Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL DESAIN INOVATIF STASE KEPERAWATAN

MATERNITAS DI PUSKESMAS LEMPAKE SAMARINDA

“PENERAPAN AIR REBUSAN JAHE TERHADAP


PENURUNAN MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL
TRIMESTER PERTAMA DI PUSKESMAS LEMPAKE
SAMARINDA”

Oleh:
Kelompok 4
1. Irham Labib Huda
2. Anni Pangestuti
3. Innerin Marenita
4. Nurul Annisa
5. Shintya Rahayu

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

Ridho dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan desain

inovatif ini. Sholawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas stase

Maternitas Program Studi Ners pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes

Kaltim.

Berdasarkan persyaratan tersebut maka penulis menyusun design inovatif

ini yang berjudul “ Penerapan Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan

Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Puskesmas Lempake

Samarinda ”. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan design inovatif ini tidak

lepas dari bimbingan, pengarahan, dukungan serta doa-doa dari berbagai pihak

yang dengan segala ketulusan hati, kasih sayang, dan pengorbanannya

memberikan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa design inovatif ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan keterbatasan pengalaman dan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan

kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga design inovatif ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Samarinda, 02 Maret 2021

Mahasiswa

ii
Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 4
a. Kehamilan ....................................................................................... 4
b. Mual Muntah/emesis gravidarum.................................................... 7
c. Jahe .................................................................................................. 12
B. Kerangka Teori .................................................................................... 15
C. Mekanisme............................................................................................. 15
1. Identifikasi Pertanyaan..................................................................... 15
2. Ekstraksi Data dan Critical Appraisal.............................................. 16
D. Manajemen............................................................................................ 17
BAB III STRATEGI PEMECAHAN MASALAH...................................... 18
A. Rancangan Penelitian........................................................................... 18
B. Responden.............................................................................................. 18
C. Jenis Intervensi...................................................................................... 18
D. Tujuan.................................................................................................... 18
E. Waktu..................................................................................................... 18
F. Setting..................................................................................................... 18
G. Media / Alat yang digunakan............................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah proses yang fisiologis dan alamiah. Kehamilan di


hitung mulai dari hari pertama pada haid terakhir. Lama kehamilan dari awal
konsepsi hingga bayi lahir adalah 40 minggu atau 280 hari. Terdapat tiga
bagian dalam kehamilan, trimester I dari konsepsi sampai tiga bulan, trimester
II dari empat bulan hingga enam bulan, dan trimester III dimulai dari 7 bulan
sampai ke 9 bulan (Runjati & Umar, 2018). Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang memerlukan perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan
baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat
dengan harapan dapat menekan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka
Kematian Bayi).9
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan fisik, Psikis dan hormonal
pada tubuh ibu. Hal tersebut menimbulkan bermacam-macam keluhan, salah
satunya adalah mual muntah yang biasa terjadi pada awal kehamilan. Mual
muntah yang terjadi pada kehamilan yang disebabkan karena terjadi
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh
Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dalam dari plasenta.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% pada
multigravida. Perubahan hormon pada setiap perempuan hamil responnya akan
berbeda, sehingga tidak semua mengalami mual muntah pada kehamilan.3
Keluhan mual muntah pada emesis gravidarum merupakan hal yang
fisiologis, akan tetapi apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan
menjadi hal yang patologis. Mual dan muntah juga menyebabkan cairan tubuh
berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang dapat memperlambat peredaran
darah sehingga mempengaruhi tumbuh kembang janin. Mual dan muntah pada
kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat
dikontrol sesuai dengan kondisi ibu hamil. Kondisi tersebut kadang berhenti

1
2

pada trimester pertama, namun pengaruhnya dapat menimbulkan gangguan


nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta ketidakseimbangan
elektrolit, bila tidak ditangani mual muntah ini akan bertambah berat menjadi
Hiperemesis Gravidarum.5
Dari total seluruh kehamilan di dunia menurut WHO (World Health
Organization) terdapat 12,5% jumlah kejadian hiperemesis gravidarum (WHO,
2013). Total kejadian hiperemesis gravidarum di seluruh dunia bervariasi yaitu
dari semua total kehamilan di Indonesia 1-3%, dari semua total kehamilan di
Canada 0,8%, di Swedia sebesar 0,3%, di Norwegia 0,9%, di China 10,8%, di
California 0,5%, di Pakistan 2,2% dan di Turki sebesar 1,9%, 0,5-2%
merupakan angka prevalensi Hiperemis Gravidarum Di Amerika Serikat
(Oktavia, 2016). Di Indonesia sebanyak 50%-75% ibu hamil mengalami mual
dan muntah pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. Data di Jawa
Tengah keluhan mual muntah pada ibu hamil mencapai 40-60% dari total
kehamilan.1
Upaya untuk mengurangi frekuensi muntah dapat diberikan beberapa
tindakan seperti obat, namun penggunaan obat yang tidak tepat sering kali
dapat membahayakan bagi ibu hamil maupun bayinya. Banyak wanita hamil
yang harus mengkonsumsi obat-obatan atau tindakan alternatif lain untuk
mengatasi mual dan muntah. Obat anti mual yang sering diberikan pada wanita
hamil adalah vitamin B6. Namun obat ini dilaporkan memiliki efek samping
seperti sakit kepala, diare, dan mengantuk (Rofi’ah, Handayani, Rahmawati
2017). Selain obat, rasa mual pada awal kehamilan dapat dikurangi dengan
menggunakan terapi komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau
tradisional yang bisa dilakukan dan mudah didapatkan seperti jahe, daun
peppermint, lemon dan lain sebagainya.4
Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama.
Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sangat banyak
manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta permen dan
juga digunakan dalam ramuan obat tradisional. Kandungan kimia di dalam jahe
yang dapat mengatasi mual muntah diantaranya yaitu minyak atsiri yang
3

