Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASEIN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI


“DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)”
DI RS TK. II KARTIKA HUSADA

DISUSUN OLEH:
ANNAS MASYKUR
221133010

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASEIN DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI
“DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)”
DI RS TK. II KARTIKA HUSADA

Pontianak, Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

______________________ ____________________
BAB I
PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, dandisebarkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti yang telah terinfeksi
dengan virus dengue (Ratna,2011). Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) merupakan
penyakit menular yang ditandai panas (Demam) serta pendarahan(Ratna 2011). DBD
merupakanmerupakan bentuk yang lebih parah dari demam dengue dimana terjadi
perembesan plasma yang ditandai hemakonsentrasi(peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairandi rongga tubuh yang menyebabkan syok, apabila tidak ditangani
dengan tepat dapat berujung kematian.
Derajat DBD/DHF menurut WHO :
1. Derajat I : Demam 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dapat ditandai dengan
ujitorniquet (+).
2. Derajat II : Sama dengan Derajat I, dengan disertai pendarahan spontan
sepertieputaksis, hematemesis, melena, pendarahan gusi.
3. Derajat III : Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lembut(≤120x/menit), tekanan nadi menurun (≤ 20mmhg) atau hipotensi disertai
kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah.
4. Derajat IV : syok bera, nadi tidak teraba dan teakanan darah tidak teratur, akral
dingindan berkeringat, kulit tampak biru.

B. ETIOLOGI
DHF disebabkan oleh virus dengue, yang merupakan genus flavivirus,
keluargaflaviridae. Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-
4, keempatserotipe tersebut ditemukan di Indonesia. Seseorang yang tinggal di daerah
endemisdengue dapt terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. (Sudoyo
Aru,dkk 2009)

Virus dengue ditularkan melalui vektor serangga.Serangga yang berperan


dalam penyebaran virus dengue adalah nyamuk Aedes Aegepypti, nyamuk ini tersebar
diseluruh daerah tropis, dengan ciri khas terdapat sepasang garis putih yang sejajar
ditengah badan dan garis lengkung putih yang lebih tebal pada setiap sisi tubuhnya.
AedesAegypti senang berkembang biak pada genangan air yang bersih dan tempat
penyimpanan air, selain itu nyamuk jenis ini juga lebih senang menggigit pada tempat-
tempat yang terlinsungi seperti di dalam rumah.

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam dangue
Merupakan deam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasiklinis sebagai berikut :
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbital
c. Mialgia/arthralgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi pendarahan (ptekie atau uji bendung positif)
f. Leukopenia
g. Pemeriksaan serulogi dengue positif; tidak ditemukan DD/DBD yang sudah
dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
2. Demam Berdarah Dengue
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.
b. Manifestasi pendarahan biasanya berupa :
1) Uji torniquet positif
2) Ptekie, ekimosis, dan purpura
3) Pendarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
bekassuntikan
4) Hematemesis atau melenac.
c. Trombositopenia < 100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan :
1) Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuaiumur dan jenis
Kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit ≥ 20% setelah pemberian cairan yang adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemi, asites, efusi pleura
3. Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD diatas disertai dengan kegagalan sirkulasi yaitu :
a. Penurunan kesadaran ,gelisah
b. Nadi cepat lemah
c. Hipotensi
d. Tekanan darah menurun ≤ 20 mmHg
e. Perfusi perifer menurun
f. Kulit dingin-lembab

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai(Nur Salam 2008) :
1. Hb dan PCV meningkat (≥ 20%)
2. Trombositopenia (≤ 100.000/ml)
3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
4. Ig.D.dengue positif
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
danhiponatremia
6. Urium dan pH darah mungkin meningkat
7. Asidosis metabolik : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
8. SGOT/SGPT mungkin meningkat

