PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang (Kemenkes RI, 2019). Hipertensi juga dijuluki sebagai The silent killer atau
diketahui memiliki tekanan darah yang tinggi dan mungkin telah terjadi komplikasi
tinggi memiliki prevelensi hipertensi terendah yakni 18% (WHO, 2019). Data dari
World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan 1,13 miliar orang di
penderita hipertensi dari 26,4% menjadi 29,2%. Peningkatan ini terutama disebabkan
oleh peningkatan faktor risiko hipertensi pada populasi tersebut (WHO, 2019).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyatakan bahwa, prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1% dan
1
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya 8,6% dari prevelensi hipertensi. Hal
ini mengalami peningkatan dari 5 tahun yang lalu, dimana data Riskesdas tahun 2013
menyebutkan bahwa prevelensi hipertensi sebesar 25,8% dan yang terdiagnosis oleh
lanjut namun tidak menutup kemungkinan penduduk usia remaja hingga dewasa juga
dapat mengalami penyakit hipertensi tersebut (Arum, 2019). Memasuki fase usia
lanjut membuat lansia mudah terserang berbagai macam penyakit terutama penyakit
kardiovaskuler seperti hipertensi. Hipertensi sering juga disebut sebagai sillent killer
karena termasuk penyakit yang mematikan. Bahkan, hipertensi tidak dapat secara
lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta dapat meningkatkan resiko
Penyebab hipertensi hingga saat ini secara pasti belum dapat diketahui,
tetapi gaya hidup berpengaruh besar terhadap kasus ini. Terdapat beberapa faktor
yang menjadi risiko terjadinya hipertensi, seperti usia, perokokdan gaya hidup
kurang aktivitas yang dapat mengarah ke obesitas. Mengurangi faktor risiko terhadap
dasar pemberian intervensi oleh tenaga kesehatan (Hariawan & Tatisina, 2020).
Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu, faktor yang dapat
dikendalikan seperti obesitas, gaya hidup, stress dan faktor yang tidak dapat di kenal
Pada lanjut usia terjadi penurunan fungsih tubuh dimana salah satunya
adalah penurunan fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang sering terjadi pada
2
golongan lansia yang disebabkan karena penurunan fungsi kerja pembuluh darah
yaitu salah satunya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi
sistolok maupun diastolik (Suprayitno & Huzaimah, 2020). Kesehatan lansia bilah
tidak di tangani dengan baik, akan mengakibatkan penurunan fungsi fisik dan
fisiologis sehingga terjadi kerusakan tubuh yang lebih parah, menimbulkan banyak
komplikasi dan mempercepat kematian. Hipertensi pada lansia bila tidak cepat
ditangani dan di obatin dapat menyebabkan gagal jantung,strok dan gagal ginjal
cenderung sulit untuk dikontrol (Palmer, A. dan B. William, 2012). Hipertensi yang
jantung, stroke dan gagal ginjal. Kejadian penyakit jantung dan stroke akibat
hipertensi mencapai 45% dan 51% (WHO, 2013). Jika hipertensi dibiarkan tanpa
pengobatan, hampir separuh klien hipertensi akan meninggal karena penyakit jantung
dan 10-15% akan meninggal karena gagal ginjal (Black & Hawks, 2014). Stroke
terutama stroke hemoragik dan gagal jantung non iskemik adalah penyakit yang
banyak terjadi akibat komplikasi dari hipertensi di Asia (Kario et al., 2018).
koroner 17%, stroke 27%, dan gagal jantung 28% (Thomopoulos et al., 2018).
3
darah, mencegah pasien masuk rumah sakit dan mencegah terjadinya komplikasi
(Martins et al., 2012). Oleh karena itu pentingnya penatalaksanaan hipertensi dalam
farmakologi. Langkah awal yang dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi
yaitu dengan modifikasi gaya hidup, pengelolaan stress dan kecemasan (Pamungkas
et al., 2016). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dan
kecemasan yaitu dengan melakukan relaksasi otot progresif, dimana respon dari
teknik relaksasi tesebut dapat menghambat sistem saraf otonom dan sistem saraf
pusat, serta akan meningkatkan aktivitas parasimpatis yang akan menurunkan detak
obatan, 30% menggunakan herbal terapy, dan 10% fisikalterapy (Harnani &
dengan mengubah gaya hidup yang lebih sehat, salah satunya dengan melakukan
Hidroterapi (Rendam Air Hangat), merendam bagian tubuh ke dalam air hangat
(Hardianti et al., 2018). Hidroterapi rendam air hangat merupakan 4 salah satu jenis
4
terapi alamiah yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi
kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh sehingga sangat bermanfaat untuk terapi
penurunan tekanan darah pada hipertensi (Evi Dilianti et al., 2017). Terapi rendam
kaki dengan air hangat ini memiliki banyak manfaat namun pada beberapa kasus
menjadi kontra indikasi yang tidak cocok untuk terapi ini, yaitu pada kasus penyakit
jantung dengan kondisi yang parah, serta penderita diabetes. Karena kulit pasien
diabetes akan mudah rusak walaupun hanya dengan menggunakan air hangat
satunya jahe. Jenis-jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe
kuning), jahe gajah (jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak
digunakan untuk obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki
kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya
(Setyaningrum & Sapiranto, 2013). Jahe mengandung lemak, protein, zat pati,
oleoresin (gingerol) dan minyak atsiri. Rasa hangat dan aroma yang pedas pada jahe
disebabkan oleh kandungan minyak atsiri (volatil) dan senyawa oleoresin (gingerol).
Rasa hangat pada jahe dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah
salah satunya dengan terapi rendaman kaki air jahe hangat. Terapi rendaman kaki air
jahe hangat ini bertujuan untuk melancarkan peredaran darah karena sangat efektif
5
untuk menurunkan darah. Efek rendaman kaki air jahe hangat ini dilakukan selama
15 menit. Air hangat juga memiliki dampak fisiologis bagi tubuh untuk melancarkan
sirkulasi darah. Terapi ini sangat efisien untuk dilakukan setiap saat di rumah (Agung
rendam kaki air hangat jahe dalam menurunkan tekanan darah pada pasien
perasaan yang dirasakan oleh partisipan memberikan rasa enak dan nyaman, manfaat
dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi nyeri, waktu melakukan pada pagi
hari dan waktu yang dilakukan sekitar 10-20 menit, prosedur dalam melakukan
rendam kaki air hangat jahe dengan jahe diiris-iris/ditumbuk/digeprek, jenis jahe
yang sering digunakan yaitu jahe putih dan jahe kuning, tidak ada efek samping yang
Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh (Fakhrudin & Fitriyani, 2021)
yang berjudul Rendam Kaki Rebusan Air Jahe Merah Berpengaruh terhadap
tekanan darah responden sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki rebusan
air jahe merahtekanan darah sistolik 149,05 mmHg menjadi 135,83 mmHg dan
diastolik 78,69 mmHg menjadi 75,95 mmHg. Hasil analisa uji korelasi
6
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yaitu berdasarkan
lupa untuk minum obat dengan alasan karena tidak ada keluhan yang dirasakan, ada
mengkonsumsi obat dari resep dokter, dan juga memakan buah-buahan yang dapat
menurunkan tekanan darah, dan ada juga yang mengatakan biasa melakukan
pengobatan tradisional juga dirumahnya seperti meminum air jahe, dari beberapa
penderita yang dikaji tentang pengalamannya tentang terapi hipertensi belum ada
yang pernah melakukan hidroterapi, untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul pengaruh pemberian rendaman kaki dengan air jahe hangat
terhadap penurunan tekanan darah pada pasien lanisa di wilayah kerja Puskesmas
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh pemberian rendaman kaki dengan air jahe hangat
7
2. Tujuan khusus
rendaman kaki dengan air jahe hangat pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi.
sesudah dilakukan pemberian rendaman kaki dengan air jahe hangat pada
kelompok intervensi
pemberian rendaman kaki dengan air jahe hangat pada kelompok kontrol
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referansi
hipertensi.
8
3. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya dan dapat memberikan manfaat dalam
Untuk memperjelas masalah yang dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan
yang meluas atau menyimpang maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah.
wilayah kerja puskesmas tanjung balai karimun. Populasi dalam penelitian ini adalah
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret 2022 sampai dengan April 2022.
F. PENELITIAN TERKAIT
Kota Kendari
9
kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Desain penelitian ini yaitu Pre
Eksperimen dengan melakukan pendekatan secara “One Group Pre and Post-Test
Design”. Hasil uji analisis diperoleh hasil nilai p sistolik = 0,000 dan hasil
nilai p diastolik = 0,000 maka dapat diartikan bahwa terapi rendam kaki
dengan air hangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman air jahe pada kaki terhadap
group pretest-posttest. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian lansia di Desa
adalah lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai sig (2-
tailed) sebesar 0.031< 0,05 maka H1 diterima yang berarti rendaman air jahe
pada kaki efektif terhadap penurunan tekanan darah lansia di Desa Bangsal
Kabupaten Mojokerto.
10
3. Efektifitas Rendam Kaki Air Jahe Hangat Terhadap Penurunan Tekanan
Semarang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anisa et al., (2016) yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi Panti Wredha Pucang Gading Semarang.
dependen t-test Dari hasil uji dependen t-test didapatkan p value tekanan darah
diterima, artinya ada pengaruh pemberian rendam kaki air jahe hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Wredha Pucang
Gading Semarang. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi lansia dapat
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORITIS
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
b. Penyebab
12
a) Keturunan
hipertensi.
b) Usia
c) Garam
beberapa orang.
d) Kolesterol
akan meningkat.
e) Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko
f) Stress
13
g) Rokok
h) Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
i) Alkohol
darah.
j) Kurang olahraga
14
d. Tanda dan Gejala Hipertensi
3) Jantung berdebar-debar
4) Pengelihatan kabur
5) Mimisan
e. Dampak
1) Payah jantung
2) Stroke
yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak
15
3) Kerusakan ginjal
4) Kerusakan pengelihatan
langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ atau karena efek tidak
langsung.
f. Pencegahan Hipertensi
16
5) Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh
g. Pemeriksaan Fisik
vena jugularis, denyut apeks, bunyi jantung ekstra, ronki basal, edema
femoralis.
h. Penatalaksanaan
1) Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu :
17
d) Tidak menimbulkan intoleransi.