mempunyai efek menyegarkan dan menghasilkan aroma sehingga memblokir


reflek muntah. Oleoresisnya menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan
tubuh dan mengeluarkan keringat. Efek antiemetik juga ditimbulkan oleh
komponen diterpentenoid yaitu gingerol, shaogaol, galanolactone(Putri, Ayu
2016). Kandungan lain seperti zingiberol, kurkumen, flandrena, bisabilena,
zingiberena (zingirona), gingerol, resin pahit dan vitamin A yang bisa
menghalangi serotonin yang merupakan neuro transmitter pada neoron-neuron
serotonergis yang disintesiskan sel-sel enterokromafin serta sistem saraf pusat
ke dalam saluran pencernaan yang kemudian diyakini dapat mengatasi mual
dan muntah karena memberi rasa nyaman dalam perut.7
Penelitian yang dilakukan oleh Rofiah tahun 2017 menunjukkan bahwa
pemberian minuman jahe efektif dalam mengatasi morning sickness. Ibu yang
mengkonsumsi jahe hangat merasakan mual muntah berkurang dan ibu yang
menghisap aroma lemon melaporkan keluhan mual muntah masih sering
dialami. (Rofiah, 2017). Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Putri pada
tahun yang sama juga menunjukkan bahwa Ibu hamil yang mengalami mual
muntah terjadi penurunan setelah diberikan minuman jahe.3
Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan peneliti pada tanggal
22 Februari 2021- 2 Maret 2021 di Puskesmas Lempake Samarinda didapatkan
jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan didapatkan sebanyak 8 orang
ibu hamil dengan usia kehamilan trimester I. Dengan keluhan mengalami mual
dan muntah sebanyak 5 orang. Berdasarkan uraian tersebut dan banyaknya ibu
hamil yang mengalami emesis gravidarum atau mual muntah yang bisa
mengarah kepada hal yang patologis seperti hyperemesis gravidarum. Maka
penulis tertarik untuk melakukan penerapan desain inovatif dengan judul
“Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Pada Ibu
Hamil Trimester I di Puskesmas Lempake Samarinda Tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap penurunan mual
dan muntah pada ibu hamil trimester 1?
4

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap
penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester 1.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahir nya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3
trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu, minggu ke-28 hingga ke-40.10
Kehamilan terjadi akibat adanya pertemuan ovum dan sperma
didalam ampulatuba, kemudian bernidasi pada endometriumuterus.
Setiap ibu hamil akan mengalami perubahan pada sistem reproduksi,
payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, system musculoskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem
integument, metabolisme, darah dan pembekuan darah, sistem
pernapasan dan sistem persarafan.11
b. Perubahan fisiologi ibu hamil
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah
30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini
memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin.
Pada saat ini uterus membesar akibat hipertropi dan hiperplasi
otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

5
6

b) Ovarium
Ovulasi berhenti namun masih terdapat
korpusleteumgraviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
c) Vagina dan vulva
Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi
pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat
lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda
chadwick.
2) Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung
setiap menitnya atau biasa disebut sebagagi curah jantung (cardiac
output) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi
pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 16-28 minggu.
3) Sistem urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau
lebih) yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan, kearena itu wanita hamil sering
merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk
berbaring/tidur.
4) Sistem gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.
5) Sistem endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisisanterior
memproduksi LH dan follicle stimulating hormone (FSH). FSH
7

merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah


kepermukaan ovarium dimana ia dilepaskan. Folikel yang kosong
dikenal sebagai korpusleteum dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesteron. Progesteron dan esterogen merangsang
proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya
mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang
terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah
pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpusleteum untuk
memproduksi esterogen dan progesteron.
6) Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang Rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan
paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil
bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.
c. Tanda-tanda kehamilan
1) Tanda pasti kehamilan
a) Terdengar denyut jantung janin
b) Terasa gerak janin
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu)
2) Tanda-tanda dugaan kehamilan
a) Rahim membesar
b) Tanda hegar
c) Tanda chadwick
d) Tanda piskacek
e) Braxton hicks
f) Basal metabolism rate (BMR)
g) Ballotement positif
8

h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif


3) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenore
b) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi
c) Pusing
d) Miksing/sering buang air kecil
e) Hiperpigmentasi : striae, cloasma, linea nigra
f) Payudara menegang
g) Perubahan perasaan
h) BB bertambah
d. Perubahan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester pertama
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan timbulnya mual dan
muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu
merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Pada
trimester pertama, seorang ibu akan selalu mencari tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang
terjadi ditubuh akan selalu diperhatikan secara seksama. Karena
perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin diberitahukan atau dirahasiakannya.
2. Mual muntah/emesis gravidarum
a. Pengertian
Mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan
paling menyebabkan stres yang dikaitan dengan kehamilan. Mual dan
muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai sebuah
konsekuensi normal diawal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat
yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka. Bagi beberapa
wanita, gejala dapat berlangsung sepanjang hari, atau mungkin tidak
terjadi sama sekalipada saat bangun tidur dipagi hari. Studi prospektif
pada 160 wanita menemukan bahwa 74% melaporkan mual walau hanya
9

terjadi di pagi hari; pada 80% penderita, mual dapat berlangsung


sepanjang hari.
b. Penyebab
Penyebab emesisgravidarum secara pasti belum diketahui ada
beberapa pendapat tentang penyebab emesisgravidarum yaitu :
1) Emesis gravidarum merupakan keluhan umum pada kehamilan
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal
pada wanita karena terdapat peningkatan hormone estrogen,
progesterone, dan pengeluaran HCG plasenta. Hormone-hormon
inilah yang diduga menyebabkan emesisgravidarum.
2) Bahwa alasan mual tidak diketahui, tetapi dikaitkn dengan
peningkatan kadar HCG, hipoglikemi, peningkatan kebutuhan
metabolik serta efek progesterone pada sistem pencernaan.
3) Mual dan muntah selama kehamilan disebabkan oleh perubahan pada
sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan
oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human chorionic
gonadotrophin), khusunya pada periode mual atau muntah
gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama.
Karena pada saat ini HCG mencapai kadar teringgi, sama dengan LH
(luteinizing hormone) dan di sekresikan oleh sel-sel
trofoblasblastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan
menyebabkan korpusluteum terus memproduksi estrogen dan
progesterone, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan
korionikplasenta. HCG daopat di deteksi dalam darah wanita dari
sekitar 3 minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi), suatu
fakta yang dijadikan sebagai besar uji kehamilan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum
1) Hormonal
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh
perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human
10

chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau


muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu
pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG
sama dengan LH (luteinzing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel
trofoblas blastosit. HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan
menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan
korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari
sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah fertilisasi),
suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan.
2) Faktor Psikososial
Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan
yang dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi
lain. Mengetahui akan menjadi orang tua menyebabkan koflik emosi,
termasuk kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan
ibu dan bayi serta khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau
hubungan dengan suami. Sering kali ada perasaan ambivalen
terhadap kehamilan dan bayi, dan pada beberapa wanita hal ini
mungkin membuat mereka sedih karena sebentar lagi mereka akan
kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada gangguan persepsi,
ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan meningkatnya
tanggung jawab.Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa
wanita untuk mengalami mual dan muantah dalam kehamilan, atau
memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan
untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak
direncanakan, tidak nyaman atau tidak diinginkan, atau karena beban
pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin,
ambivalensi, dan konflik.
3) Masalah Pekerjaan
Pada wanita hamil yang berada diantara keluarga atau dalam rutinitas
kerja. Kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan akan datang
11

dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan yang membuat wanita


merasa tidak sehat, terutama jika ia berniat untuk berhenti bekerja
secara total setelah melahirkan. Jadi dengan pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga yang tidak dapat membantu perekonomian keluarga
dapat maka ibu hamil dapat menyebabkan kekhawatiran tambahan
yang membuat wanita merasa tidak sehat sehingga menimbulkan
mual muntah pada kehamilannya. Namun pada ibu yang bekerja
perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari
tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan
muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia,
atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan
menyebabkan mereka muntah.
4) Status Gravida
Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi dengan
hormon estrogen dan koreonikgonadotropin sehingga lebih sering
terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida dan
grandemultigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon
estrogen dan koreonikgonadotropin karena sudah mempunyai
pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan. Pada primigravida
menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan komunikasi
yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut
mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah.
Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah
mempunyai pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala
emesis gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya
d. Tanda-tanda gejala emesis gravidarum
Muntah pada awalnya didahului oleh rasa mual, yang bercirikan
muka pucat, berkeringat, liur berlebih , tachycardia, pernapasan tidak
teratur, pada saat ini lambung mengendur dan di usu halus timbul
aktifitas antiperistaltik yang menyalurkan isi usus halus bagian tas
lambung. Gejala-gejala tersebut kemudian disusul oleh menutunya
12

bagian pangkal tenggorokan, nafas ditahan, katup esophagus dan


lambung merilaks. Akhirnya timbul kontraksi ritmis dari diafragma serta
otot-otot pernafasan disusul oleh lambung memuntahkan isinya. Mual
dan muntah selama kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan
saja. Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat
produksi HCG mencapai puncaknya, di duga bahwa hormon plasenta
inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada
chemoreseptor trigger zone pada pusat muntah.Sebagian besar wanita
hamil mengalami mual dan muuntah pada berbagai tingkatan yang
berbeda dan dapat terjadi setiap saat, terutama pada pagi hari. Keadaan
ini biasanya akan berakhir setelah minggu ke 12 (bulan ke 3) pada
kehamilan, meskipun pada beberapa kasus keadaan ini dapat
berlangsung lebih lama. Sebagian besar wanita mengalami mual dan
muntah dalam derajat yang ringan. Mual dan muntah merupakan gejala
dan tanda yang sering menyertai gangguan gastrointestinal, demikian
juga dengan penyakit-penyakit lain.
e. Tanda bahay emesi gravidarum
Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah fisiologis.
Akan tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika tubuh tidak dapat
beradaptasi. Oleh karena itu, agar keluhan tersebut tidak berlanjut, perlu
diketahui gejala patologis yang timbul.
Tanda bahaya yang perlu diwaspadai antara lain penurunan berat
badan, kekurangan gizi atau perubahan status gizi, dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit, dan ketosis. Selain itu mual muntah
berlebihan dan terus menerus saat hamil hingga dapat mengganggu
keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh serta kehilangan lebih dari
5% berat badan sebelum hamil dapat didefinisikan sebagai hyperemesis
gravidarum.
f. Pengukuran emesis gravidarum
Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Desain inovatif ini menggunakan 2 instrumen, yaitu kuesioner data
13

demografi dan Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea


(PUQE)-24 scoring system. Kuesioner data demografi berisi 5
pertanyaan, yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, dan status
gravida responden. Instrumen Pregnancy-Unique Quantification of
Emesis and Nausea (PUQE) scoring system adalah instrumen penelitian
yang dikembangkan oleh Koren et al. (2002) dan telah divalidasi oleh
Koren et al. (2005) kemudian digunakan dalam beberapa penelitian
(Lacasse et al., 2008).12
PUQE24 adalah sistem penilaian untuk mengukur tingkat
keparahan mual muntah kehamilan dalam 24 jam. Skor PUQE untuk
setiap pasien dihitung dengan menggunakan tiga kriteria untuk menilai
keparahan mual muntah selama kehamilan (jumlah jam merasakan mual,
jumlah episode muntah, dan jumlah episode muntah kering dalam 24
jam terakhir).12
Skor PUQE dihitung dengan menambahkan nilainilai dari masing-
masing kriteria, dan dapat berkisar dari minimal 1 sampai maksimal 15,
dengan menambahkan nilai-nilai dari masing-masing kriteria yaitu:
1) 3 : tidak muntah
2) 4-7 : ringan
3) 8-11 : sedang
4) 12-15: berat
3. Jahe
a. Pengertian
Jahe (ZingiberofficinaleRose) yang termasuk famili
Zingiberaceae bisa memperoleh tempat dalam pasar internasional,
karena semakin memiliki banyak kegunaan. Tanaman jahe terdiri atas
bagian akar, batang, daun, dan bunga.Jahe adalah tanaman dengan
sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama. Jahe merupakan salah
satu rempah penting. Rimpangnya sangat banyak manfaatnya, antara
lain sebagai bumbu masak, minuman, serta permen dan juga
digunakan dalam ramuan obat tradisional.3
14

Menurut Vutyavanich (2001 dalam Tiran, 2008) bahwa jahe


merupakan pengobatan yang efektif untuk meredakan mual muntah
dalam kehamilan. Jenis penyakit yang dapat diatasi dengan jahe antara
lain : sakit kepala, pusing-pusing, penambah nafsu makan, dan
muntah-muntah. Kandungan yang terdapat pada jahe yaitu minyak
astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol,
geranial, linalool, limonene, zingiberol, zingiberene, camphene),
oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol, zingeron), enzim
proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor,
kalium, asam linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin),
mengandung minyak astiri 1- 3% diantaranya bisabolen,zingiberen
dan zingiberol.3,15
Menurut (Sasmito, E 2017) Jahe biasanya aman sebagai obat
herbal. Jahe tidak memiliki ketoksisitas akut pada dosis yang biasa
dikonsumsi untuk makanan ataupun obat. Pada dosis yang besar yaitu
6 g atau lebih, rimpang jahe dapat menyebabkan iritasi lambung dan
hilangnya mukosa pelindung lambung. Pada dosis normal (sampai 2 g
sehari), jahe tidak mempengaruhi parameter pembekuan darah atau
koagulasi darah. Beberapa herbalis menyarankan untuk tidak
mengonsumsi jahe pada pasien dengan kondisi penyakit jantung, batu
empedu/penyakit bilier lain. Atau pada pasien dengan diabetes melitus
dan hipoglikemi walaupun belum ada laporan efek samping pada
penggunaan jahe oleh pasien yang mengonsumsi jahe sebagai
suplemen makanan.
Hasil penelitian pada tikus hamil yang diberikan ekstrak jahe
secara oral tidak mempengaruhi kehamilan dan tidak menyebabkan
toksisitas sampai konsentrasi 1000 mg/kg. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa bila jahe dikonsumsi dalam jangka panjang akan
mempunyai efek hipolidemik.Rimpang jahe sangat banyak
manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta
permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional. Salah satu
15

penelitian berbasi meta analisis yang dilakukan oleh Inaki Lete dan
Jose Allue (2016) mengatakan dosis aman ekstrak jahe yang dapat
dikonsumsi adalah sebesar 1000mg/ hari setara dengan 5 gram jahe
atau satu sendok makan potong jahe.15
b. Mekanisme jahe dalam mengurangi mual dan muntah dalam
kehamilan
Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat
zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh
zat zingiberol. Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja
pada jahe masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat
reseptor serotonin dan menimbulkan efek antiemetik pada sistem
gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat.15
Pada percobaan binatang, gingerol meningkatkan transpor
gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui
mempunyai aktivitas sebagai anti hidroksitriptamin melalui percobaan
pada ileum babi. Galakton merupakan unsur lain yang terkandung
dalam jahe, adalah suatu antagoniskompetitif pada ileus 5-HT
reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan
saraf pusat ditunjukan pada percobaan binatang dengan gingerol,
terdapat pengurangan frekuensi muntah. Selain itu, studi lain
menemukan bahwa jahe menurunkan gejala emesis gravidarum pada
respon yang sehat.15
Dalam kaitannya sebagai anti-inflamasi, ekstrak jahe telah
memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivitas TNF
(Tumor Necrosing Factor) dan ekpresi siklo-oksigenase 2 selama in
vitro dari sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo-oksigenase
2, yaitu gingerol, bekerja dengan cara menghalangi aktivitas p38 MAP
kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri
yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat
proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H.pylori. oleh karena
16

itu, frekuensi mual muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori


dapat dikurangi.
c. Pengolahan Jahe
Bahan:
1) 6 gram jahe
2) Madu secukupnya untuk pemanis
3) Air mineral 100 ml
Cara membuat:
1) Cuci bersih Jahe, kupas kulitnya
2) Geprek jahe sampek memar dan masak diwajan kemudian
masukan gula, kemudian tunggu sampai mendidih.
3) Minum jahe selagi hangat
4) konsumsi 1 kali sehari pagi atau sore hari
d. Efek samping jahe
Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan
efek samping terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika
diberikan dalam dosis 1 gram perhari. Efek samping yang paling
sering adalah rasa tidak enak dimulut dan bersendawa.
B. Kerangka Teori

Kehamilan Trimester 1

Faktor yang
mempengaruhi mual
muntah pada
kehamilan: Mual muntah pada ibu
hamil (emesis gravidarum
Peningkatan kadar
HCG
Psikologi
Masalah Okupasional Penatalaksanaan
dan ekonomi

Pemberian air
rebusan jahe
17

C. Mekanisme
1. Identifikasi Pertanyaan
a. Analisa PICOT
P (Problem and Patient) : Pasien Dalam Masa Kehamilan Trimester I
I (Intervention) : Pemberian Air Rebusan Jahe
C (Comparation) : Tidak ada pembanding.
O (Outcame) : Penurunan Frekuensi Mual Muntah
T (Time) : Dilakukan selama 2 x dalam sehari selama
3 hari.
b. Pertanyaan Klinis
Apakah terdapat pengaruh pemberian air rebusan jahe terhadap
mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama?
18

