Anda di halaman 1dari 21

Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

LAPORAN PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


SENAM HIPERTENSI PADA NY.S DENGAN HIPERTENSI DI
PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDA BONDOWOSO
KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2018

OLEH:
Yeni Dwi Aryati, S.Kep
NIM 132311101045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2018
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan juga
asosiasinya terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler seperti jantung dan stroke,
serta penyakit ginjal. Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Depkes, 2010). Tekanan darah tinggi atau hipertensi menurut
Sustrani (2006) merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang
menyebabkan suplai darah yang berisi oksigen dan nutrisi menjadi terhambat
untuk sampai ke jaringan tubuh sehingga mengakibatkan jantung harus memompa
darah ke seluruh tubuh dengan lebih kuat. Sedikit berbeda dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Bustan (2009), bahwa hipertensi merupakan keadaan
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu
organ target seperti stroke, penyakit jantung koroner dan hipertrofi ventrikel kiri.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju
maupun Negara berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health
Organization (WHO) pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita
hipertensi untuk pria sekitar 26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan
pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat menjadi 29,2% (Apriany, 2012).
Berdasarkan laporan NHANES tahun 1999 – 2000 insidensi hipertensi orang
dewasa mencapai 29 – 31% atau 58 – 65 juta orang di Amerika menurut
(Andryani, 2009) dalam (Yugiantoro, 2006). Dari 26,4% populasi dunia itu,
negara berkembang menyumbang 2/3 populasi yang terjangkit hipertensi
sedangkan negara maju hanya menyumbangkan sepertiganya saja (Andra dalam
Simposia, 2007).Di daerah Timur Tengah, prevalensi hipertensi cukup tinggi. Irak
merupakan negara Timur Tengah yang prevalensinya paling tinggi, yaitu 40,4%
disusul oleh Mesir sebesar 33,4%. Negara Timur Tengah yang memiliki
prevalensi hipertensi terendah adalah negara Sudan sebesar 23,6% (WHO
EMRO). Sementara itu di wilayah ASEAN, survey menunjukkan prevalensi
hipertensi di Thailand (1989) sebesar 17%, Philippina (1993) sebesar 22%,
Malaysia (1996) sebesar 29,9%, Vietnam (2004) sebesar 43,5% dan Singapura
(2004) sebesar 24,9%.
Indonesia memang belum memiliki data yang akurat mengenai hipertensi.
Penelitian hipertensi pernah dilakukan pada tahun 1975 terhadap empat grup yaitu
suku Batak (Sumatera Utara), suku Sunda (Jawa Barat), suku Jawa (Jawa
Tengah), Kalimantan (Kalimantan), dan grup heterogen di Jakarta. Berdasarkan
penelitian tersebut, diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia adalah
7,1% dengan 6,6% pada perempuan dan 7,6 pada laki-laki. Berbagai penelitian
epidemiologi menunjukkan bahwa terdapat 1,8% - 28,6% penduduk berusia diatas
20 tahun yang menderita hipertensi (Arief, 2008). Berdasarkan survey faktor
resiko penyakit kardivaskuler, prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat
menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanita (1988), 16,5% pada pria dan 17%
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

pada wanita (1993), 12,1% pada pria dan 12,2% pada wanita (2000). Berdasarkan
profil Kesehatan Indonesia tahun 2004, hipertensi menempati urutan ketiga
sebagai penyakit yang paling sering diderita oleh pasien rawat jalan. Berdasarkan
SKRT 2004, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 14%. Sementara itu,
berdasarkan laporan SP2RS Ditjen Yanmedik Depkes 2005, hipertensi merupakan
penyakit system sirkulasi darah yang menempati urutan pertama pada rawat jalan
(sebanyak 5701 kunjungan) dan peringkat keempat pada layanan rawat inap.
Hipertensi pun merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi salah
satu penyebab kematian utama di rumah sakit (Depkes, 2010). Pada tahun 2006,
hipertensi menempati urutan kedua penyakit yang paling sering diderita oleh
pasien rawat jalan di Indonesia (4,67%) setelah ISPA (9,32%) (Depkes, 2008).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Jember pada lansia di PSTW Bondowoso, yakni Ny. S diperoleh data
bahwa Ny.S menderita hipertensi.Ny.S mengatakan memiliki riwayat penyakit
hipertensi.

1.2 Perumusan Masalah (bentuk pertanyaan)


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan senam hipertensi?
1.2.2 Apa tujuan dari dilakukannya senam hipertensi?
1.2.3 Apa manfaat dari dilakukannya senam hipertensi?
1.2.4 Bagaimana syarat dilakukannya senam hipertensi?
1.2.5 Bagaimana cara melakukan senam hipertensi?
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan bagaimana
cranya senam hipertensi untuk lansia ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan mengajarkan pada para lansia tentang senam hipertensi di
PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.

2.1.2 Tujuan Khusus


1. Lansia mampu menjelaskan tentang pengertian senam hipertensi;
2. Lansia mampu menjelaskan tentang tujuan dan manfaat senam
hipertensi;
3. Lansia mampu mempraktikan langkah-langkah untuk melakukan senam
hipertensi;
2.2 Manfaat
2.2.1 Menambah pengetahuan lansia tentang senam hipertensi;
2.2.2 Menambah pengetahuan Ny.S tentang cara penceghan hipertensi
dengan senam hipertensi;
2.2.3 Menambah keterampilan Ny.S dalam mempraktikan senam hipertensi
dengan tepat di PSTW Bondowoso, Kabupaten Bondowoso.
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh
yang dipilih dan dikonstruksikan dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan
terencan, disusun secara sistematis dengan tujuan mningkatkan kesegaran
jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental
spiritual. Penilitan lain dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan
bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang
dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan,
koordinasi serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukan kemunduran
sejalan dengan waktu (Ahmadi, 2009)
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap
kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan
radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
Semua senam dan aktivitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif / penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk
mereka yang memasuki usia pralansia (45 tahun) dan usai lansia (65 tahun ke
atas). Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan
fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam
tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahatkan yaitu kecepatan
denuyt nadi sewaktu istrahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut
jantung sewaktu istirahat harus menurun (Powell, 2000)
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
bahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Manfaat dari olahraga bagi lansia usia menurut Nugroho (1999, 157) antara:
a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(adaptasi)
c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya
terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit. Sebagai rehabilitasi pada
lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut
jantung maksimal toleransi latihan kapasitas aerobic, dan terjadinya
penignkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam
lansia dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut.
Bahkan latihan / olahraga seperti senam lansia dapat mengeliminasi
berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit
arteri koroner dan kecelakaa (Darmojo, 1999;81)
Tujuan senam lansia dengan hipertensi yaitu; 1) melebarkan pembuluh darah;
2) tahanan pembuluh darah menurun; 3) berkurangnya hormon yang memacu
peningkatan tekanan darah; dan 4) menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Indikasi senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita


hipertensi. Kontraindikasinya adalah klien dengan fraktur ektremitas atas atau
bawah serta klien dengan bedrest total.

3.2 Kerangka Penyelesaian

HIPERTENSI

Tidak terkontrol Terkontrol

1. Keturunan 1. Alkohol
2. Jenis kelamin 2. Merokok
3. umur 3. Konsentrasi
natrium

farmakologi Non-farmakologi

SENAM
HIPERTENSI
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi masyarakat khususnya lansia
untuk menerapkan cara-cara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian
masalah mengenai hipertensi yang dapat dilakukan adalah melakukan
pendidikan kesehatan dan demonstrasi tentang senam hipertensi pada lansia.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi ini
yaitu lansia dan orang-orang sekitarnya yang telah dapat mempraktikkan
senam hipertensi
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : diskusi dan praktek
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
=Sasaran

= Pemateri
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: EGC

Bustan, M.N., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka


Cipta.

Dalmartha, Setiawan dan Nova Sutarina. 2010. Care Your Self Hipertensi.
Jakarta: Penebar Plus.

Depkes R.I., 2008.Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Gunawan, Lani. 2011. Hipertensi, Penyakit Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.

Heni Rokhaeni, dkk. 2001. Keperawatan Kardiovaskuler Pusat Jantung. Jakarta:


EGC.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan


Tahun 2010-2014. Jakarta.

Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 1. Jakarta: FKUI
Media Aesculapius.

NANDA. 2015. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Yoyakarta: Prima


Medika.

Sustrani L., 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Yogiantoro Mohammad, 2006. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, Aru.w., ed. Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
PenyakitDalam FKUI, 599-603.
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet

Jember, Maret 2018

Pemateri

Yeni Dwi Aryati


Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, tanggal Maret 2018 jam ___ s/d ___ WIB bertempat di
wisma mawar 2 PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa Timur
telah dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Senam Hipertensi. Kegiatan
ini diikuti oleh __ orang (daftar hadir terlampir)

Jember, Maret 2018


Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik

Ns. Tantut Susanto


Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR

Kegiatan pendidikan kesehatan Senam Hipertensi pada: Maret 2018 jam


______ s/d _____ WIB bertempat di wisma mawar 2 PSTW Bondowoso
Kabupaten Bondowoso Propinsi Jawa Timur

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Jember, Maret 2018


Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Gerontik

Ns. Tantut Susanto


NIP
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Senam Hipertensi


Sasaran : Lansia di wisma mawar 2
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : , Maret 2018
Tempat : wisma mawar 2 PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi lansia akan dapat
mengerti dan memahami tentang cara melakukan senma hipertensi
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit sasaran mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian tentang senam hipertensi minimal 85 %
dengan benar;
b. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat senam hipertensi minimal 85%
dengan benr;
c. Menjelaskan tentang bagaimana melakukan senam hipertensi minimal
90%
3. Pokok Bahasan: senam hipertensi
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian senam hipertensi
b. Tujuan dan manfaat senam hipertensi
c. Langkah melakukan senam hipertensi
5. Waktu: ± 30 menit
6. Bahan/Alat yang Diperlukan
a. Materi
b. Musik
c. Pakaian olahraga
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: Pertemuan kelompok dengan lansia
b. Langkah pokok:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

3. Dosen

9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan dan latihan mandiri tentang senam lansia
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Memberi salam Memperhatikan denga 5 menit
b. Memperkenalkan seksama
diri Menjawab salam
c. Menjelaskan
maksud dan
tujuan

Penyajian a. Penjelasan Memperhatikan 5 menit

b. Demonstrasi Peserta ikut berperan 15 menit


latihan senam dalam memperagakan
latihan senam
hipertensi
Penutup a. Evaluasi Memperhatikan 10 menit

Memberi saran

Memberi komentar
dan menjawab
pertanyaan bersama

b. Memberi salam Memperhatikan dan


membalas salam
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

11. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara suda disiapkan
2. Evaluasi Proses
a. Klien mampu memahami penyakit hipertensi
b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara
mandiri
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan tentang pengertian serta manfaat senam lansia
b. Mengetahui dan mampu mempraktikkan langkah-langkah untuk
melakukan senam lansia
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM HIPERTENSI UNTUK LANSIA

PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
PROSEDUR TETAP NO NO. REVISI: HALAMAN:
DOKUMEN:
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:
1. ` Pengertian Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani
dengan melakukan senam karena dapat merangsang
aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan
yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang
melakasanakannya
2. Tujuan 1. Untuk meningkatkan jumlah interaksi
oksigen yang di proses di dalam tubuh dalam
waktu tertentu
2. meningkatkan daya tahan jantung dan paru-
paru serta membakar lemak yang berlebihan
ditubuh karena aktivitas gerak untuk
menguatkan dan membentuk otot dan
beberapa bagian tubuh lainya, seperti
pungung, paha, pinggul, perut dan lain lain
3. meningkatkan ketentuan keseimbangan
koordinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau
olahraga lainnya
3. Indikasi Pasien dengan hipertensi
4. Kontraindikasi 1. klien dengan kondisi yang lemah
2. klien dengan tekanan darah tinggi dan perlu
untuk tirah baring
5. Persiapan pasien 1. klien memakai pakaian yang cukup longgar
dan dari bahan yang mudah menyerap
keringat
2. klien memakai kaos kaki cukup tebal dan
sepatu yang empuk dan pas di kaki, boleh
tanpa alas kaki asalkan lantai bersih dan
aman
3. tetap minum air putih sebelum dan sesudah
latihan
6. Persiapan alat 1. pakaian olahraga lengkap
2. lingkungan yang aman dan nyaman
7. Cara kerja Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda
dengan orang sehat untuk itu perlu senam yang juga
di lakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap
dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