2) Non Farmakologi
a) Diet
b) Aktivitas
d) Kurangi stress
18
e) Hidroterapi
Terapi rendam kaki air hangat atau hidroterapi kaki dapat membantu
al., 2016).
a. Definisi Lansia
Pada lansia mengalami proses kehidupan yang tidak dapat dihindari dan
yakni seseorang yang sudah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes RI,
2017).
dengan bataan usia (45-49 tahun), Lanjut usia (60 -69 tahun) dan Lanjut usia
19
b. Batasan Lansia
berikut :
Lansia atau lanjut usia (60 tahun keatas) akan mengalami kemunduran
Lanjut usia yang tinggal bersama anak dan keluarganya cenderung lebih
20
3) Lansia membutuhkan perubahan peran
berfikir secara luas, sehingga jika mereka harus berhenti atau tidak
d. Karakteristik Lansia
Lansia berusia lebih dari 60 tahun, lansia dengan pembagian usia tiga
dengan batasan awal lanjut usia dengan umur 45-49 tahun, kemudian
Lanjut usia dengan umur 60-69 tahun, dan Lanjut Usia Tua (70-95
tahun).
Masalah kesehatan yang bervariasi mulai dari sehat samapai yang sakit,
hidup lansia, tetapi hal ini tidak sedikit pula lansia yang berlingkungan
21
e. Perubahan Pada Lansia
1) Perubahan fisik
system muskuloskeletas.
2) Perubahan mental
lingkungan.
3) Perubahan psikososial
4) Perubahan spiritual
hari.
22
3. KONSEP DASAR HIDROTERAPI
a. Definisi Hidroterapi
energi tubuh, dan membantu kelancaran sirkulasi darah (Evi Dilianti et al.,
2017).
darah yang dapat membuat sirkulasi darah menjadi lancar, respon tubuh
klien, pada saat air menyentuh kulit akan merangsang pengeluarkan hormon
23
endorfin sehingga tubuh menjadi rileks, dapat mengurangi stres dan juga
dapat mengurangi rasa nyeri. Pada penelitian yang dilakukan oleh Evi
toksin-toksin dari dalam tubuh, air hangat juga dapat merangsang sirkulasi
b. Manfaat Hidroterapi
dan ketahan tubuh terhadap suatu penyakit. Sirkulasi tubuh dapat diatur
terhadap otot jantung dan paru-paru, terapi ini juga dapat memperlancar
pertama pada pembulu darah air hangat membuat sirkulasi darah menjadi
lebih lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung adapun faktor
dimana ada perpindahan suhu air hangat kedalam tubuh yang akan membuat
24
otot maka dapat menyebabkan tekanan intrakranial menurun sehigga dapat
2019) :
terapi air hangat untuk kaki. Jenis pembalutan tubuh yang biasanya
25
berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan termasuk dalam suku temu-
temuan Zingiberaceae. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari
Jahe telah dimanfaatkan di Asia sejak ribuan tahun yang lalu untuk
Jenis-jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe
kuning), jahe gajah (jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe
yang banyak digunakan untuk obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe
intervensi secara mandiri dan bersifat alami yaitu hidroterapi (rendam kaki
air hangat). Merendam kaki dengan air hangat yang dikombinasikan dengan
bahan herbal salah satunya jahe yang dapat menimbulkan respon sistemik
obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki kandungan minyak
atsiri yang lebih tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya (Anisa et al.,
2016).
memiliki suhu 37- 39˚C.Suhu tersebut dapat mengobati gejala kurang tidur
26
dan infeksi, meningkatkan kelenturan otot jaringan ikat, kelenturan pada
(Setiyoadi & Kusharyati, 2011). Manfaat rendam kaki air jahe hangat
mendidih. Lalu diamkan selama beberapa menit dan aplikasikan pada suhu
untuk menjaga suhu air tetap stabil baskom ditutup menggunakan handuk dan
27
hipertensi menurut Santoso & Maulana (2015) yaitu dilakukan sehari satu
kali dan responden diharapkan untuk rendam kaki air hangat menggunakan
air dengan suhu 40oC yang telah diukur oleh thermometer air raksa selama 20
menit.