2. Ekstraksi Data dan Critical Appraisal

Sampel
N (karakteristik, Level
o Penelitian Desain/seleksi responden Intervensi Hasil temuan/kesimpulan
ukuran, penelitian
setting)
Rahmaini Fitri Sample dalam Jenis penelitian: Quasi eksperiment Intervensi yang Hasil Penelitian dapat RCT
.111 Harahap studi Rancangan penelitian: pretest- dilakukan adalah disimpulkan bahwa ada (Randomized
(2020) penelitian ini posttest without control group pemberian air pengaruh dari pemberian controlled
sebanyak 30 rebusan jahe air rebusan jahe terhadap clinical trials)
Pengaruh responden penurunan mual dan (Lvl I)
Pemberian Air munta pada ibu hamil
Rebusan Jahe trimester 1
Terhadap
Penurunan Mual
dan Muntah
Pada Ibu Hamil
Trimester I di
Klinik Bidan
Darwina Kota
Tebing Tinggi
Tahun 2020
Ezzatalsadat Haji Sampel dalam Desain yang digunakan dalam 47 responden Hasil penelitian dapat RCT
Seid Javadi, studi penlitian penelitian ini adalah Randomized grub A diberikan disumpulkan bahwa ( Randomized
Fatemeh Salehi ini berjumlah clinical trils Comparison ekstrak jahe 3 terdapat pengaruh controlled
and Omid 95 orang 47 responden ibu dengan kehamilan kali sehari signifikan penurunan clinical trials)
dibawah 17 minggu dengan keluhan dengan total (Lvl I)
Mashrabi (2013) mual dan muntah pada
mual muntah diberikan ekstrak jahe dosis 650 mg
ibu hamil setelah
dan 49 responden ibu hamil dibawah 49 responden
Comparing the 17 minggu dengan keluhan yang grub B diberikan mengkonsumsi jahe dan
Effectiveness of sama diberikan vitamin b6. vit b6 25 mg 3 vit b selama 3 hari,
19

Vitamin B6 and kali sehari. efikasi jahe dalam


Ginger in menurunkan intensitas
Treatment of mual muntah pada ibu
Pregnancy- hamil lebih tinggi
Induced Nausea dibandin dengan
and Vomiting penggunaan vitamin b6
Meika and Sampel dalam Desain penelitiian yang digunakan 15 responden Hasil dari penelitian Quasy
Melyana penelitian ini dalam penelitian ini yaitu quasy diberikan jahe bahwa keduanya , jahe Experiment
(2018) berjumlah 30 ecperiment with controlled seduh sebanyak sebanyak 5 gram dalam (Lvl I)
responden ibu comparison 15 responden diberikan 2,5 grams 2 kali sehari dan daun mint 5
hamil jahe seduh sebanyak 2,5 grams 2 sehari dan 15
The gram dalam sehari dapat
trimester 1 kali sehari dan 15 responden lainnya responden
Effectiveness Of dibagi diberikan 2,5 gram daun mint seduh lainnya diberikan
menurunkan mual
Ginger And Mint menjadi 2 sebanyak 2 kali sehari 2,5 gram daun muntah pada ibu hamil
Leaves group A dan mint seduh trimester pertama, tetapi
Decoction B sebanyak 2 kali nila efikasi dari jahe
Toward The sehari lebih tinggi dalam
Frequency Of menurunkan mual
Emesis muntah pada ibu hamil
Gravidarum trimester pertama
20

F. Manajemen
Penulis akan menjelaskan prosedur tindakan kepada responden
kemudian melakukan intervensi pemberian air rebusan jahe
1. Kiteria pasien
a. Inklusi
 Pasien yang bersedia menjadi responden
 Pasien ibu hamil trimester 1 yang mengalami mual muntah (+)
normal yakni < 10 kali/hari
 Tidak sedang mengkonsumsi obat anti muntah.
b. Eksklusi
 Pasien dengan komplikasi penyakit lain seperti diabetes, hipertensi,
maag, penyakit jantung.

2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan intervensi yaitu pada tanggal 4 – 6 Maret 2021.

3. Teknik/Cara
Cara untuk melakukan penerapan design inovatif adalah melakukan pra
interaksi kepada klien dan melakukan bhsp. Setelah terjalin hubungan yang
adekuat kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada responden-
responden yang memenuhi kriterian inklusi kemudian responden diminta
menandatangani lembar inform consent. Responden diberi air rebusan jahe
untuk dikonsumsi selama 3 hari. Apabila dari pasien mengalami penurunan
frekuensi mual muntah maka penerapan ini berhasil, tapi jika pemberian air
jahe tidak ada perubahan maka penerapan terapi ini tidak berhasil.
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

A. Rancangan Penelitian
Rancangan desain inovatif yang digunakan adalah pretest and post test
without control group. Lembar kuesioner Pregnancy Unique Quantification of
Emesis and Nausea (PUQE-24) yaitu sistem penilaian untuk mengukur tingkat
keparahan mual muntah kehamilan dalam 24 jam. Pengukuran skor PUQE-24
dilakukan 2 kali, yaitu sebelum memberikan permen jahe dan 3 hari setelah
mengkonsumsi air rebusan jahe.

B. Responden
Responden dalam penelitan ini yaitu ibu hamil trimester pertama yang
melakukan antenatal care di Puskesmas Lempake Samarinda.

C. Jenis Intervensi
Intervensi yang dilakukan yaitu pemberian air rebusan jahe untuk
penurunan frekuensi mual dan munta pada ibu hamil trimester pertama.

