PENDAHULUAN...
Beberapa dekade terakhir ini usia
atau angka harapan hidup penduduk
Indonesia telah meningkat secara bermakna
yaitu 45,7 tahun pada tahun 1970, menjadi
59,8 tahun pada tahun 1990 dan
di`royeksikan menjadi 71,7 tahun pada tahun
2010. Disamping peningkatan angka harapan
hidup, jumlah dan proporsi kelompok lansia
di
negara
kita
pun
menunjukkan
kecenderungan meningkat yaitu 5,3 juta jiwa
atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa
atau 6,56% pada tahun 1990 dan akan
meningkat tajam menjadi 28,8 juta jiwa atau
11,34% pada tahun 2010 (Achir, 2001).
Tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia
diperkirakan akan menempati urutan keenam
terbanyak di dunia dan melebihi jumlah
lansia di Brazil, Meksiko, dan negara Eropa
(Pudjiastuti dan Utomo, 2003).
Secara individu, pada usia diatas
55 tahun terjadi proses penuaan secara
alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah
SURYA
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
yang berbahaya misalnya stroke, PJK, dan
gagal ginjal. Hipertensi sebetulnya bukan
suatu penyakit, tetapi hanya merupakan suatu
kelainan dengan gejala gangguan pada
mekanisme regulasi tekanan darah yang
timbul. Pada umumnya terjadi pada usia
pertengahan (usia lebih dari 40 tahun).
Namun, banyak orang yang tidak menyadari
bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini
disebabkan gejalanya tidak nyata dan pada
stadium awal belum menimbulkan gejala
yang serius pada kesehatannya (Gunawan,
2001).
Dari
banyak
penelitian
epidemiologi didapatkan bahwa dengan
meningkatnya umur maka tekanan darah
akan meningkat. Hipertensi menjadi masalah
pada usia lanjut karena sering ditemukan dan
menjadi faktor utama stroke, payah jantung,
dan penyakit jantung koroner. Lebih dari
separuh kematian di atas usia 60 tahun
disebabkan oleh penyakit jantung dan
serebrovaskuler.
Hipertensi
dapat
menyebabkan komplikasi pada otak (terjadi
stroke), jantung (terjadi infark miokard), dan
menyebabkan sakit pada daerah dada (angina
pektoris) dan juga gangguan koroner lainnya
(Nugroho, 2000).
Agar terhindar dari komplikasi
fatal
hipertensi,
beberapa
tindakan
pencegahan
dilakukan
antara
lain;
mengurangi konsumsi garam dan lemak,
menghindari obesitas, tidak merokok dan
minum alkohol, membina hidup yang positif
dan olahraga teratur (Gunawan, 2001).
Menurut penelitian, olahraga
secara teratur dapat menyerap atau
menghilangkan endapan kolesterol pada
pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud
adalah latihan menggerakkan semua sendi
dan otot tubuh (latihan isotonik atau dinamik)
seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda.
Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang
menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat
besi, karena latihan yang berat malah dapat
menimbulkan hipertensi (Gunawan, 2001).
Olahraga adalah suatu bentuk
latihan fisik yang memberikan pengaruh
positif terhadap tingkat kemampuan fisik
seseorang apabila dilakukan dengan benar.
Hasil survey pembuatan norma kesegaran
SURYA
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam
penelitian ini
peneliti
menggunakan desain Analitik Observasional
dengan pendekatan Cohort Study. Terdapat 2
variabel dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel independen adalah latihan fisik
(senam lansia) dan variabel dependennya
adalah tekanan darah.
Populasi adalah setiap subyek yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh lansia yang aktif mengikuti
senam lansia di rektorat Unibraw Malang.
3.
HASIL PENELITIAN
Penelitian terhadap Pengaruh Latihan
Fisik (Senam Lansia) terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Lansia dengan
14
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
Hipertensi Ringan Sedang di Rektorat
Unibraw Malang, dilaksanakan pada
responden sebanyak 15 orang. Dimana
responden mengikuti senam 2 kali/minggu,
senamnya terdiri dari pemanasan, inti, dan
pendinginan. Observasi dan pengukuran
tekanan darah dilakukan setiap sebelum dan
sesudah senam.
Karakteristik Responden
Usia
Tabel
5.2.1
Distribusi
frekuensi
berdasarkan usia lansia bulan OktoberDesember 2004
No
1.
2.
3.
Usia
56 59 tahun
60 69 tahun
70 80 tahun
Jumlah
f
7
Prosentase
47
6
2
40
13
15
100
2.
3.
11
4
73,33
26,67
1.
2.
3.
6
bulan
terakhir
1
tahun
terakhir
> 2 tahun
9
5
1
60
33,3
6,7
15
100
No
1.
2.
3.
3.
Penyakit
Hiperkolesterol
Stroke
DM
Tidak ketiganya
Jumlah
f
1
0
3
11
Prosentase
6,67
0
20
73,33
15
100
SURYA
Prosentase
Berdasarkan
tabel
5.2.4
didapatkan lebih dari setengahnya lansia
sudah 6 bulan terkena hipertensi (60%).
Sedangkan sebagian kecil lansia terkena
hipertensi dalam 1 tahun (33,33%) dan >
2 tahun (6,7%).
Jenis Kelamin
Seluruh lansia yang
menjadi
responden dalam penelitian ini adalah wanita
(100%) karena memang yang kebanyakan
ikut dalam senam adalah wanita.
Underweig
ht
Normal
Overweight
Lamanya
Jumlah
1.
No
15
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
No
1
Olahraga
Latihan/senam
pernafasan
2
Jalan kaki (1 3
km)
3enam di luar rektorat
4
Meditasi
5 Bersepeda santai
f
7
%
46,67
13
86,67
10
5
2
66,67
33,33
13,33
No
1.
2.
3.
Kegiatan
Berkebun
9
1
0
1
1
Memasak
Membersihkan
rumah
Prose
ntase
60
66,67
73,33
Tabel 5.3.1 Distribusi frekuensi berdasarkan data hasil pengukuran tekanan darah sistolik
dan diastolik yang didapatkan dengan observasi pada sebelum dan sesudah latihan selama
2 bulan:
Subyek pada penelitian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Rata-rata
SURYA
Pengukuran awal
(pre-senam)
140/90
145/92
148/95
155/100
160/105
160/102
158/98
160/100
157/103
150/95
150/97
165/108
165/107
167/106
165/106
156,33/100,27
16
Pengukuran akhir
(post-senam)
134/86
137/88
140/90
146/96
154/102
153/99
151/94
152/96
150/100
143/92
142/94
163/107
164/105
165/105
165/106
150,60/97,33
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
Tabel 5.3.2 Uji Hipotesa
T-Test tekanan darah sistolik
Paired Samples Statistics
PRE
Mean
156,3333
N
15
POST
150,6000
15
Std. Deviation
8,14745
Pair 1
10,32888
2,66690
N
15
Correlation
,977
Sig.
,000
df
Sig (2 -tailed)
.
14
,000
Paired Differences
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Mean
Pair 1
PRE - POST
5,7333
2,93906
,75886
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
4,1057
7,3609
7,555
Mean
Std. Deviation
PRE
100,2667
15
5,66274
Std. Error
Mean
1,46211
POST
97,3333
15
6,76827
1,74756
PRE &
N
15
Correlation
,991
Sig.
,000
POST
Mean
Pair 1
PRE - POST
SURYA
2,9333
1,38701
Lower
2,1652
,35813
17
Upper
3,7014
8,191
df
14
Sig. (2-tailed)
,000
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
Berdasarkan
tabel
diatas
dilakukan
perhitungan
hasil
penelitian
dengan
menggunakan uji t-test pada tingkat
kepercayaan 0,05 dan db = 14, didapatkan
nilai t hitung untuk sistolik = 7,555 dan nilai t
hitung diastolik = 8,191. Nilai kedua t hitung
> t tabel (2,145). Jadi hasil t hitung
mempunyai beda yang signifikan dengan ttabel, yang berarti H 1 diterima dan Ho
ditolak. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa
senam lansia berpengaruh dalam penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
ringan sedang.
4.
PEMBAHASAN......
Pada bab ini akan dibahas tentang
karakteristik lanjut usia yang menjadi
responden penelitian, mekanisme senam
dalam penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi ringansedang, implikasi
hasil, kendala dan keterbatasan penelitian.
karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan
usia menunjukkan umur lansia rata-rata
antara 56 69 tahun. Perbedaan usia ini tidak
begitu menyolok. Perbedaan yang menyolok
tentunya
dapat
mempengaruhi
hasil
penelitian, karena berdasarkan teori yang ada
dinyatakan bahwa resiko atherosklerosis
meningkat dengan bertambahnya usia.
Atherosklerosis
yang
terjadi
dapat
mempengaruhi kemampuan dilatasi, sehingga
berpengaruh pada nilai tekanan darah lansia.
Lebih dari separuh responden
mempunyai nilai BMI antara 19-24 (kg/m2)
atau tergolong normal. BMI dapat
mempengaruhi nilai pengukuran tekanan
darah.
Semua responden berjenis kelamin
wanita. Hal ini karena lansia yang
kebanyakan mengikuti dan teratur senam
adalah lansia wanita dan didapatkan tekanan
darahnya tinggi meskipun sebenarnya akan
didapatkan lebih tinggi nilainya pada pria.
Responden dipilih oleh penulis dengan teknik
sampling berdasarkan kriteria inklusi yang
ditetapkan.
Hampir
seluruh
responden
mempunyai riwayat hipertensi masih dalam
rentang antara 6 bulan sampai 1 tahun.
Lamanya mengalami hipertensi tentu
SURYA
18
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
tetapi banyak yang meluangkan waktunya
untuk berkebun, memasak dan membersihkan
rumah. Menurut penelitian-penelitian bahwa
pekerjaan
rumah
yang
ringan-ringan
misalnya berkebun, memasak, atau hanya
bersih-bersih rumah termasuk dalam olahraga
ringan yang bisa mengontrol tekanan darah.
Hal ini tentu saja akan mempengaruhi nilai
tekanan darah sesudah senam.
19
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
endotel memproduksi EDRF, salah satunya
adalah NO. Dari pengamatan tentang peranan
fisiologis NO adalah ketika beberapa derivate
dari arginin yang bersifat menghambat enzim
NOS (nitrit oxide sintetase) diberikan pada
binatang coba, maka segera terjadi
peningkatan tekanan darah. Hal ini
membuktikan bahwa pelapasan NO dapat
menjaga tekanan darah pada keadaan normal.
Konsentrasi NO yang tinggi mungkin dapat
menolong untuk mempertahankan suplai
darah yang cukup dan secara simultan
melindungi pembuluh darah dari trombosis
(Ganong, 1995).
Nitrit Oksida (NO) baik yang
dihasilkan oleh endotel pembuluh darah,
makrofag, maupun NO donor yang lain akan
menstimulasi soluble guanilate cyclase
(sGC) yang menyebabkan peningkatan
sintesa siklik GMP dari guanosin triphosphat
(GTP). Peningkatan siklik GMP ini akan
menyebabkan otot polos pembuluh darah
tersebut relaksasi. Hasil dari relaksasi ini
akan menyebabkan diameter pembuluh darah
bertambah sehingga tahanan pembuluh darah
menjadi berkurang diiringi dengan penurunan
aliran darah yang menyebabkan tekanan
darah turun (Barnes, et al, 1996).
Manfaat itu baru bisa didapat jika
peningkatan aliran darah lewat aktivitas fisik
berlangsung secara teratur dalam waktu
cukup lama, 20 menit sampai 1 jam, serta
dilakukan secara teratur. Olahraga dan kerja
fisik dua sampai tiga kali per minggu dalam
waktu 20 menit akan meningkatkan denyut
jantung dan aliran darah lebih dari 4
ml/menit. Hal ini melindungi pembuluh
darah dari proses aterosklerosis dan
meningkatkan ketahanan hidup. Aktivitas
apapun asal mampu meningkatkan denyut
jantung
antara
110130
per-menit,
berkeringat, dan disertai peningkatan
frekuensi nafas namun tidak terengah-engah
cukup baik untuk mencegah penyakit jantung
(Dede, 2002).
Mekanisme-mekanisme lokal yang
mempertahankan tingginya aliran darah
sewaktu olahraga adalah penurunan PO 2
jaringan, peningkatan PCO2 jaringan, dan
penumpukan K+ dan metabolit lain. Pada otot
yang aktif suhu meningkat, dan hal ini
SURYA
20
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
5.
KESIMPULAN DAN SARAN...
a. Kesimpulan
Dari hasil uji statistik dengan t-test
diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan
tekanan darah sebelum dan sesudah
dilakukan senam setelah 2 bulan. Hal ini
berarti senam lansia efektif untuk
menurunkan tekanan darah lansia dengan
hipertensi ringan sedang jika dilakukan
secara teratur dalam waktu yang cukup lama.