dilakukan rendam kaki air hangat, setelah dilakukan rendam kaki air hangat,
28
B. KERANGKA TEORI
Bagan 2.1 Kerangka Teori (Musakkar & Djafar, 2021; Hamani, 2017)
Etiologi
Manajemen Hipertensi
1) Farmakologi (Obat-obatan)
2) Non Farmakologi
a) Diet
b) Aktivitas
c) Istirahat yang cukup
d) Kurangi stress
e) Hidroterapi
(Rendam Kaki dengan Air Jahe Hangat)
Keterangan :
Tekanan Darah
: Diteliti
: Tidak diteliti
29
C. KERANGKA KONSEP
secara jelas agar penelitian dapat berjalan. Pada dasarnya, kerangka konsep yaitu
suatu jabaran dan pengamatan konsep-konsep serta variabel yang akan di ukur nanti
pemberian terapi rendam kaki menggunakan air jahe hangat, pada variabel terikatnya
D. HIPOTESIS
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (Sodik & Siyoto, 2015).
Hipotesis menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis dalam
dengan air jahe hangat antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
30
2. Ho : Tidak terdapat perbedaan tekanan darah sesudah pemberian rendaman kaki
dengan air jahe hangat antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
E. DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Pengobatan dilakukan Hasil ukur
dengan cara merendam dibagi
kaki menggunakan air menjadi 2
hangat campuran jahe yaitu :
untuk menurunkan 1. Dilakukan
tekanan darah 2. Tidak
Dilakukan
Rendam Stop Wacth
Ember berisi 3 liter
Kaki dan Lembar
1 rebusan air dengan Observasi Ordinal
dengan Air Prosedur
suhu 40oC yang sudah
Jahe Hangat Tindakan
dicampur dengan jahe
50 gram ruas,
pemberian rendam
kaki dilakukan satu
kali selama penelitian
pada setiap responden
selama 20 menit
Pengukuran
Nilai tekanan
Tekanan darah dalam Tekanan
darah sistolik
Tekanan pembuluh darah yang Spignomano darah
2 dan diastol Interval
Darah dapat diukur dengan meter digital dalam
dalam satuan
spygnomanometer mmHg
mmHg
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Nonequivalent Control Group Design menurut Hardani, dkk (2020) Desain ini
hampir samadengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
O1 -----------> X1 -----------> O2
O3 -----------------------------> O4
Keterangan :
32
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
(Dharma, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang
2. Sampel
N
n=
1+ N ( e ) ²
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Ukuran Populasi
e : Derajat Kesalahan (5%, 10%, 20%).
sebagai berikut :
33
N
n=
1+ N ( e ) ²
219
n=
1+219 ( 0,2 ) ²
219
n=
9,76
n = 22,43
a. Kriteria Inklusi :-
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg
34
7) Pernah mendapatkan terapi farmakologis yang sama penurun
b. Kriteria Eklusi :
seperti stroke.
pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret sampai dengan April
2022.
35
b. Kuesioner B berisi tentang prosedur terapi rendam kaki jahe hangat.
c. Kuesioner C berisi tentang lembar observasi tekanan darah pada pasien lansia
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur sama.
instrument yang digunakan sudah dibakukan dan sudah terbukti valid sehingga
F. Uji Normalitas
normalitas data untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan apakah
membuat hipotesis:
36
Pedoman pengambilan keputusan: - Nilai sig atau signifikan atau nilai
profitabilitas < 0,05 adalah distribusi tidak normal - Nilai sig atau signifikan atau
2. Apabila data tidak berdistribusi normal digunakan uji Wilcoxon signed rank
tertulis dari Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Awal Bros Batam yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Selanjutnya
barulah peneliti mulai menjelaskan semua intruksi dan prosedur yang telah
peneliti siapkan. Sebelum melakukan terapi rendam air jahe hangat, peneliti
hangat.
37
Tahapan pelaksanaan pengumpulan data diuraikan dalam langkah-
1. Pre-test
2. Persiapan pasien
3. Tahap-tahap pelaksanaan
a. Kelompok Kontrol
rendaman kaki.
b. Kelompok Intervensi
4. Post-test
dengan air jahe hangat untuk mendapatkan data post test, pengukuran
dilakukan setelah melakukan terapi rendaman kaki dengan air jahe hangat.
38
H. Rencana Analisis Data
1. Analisa Univariat
(Notoatmodjo, 2014).
2. Analisa Bivariat
Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test yaitu yang digunakan
untuk menguji beda mean dari dua hasil pengukuran pada kelompok yang
sama. Nilai tekanan darah sebelum terapi rendam air jahe hangat akan
dibandingkan dengan nilai tingkat kecemasan setelah terapi rendam air jahe
Hipotesa diterima jika probabilitas < 0,05 dan Hipotesa ditolak jika nilai
I. Etika Penelitian
39
diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi
dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Jika responden menolak
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden
confidentiality)
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
menderita Hipertensi.
penelitian ini yaitu dengan usia 45–54 tahun terdapat sebanyak 2 orang
(8,3%), usia 55–60 sebanyak 8 responden (33,3%) dan usia > 60 tahun
41
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang atau 75% responden.
kontrol
Tabel 4.1 menunjukkan nilai mean tekanan darah sistol dan diastole
pre test dan post test pada kelompok kontrol. Dimana rata-rata pre test
tekanan darah sistol yaitu yaitu 169 mmHg dan diastole 96 mmHg,
saat post test yaitu 164,33 mmHg dan diastole 95,50 mmHg. yang berarti
terjadi penurunan sebesar 4,6 mmHg pada sistol dan 0,5 mmHg pada
diastole.
42
c. Distribusi Frekuensi Responden berdasakan tekanan darah pada kelompok
Intervensi
Tabel 4.2 menunjukkan nilai mean tekanan darah sistol sebelum dan
setelah melakukan rendam kaki dengan air jahe hangat. Dimana sebelum
darah sistol setelah diberikan intervensi yaitu 133,75 mmHg dan diastole
89,92 mmHg yang berarti terjadi penurunan sebesar 33,5 mmHg pada sistol
2. Analisis Bivariat
43
Tabel 4.4 Uji Normalitas Tekanan darah pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol
intervensi yaitu p > 0,05. Karena semua data yang akan dianalisis
berdistribusi normal maka uji bivariat yang akan digunakan adalah dengan
b. Uji T Berpasangan
intervensi yaitu menggunakan Paired T-Test yang dapat dilihat pada Tabel
4.4 dibawah.
Tabel 4.5 Uji Beda Rerata Sebelum dan Setelah Pada Kelompok Kontrol
dan Kelompok Intervensi (N=12).
Tekanan darah Nilai Sebelum Setelah Selisih P
Sistol Kelompok
Mean 169 164,33 4,6 0,001
Kontrol
Diastol Kelompok
Mean 96 95,50 0,5 0,410
Kontrol
Sistol Kelompok
Mean 167,25 133,75 33,5 0,000
Intervensi
Diastol Kelompok
Mean 96,67 89,92 6,75 0,002
Intervensi
44
Tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa pada tekanan darah sistol
kelompok kontrol, didapatkan nilai p-value 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa
terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada tekanan darah sistol pada
p-value 0,410 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan rerata tekanan darah
didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05 dan nilai p-value 0,002 < 0,05 pada
perbedaaan rarata tekanan darah sistol dan diastole yang bermakna antara
sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki dengan air jahe hangat.
test karena semua data berdistribusi normal. Secara ringkas dapat dilihat
Tabel 4.6 Uji Beda Rerata Selisih Perubahan Tekanan darah Intervensi Pada
Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Tekanan darah N Mean P
Sistol Kelompok Kontrol 12 164,33
0,000
Sistol Kelompok Intervensi 12 133,75
Diastol Kelompok Kontrol 12 95,50
0,019
Diastol Kelompok Intervensi 12 89,92
kelompok kontrol dan kelompok intervensi p-value 0,000 < 0,05 dan pada
tekanan darah diastole p-value 0,019 < 0,05. Maka, secara statistic dapat
45
diinterpretasikan terdapat perbedaaan rarata tekanan darah sistol dan
dengan air jahe hangat dapat menurunkan tekanan darah dari pada
responden hipertensi yang tidak diberikan rendam kaki dengan air jahe
hangat.
46
BAB V
PEMBAHASAN
1. Univariat
nilai mean tekanan darah sistol dan diastole pre test dan post test pada
kelompok kontrol. Dimana rata-rata pre test tekanan darah sistol yaitu yaitu
rata-rata tekanan darah sistol pada saat post test yaitu 164,33 mmHg dan
diastole 95,50 mmHg. yang berarti terjadi penurunan sebesar 4,6 mmHg
kelompok kontrol, didapatkan nilai p-value 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa
terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada tekanan darah sistol pada
p-value 0,410 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan rerata tekanan darah
faktor seperti jenis kelamin, usia, dan riwayat keluarga yang menderita
47
Ketika perempuan berusia 60 tahun ke atas akan memasuki suatu
terkontrol. Pembuluh darah atrial pun mengeras dan menjadi tegang. Sel-sel
tekanan darah. Tekanan darah yang melebihi ambang normal inilah yang
dimana riwayat keluarga merupakan salah satu faktor risiko yang dapat
.
b. Tekanan darah Pada Kelompok Intervensi
mean tekanan darah sistol sebelum dan setelah melakukan rendam kaki
tekanan darah sistol 167,25 mmHg dan diastole 96,67 mmHg, kemudian
48
intervensi yaitu 133,75 mmHg dan diastole 89,92 mmHg yang berarti terjadi
penurunan sebesar 33,5 mmHg pada sistol dan 6,8 mmHg pada diastole.
