Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM SENAM LANSIA

No. Dokumen
:
No. Revisi
:
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman

: 1/2
Kepala UPT Puskesmas

PUSKESMAS
SAMBAS

1. Pengertian
2. Tujuan

dr. TUTI H. BATUBARA


NIP. 19820303 201001 2 023
Salah satu jenis terapi modalitas fisik untuk lansia
Terapi agar tubuh orang yang lanjut usia tetap bugar dan terhindar dari
berbagai jenis penyakit yang berhubungan dengan proses menua, bersifat
menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh,
serasi sesuai dengam kebutuhan, setara dengan kondisi, luwes, anatomis,
enak dikerjakan.

3. Kebijakan

SK Kepala Puskesmas No.

/ /

/ / tentang penetapan SOP

4. Referensi

1. Suhardo M. 2004. Senam Bugar Lansia AWARA 2004. PERWOSI &Tim


Penggerak PKK Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama
dengan Medika Fakultas Kedokteran Universitas GadjahMada.
2. Pudjiastuti. S dan Utomo B. 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta:EGC
3. Sumosardjuno, 2000. Latihan Fisik Sehat Untuk Lansia. diakses tanggal
25 Maret 2009.http://www.Pdpersi.co.id tipSs latiahan fisik sehat untuk
lansia.

5. Prosedur/Langka

h-langkah

1. Pemanasan (warming up), gerakan umum, yang melibatkan otot dan


sendi, dilakukan secara lambat dan hati-hati. Pemanasan dilakukan
bersama dengan peregangan lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5 menit
terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat, pemanasan dilakukan dengan
tujuan untuk mengurangi cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar
dapat turut serta dalam proses metabolisme yang meningkat.
2. Latihan/gerakan inti senam lansia dilakukan 10-20 menit, gerakannya
meliputi :
Jalan ditempat sambil mengatur napas
Kaki bergantian ke depan dan tangan diangkat setinggi bahu
Melangkah kesamping dua langkah, posisi tangan seperti mendorong
Ulangi gerakan diatas 4 set
Jalan ditempat sambil mengatur napas

Maju dengan mengangkat lutut sejajar paha dan kedua siku diayun
didepan dada

Melangkah ke samping satu langkah dan tangan didorong ke atas


dengan mengepal
Ulangi gerakan e,f,g selama 4 set
Jalan ditempat sambil mengatur napas
Mengangkat lutut serong dan siku seolah-olah menyentuh lutut
Mengankat kaki ke depan dan mengangkat tangan ke pinggang
Ulangi gerakan i,j,k selama 4 set
Jalan ditempat sambil mengatur napas
Kaki maju dan mundur 2 langkah dan tangan mengepal diluruskan
kedepan
Kaki dibuka jinjit kesamping dan tangan bertepuk dan dibuka
Ulangi latihan m,n,o selama 4 set
Jalan ditempat sambil mengatur napas
Melangkah ke samping 2 langkah sambil merentangkan lengan sejajar
bahu
Menghadap kesamping, ujung kaki dibuka-tutup sambil tangan didorong
ke atas
Ulangi q,r,s selama 4 set
Jalan ditempat sambil mengatur napas
Mengayun tangan diatas sampai sejajar bahu
Mengayun tangan dibawah sampai sejajar bahu
Bertepuk tangan
3. Pendinginan (cooling down), dilakukan secara aktif artinya, setelah latihan
inti perlu gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal
yang ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.

Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan yaitu selama 8-10 menit.

6. Diagram Alur

PEMANASAN

GERAKAN INTI

PENDINGINAN

7. Alat dan Bahan

Laptop

Speker ( Pengeras Suara)

Cok cabang

Mic

Meja

Bangku

CD Senam Lansia

Daftar Hadir

8.Unit Terkait

9.Dokumen terkait

PEMERITAH KOTA SIBOLGA


DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SAMBAS


JALAN TONGKOL NO. 11 TELP. (0631) 23103
SIBOLGA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SENAM LANSIA
I.

PENDAHULUAN

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat


yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan
hidup. Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa
pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup
64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan
jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan
menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia
meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor
resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami para
lansia adalah rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai penyakit
karena berkurangnya daya tahan tubuh dala menghadapi pengaruh dari luar
serta menurunnya efisiensi mekanisme homeostatis, oleh karena hal tersebut
lansia mudah terserang berbagai penyakit.
Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu
hipertensi yang bisa menjadi awitan dari berbagai masalah kardiovaskuler
lainnya yang lebih gawat. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 2 penderita hipertensi pada tahun 1992 yaitu sebanyak 16% dan pada
tahun 2001 meningkat menjadi 26,4%. Hal ini menunjukkan prevalensi angka
kejadian hipertensi semakin meningkat. Sekitar 80 - 90% hipertensi tidak
diketahui penyebabnya.
Menurut kamus kedokteran, hipertensi adalah tekanan darah tinggi.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer
& Bare, 2002). Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis atau dalam jangka waktu yang lama. Menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) tekanan darah normal bagi setiap orang
adalah 120/80 mmHg. Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Prevalensi
kejadian hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu 60%-80% pada usia diatas
65 tahun. Tidak sedikit orang yang menganggap penyakit hipertensi pada
lansia adalah hal biasa. Sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh
penyakit ini. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara
lain gagal jantung dan stroke (Muhammad, 2010).
Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor, diantaranya yaitu gaya hidup
dan pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi pada arteri dan
kelemahan otot jantung untuk memompa darah. Hal itu disebabkan karena pada
usia lanjut terjadi penurunan massa otot, kekuatan dari laju denyut jantung
maksimal, dan terjadinya peningkatan kapasitas lemak tubuh. Penyebab dari itu
semua dapat dicegah dengan cara berolahraga secara teratur baik dari semasa
muda hingga masa tua. Olahraga dan latihan pergerakan secara teratur dapat
menanggulagi masalah akibat perubahan fungsi tubuh (Muhammad, 2010).

II.LATAR BELAKANG
Olahraga atau aktivitas fisik merupakan suatu bentuk kegiatan fisik yang
memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia bila
dilaksanakandengan tepat dan terarah (Depkes RI. 1992).
Fungsi organ tubuh akan meningkat bila diberikan latihan fisik yang
memadai. Penelitian epidemologi menunjukkan ada hubungan antara tidak
melakukan aktivitas fisik dengan rendahnya kesehatan individu (Leckenetto,
1997). Aktivitas fisik pada usia lanjut dapat dilihat dari frekuensi partisipasi
dalam kegiatan olahraga, senam, berkebun dan berenang. Olahraga yang baik
dan benar sesuai takaran secara teratur paling sedikit selama 15 30 menit,
dilakukan 3 kali dalam seminggu (Depkes RI, 1992).
III.

TUJUAN

Tujuan Umum
Tujuan Umum Setelah dilakukan latihan senam lansia denga hipertensi dan
diabetes meletus, klien dapat mempratekkan secara mandiri untuk mencegah
peningkatan tekanan darah.

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hiepertensi dan diabetes
meletus maka klien mampu :
1) Memahami tentang penyakit hipertensi dan diabetes meletus
2) Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi dan diabetes
meletus secara mahir.
IV.

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Persiapan Kegiatan :
Persiapan acara dilakukan dengan membuat pre planning kegiatan Senam

Lansia dan Pemeriksaan fisik lansia, Pendataan di lakukan di puskesmas dan


posyandu lansia. Pendataan dilaksanakan di posyandu lansia dengan cara
Berkoordinasi dengan kader posyandu serta tokoh masyarakat tentang senam
lansia.Pendataan dilaksanakan setiap bulan.
2. Pendataaan dilakukan dengan cara
Pelaksanaan kegiatan senam lansia dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pendaftaran
b. Lansia di arahkan untuk berbaris di lapangan
c. Senam dipimpin oleh instruktur senam, beberapa panitia ikut
mendampingi lansia selama senam berlangsung
d. Gerakan senam terlampir
e. Lansia di anjurkan istirahat setelah senam
3. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan fisik lansia dilakukan dengan
menggunakan sistem 3 meja yaitu :
a. Meja I : Pemeriksaan tekanan darah anamnesa
b. Meja II : Pemeriksaan cek penyakit DM
C. Meja III : Mencatat hasil pemeriksaan
V.

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pengumpulan data tentang senam lansia melalui poli umum dan
posyandu lansia
2. Setelah didapatkan data-data yang diperlukan, kemudian klasifikasi
data-data tersebut ke dalam format-format yang sudah ada di
puskesmas.
3. Hasil rekapan data-data tadi di masukkan ke dalam format PUS/WUS.
4. Setelah data selesai diolah, kemudian data tersebut di laporkan kepada
kepala puskesmas untuk ditinjau kembali .
5. Koordinator menyerahkan rekapitulasi laopran PUS/WUS ke Dinas
Kesehatan

VI.

SASARAN
Sasaran pendataan adalah setiap pasien yang lanjut usia yang
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetes meletus di
harapkan untuk melaksanakan senam lansia.

VII. JADWAL
Terlampir
VIII. PEMBIAYAAN

- Kantor BPJS
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan oleh tim managemen Puskesmas terhadap
ketepatatan pelaksanaan kegiatan dengan jadual yang telah di tentukan.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan harus disusun setiap akhir
kegiatan oleh tim Managemen Puskesmas kepada kepala Puskesmas
X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaksana kegiatan harus membuat laporan setiap kegiatan paling
lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan kepada tim Managemen
Puskesmas dan seluruh kegiatan harus di evaluasi keberhasilannya
paling lambat 1 bulan setelah kegiatan dan di laporkan kepada kepala
Puskesmas.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Sambas

dr. TUTI H. BATUBARA


NIP. 19820303 201001 2 023

Penanggung Jawab Program Senam


Lansia

FIVI ENDILISA SEMBIRING


NIP. 19850629 201101 2 019

Lampiran I : Jadwal Kegiatan Senam lansia PUS/WUS


No

Nama Petugas

Tempat

Tanggal

Keteranga
n

Fivi Endilisa

Puskesmas

Fitri Mahrani

sambas

JuliaRidatunisa
2

Fivi Endilisa

Puskesmas

Fitri Mahrani

sambas

Julia Ridatunisa
Fivi Endilisa

Puskesmas

Fitri Mahrani

sambas

Julia Ridatunisa
Fivi Endilisa

Puskesmas

Fitri Mahrani

sambas

Julia Ridatunisa

Anda mungkin juga menyukai