Anda di halaman 1dari 2

Proses penuaan adalah salah satu proses dalam kehidupan manusia dimana terjadi

perubahan progresif, yang menyebabkan berbagai penurunan fungsi organ - organ tubuh pada

manusia. Salah satunya penurunan fungsi organ kardiovaskular yang ditandai dengan penyakit

darah tinggi (hipertensi) pada lansia. Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah

secara terus – menerus sehingga melebihi batas normal. Makin bertambahnya usia, makin besar

pula kemungkinan seseorang atau lansia tersebut mengalami permasalahan fisik, jiwa, spiritual,

ekonomi dan sosial (Maulidia et al., 2019). Sehingga hal ini mengganggu aktivitas para lansia

dan bisa saja terjadi sroke dan penyakit jantung yang bisa menyebabkan kematian. Penanganan

penyakit hipertensi biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan antihipertensi. Namun

pemberian obat ini perlu diperhatikan mengingat kondisi organ-organ tubuh pada lansia yang

sudah mengalami penurunan fungsi. Oleh karena itu,diperlukan alternatif lain dalam mengontrol

kenaikan tekanan darah ini pada lansia. Berkaitan dengan kenaikan tekanan darah yang

menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan, penanganan dengan terapi nonfarmakologi

perlu dilakukan.
Pada susunan kehidupan ada tingkatan-tingkatan atau tahapan usianya, setiap proses kehidupan
termasuk proses penuaan pasti akan dialami oleh setiap orang. Pada proses penuaan, banyak
terjadi perubahan-perubahan, seperti perubahan degeneratif pada kulit yaitu kulit menjadi
keriput, pada jantung, paru-paru, saraf, pembuluh darah, tulang dan jaringan tubuh lainnya.
Sehingga lanjut usia akan rentan terkena penyakit dibanding dengan usia-usian lainnya (Dinata,
2015). Penyakit yang sering terjadi atau sering dijumpai pada lansia yaitu Hipertensi yang biasa
ditandai dengan pusing, jantung berdebar-debar dan sesak nafas, hal ini sangat mengganggu
seseorang dalam kegiatan sehari-harinya, karena penyakit ini paling sering mengenai bagian
tengkuk kepala, sehingga penyakit ini sangat mengganggu seseorang dalam beraktivitas akibat
rasa nyeri yang ditimbulkan (Utami et al., 2020). Namun hipertensi sering kali juga tidak
menimbulkan gejala pada penderita, bukan berarti hal ini tidak berbahaya(Hendarti et al., n.d.),
menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012, hipertensi merupakan salah satu
pemegang andil terjadinya penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab nomor satu
kecacatan dan kematian (Maulidia et al., 2019). Hipertensi berkontribusi dari hampir 9,4 juta
kematian penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Tetapi dengan pengobatan yang tepat dan benar
maka tekanan darah dapat dikurangi dan diminimalisir. Penyakit hipertensi ini dapat dialami oleh
semua orang dari usia anak-anak hingga lanjut usia. Oleh karena itu perlu perhatian lebih untuk
menangani masalah hipertensi karena merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan
stroke yang menjadi penyebab kecacatan dan kematian di dunia (Maulidia et al., 2019). Dan
tindakan untuk menghilangkan pusing, jantung berdebar debar dan sesak nafas, secara
nonfarmakologi yaitu meningkatkan konsentrasi dan membawa kesadaran diri, menajamkan
pikiran, dan menjauhkan seseorang dari emosi dan pikiran negatif (Dinata, 2015) dengan
melakukan terapi senam yoga yang memadukan teknik relaksasi, dan pernapasan serta meditasi
(Putra & Asep, 2018).

Anda mungkin juga menyukai