0,000 < 0,05 dan nilai p-value 0,002 < 0,05 pada tekanan darah diastol.
tekanan darah sistol dan diastole yang bermakna antara sebelum dan
melakukan rendam kaki air hangat jahe maka akan melancarkan peredaran
dilakukan secara rutin dapat terjadi perubahan tekanan darah, karena efek
dari rendam kaki menggunakan air hangat yang menghasilkan energi kalor
yang bersifat melancarkan peredaran darah dan juga merangsang saraf yang
sendi tubuh (Arafah, 2019). Efek merendam kaki dengan air hangat mampu
49
menghantarkan panas atau reaksi kimia yang terjadi pada pembuluh darah
juga dapat meningkatkan kualitas tidur untuk lansia (Harnani & Axmalia,
2017).
50
aroma khas dan rasa hangat pada jahe dijumpai dalam minyak atsiri. Rasa
sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar dan meringankan kerja
2. Pengaruh pemberian rendaman kaki dengan air jahe hangat terhadap penurunan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi p-value 0,000 < 0,05 dan pada
tekanan darah diastole p-value 0,019 < 0,05. Maka, secara statistic dapat
terbukti responden hipertensi yang diberikan terapi rendam kaki dengan air jahe
hangat dapat menurunkan tekanan darah dari pada responden hipertensi yang
Surya & Effendy (2021) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman
air jahe pada kaki terhadap penurunan tekanan darah lansia yang tinggal di Desa
desa bangsal berkurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai sig (2-
tailed) sebesar 0.031< 0,05 maka H1 diterima yang berarti rendaman air jahe
pada kaki efektif terhadap penurunan tekanan darah lansia di Desa Bangsal
Kabupaten Mojokerto.
51
Menurut asumsi peneliti hal ini terjadi dikarenakan pada kelompok
intervensi ini menerapkan rendam kaki dengan air jahe hangat selama 15-20
perlakuan rendam kaki serta tidak adanya pemantauan secara khusus pada
makanan atau obat yang dikonsumsi, dan adanya pemicu stress pada masing
tekanan darah dikarenakan air hangat yang telah ditambahkan dengan potongan-
potongan jahe akan mempengaruhi tekanan darah dimana air hangat akan
tercampur dengan jahe yang mengandung minyak atristi yang terdapat senyawa
Menurut Destia, Umi & Priyanto (2014), prinsip kerja terapi rendam kaki
air hangat dengan mempergunakan air hangat yaitu secara konduksi dimana
arteri oleh baroreseptor pada sinus kortikus dan arkus aorta yang akan
menyampaikan impuls yang dibawa serabut saraf yang membawa isyarat dari
semua bagian tubuh untuk menginformasikan kepada otak perihal tekanan darah,
volume darah dan kebutuhan khusus semua organ ke pusat saraf simpatis ke
52
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surya
& Effendy (2021) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh rendaman air jahe
pada kaki terhadap penurunan tekanan darah lansia yang tinggal di Desa Bangsal
rancangan one group pretest-posttest. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian
bahwa nilai sig (2-tailed) sebesar 0.031< 0,05 maka H1 diterima yang berarti
rendaman air jahe pada kaki efektif terhadap penurunan tekanan darah lansia di
Hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini yaitu yang
diberikan rendam kaki air jahe hangat pada lansia dengan hipertensi di Panti
Werdha Pucang Gading Semarang ratarata tekanan darah sistolik dan distolik 15
tengah 140.00/85.00 mmHg tekanan darah sistolik terendah 133/81 mmHg dan
bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum maupun
53
Pada penelitian ini jahe kuning dikarenakan jahe tersebut sering
digunakan untuk memasak dirumah dan mudah didapatkan. Terdapat tiga jenis
jahe yang dibagi berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna akar rimpangnya.
Ketiga jenis jahe tersebut yaitu jahe kuning, jahe putih dan jahe merah
putih 1,5-3,5%. Jahe putih memiliki akar rimpang yang beruas kecil, dan hanya
sedikit menggembung. Minyak atsiri yang terdapat pada jahe putih lebih banyak
dibandingkan dengan jahe kuning, sehingga lebih tajam dan pedas (Adiguna,
2014).
Sensasi pedas dan aroma khas dan rasa hangat pada jahe dijumpai dalam
minyak atsiri membuat aroma jahe tersebut dapat sekaligus dihirup saat
yang menyatakan bahwa ketika minyak atsiri dihirup, molekul yang menguap
dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke atap/atas hidung dimana silia-
silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu
kebagian lain tak dan bagian badan lain. Pesan yang diterima kemudian diubah
54
sehingga produksi hormone adrenalin menurun, hal ini membuat penurunan
air hangat setiap hari untuk meningkatkan sirkulasi darah Terapi rendam kaki
melalui tindakan pemanasan, tindakan mekanis dan tindakan kimia air serta efek
dengan larutan hangat (Perry & Potter, 2005). Impuls aferen suatu baroreseptor
penurunan denyut jantung dan daya kontraktilitas jantung (Hery winarsi 2007).