..DAFTAR PUSTAKA..
Achir, Yaumil, dkk. 2001. Bunga Rampai
Perkembangan Psikologi Pribadi
dari bayi sampai usia lanjut.
Jakarta: UI Press. Hal: 184 dan 196.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Balipost. 2004. Lansia, Olahraga dan Seks.
(Online).
(http://www.
Balipost.co.id. diakses 22 Mei
2004).
Barnes P. J. ; Kharitonov S. A. 1996.
Exhaled Nitric Oxide: A New Lung
Function Test. Thorax Vol. 51.
Beevers, D.G. 2002. Seri kesehatan
Bimbingan Dokter pada Tekanan
Darah. Jakarta: Dian Rakyat.
Brunner & Suddart. 1996. Buku Ajar
Keperawatan
Medikal-Bedah.
Terjemahan oleh Kuncara dkk.
2002. Jakarta: EGC
Dede. 2002. Kendalikan Tekanan Darah
Dengan
Bergerak.
(Online).
(http://www. Surabaya Post 2002.
com. diakses 22 Mei 2004).
Depkes RI. 1998. Pedoman Pembinaan
Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan. Jakarta.
Ganong, William F. 1995. Review of Medical
Physiologi 17th Edition. USA:
Appleton and Lange Company.
Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan
Darah
Tinggi.
Yogyakarta:
Kanisius.
Hazard, W., John D., Walter H., Jeffrey B.,
Joseph G. 1999. Principles of
Geriatric
Medicine
and
Gerontologi. Fourth Edition. USA:
Mc Graw-Hill Company.
Maban, L Kathleen dan Stump, S. 1996.
Krauses Food; Nutrition Diet
Theraphy. 9th edition. USA: W.B.
Saunders Company. Hal: 553 564.
b. Saran
1. Senam lansia dapat digunakan sebagai
salah satu terapi nonfarmakologi dalam
mengatasi hipertensi pada lansia
sehingga perlu dimasukkan dalam
kegiatan
kelompok
lansia/program
pelayanan terpadu lansia.
2. Perlu suatu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan lansia mengenai manfaat
olahraga khususnya senam.
3. Karena dalam penelitian ini hanya
didapatkan
lansia
wanita,
maka
diharapkan ada penelitian lanjutan
dengan menggunakan responden lansia
laki-laki dan wanita.
4. Diharapkan ada penelitian yang sama
dengan jumlah sampel yang lebih besar.
5. Membandingkan pengaruh senam dalam
menurunkan tekanan darah dengan
terapi nonfarmakologi lainnya,seperti
diet rendah garam dan tinggi serat.
6. Membandingkan efektivitas penurunan
tekanan darah berdasarkan lamanya
senam, misalnya antara 1 bulan, 2 bulan,
3 bulan dan 4 bulan.
7. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh senam terhadap
berbagai penyakit pada lansia, misalnya;
DM, asma, depresi dan masalah-masalah
lain yang biasa diderita lansia.
8. Bagi
responden,
disarankan
mensosialisasikan/mengajak yang lain
untuk ikut senam karena selain bisa
mengatasi hipertensi, senam lansia juga
bisa mencegah masalah tersebut.
9. Bagi
perawat,
disarankan
untuk
mengikutkan senam lansia sebagai
pendukung terapi farmakologis dan juga
sebagai alternatif terapi bagi lansia
dengan hipertensi.
SURYA
21
Pengaruh Latihan Fisik (Senam Lansia) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Ringan
Sedang
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Oulu University Library. 2003. Blood
Pressure in Menopause. (Online).
(http://herkules.oulu.fi. diakses 18
Januari 2005).
Purwati, S., Salimar, Sri Rahayu. 2003.
Perencanaan
Menu
Untuk
Penderita Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Sastroasmoro, S. 1995. Dasar-dasar
Metodologi Penelitian
Klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Siburian, P. 1997. Perlu Perhatian Khusus
Bagi Lansia Penderita Hipertens.
(Online).
(http://www.
Waspada.co.id. diakses 22 Mei
2004).
Sumpeno, Bambang. 2003. Senam Jantung
Sehat.
(Online).
(http://www
www.bernas.info. diakses 22 Mei
2004).
SURYA
22