PERKEMIHAN
ISTILAH-ISTILAH :
FREKUENSI : Sering berkemih sedikit-sedikit atau banyak
Penyebab : ISK, retensi urine, hiperglikemi dengan asupan carian
yang banyak, hipertrofi prostat.
DISURIA: Rasa nyeri atau nyeri seperti terbakar saat berkemih.
Penyebab : infeksi saluran kemih (ISK)
NOKTURIA: Sering terbangun waktu malam karena harus berkemih
Penyebab: Diuretik, hipertropfi prostat, gagal/insufisiensi ginjal,
asupan cairan banyak, gagal jantung kongestif.
HEMATURIA: Adanya sel darah merah dalam urine (dapat kelihatan
dengan mata telanjang atau mikroskpik)
Penyebab : batu ginjal, ISK, inflamasi ginjal atau kandung kemih,
trauma ginjal atau saluran kemih, setelah kateter di lepas,
menstruasi.
Istilah-istilah (lanjutan)
Pengkajian fisik
- Mulailah pem. tanda vital dan berat badan.
- Minta pasien untuk buang air kecil (BAK) di tabung
specimen amati warna, bau dan kejernihan.
- Lakukan pem. fisik secara menyeluruh (head to
toe), krn gangguan sistim perkemihan seringkali
mempengaruhi sistim tubuh yang lain
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
a. Inspeksi
Abdomen
Minta pasien berbaring terlentang dengan kedua tangan rileks
di sisi kanan dan kiri, buka pakaian dari batas procesus
xypoideus sampai simpisis pubis, inspeksi apakah ada
pembesaran, atau ketidaksimetrisan antara sisi kanan dan kiri
tubuh. Normalnya pada orang dewasa perut terlihat lembut,
rata atau sedikit cembung (concave) dan simetris, tanyakan
kepada pasien bila anda melihat ada bekas luka/jahitan,
lebam, warna yang tidak rata.
Meatus uretra
Jaga privasi, jelaskan prosedur, pastikan anda memakai gloves,
senstitif dengan gender, perhatikan apakah ada lecet,
kemerahan, cairan, warna cairan, jumlah, perdarahan, dll.
DATA OBJEKTIF : (lanjutan)
b. Perkusi ginjal
c. Palpasi
3. CT scan
Prosedur ini bertujuan memvisualisasi ginjal dan
sirkulasi ginjal. Alat yang dipakai berupa whole
body CT scanner. Dapat juga dilakukan dengan
kontras zat intravena. Apabila dipakai kontras zat
intravena, persiapan dan perawatan
pascaprosedur untuk IVP harus dilaksanakan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)
4. Angiografi ginjal
Prosedur ini bertujuan memvisualisasi sirkulasi ginjal
dan mengkaji stenosis arteri renalis. Prosedur ini mirip
dengan IVP, hanya zat kontras diinjeksikan langsung ke
arteri femoralis melalui kateter yang dimasukkan
sampai ke arteri renalis. Prosedur ini sama dengan IVP,
tetapi perlu dipantau kemungkinan timbulnya gagal
ginjal akut akibat zat kontras, perdarahan di tempat
tusukan ateria, terutama dalam empat jam pertama.
Tempat tusukan harus diperiksa apakah terjadi
hematoma atau nyeri tekan. Tanda vital diperiksa setiap
15 menit selama empat jam pertama. Pasien harus
istirahat baring selama delapan jam pertama.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)
5. Ultrasonografi
Pemeriksaan diagnostik ini menggunakan gelombang
suara untuk melihat besarnya dan susunan ginjal.
Gelombang suara dapat memantulkan ginjal dan
komputer memberi informasi berbagai acam densitas
ginjal.
Prosedur ini bersifat noninvasif dan tidak menimbulkan
rasa tidak nyaman. Prosedur ini dilakukan dalam
keadaan kandung kemih harus penuh supaya struktur
abdomen dapat terlihat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)
6. Biopsi Ginjal
Oleh karena ginjal adalah organ yang vaskular,
kemungkinan perdarahan setelah biopsi harus
diperhatikan.
Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksaan terhadap adanya
perdarahan dan masa pembekuan darah harus dilakukan.
Golongan darah harus diperiksa dan dicocoksilangkan
sebanyak dua unit darah sebagai persiapan.
Risiko perdarahan tinggi dalam 12 jam pertama setelah
biopsi.