endorphin, yang merupakan zat kimia saraf yang memiliki sifat analgesik.
sirkulasi getah bening sehingga membersihkan tubuh dari racun. Oleh karena itu,
55
Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang punggung,
insomnia, kelelahan, stress, sirkulasi darah yang buruk (hipertensi), nyeri otot,
kram, kaku, terapi air (hidroterapi) bisa digunakan untuk meringankan masalah
hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air, membungkus dengan kain
B. IMPLIKASI PENELITIAN
keperawatan pada pasien hipertensi yang belum mengetahui bahwa rendam kaki
dengan air jahe hangat dapat menurunkan tekanan darah, selain itu juga dapat
hanya dengan meminum minuman herbal saja yang dapat dijadikan terapi penurun
tekanan darah tetapi bisa juga digunakan sebagai alternatif untuk terapi tradisional
lainnya.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
penelitian, yaitu pada jumlah responden yang standar untuk penelitian yaitu sebanyak
24 orang responden dengan tidak adanya kontrol terhadap faktor pengganggu seperti
pola makan obat obatan dan stres sehingga tidak terlalu dapat melihat efektifitas
56
BAB VI
A. KESIMPULAN
1. Tekanan darah pre test dan post test pada kelompok kontrol dimana selisih
rata-rata pre test tekanan darah sistol yaitu yaitu 169 mmHg dan diastole 96
pada saat post test yaitu 164,33 mmHg dan diastole 95,50 mmHg. yang
berarti terjadi penurunan sebesar 4,6 mmHg pada sistol dan 0,5 mmHg pada
diastole.
2. Tekanan darah pre test dan post test pada kelompok intervensi dimana
sebelum diberikan intervensi rata-rata tekanan darah sistol 167,25 mmHg dan
darah sistol setelah diberikan intervensi yaitu 133,75 mmHg dan diastole
89,92 mmHg yang berarti terjadi penurunan sebesar 33,5 mmHg pada sistol
3. Hasil uji beda rerata sebelum dan setelah pada tekanan darah sistol kelompok
kontrol, didapatkan nilai p-value 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat
perbedaan rerata yang bermakna pada tekanan darah sistol pada kelompok
57
0,410 > 0,05 yang berarti tidak ada perbedaan rerata tekanan darah yang
bermakna pada.
4. Pada kelompok intervensi tekanan darah sistol didapatkan nilai p-value 0,000
< 0,05 dan nilai p-value 0,002 < 0,05 pada tekanan darah diastol. Maka,
darah sistol dan diastole yang bermakna antara sebelum dan sesudah
5. Hasil uni beda rata rata antara kelompok kontrol dan intervensi setelah
0,000 < 0,05 dan pada tekanan darah diastole p-value 0,019 < 0,05. Maka,
6. Dari hasil analisis terbukti responden hipertensi yang diberikan terapi rendam
kaki dengan air jahe hangat dapat menurunkan tekanan darah dari pada
responden hipertensi yang tidak diberikan rendam kaki dengan air jahe
hangat.
B. SARAN
1. Pendidikan Keperawatan
masukan kepada penderita hipertensi tentang pemilihan terapi rendam kaki air
hangat jahe sebagai alternatif dalam menurunkan tekanan darah, dan juga
58
mampu menambahkan pengetahuan perawat dalam bidang komplementer.
terhadap materi ini lebih efektif, maka perlunya pemantauan terhadap peserta
2. Penelitian Keperawatan
rendam kaki dengan air jahe hangat terhadap penurunan tekanan darah pada
dasar yang lebih kuat untuk menyatakan bahwa pengaruh rendaman kaki
dengan air jahe hangat merupakan satu hal yang sangat diperlukan untuk
hipertensi.
3. Bagi masyarakat
rendam kaki air hangat jahe sebagai terapi alternatif dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi dan dapat melakukan terapi air
hangat jahe secara rutin dan disiplin, terapi rendam kaki air hangat jahe dapat
59
DAFTAR PUSTAKA
Agung Santoso, D., & Ali Maulana, M. (2015). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air
Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Khatulistiwa Kota Pontianak.
Jurnal ProNers, 3(1). https://doi.org/10.26418/JPN.V3I1.11393
Anisa, R. N., Elis, H., & Mamat, S. (2016). Efektivitas Pemberian Terapi Rendam
Kaki Air Jahe Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Panti Werdha Pucang Gading Semarang. Stikes
Telogo Gorejo. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukepera
watan/article/download/500/499
Evi Dilianti, I., Candrawati, E., & Catur Adi, R. W. (2017). Efektivitas Hidroterapi
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di
Panti Wreda Al- Islah Malang. Nursing News : Jurnal Ilmiah Keperawatan,
2(3). https://doi.org/10.33366/NN.V2I3.579
Fakhrudin, N. S., & Fitriyani, N. (2021). Rendam Kaki Rebusan Air Jahe Merah
Berpengaruh terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 14(1), 67. https://doi.org/10.48144/JIKS .V1I1.534
Hardani, A., & Juliana Sukmana, D. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.
60
Hardianti, I., Khairun, N., & Riyan, W. (2018). Manfaat Metode Perendaman
dengan Air Hangat dalam Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi. MEDULA, Vol 8, No 1. https://webcache.googleuser
content.com/search?q=cache:dU8YC4U9w1AJ:https://juke.kedokteran.unila
.ac.id/index.php/medula/article/view/2101+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
Harnani, Y., & Axmalia, A. (2017). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat
Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut. Journal of Community
Health, 3(4), 129–132. https://core.ac.uk/download/pdf/194877183.pdf
Kario, K., Chen, C. H., Park, S., Park, C. G., Hoshide, S., Cheng, H. M., Huang, Q.
F., & Wang, J. G. (2018). Consensus Document on Improving Hypertension
Management in Asian Patients, Taking Into Account Asian Characteristics.
Hypertension, 71(3), 375–382. https://doi.org/10.1161/HYPERTE
NSIONAHA.117.10238
Lima Martins, T. I., Nagib Atallah, Á. I., & Mariko Koga da Silva III, E. (2012). 145
Original article | Martins TL, Atallah ÁN, Silva EMK 146. Sao Paulo Med
J, 130(3), 145–150.
Masi, G. N. M., Rottie, J. V, Studi, P., Keperawatan, I., & Kedokteran, F. (2017).
Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Bahu
Manado. Jurnal Keperawatan, 5(1). https://doi.org/10.35790/JKP.V5I1.2
5164
61
Nazaruddin, Yati, M., & Pratiwi, D. S. (2021). Pengaruh Terapi Rendam Kaki
Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 16, 2302–2531.
Nurpratiwi, N., Uti Rusdian, H., & Putri, S. B. (2021). Rendam Kaki Air Hangat
Jahe Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.
Khatulistiwa Nursing Journal, 3(1). https://doi.org/10.53399/KNJ.V3I1.55
Palmer, A and William, B. (2007). Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Alih bahasa
dr Elizabeth Yasmine. Editor Rina Astikawati, Amalia Safitri. Jakarta :
Erlangga
Righo, Argitya, and Mahin Ridlo Romas. (2014). Terapi Bekam Terbukti Mampu
Mengatasi Hipertensi. Penerbit : Rasibook.
Rosdiana, I., & Cahyanti, Y. (2019). Effect of Progressive Muscle Relaxation (PMR)
on Blood Pressure among Patients with Hypertension | International Journal
of Advancement in Life Sciences Research. International Journal of
Advancement in Life Sciences Research, Volume 2(1.
https://ijalsr.org/index.php/journal/article/view/48
Septi Fandinata, S., & Ernawati, I. (2020). Management terapi pada penyakit
degeneratif (diabetes mellitus dan hipertensi) : mengenal, mencegah dan
mengatasi penyakit degeneratif (diabates mellitus dan hipertensi) (N. Reny
H (ed.); 1st ed.). Penerbit Graniti. Gresik. https://doi.org/602581175X,
9786025811753.
Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. (2013). Jahe. Penebar Swadaya.
Jakarta
62
Solechah, N., Masi, G. N. M., Rottie, J. V, Studi, P., Keperawatan, I., & Kedokteran,
F. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas
Bahu Manado.
Surya, S. M., & Effendy, H. V. (2021). Pengaruh Pemberian Rendaman Air Jahe
Pada Kaki Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia. 12, 34–42.
Thomopoulos, C., Parati, G., & Zanchetti, A. (2018). Effects of blood pressure-
lowering treatment on cardiovascular outcomes and mortality: 13 - benefits
and adverse events in older and younger patients with hypertension:
overview, meta-analyses and meta-regression analyses of randomized trials.
Journal of Hypertension, 36(8), 1622–1636. https://doi.org/10.1097/
HJH.0000000000001787
Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi dan karakteristik hipertensi pada usia
dewasa muda di Indonesia. Tarumanagara Medical Journal, 1(2), 395–402.
https://doi.org/10.24912/TMJ.V1I2.3851
Unger, T., Borghi, C., Charchar, F., Khan, N. A., Poulter, N. R., Prabhakaran, D.,
Ramirez, A., Schlaich, M., Stergiou, G. S., Tomaszewski, M., Wainford, R.
D., Williams, B., & Schutte, A. E. (2020). International Society of
Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension
(Dallas, Tex. : 1979), 75(6), 1334–1357. https://doi.org/10.1161/HYPER
TENSIONAHA.120.15026
World Health Organization. (2019). Hypertension. (updated 2019 Dec 17; cited 2022
Jan 10). Available from: https://www.who.int/healthtopics/hypertension#
World Health Organization.
Wulandari, P., Arifianto, & Dian, S. (2016). Pengaruh Rendam Kaki Menggunakan
Air Hangat Dengan Campuran Garam Dan Serai Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Podorejo Rw 8
Ngaliyan . 7(1).http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view
63