Anda di halaman 1dari 46

PEMERIKSAAN FISIK SIST.

PERKEMIHAN
ISTILAH-ISTILAH :
FREKUENSI : Sering berkemih sedikit-sedikit atau banyak
Penyebab : ISK, retensi urine, hiperglikemi dengan asupan carian
yang banyak, hipertrofi prostat.
DISURIA: Rasa nyeri atau nyeri seperti terbakar saat berkemih.
Penyebab : infeksi saluran kemih (ISK)
NOKTURIA: Sering terbangun waktu malam karena harus berkemih
Penyebab: Diuretik, hipertropfi prostat, gagal/insufisiensi ginjal,
asupan cairan banyak, gagal jantung kongestif.
HEMATURIA: Adanya sel darah merah dalam urine (dapat kelihatan
dengan mata telanjang atau mikroskpik)
Penyebab : batu ginjal, ISK, inflamasi ginjal atau kandung kemih,
trauma ginjal atau saluran kemih, setelah kateter di lepas,
menstruasi.
Istilah-istilah (lanjutan)

HESITENSI: Sulit untuk berkemih


Penyebab : obstruksi uretra parsial
POLIURIA : Urine yang keluar lebih dari 2.000 ml per 24 jam
Penyebab : DM, DI, gagal ginjal dengan haluaran banyak
OLIGURIA :Urine yang keluar lebih dari 400 ml per 24 jam.
Penyebab : Gagal ginjal, obstruksi, retensi
ANURIA : Urine yang keluar kurang dari 100 ml per 24 jam.
Penyebab : Gagal ginjal, obstruksi total (tumor atau trauma)
URINE BERBAU : Bau khas
Penyebab : ISK, DM (bau buah)
FROTHING : Urine berbuih
Penyebab : adanya protein dalam urine
DATA SUBJEKTIF
Keluhan Utama : misal nyeri PQRST
Riwayat penyakit sekarang : keluhan terjadi dan
perkembangannya, sejak kapan keluhan dirasakan dan
perkembangannya, adakah gejala penyerta (mual dan
muntah, adakah obat yg sering digunakan (namanya,
dosis, dll), tanyakan warna, bau, jumlah urine, tanyakan
bagaimana sampai pasien di rawat di RS
Riwayat penyakit dahulu : Apakah ada riwayat UTI, batu
ginjal, trauma (dapat mengubah struktur dan fungsi
sistem perkemihan), pernahkah mengalami gangguan
mengontrol urine, saat bersin, batuk,tertawa atau
jongkok?, apakah pernah di opname, operasi, pada
wanita menikah tanyakan riwayat partus, riwayat alergi,
kebiasaan merokok, penggunaan alcohol dll, obat apa
saja yg pernah digunakan termasuk herbal, suplemen,
dll.
DATA SUBJEKTIF (lanjutan)
Riwayat keluarga : penyakit kardiovaskular, DM,
hipertensi, cancer atau penyakit kronik lainnya.
Riwayat psikososial : masalah rumah tangga, kondisi
hidup susah, riwayat pekerjaan, cara pandang pasien
terhadap dirinya sendiri (misal lesi di daerah
kemaluan akan mempengaruhi self image pasien),
apa yang menjadi ketakutan dan kekawatirannya
misalnya rasa takut akan program terapi dan
penyakit yg diderita akan mempengaruhi aktivitas
seksual.
Riwayat sexual : sering berganti pasangan, pasangan
baru, dll, orientasi sex heteroseks, biseks, dll.
DATA OBJEKTIF :

Pengkajian fisik
- Mulailah pem. tanda vital dan berat badan.
- Minta pasien untuk buang air kecil (BAK) di tabung
specimen amati warna, bau dan kejernihan.
- Lakukan pem. fisik secara menyeluruh (head to
toe), krn gangguan sistim perkemihan seringkali
mempengaruhi sistim tubuh yang lain
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
a. Inspeksi
Abdomen
Minta pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan rileks
di sisi kanan dan kiri, buka pakaian dari batas procesus
xypoideus sampai simpisis pubis, inspeksi apakah ada
pembesaran, atau ketidaksimetrisan antara sisi kanan dan kiri
tubuh. Normalnya pada orang dewasa perut terlihat lembut,
rata atau sedikit cembung (concave) dan simetris, tanyakan
kepada pasien bila anda melihat ada bekas luka/jahitan,
lebam, warna yang tidak rata.
Meatus uretra
Jaga privasi, jelaskan prosedur, pastikan anda memakai gloves,
senstitif dengan gender, perhatikan apakah ada lecet,
kemerahan, cairan, warna cairan, jumlah, perdarahan, dll.
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
b. Perkusi ginjal

Minta pasien duduk tegak, perkusi sisi kanan dan kiri


di cva(costovertebral angle)
Bisa dilakukan dengan kepalan tangan langsung atau
di alas tangan.
Dokumentasi apakah pasien mengeluh nyeri, rasa
tertekan di daerah tersebut.
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
Perkusi kandung kemih

Mulailah perkusi 5 cm diatas simpisis pubis


mengarah ke bawah untuk mengetahui perbedaan
suara. Normalnya pada kandung kemih yang kosong
terdengar suara timpani, pada kandung kemih yang
penuh terdengar suara dullness.
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)

c. Palpasi

Pada orang dewasa normalnya ginjal tidak dapat di


raba, kecuali pada orang kurus atau orang yang
perutnya rata.
Ginjal kanan lebih mudah di raba karena terletak
sedikit lebih rendah dari pada ginjal kiri
Apabila dapat teraba, ginjal normalnya padat dan
lembut
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)

Berdiri di sebelah kanan pasien, taruh tangan kiri anda di


bawah punggung pasien di daerah pertengahan costal
margin dan krista iliaka.
Letakkan tangan kanan anda tepat diatas tangan kiri anda
Untuk meraba ginjal kanan anda harus menekan kira-
kira3.5 cm diatas Krista iliaka
Tekan ujung jari tangan kiri ke arah dalam
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)

Minta pasien tarik nafas dalam, normalnya anda dapt


merasakan ginjal bergerak di bawah tangan anda,
amati ukuran dan bentuknya. Hindari menekan
dengan keras dan gerakan berulang karena hal ini
dapat menimbulkan rasa sakit.
Untuk palpasi ginjal kiri lakukan hal yang sama
dengan pindah ke sisi kiri pasien.
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
Palpasi kandung kemih
Pastikan pasien sudah BAK. Normalnya teraba
lembut. Perhatikan apakah ada massa, rasa nyeri,
benjolan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. PERKEMIHAN
1. Pielografi intravena (IVP)
Tujuan : menentukan lokasi dan besar ginjal, mengetahui
adanya kista atau tumor, memperlihatkan pengisian pelvis
ginjal, serta memperlihatkan garis bentuk ureter dan kandung
kemih.
Prosedur : dengan mengambil film sinar X abdomen untuk
mengidentifikasi posisi dan besarnya ginjal, kemudian zat
kontras diinjeksi per intravena. Film sinar X ginjal diambil
dengan jarak waktu 3 menit, 5 menit, 10 menit, 30 menit.
Perawat perlu memberi enema, memberi tahu pasien bahwa
ia akan merasa hangat, wajah terasa panas, dan rasa asam
mulut ketika zat kontras dimasukkan. Sebelum pemeriksaan
dilakukan, terlebih dahulu kaji kemungkinan pasien alergi
terhadap iodin atau kerang. Pemantauan dilakukan untuk
kemungkinan alergi terhadap zat kontras. Tanda alergi
meliputi diaforesis, gawat napas, urtikaria, dan tanda vital
tidak stabil.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

2. Kidney, ureter, bladder (KUB)/BNO


Prosedur ini bertujuan: memvisualisasi ginjal,
ureter, dan kandung kemih. Film sinar X
dilakukan terhadap abdomen. Sebelum
prosedur, perlu dilakukan enema.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

3. CT scan
Prosedur ini bertujuan memvisualisasi ginjal dan
sirkulasi ginjal. Alat yang dipakai berupa whole
body CT scanner. Dapat juga dilakukan dengan
kontras zat intravena. Apabila dipakai kontras zat
intravena, persiapan dan perawatan
pascaprosedur untuk IVP harus dilaksanakan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

4. Angiografi ginjal
Prosedur ini bertujuan memvisualisasi sirkulasi ginjal
dan mengkaji stenosis arteri renalis. Prosedur ini mirip
dengan IVP, hanya zat kontras diinjeksikan langsung ke
arteri femoralis melalui kateter yang dimasukkan
sampai ke arteri renalis. Prosedur ini sama dengan IVP,
tetapi perlu dipantau kemungkinan timbulnya gagal
ginjal akut akibat zat kontras, perdarahan di tempat
tusukan ateria, terutama dalam empat jam pertama.
Tempat tusukan harus diperiksa apakah terjadi
hematoma atau nyeri tekan. Tanda vital diperiksa setiap
15 menit selama empat jam pertama. Pasien harus
istirahat baring selama delapan jam pertama.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