Ada dua prosedur yang dapat dipakai untuk biopsi, yaitu
biopsi ginjal perkutan (closed) dan biopsi terbuka (open).
Prosedur yang paling lazim dipakai adalah biopsi ginjal
perkutan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SIST. (lanjutan)
7. Sistoskopi
Sistokopi adalah pemeriksaan langsung pada kandung
kemih dengan memakai instrumen yang disebut
sistokop. Sistokop dilengkapi dengan serat optik
fleksibel sehingga dapat melihat uretra, kandung
kemih, dan orifisium uretra. Pasien diminta minum
sebanyak 2-3 liter dalam dua jam sebelum sistokopi
dilaksanakan agar urine mengalir terus.
Ada tiga komplikasi sistokopi yang perlu dipantau
perawat, yaitu perdarahan, perforasi kandung kemih,
dan infeksi.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN
1. Uji darah
Beberapa pemeriksaan serum dilakukan untuk
mengevaluasi fungsi ginjal. Dua pemeriksaan yang
paling lazim dilakukan adalah nitrogen urea darah
(blood urea nitrogen, BUN) dan kadar kreatinin. Hasil
pemeriksaan BUN dapat dipengaruhi oleh makanan
tinggi protein.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN (lanjutan)
2. Uji Fungsi Ginjal
Kreatinin serum. Pria: 0,85-1,5 mg/100 ml, wanita:0,7-1,25 mg/100 ml.
Tujuan prosedur ini adalah menilai kemampuan ginjal untuk mengekskresi
kreatinin. Kreatinin serum dapat juga memperkirakan laju filtrasi
glomerulus (GFR). Prosedur ini tidak membutuhkan persiapan pasien. Diet
dan laju metabolik mempunyai efek sangat minim pada kreatininserum
Nitrogen urea darah (BUN). Nilai normalnya adalah 5-20 mg/100ml.
Prosedur ini dilakukan untuk menilai kemampuan ginjal mengekskresi
ampas nitrogen. BUN sangat dipengaruhi oleh diet tinggi protein, darah
dalam saluran encernaana, dan keadaan katabolik (adanya trauma, infeksi,
demam, dan nutrisi yang buruk).
Berat jenis urin. Nilai normalnya adalah 1,010-1,026. Prosedur ini dapat
mengukur kemampuan ginjal untuk mengonsentrasi urine. Prosedur
dimulai dengan mengambil urine yang pertama waktu bangun pagi hari.
Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.
Osmolalitas urine. Nilai normalnya adalah 500-800 mOsm. Uji ini
merupakan yang terbaik untuk mengetahui fungsi ginjal. Osmolalitas
adalah konsentrasi total partikel dalam larutan. Pasien tidak memerlukan
persiapan khusus.
Klirens kreatinin. Nilai normal pria:90-140 ml/menit; wanita: 85-125
ml/menit. Prosedur ini menilai kecepatan ginjal untuk mengambil
kreatinin dari plasma. Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.
PEMERIKSAAN LAB. SIST. PERKEMIHAN (lanjutan)
3. Urinalisis
Urinalisis adalah pemeriksaan mikroskopik urine.
Prosedur ini memeriksa sedimen setelah urine
disentrifugasi.
Nephrectomy
Ureterectomy
Cystectomy
Pyeloplasty
Cystoplasty
Urethroplasty
INFEKSI SALURAN KEMIH BAWAH
Wanita
Uretra pendek dan sangat dekat dengan vagina dan
anus
Selama berkemih uretra yg pendek mengakibatkan
aliran urine mengalami turbulensi dan aliran balik
Berkurangnya estrogen dan progesteron pada
pascamenopause dan hilangnya laktobasil
Aktivitas seksual pada pengantin baru atau dengan
partner baru
Kehamilan
Pemakaian diafragma
Obstruksi
Tumor
Hipertrofi prostat
Batu (kalkuli)
Urine yg statis diatas lokasi obstruksi
vesicourteral reflux
Penyakit kronik
Diabetes mellitus
Glomerulonefritis
Imunosupresi
Instrumenasi
Kateterisasi
Prosedur diagnostic invasive
Umur
Pengosongan kandung kemih tidak sempurna
Asiditas urine berkurang
Malnutrisi
Inkontinensi faktor usia, dll.
ISK timbul terutama apabila daya tahan tubuh
menurun.