E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan DHF yaitu :
a. Tirah baring
b. Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
c. Untuk hiperpireksia duberikan kompres
d. Berikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi.
2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
a. Pemasangan infus RL/Asering dan dipertahankan selama 12-48 jam
b. Observasi keadaan umum (tanda Tanda Vital)
3. Pencegahan DBD
a. Melakukan PSN DB (Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah)
dengan3M:
1) Menutup rapt penampungan air.
2) Menguras penampungan air minimal 1 minggu sekali.
3) Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menjadi
tempatmenggenangnya air.
b. Pengasapan (Fogging).
c. Larvadisasi, yaitu menaburkan bubuk abate pada tempat penyimpanan air
untukmembunuh larva nyamuk.
d. Penyuluhan Demam berdarah.
BAB II
WOC
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama : terjadi panas tinggi (≥ 41°C), terdapat bintik-bintik merah pada
kulit, keadaan umum anak lemah
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang: tanyakan kepada keluarga klien
kapankahterjadi keluhan, dan tindakan apa yang dilakuka untukmenatasi
keluhan
b. Riwayat penyakit dahulu: tanyakan apakah keluarga klien apakah pasien
pernah mengalami penyakit yang lain atau penyakit yang sama dengan jenis
virus yang berbeda.
c. Riwayat keluarga : tanyakan kepada keluarga apakah dalam keluarga pernah
terjadi kasus yang sama.
d. Riwayat imunisasi: kaji kekebalan imun dari klien, dengan
mengetahuitingkat imunitas resiko timbulnya komplikasi dapat terjadi
e. Riwayat gizi: kaji status gizi klien, apakah terjadi gangguan
pemenuhankebutuhan nutrisi.
f. Riwayat pemakaian obat: tanyakan kepada keluarga klien, apakahmemiliki
alergi terhadap obat tertentu.
g. Kondisi lingkungan: tanyakan kepada klien bagaimanakah
kondsilingkungan di sekitar rumah klien, apakah terdapat genangan air,
atauterdapat tumpukan sampah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Sitem pernafasan (B1)
Apakah ada ketidak efektifan pola nafas, apakah ada ronchi, wheezing,
dagangguan irama pernafasan.
b. Sistem kardiovaskuler (B2)
Apakah terjadi gangguan sirkulasi darah dan irama jantung, kaji
frequensidenyut nadi, dan tekanan darah.
c. Sistem persarafan (B3)
Kaji tingkat kesadaran (composmentis, somnolent, apatais, dsb), apakah
terjadi nyeri.
d. Sistem perkemihan (B4)
Hitung jumlah rin yang keluar dan asupan cairan tubuh pasien,
apakahsebanding (adekuat) atau tidak.
e. Sistem pencernaan (B5)
Kaji apakah terjadi mual untah, kaji apakah terdapat hematemesis,
melena,atau gusi berdarah.
f. Sistem muskuloskeletal dan integument (B6)
Kaji apakah terjadi nyeri pada bagian ekstermitas dan otot,kaji kekuatan otot
klien pada saat tirah baring, apakah ekstermitas terasa dingin, berkeringat
dan kulit tampak kebiruan. Kaji apakah timbul ptekie padadaerah
integumen, tugor kulit, muncul keringat dingin dan lembab

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
2. Defesit Nutrisi b.d intake nutrisi yangtidak adekuat yang disebabkana mual
muntah dan nafsu makan menurun
3. Ketidak efektifan pola nafas b.d jalan nafas tergangu akibat spasme otot-otot
pernafasan, nyeri, hipoventilasi
4. Nyeri akut b.d penekanan intra abdomen karena hepatomegaly
5. Ganguan pola tidur b.d gangguan pola nafas, nyeri, hipertermia

C. INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1 Kekurangan Setelah dilakukan Observasi
volume intervensi keperawatan  Periksa tanda dan gejala
cairan selama 3 x 24 jam, hipovolemia (mis:
(D.0023) maka keseimbangan frekuensi nadi meningkat,
status cairan membaik, nadi teraba lemah, tekanan
dengan kriteria hasil: darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor
1. Kekuatan nadi kulit menurun, membran
meningkat mukosa kering, volume
2. Output urin urin menurun, hematokrit
meningkat meningkat, haus, lemah)
3. Membran mukosa  Monitor intake dan output
lembab meningkat cairan
4. Ortopnea menurun Terapeutik
5. Dispnea menurun  Hitung kebutuhan cairan
6. Paroxysmal  Berikan posisi modified
nocturnal dyspnea Trendelenburg
(PND) menurun  Berikan asupan cairan oral
7. Edema anasarka Edukasi
menurun  Anjurkan memperbanyak
8. Edema perifer asupan cairan oral
menurun  Anjurkan menghindari
9. Frekuensi nadi perubahan posisi mendadak
membaik Kolaborasi
10. Tekanan darah  Kolaborasi pemberian
membaik cairan IV isotonis (mis:
11. Turgor kulit NaCL, RL)
membaik  Kolaborasi pemberian
12. Jugular venous cairan IV hipotonis (mis:
pressure membaik glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
13. Hemoglobin  Kolaborasi pemberian
membaik cairan koloid (albumin,
14. Hematokrit plasmanate)
membaik  Kolaborasi pemberian
produk darah
2 Defisit Tujuan: Setelah Manajemen Nutrisi
Nutrisi dilakukan tindakan Observasi:
(D.0019) keperawatan 3x24 jam  Identifikasi status nutrisi
status nutrisi terpenuhi.  Identifikasi alergi dan
Dengan Kriteria hasil: intoleransi makanan
1. Porsi makanan yang  Identifikasi perlunya
dihabiskan
penggunaan selang
2. Berat Badan atau
nasogastric
IMT meningkat
3. Frekuensi makan  Monitor asupan makanan
bertambah  Monitor berat badan
4. Nafsu makan Terapeutik:
meningkat  Lakukan oral hygiene
5. Perasaan cepat sebelum makan, Jika perlu
kenyang menurun  Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
3 Pola nafas Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
tidak efektif tindakan keperawatan Observasi:
(D.0005) 3x24 jam inspirasi dan  Monitor pola nafas,
atau ekspirasi yang monitor saturasi oksigen
tidak memberikan  Monitor frekuensi, irama,
ventilasi adekuat kedalaman dan upaya
membaik . dengan
napas
kriteria hasil:
 Monitor adanya sumbatan
1. Dipsnea jalan nafas
menurun
Terapeutik
2. Penggunaan
 Atur Interval pemantauan
otot bantu napas
menurun respirasi sesuai kondisi
pasien
3. Frekuensi napas
membaik Edukasi
4. Kedalaman  Jelaskan tujuan dan
napas membaik prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi:
 Monitor kecepatan aliran
oksigen
 Monitor posisi alat terapi
oksigen
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
 Bersihkan sekret pada
mulut, hidung dan
trakea, jika perlu
 Pertahankan kepatenan
jalan napas
 Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi
 Ajarkan keluarga cara
menggunakan O2 di
rumah
Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
4 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
(D.0077) tindakan keperawatan Observasi:
3x24 jam diharapkan  Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil karakteristik, durasi,
1. Frekuensi nadi frekuensi, kualitas,
membaik intensitas nyeri
2. Pola nafas
membaik  Identifikasi skala nyeri
3. Keluhan nyeri
menurun  Identifikasi respons nyeri
4. Gelisah non verbal
menurun
 Identifikasi faktor yang
5. Kesulitan tidue
memperberat dan
menurun
memperingan nyeri

 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri

 Identifikasi pengaruh nyeri


pada kualitas hidup

 Monitor efek samping


penggunaan analgetik

Terapeutik:
 Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kontrol lingkungan yang


memperberat rasa nyeri

 Fasilitasi istirahat dan


tidur

 Pertimbangkan jenis dan


sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri

 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

5 Ganguan Setelah dilakukan Dukungan Tidur


pola tidur tindakan keperawatan Observasi:
(D.0055) 3x24 jam diharapkan  Identifikasi pola aktivitas
pola tidur membaik dan tidur
dengan kriteria hasil:  Identifikasi faktor
1. Keluhan sulit pengganggu tidur (fisik
tidur menurun dan/atau psikologis)
2. Keluhan sering  Identifikasi makanan dan
terjaga menurun minuman yang
3. Keluhan tidak mengganggu tidur (mis.
puas tidur kopi, teh, alkohol, makanan
menurun mendekati waktu tidur,
4. Keluhan minum banyak air sebelum
istirahat tidak tidur)
cukup menurun  Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik:
 Modifikasi lingkungan
(mis. pencahayaan,
kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
 Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur
rutin
 Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat,
pengaturan posisi, terapi
akupresur)
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat dan/atau
tindakan untuk
menunjang siklus tidur-
terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan
obat tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur (mis.
psikologis:gaya hidup,
sering berubah shift
bekerja)
 Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Dani S, Cecep.2011. VEKTOR PENYAKIT TROPIS.Yogyakarta: Gosyen


Publishing
Dewi P, Ratna.2011.WASPADAI PENYAKIT PADA ANAK.Jakarta barat: PT
Indeks
Nadesul, Hendrawan.2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta:
PT Kompas Media Nusantara
Nanda.2013. APLIKASI ASUHAN KEPERAWTANBERDASARKAN
DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC .Amerika:Med Action
publishing
Nilus S&Wikanda.2013. PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK SAKIT.
YOGYAKARTA: KATAHATI
Nursalam, dkk.2008. ASUHAN KEPERAWATAN BAYI dan ANAK.Jakarta:
Salemba Medika
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
: PPNI
SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta
: PPNI
Sujono&Suharsono.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.Yogyakarta:
GosyenPublishing

Anda mungkin juga menyukai