D. Tujuan
Tujuan dari intervensi yang dilakukan yaitu untuk mengetahui pengaruh
sebelum dan sesusah diberikan air rebusan jahe terhadap penurunan mual dan
muntah pada ibu hamil trimester pertama.

E. Waktu
Waktu pelaksanaan intervensi pada tanggal 4 – 6 Maret 2021.

F. Setting
3 sampel ibu hamil trimester pertama dengan keluhan mual dan muntah.
G. Media/Alat Yang Digunakan
Lembar observasi untuk pemberian permen jahe dan lembar kuesioner
Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE-24)

21
22

H. Prosedur Operasional Tindakan yang Dilakukan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Perkenalan diri dengan menyebutkan nama lengkap dan menyebutkan
nama panggilan
2. Validasi
a. Tanya perasaan responden dan kesiapan responden dalam megikuti
terapi.
b. Tanyakan tingkat kemualan yang dirasakan oleh responden.
3. Kontrak
a. Jelaskan jumlah sesi pertemuan yang harus diikuti sebanyak sekali dan
dilanjutkan mandiri oleh pasien setiap hari selama 3 hari mengkonsumsi
seduhan jahe 2 kali sehari.
b. Waktu 10-15 menit
c. Tempat merupakan rumah pasien masing-masing
d. Tujuannya adalah untuk mengajarkan pasien cara membuat ramuan
seduhan jahe secara mandiri
4. Fase Kerja
a. Perawat membawa bahan yang akan digunakan
b. Minta responden untuk menyiapkan segelas air panas dan gula
(opsional).
c. Mempersilahkan responden duduk untuk melihat bagaimana cara
membuat seduhan jahe.
d. Mempraktikan cara membuat seduhan jahe dengan 250 ml air panas dan
tambahkan gula sesuka selera (tidak lebih dari jumlah kebutuhan harian
orang dewasa 50 gram/hari)
e. Setelah menyeduh tunggu hingga 5 menit atau warna air berubah agak
keruh dan hangat kuku
f. kemudia kemudian menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi secara
perlahan
23

g. lalu minta pasien untuk menjelaskan kembali cara menyeduh ramuan


seduhan jahe
5. Evaluasi
a. Menanyakan perasaan pasien setelah mengkonsumsi seduhan jahe
b. Memberikan reinforcement positif kepada responden
c. Mengucapkan salam dan terimakasih karena pasien sudah mau
mengikuti sesi.
BAB IV

LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

N Hari, tanggal, jam Kegiatan Respon

o
1 5 Maret 2021 jam 11.30 Pendidikan Pasien
kesehatan cara dapat
membuat memaham
seduhan jahe i dan
pasien Ny. S Jl dapat
Poros SMD menyebut
Bontang kan
kembali
cara
membuat
seduhan
jahe serta
dapat
mengkons
umsi
seduhan
jahe
2 5 Maret 2021 Jam Pendidikan Pasien
11.30 kesehatan cara dapat
membuat memaham
seduhan jahe i dan
Pasien Ny. S Jl dapat
Mugierjo menyebut
kan
kembali
cara
membuat
seduhan
jahe serta
dapat
mengkons
umsi
seduhan
3 5 Maret Jam 16.00 Pendidikan Pasien
kesehatan cara dapat
membuat memaham
seduhan jahe i dan

24
Ny. S Jl dapat
Lempake RT menyebut
51 kan
kembali
cara
membuat
seduhan
jahe serta
dapat
mengkons
umsi
seduhan

B. Faktor Pendukung
1. Keluarga pasien yang mendukung untuk mengkonsumsi ramuan herbal
jahe dibanding dengan obat-obatan kimia.

25
26

2. Pasien dengan kemauan sendiri mau untuk mencoba teknik menurunkan


mual muntah dengan seduhan jahe.
3. Ketersediaan jahe yang mudah di dapatkan.
4. Harga komoditas jahe yang murah
C. Faktor Penghambat

1. Lokasi rumah pasien yang jauh.

D. Evaluasi Kegiatan

Setelah dilakukan evaluasi pada hari ketiga, Hari Senin, tanggal 8 Maret Jam

10.00 WITA. Didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan intensitas mual

muntah pada responden setelah mengkonsumsi seduhan jahe sebanyak 2 kali

sehari selama 3 hari serta rasa nyaman dan hangat pada perut ibu hamil

trimester pertama yaitu pasien Ny S Jl Samarinda Bontang, Pasien Ny S Jl

Mugierjo dan Pasien Ny S Jl Lempake RT 51.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan tindakan pemberian seduhan jahe untuk

mengurangi intensitas mual muntah pada pasien dengan kehamilan trimester

1 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mengkonsumsi jahe dengan dosis 5 gram perhari yang dibagi menjadi 2

kali minum selama 3 hari berturut turut dapat menurunkan intensitas mua

muntah pada pasien yaitu ibu hamil trimester pertama.