itensial ringan dapat di lakaukan perlahan sesuai


kemampuan. Menurut Niniek soetini SSt ft,fisioterpis
siloam hospitalia Surabaya, contoh latihan yang bisa
di terapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
Pemanasan:
1. Tarik nafas, angkat tangan ke atas hembuskan
pelan-pelan dari mulut tangan turunkan.
Lakukan sebanyak 2x
2. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan
tangan pada sisi yang sama dengan arah
kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu
bergantian dengan sisi yang lain
3. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat
lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki
dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10
hitungan. Rasakan tarikan bahu dan
punggung.
Inti:
GERAKAN-GERAKAN TANGAN
1. Mengangkat tangan kedepan, keatas.
Kesamping, kebelakang
2. gerakan tangan membuka dan menyilang
3. Mendorong dan memompa
4. kedepan, keatas, kesamping,
5. gerakan mengayunkan satu tangan atau dua
tangan
6. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk,
jangan menepuk paha, dan lain sebagainya
GERAKAN-GERAKAN KAKI
1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. melangkah satu atau dua langkah
4. melompat satu kaki atau dua kaki ke samping
kedepan dan kebelakang
5. mengangkat lutut
6. tendang kebelakan, kedepan dan kesamping
7. gerakan cha-cha
8. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan
lain sebagainya
Pendinginan:
1. kedua kaki dibuka selebar bahu. lingkarkan
satu tanggan ke leher dan tahan dengan
tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan
lakukan pada sisi lainnya
2. posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu
gerakan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan
lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan
dengan hitungan yang sama
3. Tarik nafas, angkat tangan ke atas
hembuskan pelan-pelan dari mulut tangan
turunkan. Lakukan sebanyak 2x
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

8. Hasil a. Subyektif
klien mengatakan badannya terasa segar.
b. Obyektif
Senam di lakukan sesuai tahap. Tidak ada
keluhan selama dan sesudah senam
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 5: Materi

SENAM HIPERTENSI

Senam hipertensi adalah suatu bentuk latihan fisik yang teratur yang
merupakan representasi dari ciri kehidupan.Tekanan darah tinggi biasa ditemui
pada pasien yang sudah berusia lanjut (lansia). Hal ini erat hubungannya dengan
proses menua pada seseorang. Di sini terjadi perubahan berupa berkurangnya
elastisitas pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan pembuluh darah. Keadaan
ini diperberat dengan terjadinya penimbunan lemak di lapisan dalam pembuluh
darah. Tekanan darah tinggi pada orang lansia yang sering tampak adalah bagian
sistol, atau yang terekam paling atas dari alat pengukur tekanan darah.
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), dan pada umumnya merupakan hipertensi primer. Adanya
hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor
risiko morbiditas dan mortalitas untuk lanjut usia.
1. Klasifikasi Hipertensi
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer)
Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Hipertensi esensial
kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah yang kemungkinan bersama-sama menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hipertensi esensial merupakan penyakit
multifaktor yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Pengaruh
faktor gentik ini sangat bervariasi, dilaporkan sekitar 15% pada populasi
tertentu sampai dengan 60% pada populasi lainnya. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi tekanan darah antara lain obesitas, stres, peningkatan asupan
natrium, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan lain-lain. Pada hipertensi
esensial, diastolik meninggi saat berdiri, penurunan menunjukkan hipertensi
sekunder.
b. hipertensi sekunder
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit
ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Hipertensi sekunder juga bisa
disebabkan oleh penyakit/ keadaan seperti feokromositoma,
hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), dan sindroma Cushing.
2. Gejala Hipertensi
a. sakit kepala
b. perdarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan,dan kelelahan, Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, maka dapat
menunjukkan gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas,
gelisah, dan
c. pandangan menjadi kabur.
3. Komplikasi Hipertensi
Jantung, otak, ginjal, mata
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan sebagai faktor risiko hipertensi adalah:
1. Umur (dijumpai pada orang berumur 35 tahun atau lebih)
2. Jenis kelamin(ditemukan pada wanita dari pada pria)
3. Etni
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Orang keturunan Afrika atau Afro-Karibia memiliki tekanan darah yang lebih
tinggi dibandingkan orang Kaukasia (berkulit putih.
4. Hereditas
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan),
mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.
5. Stres psikologis
Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-
debar, rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang
kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
6. Pola makan
Mengonsumsi garam dan lemak tinggi, jarang mengonsumsi sayur dan buah
7. Gaya hidup (Olahraga tidak terarur, merokok, alkohol)
8. Obesitas
Penuaan adalah proses biologis normal pada manusia meliputi perubahan yang
berangsur-angsur, mulai dari struktur fungsi, dan toleransi tubuh terhadap stres
lingkungan. Efektifitas berbagai fungsi fisiologik tubuh akan mulai menurun pada
usia 30an dan akan terlihat semakin jelas pada usia 55-60 tahun. Semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor
alamiah maupun karena penyakit, hal tersebut tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian dari semua pihak, baik
pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat itu sendiri (Subianto, 2010).
Permasalahan khusus yang dapat terjadi kalangan lanjut usia (Sumampou, 2010).
Salah satu upaya prefentif yang dilakukan untuk meminimalisir permasalahan
khusus pada lansia adalah dengan tetap menjaga pola hidup aktif dengan olahraga.
Olahraga dilakukan dengan aturan yang sesuai akan memberikan manfaat bagi
lansia salah satunya adalah menjaga tingkat kebugaran jasmani tetap baik sesuai
dengan usia.
Latihan olahraga bagi lansia bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Untuk memperoleh kebugaran jasmani yang baik, harus melatih semua komponen
dasar kebugaran jasmani yang meliputi ketahanan otot, kekuatan otot, serta
kelenturan tubuh. Dengan adanya proses penuaan menyababkan adanya
kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang untuk
mempertahankan agar kondisi kebugaran jasmani maka diperlukan olahraga.
Aktifitas fisik atau olahraga merupakan media terbuka yang dapat
dimanfaatkan oleh lansia sesuai dengan kemampuan, kesenangan, tujuan dan
kesempatan yang dimiliki oleh setiap orang. Latihan olahraga pada lansia harus
disesuaikan dengan kemapuan individu masing-masing berdasarkan fisik,
kebutuhan, dan tujuan melakukan aktivitas olahraga tersebut
Semua senam dan aktivitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk
menghambat proses degeneratif / penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk
mereka yang memasuki usia pralansia (45 tahun) dan usai lansia (65 tahun ke
atas). Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan
fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi
kecepatan denyut jantung waktu istirahatkan yaitu kecepatan denuyt nadi sewaktu
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

istrahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus
menurun (Powell, 2000)
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa
bahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Manfaat dari olahraga bagi lansia usia menurut Nugroho (1999, 157) antara:
a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(adaptasi)
c. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalya sakit. Sebagai rehabilitasi pada lanjut usia terjadi
penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal toleransi
latihan kapasitas aerobic, dan terjadinya penignkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut. Bahkan latihan / olahraga seperti senam lansia
dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus,
penyakit arteri koroner dan kecelakaa (Darmojo, 1999;81)
Tujuan senam lansia dengan hipertensi yaitu; 1) melebarkan pembuluh darah;
2) tahanan pembuluh darah menurun; 3) berkurangnya hormon yang memacu
peningkatan tekanan darah; dan 4) menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.
Indikasi senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang menderita hipertensi.
Kontraindikasinya adalah klien dengan fraktur ektremitas atas atau bawah serta
klien dengan bedrest total.
Laporan Preplanning Program Pendidikan Profesi Ners –FKep Universitas Jember 2018

Lampiran 6: Media Leaflet

Program Pendidikan Profesi Ners


Fakultas Keperawatan
2018

Cp: 081939653774 (Yeni Dwi A)

Anda mungkin juga menyukai