Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan untuk mencapai


kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud hasil
yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis sehingga
dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan usia harapan hidup
(UHH). Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat dan
bertambah lebih cepat. [1]
Lanjut usia (lansia) merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup, tidak hanya
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tahap kehidupannya,
yaitu anak, dewasa dan tua. [1]
Berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Nasional yang dilakukan tahun 2014
mengidentifikasikan terjadinya peningkatan pada penduduk lansia di Indonesia sebesar
11,34% dari total keseluruhan penduduk Indonesia atau sekitar 28, 23 juta orang
merupakan penduduk yang tergolong lansia. Di Indonesia jumlah penduduk lansia
terbanyak adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (13,4%), Jawa Timur (11,5%),
Bali (10,3%), Sumatra Barat (8,8%), Sulawesi Selatan (8,8%), dan Jawa Barat (8,1%). [1]
Lansia cenderung mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh penurunan
fungsi tubuh akibat proses penuaan. Salah satu penyakit tidak menular yang menyerang
masyarakat umumnya saat ini lansia adalah hipertensi. Sampai saat ini hipertensi masih
menjadi masalah karena beberapa hal yang antara lain, meningkatnya prevalensi
hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun
yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target serta adanya penyakit
lain yang mempengaruhi hipertensi sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. [1]
Menurut Jubaid ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu
kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya
elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-
otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan.
Terdapat beberapa macam penyakit yang biasa menimpa para lansia antara lain
hipertensi, diabetes mellitus, jatung koroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya.
Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi
yang bisa menjadi awitan dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat.
Seiring dengan proses menua tersebut tubuh akan mengalami berbagai masalah penyakit
kesehatan, salah satunya hipertensi. [2]
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyakit
multifaktorial yang muncul oleh karena interaksi berbagai faktor. Peningkatan umur akan
menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi peningkatan
resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Tekanan darah akan meningkat setelah umur 45-
55 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit. [2]
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 jumlah kasus
hipertensi ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun
2025 dengan jumlah perkiraan 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk
dunia. Hipertensi menyumbang 51 persen kematian akibat stroke dan 45 persen kematian
akibat jantung koroner. [2] Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi hipertensi secara nasional adalah sebesar 25,8%. Jika saat ini penduduk
Indonesia sebanyak 252.124.458 jiwa maka terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita
hipertensi. [2]
Hipertensi atau tekanan darah tinggi pada lansia adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dalam
keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. [1]
Di Indonesia masalah hipertensi cenderung mengalami peningkatan. Salah satu
tanda dan gejala hipertensi adalah pusing atau sakit kepala, hal ini dapat menimbulkan
resiko jatuh atau cedera pada lanjut usia. Selain itu kualitas hidup pada lanjut usia juga
akan menurun, lanjut usia akan mengalami keterbatasan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari. [1] Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dari jumlah penduduk sebanyak
252.124.458 jiwa, 25,8% menderita hipertensi yaitu sebanyak 65.048.110 jiwa.
Hipertensi merupakan penyakit tertinggi dari 10 penyakit terbesar faktor penyebab
kematian. Jawa Barat menempati urutan ke empat (29,4%) dengan penyakit hipertensi
tertinggi yaitu 13.612.359 jiwa. [1]
Salah satu cara mencegah dan mengontrol risiko terjadinya hipertensi adalah
dengan berolahraga yang dilakukan secara teratur. Beberapa studi menunjukan bahwa
kombinasi antara terapi tanpa obat (non-farmakoterapi) dengan obat (farmakoterapi)
tidak hanya menurunkan tekanan darah, namun juga menurunkan resiko stroke dan
penyakit jantung iskemik. Terapi dengan obat bisa dilakukan dengan pemberian obat anti
hipertensi, sedangkan untuk terapi tanpa obat bisa dilakukan dengan berolahraga secara
teratur, dari berbagai macam olahraga yang ada, salah satu olahraga yang dapat dilakukan
lansia yaitu olahraga senam lansia. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa senam
adalah serangkaian gerakan nada yang teratur, terarah, serta terencana yang dilakukan
secara sendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional
raga. [2]
Penatalaksanaan nonfarmakologis bisa menjadi pilihan untuk menurunkan
tekanan darah pada lanjut usia, karena sedikit kemungkinan adanya efek samping. Salah
satu contoh nonfarmakologis adalah latihan fisik. Latihan fisik yang teratur akan
membantu tubuh tetap bugar dan tetap segar. [1] Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan
oleh lansia adalah senam. Senam lansia sangat penting untuk para lanjut usia untuk
menjaga kesehatan tubuh mereka. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya
adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak dan
pikiran tetap segar serta dapat menurunkan tekanan darah apabila dilakukan secara
teratur. Hasil uji menunjukkan pemberian senam lansia berpengaruh secara signifikan
terhadap tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi. [1]
Melakukan olahraga seperti senam lansia mampu mendorong jantung bekerja
secara optimal, dimana olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi
oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut akan
meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan
akan meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume
sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan
tekanan darah arteri meningkat sedang, setelah tekanan darah arteri meningkat akan
terjadi fase istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis dan epinefrin
menurun, namun aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan
kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriolvena,
karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan penurunan resistensi
perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah. [3]
Senam lansia merupakan olahraga ringan dan mudah dilakukan, dan dapat
diterapkan pada lansia. Senam lansia membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar
karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh. [2] Hasil penelitian dengan
judul “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darah Pada Lanjut Usia Dengan
Hipertensi di Posyandu Lanjut Usia di Desa Wotgaleh Sukoharjo”, diketahui rata-rata
tekanan darah sitolik sebelum senam lansia sebesar 167,50 mmHg dan setelah senam
rata-rata tekanan darah sistol menjadi 161,47 mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah
diastol rata-rata sebelum senam 88,47 mmHg dan setelah senam rata-rata tekanan darah
diastol menjadi 82,22 mmHg. Terdapat pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah
pada lanjut usia hipertensi di Posyandu Lanjut Usia Desa Wotgaleh Sukoharjo. [4]
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
literature review mengenai pengaruh senam lansia terhadap perubahan tekanan darah
pada lansia hipertensi.

B. Rumusan Masalah
Dengan dukungan teori, pengamatan dan studi literature yang dilakukan pada
pasien yang mengalami hipertensi dengan menggunakan terapi senam lansia sebagai
terapi untuk perubahan tekanan darah pada lansia diberbagai tatanan perawatan maka
penulis tertarik untuk menggali pertanyaan penelitian bagaimana pengaruh senam lansia
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh senam lansia terhadap perubahan tekanan darah pada


lansia hipertensi

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya patofisiologi terjadinya hipertensi


b. Diketahuinya proses penurunan tekanan darah dengan menggunakan senam lansia
c. Diketahuinya prosedur penggunaan senam lansia untuk penurunan tekanan darah
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian dalam literature review ini yaitu semua jenis
penelitian yang menggunakan senam lansia untuk membantu proses perubahan tekanan
darah pada lansia hipertensi.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penyusunan laporan tugas akhir ini diharapkan dapat dijadikan suatu informasi
atau bahan acuan untuk penulis selanjutnya terkait dengan literature review pada
keluarga yang memiliki lansia dengan hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi STIKes Budi Luhur Cimahi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk dimasukan ke
dalam pembelajaran materi dan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa
keperawatan.
b. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan wawasan yang tinggi serta
pengalaman dalam penulisan laporan literature review tentang senam lansia pada
lansia dengan hipertensi.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber data, informasi, dan hasil
untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut tentang Pengaruh Senam Lansia
terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai