari
ubin.
3 DS Ketidakmampuan Resiko terjadinya
1) Ibu V mengatakan An. keluarga dalam penyakit yang bisa
mengambil dicegah dengan

21
Lp belum lengkap keputusan imunusasi pada An. Lp
imunisasinya pemberian
imunisasi pada
2) Imunisasi yang belum
An. Lp
didapat adalah hepatitis,
BCG, campak
3) Ibu V tidak membawa
lagi anaknya imunisasi
dengan alasan pernah
membawa anaknya tapi
tidak jadi imunisasi
karena An. Lp demam.

DO
1) Tidak ada bekas
vaksin imunisasi di
tubuh An. Lp
2) Buku KMS pada poin
Imunisasi An. Lp
Kosong

Diagnosa Keperawatan Keluarga:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga Bpk. merawat anak Lp dengan ISPA

2. Resiko tinggi pada penularan penyakit ISPA berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dengan masalah
ISPA pada An. Lp.

3. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An.
Lp dikeluarga Bpk. S berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian
imunisasi pada An. Lp.

Skoring prioritas masalah

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga Tn.S merawat anak dengan ISPA

22
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

a. Sifat masalah : aktual 3 1 3/3x1=1 Demam pilek dirasakan dengan


tanda dan gejala yang sesuai
dengan penyakit ISPA, belum
dilakukan tindakan apapun jika
tidak ditangani akan berlanjut
keinfeksi saluran nafas bawah.
b. Kemungkinan masalah
dapat diubah : 1 2 1/2x2= 1 Bpk. S dan Ibu V memiliki
sebagian keinginan An. Lp untuk
sembuh dan ada perawat yang
memberikan informasi tentang
perawatan untuk penyakit
ISPA. Ibu V mau tau tentang
demam pilek, tapi masih
terlihat ragu-ragu. Dilihat dari
jarak yankes tidak terlalu jauh.

c. Potensial masalah 3 1 3/3x1=1 Masalah lebih lanjut belum terjadi,


untuk dicegah : tinggi adanya keinginan keluarga untuk
sembuh serta adanya dukungan
dari keluarga

d. Menonjolnya masalah: 2 1 2/2x1=1 Masalah ISPA pada An. Lp


Tidak segera ditangani dirasakan betul oleh keluarga tetapi
keluerga tidak ingin masalah
tersebut segera diatasi.

Total skor 4

Resiko tinggi pada penularan penyakit ISPA berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga menata lingkungan dengan masalah ISPA.

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

a. Sifat masalah : Kurangnya pengetahuan


Resiko 2 1 2/3x1=2/3 tentang perawatan ISPA dan
Ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan
keluarga merupakan suatu
ancaman terjadinya masalah ini

23
b. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Keluarga memiliki persepsi
masalah dapat diubah yang salah tentang membiarkan
: sebagaian
lingkungannya seperti ventilasi
kurang tidak berdampak apa-
apa bagi keluarganya.

c. Potensial masalah Masalah lebih lanjut belum terjadi,


untuk dicegah : tinggi 3 1 3/3x1=1
masih ada anggota keluarga yang
mau mengeluargan ingus
menggunakan bajunya sendiri
dengan anak Lp.

d. Menonjolnya 1 1 1/2x1=1/2 Keluarga tidak merasakan adanya


masalah: Tidak perlu
segera ditangani masalah pada keluarganya
mengenai penyebaran penyakit
untuk masa selanjutnya.

Total skor 2 4/6

Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. Lp
dikeluarga Bpk. S berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi
pada An. Lp.

Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

a. Sifat masalah : 2 1 2/3x1=2/3 Masalah belum terjadi namun


Resiko terdapat bahwa An. Lp belum
diimunisasi polio, DPT 3, dan
campak. Bila kelurga tidak
dimotivasi An. Lp untuk
diimunisasi maka waktu yang
tepat untuk diimunisasi
b. Kemungkinan terlewat.
masalah dapat diubah
: sebagaian 1 2 1/2x2=1 Masalah dapat diubah sebagian
dilihat dari sumber dana, jarak
klinik dekat. Namun
pemahaman keluarga
beranggapan bahwa bila anak
setelah diimunisasi rewel maka
keluarga tidak mendukung

24
untuk diimunisasi.
3 1 3/3x1=1 Dengan pemberian tentang
c. Potensial masalah imunisasi masalah sangat tinggi
untuk dicegah : tinggi untuk dicegah sehingga keluarga
mendukung serta kooperatif unutk
kelengkapan imunisasi.

e. Menonjolnya masalah:
Tidak perlu segera 1 1 1/2x1=1/2
ditangani Keluarga merasakan bahwa bila
tidak diimunisasi An. Lp akan
terjangkit berbagai penyakit
terkait dengan tidak lengkapnya
imunisasi, tapi keluarga tidak
ingin segera mengatasi

Total skor 2 4/6

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Kriteria Evalusi Rencana Tindakan


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Bersihan jalan Setelah Selama 1 x Verbal Keluarga 1. Kaji pengetahuan
nafas tidak dilakuk 60 menit , dapat keluarga tentang
efektif an kunjungan menjelaskan ISPA
berhubungan tindaka keluarga pengertian 2. Jelaskan pada
dengan n mampu ISPA, dapat keluarga tentang
mengenal pengertian,tanda/ge
ketidakmampu kepera menyebutka
masalah jala tindakan yang
an keluarga watan ISPA pada n tanda dan
Tn.S merawat bersiha gejala dilakukan bila
anggota salah satu anggota
anak Lp n jalan keluarga ISPA, dapat
keluarga menderita
dengan ISPA nafas menjelaskan ISPA.
dapat Tuk 1 perawatan 3. Berikan
teratasi. Keluarga keluarga kesempatan pada
mampu yang keluarga untuk
mengenal menderita
masalah bertanya.
ISPA. 4. Berikan
ISPA pada
anggota reinforcement
keluarga positif atas usaha
yang sakit. keluarga.
5. Bimbing keluarga
untuk mengulang

25
kembali apa yang
dijelaskan oleh
perawat
6. Beri pujian atas
jawaban yang
disampaikan oleh
keluarga.
Tuk 2 Verbal Keputusan 1. Beri penjelasan
Keluarga keluarga tentang penyakit
mampu untuk ISPA dan
mengambil memeriksak komplikasinya.
keputusan an kembali 2. Motifasi keluarga
yang tepat. untuk
menyebutkan
kembali akibat
lanjut dari ISPA
yang tidak di obati
3. Beri reinforcement
positif atas
jawaban keluarga
yang tepat

Tuk 3 Psiko Keluarga 1. Diskusikan


Keluarga motor Tn.S dapat dengan keluarga
mampu melakukan tentang
melakukan perawatan pengertian ISPA
perawatan kesehatan. menggunakan
kesehatan lembar
balik/leaflet
2. Ajarkan kepada
keluarga untuk
latihan nafas
dalam dan batuk
efektif secara
mandiri.
3. Beri kesempatan
kepada keluarga
untuk
mempraktekkan
cara nafas dalam
dan batuk efektif
serta cara
membuat obat
herbal secara
tradisional.
4. Beri pujian
positif atas
partisipasi
keluarga.

26
Tuk 4 Verbal Keluarga 1. Kaji kebiasaan
Keluarga dapat keluarga Tn.S
mampu menerapkan 2. Motivasi
memo pola hidup keluarga dalam
difikasi sehat berperilaku hidup
lingkungan. sehat.
3. Motivasi
keluarga dalam
menata lingkungn
rumah
4. Berikan
penyuluhan
tentang bahaya
lingkungan yang
tidak sehat
Tuk 5 Psiko Keluarga 1. Menganjurkan
Tn.S motor Tn.S keluarga untuk
bersama memeriksak memerikskan
anggota an anggota anggota keluarga
keluarga keluarga yang sakit.
mampu yang sakit 2. Jelaskan jenis
meman ke pelyanan
faatkan pelayanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan bisa digunakan.
kesehatan Puskesmas. 3. Beri kesempatan
yang ada. keluarga untuk
bertanya.

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Implementasi Hari/


Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

1. Bersihan jalan 1. Pengkajian pengetahuan keluarga tentang 18 februari


nafas tidak ISPA 2019
efektif 2. Beri penjelasan tentang penyakit ISPA dan Pukul 10.00
berhubungan komplikasinya.
dengan 3. Pemeriksaan fisik pada An.Lp
ketidakmampu 4. Ajarkan kepada keluarga untuk latihan nafas
an keluarga dalam dan batuk efektif secara mandiri.
Tn.S merawat 5. Beri kesempatan kepada keluarga untuk
anak dengan mempraktekkan cara nafas dalam dan batuk
ISPA. efektif serta cara membuat obat herbal
secara tradisional.

27
1. Pengkajian terhadap kebiasaan keluarga 19 februari
Tn.S 2019
2. Beri penyuluhan tentang hidup sehat dan Pukul 10.00
berprilaku sehat
3. Ajarkan cara hidup sehat dan berperilaku
sehat dalam lingkungan keluarga
4. Berikan kesempatan keluarga untuk
memodifikasikan lingkungan rumah
5. Menganjurkan keluarga untuk memerikskan
anggota keluarga yang sakit.

CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Evaluasi Hari/


Keperawatan
Asuhan Keperawatan Keluarga tanggal

1 Bersihan jalan Subyektif: 19 februari


nafas tidak  Keluarga mengatakan telah mengerti mengenai 2019
efektif ISPA dan cara perawatannya. Pukul 10.00
berhubungan  Keluarga mengatakan paham untuk melakukan wita
dengan latihan nafas dalam dan batuk secara efektif.
ketidakmampu
an keluarga Obyektif:
Tn.S merawat keluarga dapat mempraktekkan cara nafas dalam
anak dengan dan batuk secara efektif serta cara membuat obat
ISPA. herbal secara tradisional.

Analisa:
Tujuan khusus tercapai seluruhnya

Perencanaan:
Pantau bersihan jalan nafas anak dan lakukan
pemerikasaan di puskesmas terdekat.

Subyektif :
 Keluarga mengatakan sudah mulai menata dan 20 februari
memodifikasi lingkungan rumah dan 2019
sekitarnya. Pukul 10.00
 Keluarga mengatakan mulai merubah perilaku wita
pola gaya hidup sehat.

28
Obyektif:
keluarga dapat melakukan penataan rumah secara
mandiri.

Analisa:
Tujuan khusus tercapai seluruhnya

Perencanaan:
 Pertahankan kondisi lingkungan sekitar dan
berperilaku pola gaya hidup sehat.
 Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan
kesehatan keluarga setiap bulan ke puskesmas
terdekat

29
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengkajian: Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan


pengumpulan data, kemidian data tersebut dianalisa dan dikelompokan
untuk menegakan diagnosa keperawatan.

Perencanaan: Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan


sesuai masalah yang ditemukan pada saat melakukan pengkajian. Rencana
tindakan dilakukan unutk mengurangi gejala dan keluhan pada pasien dan
dapat memberikan rasa aman dan nyaman.

Implementasi: Implementasi adallah pelaksanaan tindakan


keperawatan secara nyata pada pasien, dengan perencanaan yang telah
dibuat.

Evaluasi: Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa ISPA


dilakukan sejauh mana criteria dan tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya
kerjasama keluarga, perawat dan tenaga medis lainnya ternyata tindakan
keperawtan dapat dilakukan dengan utjuan dan criteria yang ada pada
perencanaan dapat dicapai. Hasil evaluasi An. Lp sembuh.

4.2 Saran

Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien


dengan tujuan kecemasan keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu
tentang proses penyakit yang diderita klien.

Kepada teman-teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat


berpedoman pada proses keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio,
psiko, dan spiritual.

30
DAFTAR PUSTAKA

Riasmini, N. M., Permatasari, H., Chairani, R., & Astuti, N. P. (2017). Panduan
Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan
Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat
(pertama; J. Sahar, Riyanto, & W. Widarsih, eds.). Jakarta.

Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak. Bagian Kesehatan Anak FK


Udayana, Jakarta. EGC.

Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

31

Anda mungkin juga menyukai