Anda di halaman 1dari 5

LITERATUR REVIEW : HIPERTENSI

Noviyanti Citra Agustin1, Inayyatuzzakiyah2, Fawzi Nurrahman3


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Muhammadiyah Jember

Email : noviyanticitra72@gmail.com

Abstrak
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah yang terjadi secara abnormal, secara umum
dikatakan hipertensi jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Hipertensi disebut juga penyakit tekanan darah
tinggi adalah penyakit degeneratif yang menjadi salah satu masalah serius saat ini. Insiden hipertensi meningkat
seiring bertambahnya usia. penyakit hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat menimbulkan komplikasi
yang berbahaya. Faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan seseorang menderita hipertensi,
diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang
meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya. Hipertensi dipengaruhi
oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang
bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi, stresor dan lain-lain. Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan
total peripheral resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak terkompensasi
maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya
penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang
tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi tersebut.

Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Lansia

DEFINISI sistolik 160 mmHg dan diastolic 90 mmHg. tekanan


darah orang dewasa usia diatas 18 tahun
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah diklasifikasikan kedalam hipertensi stadium I, II dan
peningkatan tekanan darah yang terjadi secara III masing-masing dengan nilai sistolik dan diastolic
abnormal, secara umum dikatakan hipertensi jika (Setyawan 2017)
tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Hipertensi juga
disebut the sillent killer merupakan penyakit yang FAKTOR
tidak menimbulkan gejala terlebih dahulu dan
ditemukan secara kebetulan saat penderita datang Faktor yang dapat memperbesar risiko atau
kepelayanan kesehatan untuk memeriksa penyakit kecenderungan seseorang menderita hipertensi,
yang dideritanya. (Putra et al. 2019) diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis
kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor
Hipertensi disebut juga penyakit tekanan lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi
darah tinggi adalah penyakit degeneratif yang garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya.
menjadi salah satu masalah serius saat ini. Insiden Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri
penyakit hipertensi yang tidak dapat dikendalikan sendiri, tetapi secara bersama-sama. Sesuai dengan
dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, teori mozaik pada hipertensi esensial. Teori tersebut
seperti penyakit jantung koroner, stroke, ginjal, menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi
gangguan penglihatan bahkan kematian, bahkan disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
kematian akibat hipertensi menduduki peringkat mempengaruhi, dimana faktor utama yang berperan
teratas dari pada penyebab-penyebab lainnya dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling
(Maulia, Hengky, and Muin 2021) sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam,
stres, dan obesitas (Pratama and Yonata 2016)
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko
140 mmHg dan tekanan diastolistik di atas 90 ganda, baik yang bersifat endogen seperti
mmHg. populasi manula, hipertensi adalah tekanan neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun

JURNAL FIKES UNMUH JEMBER 1


yang bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi, stresor adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid
dan lain-lain. Banyak faktor yang berhubungan yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk
dengan hal tersebut, seperti faktor usia, jenis mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron
kelamin, pola makan dan sebagainya. kebiasaan akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan
masyarakat menunjukkan bahwa tingkat konsumsi cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
garam dan konsumsi lemak seperti makanan konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
bersantan dan jeroan di daerah ini cukup tinggi serta cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang
cenderung memiliki pola hidup yang tidak sehat pada gilirannya akan meningkatkan volume dan
seperti kebiasaan merokok dan mengkonsumsi tekanan darah (Nuraini Bianti 2015).
alkohol (Nur Syahrini 2012).
KOMPLIKASI HIPERTENSI
PATOFISIOLOGI
Hipertensi merupakan faktor resiko utama
Tekanan darah dipengaruhi volume untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung
sekuncup dan total peripheral resistance. Apabila kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan
terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi
yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan umumnya meningkatkan resiko terjadinya
timbulnya hipertensi. Tubuh memiliki sistem yang komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati
berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akan mempengaruhi semua sistem organ dan
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-
mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam 20 tahun. 20 Mortalitas pada pasien hipertensi lebih
jangka panjang. Sistem pengendalian tekanan darah cepat apabila penyakitnya tidak terkontrol dan telah
sangat kompleks. Pengendalian dimulai dari sistem menimbulkan komplikasi ke beberapa organ vital.
reaksi cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui Sebab kematian yang sering terjadi adalah penyakit
sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan ginjal.21 Komplikasi yang terjadi pada hipertensi
arteri pulmonalis otot polos. Sedangkan sistem ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung
pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina,
cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan
vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan Gagal jantung merupakan kelainan yang
berlangsung dalam jangka panjang yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain
dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering
tubuh yang melibatkan berbagai organ. terjadi stroke dimana terjadi perdarahan yang
disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang
melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan
I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE serangan iskemia otak sementara (Transient
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur Ischemic Attack/TIA).
tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen
yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, Gagal ginjal sering dijumpai sebagai
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses
angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, akut seperti pada hipertensi maligna.22 Hipertensi
angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik
Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan
utama. 17 Aksi pertama adalah meningkatkan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif.
dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi
sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh garam dan sensitivitas terhadap garam berperan
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi besar dalam timbulnya kerusakan organ target,
osmolalitasnya. misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-
Untuk mengencerkannya, volume cairan β (TGF-β) (Nuraini Bianti 2015).
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume
darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah. 17 Aksi kedua adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks

JURNAL FIKES UNMUH JEMBER 2


Annaas yang an
budi mengidentifi sedang
TABEL LITERATUR REVIEW setiyawa yaitu 21
kasikan skala
No Judul, Metodologi Hasil n 2017) subyektif orang
Jurnal depresi, (25.6%)
dan kecemasan dan
Penulis dan stres. hampir
setengah
1 Hubunga Design : 1. 64,2%
n penelitian Analisis : uji nya
responden
responde
Keadaan deskriptif dengan status korelasi rank
n dengan
Sosial korelasional sosial spearman
kecemas
Ekonomi Sample : 93 ekonomi
an berat
Dan responden tinggi dan
Tingkat sebanyak
terjadi
Stres Variabel : 29 orang
hipertensi
(35.4%).
Dengan sebanyak
Kejadian VariableInde 2. Berdasar
35,8%.
kan data
Hiperten penden 2. 83,1%
si Vol. 7 Dependen dari tabel
responden
No. 2, 7
dengan status
Juli 2019 Instrumen : didapatk
sosial
(Putra et kuesioner an nilai
ekonomi
al. 2019) depression p=0,000
rendah dan
anxiety and <0,005
tidak terjadi
stress scala berati
hipertensi
21 dan menunju
sebanyak
lembar kan
16,9%.
terdapat
observasi 3. Ada hubungan
tekanan hubunga
yang
darah dengan n antara
signifikan
alat bantu variable
yang artinya
tensimeter tingkat
ada hubungan
stress
antara sosial
Analisis : uji dengan
ekonomi dan
korelasi rank kejadian
stres dengan
spearman hipertens
kejadian
i pada
hipertensi di
lansia.
Wilayah Kerja
Puskesmas 3 Faktor Design : 1. Hasil uji
Sawan II Risiko deskriptif statistik
Hiperten korelatif didapatkan
2 Hubunga Design : 1. diketahui
si Pada dengan nilai p=0,368,
n Antara penelitian bahwa
Masyara desain cross berarti pada
Tingkat deskriptif hampir
kat Di sectional alpha 5%
Stres kuantitatif setengah
Desa Sample : 563 terlihat tidak
Dan Sample : 82 responde
Pulau orang adanya
Kecemas responden n yang
Jambu masyarakat hubungan
an memiliki
Uptd yang antara umur
Dengan Variabel : kecemas
Blud berumur 18- dengan
Kejadian an ringan
Kecamat 60 tahun kejadian
Hiperten VariableInde sebanyak
an Kuok hipertensi.
si Pada penden 32 orang
Kabupat Variabel : Dari 41 umur
Lansia Dependen (39%),
en kategori
Di Klinik setelah
Kampar VariableInde remaja
Islamic Instrumen : itu
Vol. 5 penden terdapat 20
Center n instrument sebagian
No. 1, Dependen orang yang
SAMAR Depression kecil
Juli 2021 hipertensi,
INDA Anxiety and responde
(ridha Instrumen : dari 41
vol, 5 no, Stress Scale n dengan
hidayat Rentang umur
1 2017. ( (DASS 42) kecemas

JURNAL FIKES UNMUH JEMBER 3


et al Data yang dewasa DAFTAR PUSTAKA
2021) digunakan terdapat 22
dalam responden Maulia, Magfira, Henni Kumaladewi Hengky, and
penelitian ini yang yang Herlina Muin. 2021. “Analisis Kejadian
adalah data mengalami Penyakit Hipertensi Di Kabupaten Pinrang.”
primer yang hipertensi, Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan.
diperoleh dari 11
melalui responden Nur Syahrini, Erlyna. 2012. “FAKTOR-FAKTOR
metode kategori lansia RISIKO HIPERTENSI PRIMER DI
kuesioner ada 8 yang PUSKESMAS TLOGOSARI KULON
dan mengalami KOTA SEMARANG.” Jurnal Kesehatan
pengukuran hipertensil. Masyarakat Universitas Diponegoro.
langsung 2. Hasil analisis
Pratama, Arif Satria Putra, and Ade Yonata. 2016.
oleh peneliti hubungan
“Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus
dimana antara
Terjadinya Stroke.” Jurnal Majority.
subjek Riwayat
penelitian keluarga Putra, Made Mahaguan, Aris Widiyanto, Putu Agus
dipilih secara dengan Winduyasa Bukian, and Joko Tri Atmojo.
acak. Metode hipertensi 2019. “HUBUNGAN KEADAAN SOSIAL
pengambilan dengan EKONOMI DAN TINGKAT STRES
data melalui kejadian DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI.” Intan
kuesiner hipertensi Husada Jurnal Ilmu Keperawatan.
mempunyai didapatkan
kelemahan dari 44 ada Setyawan, Annaas Budi. 2017. “Hubungan Antara
yaitu tidak Riwayat Tingkat Stres Dan Kecemasan Dengan
dapat keluarga Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Klinik
menggali hipertensi Islamic Center Samarinda.” Jurnal Ilmu
informasi didapatkan 18 Kesehatan.
terkait responden
variabel yang tidak Nuraini Bianti. 2015. "RISK FACTORS OF
diteliti secara mengalami HYPERTENSION". J majority
lebih lengkap hipertensi,
Analisis : uji dari 46
korelasi rank responden
spearman yang tidak ada
Riwayat
hipertensi di
dapatkan 24
responden
yang
mengalami
hipertensi.
Dari uji
statistic
didapatkan
nilai p 0,329
yang berarti
tidak ada
hubungan
antara riwayat
hipertensi
dengan
kejadian
hipertensi.

JURNAL FIKES UNMUH JEMBER 4


JURNAL FIKES UNMUH JEMBER 5

Anda mungkin juga menyukai