5. Ultrasonografi
Pemeriksaan diagnostik ini menggunakan gelombang
suara untuk melihat besarnya dan susunan ginjal.
Gelombang suara dapat memantulkan ginjal dan
komputer memberi informasi berbagai acam densitas
ginjal.
Prosedur ini bersifat noninvasif dan tidak menimbulkan
rasa tidak nyaman. Prosedur ini dilakukan dalam
keadaan kandung kemih harus penuh supaya struktur
abdomen dapat terlihat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)
6. Biopsi Ginjal
Oleh karena ginjal adalah organ yang vaskular,
kemungkinan perdarahan setelah biopsi harus
diperhatikan.
Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksaan terhadap adanya
perdarahan dan masa pembekuan darah harus dilakukan.
Golongan darah harus diperiksa dan dicocoksilangkan
sebanyak dua unit darah sebagai persiapan.
Risiko perdarahan tinggi dalam 12 jam pertama setelah
biopsi.
Ada dua prosedur yang dapat dipakai untuk biopsi, yaitu
biopsi ginjal perkutan (closed) dan biopsi terbuka (open).
Prosedur yang paling lazim dipakai adalah biopsi ginjal
perkutan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

Asuhan pasien setelah biopsi ginjal perkutan

Tirah baring (selama 24 jam). Pasien berbaring telentang dan


tidak bergerak selama 4 jam setelah biopsi dilakukan.
Pasien tidak boleh batuk selama 4 jam pertama setelah biopsi.
Tekanan darah dan nadi dipantau (Setiap 15 menit selama
satu jam pertama,setiap 30 menit selama satu jam berikutnya,
setiap jam sampai tanda vital stabil.
Pantau hematuria dalam 24 jam setelah biopsi
Pasien tidak boleh mengangkat barang selama 10 hari setelah
biopsi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)

7. Sistoskopi
Sistokopi adalah pemeriksaan langsung pada kandung
kemih dengan memakai instrumen yang disebut
sistokop. Sistokop dilengkapi dengan serat optik
fleksibel sehingga dapat melihat uretra, kandung
kemih, dan orifisium uretra. Pasien diminta minum
sebanyak 2-3 liter dalam dua jam sebelum sistokopi
dilaksanakan agar urine mengalir terus.
Ada tiga komplikasi sistokopi yang perlu dipantau
perawat, yaitu perdarahan, perforasi kandung kemih,
dan infeksi.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN

1. Uji darah
Beberapa pemeriksaan serum dilakukan untuk
mengevaluasi fungsi ginjal. Dua pemeriksaan yang
paling lazim dilakukan adalah nitrogen urea darah
(blood urea nitrogen, BUN) dan kadar kreatinin. Hasil
pemeriksaan BUN dapat dipengaruhi oleh makanan
tinggi protein.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN (lanjutan)
2. Uji Fungsi Ginjal
Kreatinin serum. Pria: 0,85-1,5 mg/100 ml, wanita:0,7-1,25 mg/100 ml.
Tujuan prosedur ini adalah menilai kemampuan ginjal untuk mengekskresi
kreatinin. Kreatinin serum dapat juga memperkirakan laju filtrasi
glomerulus (GFR). Prosedur ini tidak membutuhkan persiapan pasien. Diet
dan laju metabolik mempunyai efek sangat minim pada kreatininserum
Nitrogen urea darah (BUN). Nilai normalnya adalah 5-20 mg/100ml.
Prosedur ini dilakukan untuk menilai kemampuan ginjal mengekskresi
ampas nitrogen. BUN sangat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah
dalam saluran encernaana, dan keadaan katabolik (adanya trauma, infeksi,
demam, dan nutrisi yang buruk).
Berat jenis urin. Nilai normalnya adalah 1,010-1,026. Prosedur ini dapat
mengukur kemampuan ginjal untuk mengonsentrasi urine. Prosedur
dimulai dengan mengambil urine yang pertama waktu bangun pagi hari.
Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.
Osmolalitas urine. Nilai normalnya adalah 500-800 mOsm. Uji ini
merupakan yang terbaik untuk mengetahui fungsi ginjal. Osmolalitas
adalah konsentrasi total partikel dalam larutan. Pasien tidak memerlukan
persiapan khusus.
Klirens kreatinin. Nilai normal pria:90-140 ml/menit; wanita: 85-125
ml/menit. Prosedur ini menilai kecepatan ginjal untuk mengambil
kreatinin dari plasma. Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN (lanjutan)
3. Urinalisis
Urinalisis adalah pemeriksaan mikroskopik urine.
Prosedur ini memeriksa sedimen setelah urine
disentrifugasi.