2. Dosis yang aman konsumsi jahe pada ibu hamil dalam sehari yaitu 5 – 6

gram jahe putih atau 1000mg jika jahe extract dalam sehari yang

dikonsumsi sibagi menjadi 2 kali sehari.

B. Saran dan Rencana Tindak Lanjut

1. Terapi ini dapat digunakan sebagai alteranatif untuk menurunkan tingkat

mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama.

2. Terapi ini dapat diterapkan dengan mudah oleh siapapun.

3. Terapi ini dapat menjadi bahan pendidikan kesehatan pemanfaatan

TOGA di masyarakat

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.


http://www.depkes.go.id.index.
2. Oktavia, L. (2016). Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau dari Jarak
Kehamilan dan Paritas. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 41–
46. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.19Runjati, & Umar, S. (2018).
Kebidanan : Teori dan Asuhan (Runjati & S. Umar (eds.)). EGC.
3. Putri, Ayu., D Andiani dan Haniarti. 2016. Efektifitas Pemberian Jahe
Hangat Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil
Trimester I. Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga
Kesehatan dalam Pelaksanaan SDGs”.
4. Parwitasari, Chatur. (2015). Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan
Jahe Dan Daun Mint Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil.
5. Rofi’ah., dan Handayani, Rahmawti. 2017. Efektifitas Konsumsi Jahe dan
Sereh dalam Mengatasi Morning Sickness.JURNAL ILMIAH BIDAN ,
VOL.II, NO.2, 2017
6. WHO. (2013). Reduction of Maternal Mortality. A Joint WHO/ UNFPA/
UNICEF/ world bank statement.
7. Wulandari, D. A., Kustriyanti, D., & Aisyah, R. (2019). Minuman Jahe
Hangat Untuk Mengurangi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Nalumsari Jepara. Jurnal SMART Kebidanan, 6(1), 42.
8. https://doi.org/10.34310/sjkb.v6i1.246
9. Yulianti A, Riyanti E. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hyperemesis
Gravidarum Dengan Penerapan Pemberian Air Rebusan Jahe Untuk
Mengurangi Mual Muntah. In: Proceeding of The Urecol. 2019:1–7.
10. Saifudin, 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan bina pustaka
11. Asrinah, dkk, 2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
12. Koren, Gideon & Boskovic, Radinka & Hard, Marjie & Maltepe, Caroline
& Navioz, Yvette & Einarson, Adrienne. (2002). Motherisk–PUQE

28
(Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea) scoring system
for nausea and vomiting of pregnancy. American journal of obstetrics and
gynecology. 186. S228-31. 10.1067/mob.2002.123054.
13. Rockhmana M, J. Widyawati M, N. (2018). The Effectiveness of Ginger
and Mint Leaves Decoction Toward The Frequency of Emesis
Gravidarum. Public Health Journal of Postgraduate of Applied
Midwifeery Program Health Polytechnic of Ministry of Health Semarang.
14. Javadi M, H, S. Salhei, F. Mashrabi, O. 2013. Clinical Study Comparing
The Effectiveness of Vitamin B6 and Ginger in Treatment of Pregnancy-
Induced Nausea and Vomiting. International Health Journal of Hindawi
Publishing Corporation Obstetrics and Gynecology International. Volume
2013. Page 4.
15. Lete, I and Allue, J. 2016. The Effectiveness of Ginger in The Prevention
of Nausea and Vomiting During Pregnancy and Chemotheratpy.
International Journal of Libertas Academia. from Clinical Manajement
Unit of Obstetrics and Gynecology, Hospital Universatio Araba, Victoria,
Spain and Plant Physiology Laboratury Faculty of Biosciences,
Universitat Autónoma de Barcelona, Bellatera, Spain.

29
Lampiran

Kuesioner Penelitian Mual Muntah Pregnancy Unique


Quantification of Emesis and Nause (PUQE)-24

Data Demografi
1. No. Responden :
2. Nama Ibu :
3. Usia :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Usia Kehamilan :
7. Status Gravida :

Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan yang ibu jawab sesuai dengan yang
ibu rasakan.
1. Dalam 24 jam Tidak 1 jam atau 2-3 jam 4-6 jam >6 jam
terakhir, untuk sama kurang
berapa lama sekali
Anda merasa
mual atau tidak
nyaman pada
perut?
2. Dalam 24 jam Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali >7 kali
terakhir, apakah muntah
Anda muntah
muntah?
3. Dalam 24 jam Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali >7 kali
terakhir, berapa muntah
kali Anda telah
mengalami
muntah kering?

LEMBAR OBSERVASI PENGKONSUMSIAN


PERMEN JAHE

A. Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Lokasi :
B. Aspek yang diobservasi

N Pengonsumsian Air Pagi/sore Keterangan


o. Rebusan Jahe
1. Hari pertama

2. Hari kedua

3. Hari ketiga

Anda mungkin juga menyukai