Anda di halaman 1dari 3

MENINGITIS

Faktor Maternal Factor Predisposisi Bakteri Factor imunologi Trauma


- Ruptur membrane fatal - Laki - laki > wanita - Hemophillus - Defisiensi mekanisme imun - Fraktur tengkorak
- Infeksi maternal influenza - Defisiensi - Luka tembus pada
padaminggu terakhir Virus - Streptococcus, immunoglobulin
kepala
kehamilan - Toroplasma gondi grup A - Anak yang mendapat obat
- Meningococcal obat imuno supresi - Pungsi lumbal
- rikatsia
- Pneumococcal - Pemasangan shunt
- Escherichia coli ventrikulus
Organisme masuk ke aliran darah -

Reaksi radang dalam meningen bawah cortex 1. Meningitis serosa


radang selaput otak araknoid
MENINGITIS dan piameter yang disertai
cairan otak yang jernih
2. Meningitis purulenta
Thrombus, aliran darah - Perubahan aliran darah radang bernanah arakhnoid
cerebral - Kerusakan permukaan endotel dan piameter yang meliputi
pembuluh otak dan medula spinalis
Eksudat purulan menyebar ke dasar otak dan medulla
- Perubahan komposisi pembuluh darah
spinalis

Kerusakn neurolgis Kaku kuduk, kernig, brudzinski (+), reflek 1. Analisis CSS dari
fisiologis hiperaktif delirium halusinasi 1. Sakit kepala dan demam lumbal fungsi
2. Mual 2. Glukosa serum
3. Perubahan pada tingkat 3. LDH serum
Mengikuti cairan kesadaran
Aktivitas makrofag dan virus CO2 meningkat 4. Sel darah putih
darah sistemik 4. Kaku leher 5. Elektrolit darah
5. Foto fobia 6. ESR/ELD
Pelepasan zat pirogen Permeabilitas vaskular
6. Kejang 7. Kultur
endogen Sepsis pada serebri
7. Adanya ruam 8. MRI
9. Rontgen
Merangsang kerja MK: Resiko Transudasi cairan
kepala/dada/sinus
berlebihan dari PG E O di tinggi infeksi
hipotalamus Edema serebri
Kejang
Volume tekanan otak 1.Obat anti
Instabil termogulasi MK: resiko tinggi cidera inflamasi
TIK meningkat (N: 0-15 mmHg) a. Meningitis
Suhu tubuh sistemik tuberkulosa :
Berkurangnya koordinasi
Antolgia Isoniazid,
miolgia Rifamfisin,
MK: gangguan mobillitas treptomisin sulfat.
MK: Mk: Nyeri
fisik b. Meningitis
Hipertemia
bacterial, umur > 2
bulan : Ampisilina, Tujuan :
Tujuan : Nyeri klien Sefalosforin Meminimalkan proses
Tujuan : Klien dapat berkurang penyebaran infeksi
Tujuan : suhu tubuh generasi ke 3
beraktifitas kembali Kriteria hasil : Skala Kriteria hasil : tidak
kembali normal. 2. Pengobatan
dengan normal nyeri menjadi > 4. ditemukan tanda
Kriteria hasil : suhu simtomatis
Kriteria Hasil :Klien tidak inflamasi
tubuh 36,5 - 37,5 °
merasa lemah 1. Letakkan kantung es a. Diazepam
C
pada kepala, pakaian b. Fenitoin 1. Beri tindakan isolasi
1. Kaji derajat imobilisasi dingin di atas mata, c. Turunkan panas: sebagai pencegahan
1. Berikan kompres
pasien. berikan posisi yang Antipiretika, 2. Pertahankan teknik
hangat
2. Bantu latihan rentang nyaman kepala aseptik dan teknik
2. Anjurkan klien Kompres air PAM
gerak. agak tinggi cuci tangan yang
untuk atau es.
3. Berikan perawatan sedikit, latihan tepat.
menggunakan 3. Pengobatan
kulit, masase dengan rentang gerak 3. Pantau suhu secara
baju yang tipis.
pelembab. aktif atau pasif dan suportif teratur
3. Observasi Suhu
4. Periksa daerah yang masage otot leher. a. Cairan intravena. 4. Kaji keluhan nyeri
tubuh klien
mengalami nyeri tekan, 2. Dukung untuk dada, nadi yang
berikan matras udara menemukan tidak teratur demam
Vasospasma pembuluh darah serebri
atau air perhatikan posisi yang yang terus menerus
kesejajaran tubuh nyaman(kepala agak 5. Auskultasi suara
secara fungsional. tingi). nafas ubah posisi
5. Berikan program Sirkulasi berhenti
3. Berikan latihan pasien secara
latihan dan rentang gerak teratur, dianjurkan
penggunaan alat aktif/pasif. nfas dalam
mobilisasi. 4. Gunakan pelembab Mk : Gangguan 6. Cacat karakteristik
hangat pada nyeri perfusi jaringan urine (warna,
leher atau pinggul kejernihan dan bau)
Tujuan : Mengurangi risiko cidera akibat kejang Tujuan : Perfusi jaringan
Kriteria hasil : Tidak ditemukan cidera selama menjadi adekuat
kejang Kriteri hasil : Kesadaran
kompos mentis
1. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap
terpasang dan pasang jalan nafas buatan 1. Tirah baring dengan
2. Tirah baring selama fase akut posisi kepala datar.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam 2. Bantu berkemih,
pemberiaan obat : venitoin, diaepam, membatasi batuk,
venobarbital. muntah mengejan.
3. Bantu berkemih,
membatasi batuk,
muntah mengejan.
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan iv (larutan
hipertonik, elektrolit )
dan pemberian obat :
steroid, clorpomasin,
asetaminofen.

Daftar Pustaka:
1. Betz, C & Linda. 2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
2. Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
3. Doenges, Marilyn E, dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan
Pasien. Jakarta: EGC.
4. Keliat, Budi Anna, dkk. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Jakarta: EGC.
5. Suddart & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai