Dari keenam artikel, berdasarkan variabel usia didapatkan lansia yang mengalami
penyakit rematik yaitu berusia 60-74 Tahun, lalu berdasarkan variabel jenis kelamin dari keenam
artikel jenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami penyakit hipertensi daripada laki-laki,
dan berdasarkan karakteristik pekerjaan sebagian besar adalah tidak bekerja karena sudah lanjut
usia yang ditandai dengan Tekanan Darah Tinggi mulai dari hipertensi ringan (140-159 mmhg),
hipertensi sedang (160-179 mmhg), hipertensi berat (180-209 mmhg), dan hipertensi maligna
Dan untuk pemberian senam yoga pada lansia yang menderita penyakit hipertensi yaitu
dengan mengkombinasikan antara teknik bernapas, relaksasi dan meditas serta latihan
peregangan. Dengan memberikan terapi senam yoga menunjukkan adanya pengaruh terhadap
penurunan tekanan darah sesudah melakukan senam yoga, hal ini ditunjukkan pada kelompok
1.2 Pembahasan
Hasil dari riset keenam jurnal ditemukan bahwa penggunaan senam yoga dilakukan
lansia yang mengalami penyakit hipertensi dengan usia 60 – 70 tahun yang terdiri dari
wanita dan laki – laki. Dari riset jurnal, Senam yoga dilakukan dengan cara
Universtität München, 2018) hal ini dilakukan karena yoga dianjurkan pada penderita
hipertensi, karena yoga memiliki efek relaksasi yang dapat meningkatkan sirkulasi darah
Menurut hasil jurnal yang diteliti memang terdapat berbagai macam jenis latihan yoga
yang intinya menggabungkan antara teknik bernapas, relaksasi dan meditasi serta latihan
peregangan. Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh
menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan melepaskan ketegangan
otot di setiap tubuh. Meditasi adalah adalah praktik relaksasi yang melibatkan pelepasan
pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam hidup
1. Gerakan pertama pernafasan oase : berdiri seimbang tangan diturunkan kemudian jari
jari di jalin secara longgar didepan badan, hirup napas sambil mengangkat kedua
tangan hingga ke depan mulut lalu buang nafas dengan mengembalikan telapak
tangan ke atas, lalu angkat lengan ke atas sampai terasa pereganggan. Ambil nafas
lagi lalu turunkan tangan ke depan mulut, balikkn tangan dan buang nafas. Lakukan
gerakan 6 – 12 kali.
2. Gerakan kedua bidalasan (cat stretch) : Buang napas, tarik otot perut (tak usah kuat-
tulang belakang, leher dan pundak. Napas lambat seiring gerakan. Dapat dilakukan
sampai 2-3 set, masing-masing terdiri dari 8 kali. Selingi istirahat di antara setiap set,
menjangkau kaki kanan. Ketika membungkuk, perut dibiarkan relaks, otot jangan
ditarik masuk. Masing-masing sisi 4 kali. Pada hitungan ke-4, tetaplah pada pose
membungkuk selama kira-kira 3 tarikan dan hembusan napas dan rasakan perut yang
4. Gerakan ke empat Lying Twist : Caranya dengan berbaring. Tekuk lutut kanan di atas
perut. Kemudian bawa ke lantai sebelah kiri badan. Diam dan nikmatilah pose ini
sesukanya. Gerakan ini dapat dilakukan selama 1-2 menit. Biarkan napas berlangsung
wajar, rasakan dada kanan menjadi lega dan lapang. Lalu kerjakan pada sisi lainnya.
5. Gerakan ke lima Nadi Shodan : Langkah-langkahnya duduk sila di lantai atau bisa
juga duduk di kursi yang mantap, dengan telapak kaki menapak lantai. Tutup lubang
hidung kanan dengan ibu jari tangan kanan, dan bernapas melalui lubang hidung
sebelah kiri. Lalu tutup hidung kiri dengan jari telunjuk, buka lubang hidung sebelah
kanan, dan keluarkan napas. Begitu seterusnya secara bergantian. Mata terpejam.
Bernapaslah secara lambat, lembut, rata dan tak bersuara. Diamlah sejenak antara
napas masuk dan keluar, begitu juga antara napas keluar dan masuk. Kerjakan hal ini
5 putaran.
Yoga dalam penelitian adalah jenis yoga yang dikhususkan untuk menurunkan tekanan
darah pada lansia. Termasuk bernafas, bernafas adalah tindakan yang sudah otomatis
dilakukan tanpa harus diperintah oleh siapapun. Tetapi jika kita melakukan nafas yang
cepat dan dangkal, hal ini akan mengurangi oksigen yang tersedia, maka hal ini akan
berdampak buruk dan menjadi hal yang panik. Bagian dari proses tersebut yaitu
mempercepat denyut jantung dan meningkatkan tekanan darah. Dengan mengatur pola
nafas dan lebih tenang, maka otot – otot akan menjadi lebih tenang dan relaks. Hal
tersebut akan menjadikan tubuh menjadi lebih relaks, terutama pada pikiran yang
mengalami stress dan tentunya bisa menurunkan tekanan darah, dikarenakan latihan yoga
dihasilkan tubuh pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan
syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang
diproduksi otak yang menyalurkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin
dalam tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Olahraga terbukti dapat
meningkatkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali di dalam darah. Sehingga,
semakin banyak melakukan latihan maka akan semakin tinggi pula kadar b-endorphin.
Ketika seseorang melakukan latihan, maka b-endorphinakan keluar dan ditangkap oleh
reseptor didalam hiphothalamus dan system limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi
Menurut hasil jurnal yang diteliti penggunaan intervensi senam yoga bisa mengurangi
pemasukan bahan kimiawi dalam tubuh, sehingga badan lebih sehat. Penggunaan
makanan yang tidak sehat atau makanan yang dilarang dalam penyakit hipertensi juga
harus diperhatikan, karena intervensi dengan senam yoga akan sia – sia jika masih
Menurut hasil jurnal yang diteliti, penggunaan terapi yoga sangat baik untuk
yang dikemukakan oleh ( Shindu dalam Dinata, 2015) bahwa yoga berperan penting
yoga juga dapat memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga meningkatkan
kekebalan tubuh.
Pada hasil penelitian yang melakukan intervensi, terjadi penurunan tekanan darah sistolik
dari rata-rata sebelum melakukan senam yoga nilai 157,25 menjadi 142,13 sesudah
melakukan senam yoga dan diastolik dari rata-rata nilai 95,75 menjadi 85,06 pada
partisipan setelah diberikan intervensi senam yoga sebanyak kurang lebih 6 kali
perlakuan. Masing – masing setelah dilakukan senam yoga , tekanan darah turun sekitar
10 mmhg. Sehingga dapat disimpulkan rata-rata nilai tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan senam yoga pada kelompok intervensi dengan p value (0,000) pada tekanan
Pada hasil penelitian kelompok kontrol rata rata nilai tekanan darah sistolik 160,56
menjadi 158,88 dan nilai rata-rata diastolik dari 94,50 menjadi 92,50 . Hal ini disebabkan
pada kelompok kontrol tetap mengonsumsi obat antihipertensi. Masing – masing setelah
dilakukan senam yoga, tekanan darah turun sekitar 2 mmhg. Menurut (Maulidia et al.,
2019) hal ini disebabkan karena obat antihipertensi merupakan salah satu
beberapa kategori berdasarkan cara kerja obat tersebut didalam tubuh. Sehingga dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan senam yoga pada kelompok kontrol dengan p value (0,233) pada tekanan darah
Menurut Shindu (2015), penurunan tekanan darah disebabkan oleh relaksasi karena pada
prinsipnya senam yoga adalah sebuah metode yang menempatkan atau memposisikan
tubuh dalam kondisi tenang. Menurut Triyanto (2014), penurunan tekanan darah yang
disebabkan oleh relaksasi karena memposisikan tubuh dalam kondisi tenang yang pada
Menurut hasil jurnal yang diteliti pada umumnya kenaikan tekanan darah disebabkan oleh
2 faktor, yang pertama yaitu faktor resiko yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol.
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol yaitu usia, jenis kelamin dan keturunan,
sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol yaitu gaya hidup. Pada penggunaan
intervensi senam yoga, adanya penurunan tekanan darah disebabkan oleh sytim limbik
yang menyebabkan seseorang menjadi relaks dan pada penggunaan obat anthihipertensi
yang tidak menggunakan senam yoga, juga dapat menurunkan tekanan darah, tetapi tidak
sebagus yang diberikan intervensi senam yoga, hal ini dikarenakan tekanan darah tidak
akan turun apabila partisipan masih mengonsumsi garam yang tinggi dan masih terlalu
banyak merokok. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
( Susilo, 2018 dalam Putra & Asep, 2018) bahwa pola hidup yang buruk atau pun pola
makanan yang berlemak atau kadar kolesterol tinggi dan makanan yang mengandung
garam tinggi, faktor usia dan genetik atau keturunan, hingga berat badan, stress, kurang
Hasil tersebut didukung oleh penelitian dilakukan oleh Sari & Herawati (2017),
Ovianasari (2015), Pangaribuan & Berawi (2011), Hangins et.al (2013) dan Yasa dkk
(2016) bahwa terdapat perbedaan nilai tekanan darah sistolik dan diastolik secara
Menurut hasil jurnal yang diteliti partisipan pada kelompok intervensi juga mengonsumsi
pada kelompok intervensi disebabkan oleh penggunaan obat antihipertensi dan senam
yoga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh ( Prasetyaningrum dalam
(lifestyle) dengan gaya hidup sehat. Salah satu gaya hidup sehat yang dapat dilakukan
Menurut hasil jurnal yang diteliti, pada umumnya tensi lansia (lanjut usia) yang
menderita hipertensi sebelum dilakukan senam yoga mengalami tekanan darah yang
tinggi, hal ini dapat berdampak pada lansia sehingga dapat menimbulkan pergantian
bentuk dan peran pada sistem peredaran yang mengedarkan darah ke seluruh tubuh yang
bertugas atas peralihan tekanan darah, seperti peralihan hilangnya fleksibilitas jaringan
dan berkurangnya relaksasi otot pada pembuluh darah (aterosklerosis). Tetapi setelah
fleksibilitas jaringan dan bertambahnya relaksasi otot pada pembuluh darah. Yang
menjadi prioritas utama peneliti dalam keperawatan yaitu untuk menurunkan atau
menormalkan terhadap tekanan darah pada lansia yang sedang mengalami atau sedang
dalam kondisi menderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh ( Pujiastuti, dkk, 2019 dalam Putra & Asep, 2018)
dengan mengatakan ada selisih dimana tekanan darah sebelum secara keseluruhan dan
pada tekanan darah setelah diberikan atau dalam pemberian tindakan terapi yoga.
Menurut hasil jurnal yang diteliti senam yoga merupakan terapi alternatif yang dapat
dilakukan secara mandiri. Selain itu, menurut beberapa riset responden yang
mendapatkan intervensi senam yoga dapat meningkatkan rasa nyaman dan relaks pada
tubuh . Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian senam yoga ini terjadi
karena responden diberikan perlakuan yang tepat sesuai prosedur yang diberikan.
Menurut (Prawesti & Sylvia Nurcahyani, n.d.) tekanan darah merupakan kekuatan lateral
pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan darah
dalam sistem arteri tubuh adalah indikator yang baik tentang kesehatan kardiovaskular.
Senam yoga termasuk ke dalam alternatif bentuk aktifitas fisik yang dapat membantu
dalam mencapai tingkat latihan fisik yang di sarankan untuk individu. Semua orang dari
anak-anak, lansia, dan perempuan hamil dapat melakukan senam yoga. Senam yoga
merupakan olahraga yang berfungsi untuk penyelarasan pikiran, jiwa dan fisik seseorang.
Senam yoga adalah sebuah aktivitas dimana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk
mengontrol panca indra dan tubuhnya secara keseluruhan. Senam ini memberikan
manfaat bagi kesehatan tubuh, kekuatan maupun vitalitas. Obat penenang alami yang
diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam
tubuh untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Gerakan senam yoga akan di paparkan
untuk lebih meringankan gejala dan mengantisipasi supaya gejala hipertensi tidak timbul.
Dengan berlatih yoga, otot tubuh akan lebih lentur dan hal ini membuat peredaran darah
lebih lancar dan hasilnya tekanan darah yang normal. Penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik yang dialami oleh responden disebabkan karena penderita hipertensi merasa
rileks, sehingga dapat merangsang hormon Endorphin yang dapat menurunkan tekanan
darah. Selain dari hormon, gerakan-gerakan dari senam yoga dapat mempengaruhi kerja
jantung sehingga memperlancar peredarah darah dan terjadi penurunan darah pada
penderita hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal yang diteliti, senam yoga dapat
memberikan pengaruh pada tekanan darah seseorang yang menderita hipertensi. Terapi
senam yoga yang dilakukan oleh responden bukan sebagai satu-satunya pengobatan yang
dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, akan tetapi
yoga dapat dilakukan untuk mendukung pengobatan farmakologi yang telah dilakukan
oleh penderita hipertensi. Sehingga penurunan tekanan darah dapat terjadi dengan
maksimal. Intervensi harus terus dilakukan bilamana ingin mencapai hasil maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa jurnal yang diteliti, latihan bernafas pada
terapi senam yoga berfungsi untuk menenangkan pikiran dan tubuh yang membuat detak
jantung lebih tenang sehingga tekanan darah dan produksi hormon adrenalin menurun.
Dan untuk latihan meditasi pada senam yoga, bertujuan untuk membuat tubuh menjadi
relax. Dengan memfokuskan pikiran pada sebuah pemikiran atau gambaran, sebuah
kondisi pikiran dapat menerima hal apapun yang masuk tanpa harus dipertimbangkan.
Hal ini berarti, kita dapat menarik diri sementara dari aktivitas sehari-hari yang mampu
membuat kita stres dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Sehingga, kita dapat
mencapai kondisi yang relaks yang salah satu efeknya dapat menurunkan tekanan darah.
penurunkan kadar lipoprotein densitas rendah (LDL) dan meningkatkan kadar lipoprotein
densitas tinggi (HDL). Hal ini mengakibatkan hambatan pada dinding arteri menjadi
berkurang dan kekuatan aliran darah menjadi normal. Sehingga tekanan darah dapat
menurun. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Jain dalam Dinata, 2015)
yang membahas bahwa senam yoga berpengaruh pada penurunan tekanan darah.
Selain itu berdasarkan jurnal yang dikemukanan oleh Cramer., et al., (2014) yang
berjudul “Yoga For Hypertension” bahwa pemberian yoga secara rutin dapat berpengaruh