Anda di halaman 1dari 2

Jurnal Hasanudin

Hipertensi atau yang sering disebut darah tinggi merupakan salah satu penyakit
tidak menular yang merupakan masalah di Indonesia (Rahajeng & Tuminah,
2009). Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit tekanan darah
tinggi adalah keadaan dimana seseorang dinyatakan mengalami peningkatan
tekanan darah di atas batas normal. Seseorang dinyatakan mengalami penyakit
hipertensi bila tekanan sistolik mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik
di atas 90 mmHg (Junaidi, 2010).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2008 menunjukkan, di seluruh
dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap hipertensi dengan
perbandingan pria dan wanita 1:1. Berdasarkan data WHO dalam Non-
Communicable Disseace Country Profiles (2011) dalam Stefhany (2012),
prevalensi hipertensi di dunia secara keseluruhan mencapai 40% pada usia 25
tahun ke atas. Sementara itu, di Asia diperkirakan 30% menderita hipertensi.
Indonesia merupakan negara yang prevalensi hipertensinya lebih besar jika
dibandingkan dengan negara-nega Asia yang lain seperti Bangladesh, Korea,
Nepal dan Thailand (WHO South Easth Asia Region, 2011; dalam Stefhany,
2012). Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (Kemenkes RI, 2014), hipertensi
merupakan penyebab kematian terbanyak yang menempati urutan ke-3 di
Indonesia dengan angka kematian 27,1%.

Artikel
Faktor resiko hipertensi meliputi
umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol,
konsumsi minuman berkafein >1 kali per hari, kurang aktivitas fisik dan obesitas
(Rahajeng dan Tuminah, 2009). Aktivitas fisik sangat berpengaruh terhadap
tingkat kebugaran jasmani seseorang. Salah satu aktivitas fisik yang baik untuk
meningkatkan kebugaran jasmani adalah berolahraga. Seseorang yang tidak
memiliki
kebiasaan olahraga
kecenderungan 30-50% terkena hipertensi (Armilawati, 2009).

Jurnal Sihotang
Hipertensi telah menjadi masalah
kesehatan yang umum. Namun hanya sebagain kecil penderita hipertensi yang
mengontrol tekanan darah dan menjalani pengobatan Tekanan darah tinggi secara
diam-diam akan merusak pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Hal ini
menyebabkan angka kematian yang tinggi didunia. Sebanyak lebih dari 9 juta
kematian setiap tahun disebabkan oleh hipertensi. Sedangkan penderita hipertensi
mencapai 1,5 milyar dan jumlah ini terus bertambah.

Di Indonesia, jumlah penderita hipertensi mencapai lebih dari 63 juta, dengan


angka kematian lebih dari 400 ribu. Diet yang tidak sehat, kalori berlebihan, tidak
beraktifitas fisik atau sedetary lifestyle serta obesitas memicu terjadinya
hipertensi. Manusia diciptakan untuk aktif dan energik, sehingga gaya hidup
sedentari merupakan hal yang bertentangan dengan kealamian manusia. Usia
nenek moyang manusia sangatlah panjang, karena pola hidup sehat yang
dilakukan

Orang yang kurang aktivitas fisik, mengalami peningkatan denyut jantung yang
Hal ini menjadi beban bagi jantung untuk memompa lebih keras yang berujung
pada peningkatan tekann darah. Selain itu kurangnya aktivitas fisik meningkatkan
resiko obesitas yang akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan tekanan darah.
Disisi lain aktivitas fisik dapat mencegah tekanan darah tinggi dan jika dilakukan
oleh penderita hipertensi dapat membatu menurunkan tekanan darah

Jurnal Rahayu

Penyebab hipertensi yaitu keturunan,


usia, jenis kelamin, obesitas, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, merokok
dan konsumsi alkohol, gaya hidup yang kurang sehat, obat- obatan, akibat
penyakit lain. Berdasarkan usia lansia merupakan usia yang beresiko tinggi
terhadap penyakit hipertensi dikarenakan hilangnya elastisitas jaringan dan
arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah (Sutanto, 2010).
Perawatan untuk pasien dengan hipertensi adalah konsumsi obat secara teratur,
atur diet atau pola makan rendah garam, rendah kolestrol, dan rendah lemak
jenuh, serta tingkatkan konsumsi buah dan sayuran, berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol, menurunkan berat badan bagi yang obesitas, lakukan
relaksasi yang nyaman seperti pijat punggung dan leher dan tingkatkan aktivitas
fisik dengan olahraga terkontrol (Sutanto, 2010).

Paragraf terakhir
Dampak olahraga terhadap hipertensi adalah olahraga dapat menurunkan tekanan
darah 5-7 mmHg. Pengaruh penurunan tekanan darah ini dapat berlangsung 22
jam setelah berolahraga. Pengaruh olahraga jangka panjang (4-6 bulan)
menurunkan tekanan darah 5,8 sampai 7,4 mmHg tanpa obat hipertensi.
Penurunan tekanan darah sebanyak 2 mmHg, baik sistolik maupun diastolik,
mengurangi resiko terhadap penyakit kardiovaskuler sampai 9%

Anda mungkin juga menyukai