Tujuan pemeriksaan analisis urine untuk :


a. Menunjukkan hasil metabolisme normal di dlm urine
b. Menunjukkan zat normal dlm urine
c. Menunjukkan zat abnormal dalam urine
d. Mendemostrasikan perilaku buffer urine
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN (lanjutan)

Pengumpulan sampel urine :


1. Urine sewaktu (urine acak)
2. Urine pagi
3. Urine 24 jam
TEHNIK PEMBEDAHAN

Nephrectomy
Ureterectomy
Cystectomy
Pyeloplasty
Cystoplasty
Urethroplasty
INFEKSI SALURAN KEMIH BAWAH

Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi akibat


bakteri patogenik yang menyerang satu atau
lebih struktur saluran kemih.
Secara umum ada dua bentuk yaitu cystitis
(nyeri atau rasa tidak enak di abdomen bagian
bawah, frekuensi dan urgensi) dan uretritis
(panas dan terbakar saat berkemih)
FAKTOR RESIKO

Wanita
Uretra pendek dan sangat dekat dengan vagina dan
anus
Selama berkemih uretra yg pendek mengakibatkan
aliran urine mengalami turbulensi dan aliran balik
Berkurangnya estrogen dan progesteron pada
pascamenopause dan hilangnya laktobasil
Aktivitas seksual pada pengantin baru atau dengan
partner baru
Kehamilan
Pemakaian diafragma
Obstruksi
Tumor
Hipertrofi prostat
Batu (kalkuli)
Urine yg statis diatas lokasi obstruksi
vesicourteral reflux

Penyakit kronik
Diabetes mellitus
Glomerulonefritis
Imunosupresi
Instrumenasi
Kateterisasi
Prosedur diagnostic invasive

Umur
Pengosongan kandung kemih tidak sempurna
Asiditas urine berkurang
Malnutrisi
Inkontinensi faktor usia, dll.
ISK timbul terutama apabila daya tahan tubuh
menurun.

Dua faktor utama yang dapat mencegah ISK :


1. integritas jaringan/mukosa dan suplai darah.
2. Trauma atau robeknya mukosa yang melapisi
saluran kemih dapat membuat bakteri
menyerang jaringan tersebut dan
menyebabkan infeksi. Trauma ini dapat
disebabkan erosi jaringan dari ujung kateter,
iritasi karena batu.
Suplai darah pada jaringan kandung kemih dapat
terganggu apabila tekanan ke dinding kandung
kemih sangat kuat, seperti adanya overdistensi
kandung kemih karena obstruksi akibat hipertrofi
prostat, struktur uretra, dan adanya malignansi.

Gejala yang membuat seseorang mencari


bantuan medis adalah disuria, frekuensi, urgensi,
nyeri abdomen bawah, dan urine yang keruh atau
berbau. ISK bagian atas dan pielonefritis disertai
dengan demam, nyeri pinggang, atau nyeri tekan
sudut kostovertebra, mual dan muntah.
Komplikasi
Bila tidak diobati tuntas, dapat terjadi ISK berulang
atau ISK kronik yang dapat merusak dinding saluran
perkemihan dan organ-organ disekitarnya
(pyelonephritis dapat terjadi), bila hal ini terjadi
prognosis penyakit biasanya buruk.
Medikasi

Obat yang biasa dipakai adalah antibiotik saluran


perkemihan seperti nitrofurantoin (Furadantin) dan
antibiotic seperti sulfonamide. Urine yang asam dapat
mencegah tumbuhnya bacteria.

Pengobatan yang tepat selama 7 10 hari biasanya dapat


menuntaskan masalah. Setelah 3 hari terapi antibiotic
biasanya pada kultur sudah menujukkan penurunan bahkan
tidak ada bakteri sama sekali. 1 2 minggu seharusnya di
lakukan kultur urine ulang untuk mengetahui apakah
bakteri pathogen penyebab sudah benar-benar tidak ada.
Bila masih menunjukkan adanya infeksi kemungkinan
penyebabnya adalah adanya batu ginjal, kronik prostatitis
atau kelainan struktur yang membutuhkan operasi. Bila
tidak ada kondisi predisposisi, antibiotic dosis rendah akan
diberikan sampai benar-benar sembuh.
Tindakan

Asupan cairan ditingkatkan sebanyak 3-4 liter per


hari apabila tidak terjadi kontraindikasi.
Peningkatan cairan dapat membuat urine lebih encer
sehingga dapat mengurangi iritasi dan rasa nyeri,
menghindari statis, dan multiplikasi bakteri.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Data subjektif.
Yang termasuk dalam data subjektif adalah
gejala seperti frekuensi, urgensi, dan disuria.
Demam dan menggigil juga sering terjadi.
Data predisposisi perlu juga dikumpulkan,
misalnya pemakaian jeli kontraseptif atau
adanya riwayat infeksi sebelumnya.
Data objektif
Kultur urine perlu dilakukan karena adanya
bakteriuria dapat menjadi dasar diagnosis
infeksi saluran kemih bawah (ISK bawah).
Uji darah dalam urine juga diperiksa.
Palpasi abdomen dan nyeri tekan sudut
kostovertebra dilakukan.
Temperatur tubuh diukur.
Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada
gangguan ini antara lain:
Perubahan pola eliminasi urine yang
berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi.
Defisit pengetahuan tentang ISK yang
berhubungan dengan tidak adanya kontak
dengan orang yang mengetahui kondisi ini atau
sikap acuh terhadap informasi mengenai kondisi
ini.
Gangguan pola tidur.
Resiko infeksi
Resiko cedera
Disfungsi seksual
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan antara lain:
Fungsi ginjal membaik
Hitung bakteri urine kurang dari 1x105 organisme/ml urine aliran tengah
Mengatakan bahwa gejala ISK teratasi
Dapat mengatakan dan menunjukkan tanda cukup istirahat
Dapat mendemonstrasikan manajemen masalah eliminasi urine dengan
benar.
Tidak ada gejala komplikasi jangka panjang
Aktifitas seksual dapat normal kembali.
Dapat menjelaskan mengenai:
Tanda dan gejala ISK
Rasional meningkatkan asupan cairan sampai 3-4 liter per hari
Faktor risiko ISK
Waktu dan cara memakan obat yang diresepkan dokter
Rencana perawatan lanjutan termasuk kultur urine
Intervensi keperawatan
Memfasilitasi pemulihan dan kenyamanan.
Terapi antibiotic harus diberikan pada waktu yang tepat
dan teratur (perhitungan 24 jam) untuk menjamin kadar
antibiotika yang adekuat dalam darah.
Apabila memerlukan pemeriksaan invasive, perawat perlu
mengulang penjelasan yang telah diterima pasien dan
memberi kesempatan pada pasien untuk bertanya.
Latihan napas-dalam dapat membantu relaksasi saat
prosedur dilakukan. Pasien dengan uretritis dapat merasa
gatal atau nyeri di daerah perineum.
Rendam duduk (sitz bath) dapat membantu mengurangi
gatal atau nyeri.
Bila sitz bath tidak menolong dapat di coba memberikan
kompres hangat di daerah perineum.
Peningkatan kesehatan dan pencegahan.
Beberapa tindakan penting yang dapat mencegah
ISK adalah:
Volume urine harus banyak minum banyak
Kateterisasi perkemihan dilakukan hanya apabila
sangat diperlukan dan dilepas secepat mungkin.
Teknik aseptic harus diperhatikan dengan ketat.
Pertahankan urine yang asam dengan
mengonsumsi vitamin C cranberry juice.
Anjurkan untuk berkemih sebelum dan sesudah
melakukan hubungan seks
Ajarkan pasien untuk tidak menunda-nunda BAK
Ajarkan pasien untuk BAK dengan tuntas.
Penyuluhan pasien/keluarga
Informasi yang perlu diberikan pada pasien/keluarga meliputi:
Gejala ISK
Segera memperoleh bantuan medis apabila terjadi gejala ISK
Perlunya menyelesaikan terapi obat walaupun gejala sudah tidak
ada
Pentingnya perawatan lanjutan dan kultur urine secara teratur
Asupan cairan 2-3 liter per hari
Memakai celana dalam yang terbuat dari bahan katun; hindari
bahan nilon atau sintetis karena tidak memberi ventilasi dan
mempermudah pertumbuhan bakteri
Hindari iritasi pada perineum dengan tidak memakai celana yang
terlalu ketat
Untuk wanita, penting untuk mencuci area perineum dari arah
depan ke belakang untuk mencegah masuknya bakteri ke uretra
Jangan mandi berendam dalam bathtub
Bila pasien dapat obat penazopyridine beritahukan BAK nya akan
berwarna lebih oranye kemerahan.
Tingkatkan asupan cairan urine dengan berkemih setiap 2-4 jam
Konsumsi vitamin C secara teratur untuk membuat urine menjadi
asam karena dapat mencegah pertumbuhan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai