Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Quasi Eksperiment, dengan rancangan

two group pre test-post test with Control Group Design. Rancangan ini digunakan

untuk membandingkan hasil intervensi dimana desain ini dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan dan kelompok

intervensi yang keduanya diukur sebelum dan sesudah diberikan terapi Spiritual

Emotional Freedom Technique (SEFT) (Sugiyono, 2012).

Adapun bagan desain penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1
Rancangan Penelitian

Pre Test Post Test


Kelompok Intervensi X
O1 O2
Post Test

Kelompok Kontrol O3 O4

Keterangan :

O1 : Pengukuran tekanan darah pada kelompok intervensi sebelum diberikan

terapi SEFT

O2 : Pengukuran tekanan darah kelompok intervensi sesudah diberikan terapi

SEFT

O3: Pengukuran tekanan darah I pada kelompok kontrol

O4 : Pengukuran tekanan darah II pada kelompok kontrol

X : Intervensi terapi Spiritual Emotional Freedom Technique(SEFT)

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tentang pengaruh terapi Spiritual Emotional Freedom Technique

(SEFT) terhadap intensitas tekanan darah pada pasien hipertensi primer ini telah

dilakukan pada bulan Desember 2017 - Juli 2018, pengumpulan data dilakukan

pada tanggal 23 April - 14 Mei 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota

Padang.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti

(Notoadmojo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan

hipertensi primer yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota

Padang yaitu sebanyak 329 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Notoadmojo, 2012). Menurut Sugiyono (2012), sampel pada penelitian

eksperimen sederhana jumlah anggota sampelnya adalah 10-20 orang.

Mengantisipasi adanya droup out maka peneliti melakukan korelasi

terhadap besar sampel dengan menambahkan 10% dari sampel agar besar

sampel tetap terpenuhi, menggunakan perhitungan sebagai berikut :

n'  1n f
n = besaran sampel yang dihitung

f = perkiraan populasi drop out, diperkirakan 10% (f=0,1)

n'  1n f
20
n'   22
1  0,1
Dari perhitungan besaran sampel didapatkan 22 orang, pada saat

pengambilan sampel ada 2 orang yang tidak mengikuti kegiatan secara penuh,

jadi sampel pada penelitian ini yaitu 20 orang pasien hipertensi, dimana 20

orang pasien hipertensi tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang

untuk kelompok intervensi dan 10 orang untuk kelompok kontrol.

3. Kriteria Sampel

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a) Pasien yang kooperatif, bersedia menjadi responden dan mengikuti

prosedur penelitian sampai tahap akhir.

b) Pasien hipertensi primer

c) Pasien yang tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi.

d) Pasien yang belum pernah melakukan terapi SEFT dan tidak sedang

menjalani terapi komplementer lainnya (latihan otot progresif, terapi

musik, teknik nafas dalam, dll).

e) Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik.

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :

a) Pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

b) Pasien dengan hipertensi sekunder

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi yang sesuai dengan kehendak peneliti sehingga sampel tersebut dapat

mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya (Notoadmojo, 2012).


Pada penelitian ini peneliti mendapatkan sampel penelitian dengan cara

mendatangi langsung ke rumah pasien hipertensi (door to door). Pada tanggal

23-26 April 2018 peneliti mendatangi 11 rumah tetapi hanya 10 responden

yang memenuhi kriteria sampel, dimana peneliti menjadikan 10 responden

tersebut sebagai kelompok intervensi. Setelah didapatkan 10 orang responden

untuk kelompok intervensi, peneliti memberikan penjelasan tentang manfaat

dari Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Pada tanggal 10-11 Mei

2018 peneliti mendatangi 11 rumah dan 11 responden memenuhi kriteria

sampel, tetapi peneliti hanya mengambil 10 responden untuk dijadikan

kelompok kontrol. Setelah didapatkan 10 orang responden untuk kelompok

kontrol, peneliti memberikan penjelasan dan membuat kontrak waktu untuk

pelaksanaan pengukuran tekanan darah.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Independen

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah terapi non

farmakologis berbentuk teknik relaksasi dan mind-body therapy dari terapi

komplementer, menggabungkan sistem energi tubuh dan spiritualitas dengan

ketukan ringan (tapping) pada daerah 18 titik meridian untuk mengatasi

hipertensi, diakhiri dengan mengambil napas panjang dan

menghembuskannya sambil mengucapkan rasa syukur (Alhamdulillah...)

dilakukan selama ± 10 menit, 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Pada

penelitian ini tidak menggunakan alat hanya menggunakan ujung jari telunjuk

dan ujung jari tengah yang didekatkan untuk mengetuk ringan (tapping) pada

titik-titik meridian tubuh sesuai dengan prosedur kerja sebagai berikut :

a. Prosedur Kerja
1) Sebelum diberikan terapi SEFT (Pre-test)

a) Peneliti memilih responden berdasarkan kriteria inklusi.

b) Peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan

peneliti.

c) Menyerahkan lembar persetujuan sebagai responden dan

meminta kerjasama dengan responden.

d) Peneliti memberikan pemahaman tentang terapi SEFT kepada

responden.

e) Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah kepada responden

dengan menggunakan sphygnomanometer dan stetoskop. Dicatat

pada lembar observasi serta data lain yang dikumpulkan adalah

meliputi nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.

2) Intervensi (Terapi SEFT)

a) Responden duduk dengan posisi yang nyaman di lantai atau di

kursi.

b) Responden minum air putih terlebih dahulu

c) Peneliti mengajarkan responden untuk melakukan teknik nafas

dalam yaitu menarik nafas dari hidung, tahan 3 detik dan

keluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan.

f) Peneliti melakukan terapi Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) kepada responden selama ± 10 menit.,

dengan alokasi waktu sebagai berikut ± 3 menit untuk fase the

set-up dan ± 7 menit untuk fase the tune-in dan tapping kepada

responden dengan perlakuan teknik ketukan pada daerah 18 titik

meridian.
d) Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) ini

dilakukan sebanyak 1 kali selama 3 hari berturut-turut.

3) Sesudah diberikan terapi SEFT (Post test)

Setelah selesai melakuan terapi Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) selama 10 menit peneliti melakukan kembali

pengukuran tekanan darah kepada responden.

2. Variabel Dependen

Tabel 4.2
Definisi Operasional

Definisi Alat Hasil Skala


Variabel Cara Ukur
Operasional Ukur Ukur Ukur
Dependen : Kekuatan darah Sphygno Pengukuran Tekanan Rasio
Tekanan mengalir di dinding manomet tekanan darah
darah pembuluh darah er, darah pada sistolik
yang keluar dari stetoskop lengan dan
jantung yang diukur lembar kanan diastolik
dengan
observasi bagian atas dalam
menggunakan alat
tertentu untuk (antecubiti), satuan
mengetahui responden mmHg
pengaruh tekanan dalam
darah sebelum dan posisi
sesudah dilakukan duduk
terapi SEFT pada
pasien hipertensi
primer di wilayah
kerja Puskesmas
Andalas Kota
Padang

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi

atau dianggap menentukan variabel terikat. Dalam penelitian ini yaitu terapi

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) tidak menggunakan

instrumen, hanya menggunakan dua ujung jari (ujung jari telunjuk dan ujung
jari tengah) didekatkan untuk melakukan ketukan ringan (tapping) pada

titik-titik meridian tubuh.

2. Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi. Dalam penelitian ini yaitu tekanan darah dimana instrumen

yang digunakan adalah sphygnomanometer dan stetoskop untuk pengukuran

tekanan darah dan lembar observasi untuk mencatat hasil observasi

pelaksanaan terapi SEFT sesuai pedoman yang dibuat oleh peneliti selama

proses penelitian.

F. Etika Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip atau

isu-isu etik, yang meliput : nonmaleficience, beneficience, autonomy dan justice.

1. Nonmaleficience (terhindar dari cedera/tidak membahayakan

kemanusiaan)

Sebelum peneliti melakukan penelitian, responden telah diberikan

penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Responden juga

mendapatkan penjelasan bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan atau

tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan, misalnya : sesak nafas,

nyeri, luka, penurunan kesadaran ataupun dipungut biaya tertentu. Selama

terapi berlangsung, peneliti melakukan observasi penuh di dekat responden.

Jika responden merasa tidak nyaman dengan terapi SEFT, maka dapat

mengundurkan diri kapan saja.

2. Beneficience (bermanfaat/melakukan yang baik untuk kemanusiaan)

Peneliti menjelaskan tentang keuntungan bila responden

berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu terapi SEFT dapat membantu

menurunkan tekanan darah pada subjek penelitian. Manfaat lain yang


didapatkan oleh responden penelitian adalah mengetahui tentang terapi SEFT

dan dapat mengaplikasikannya dalam kondisi yang lain secara mandiri.

Responden penelitian juga akan mendapatkan pengalaman berharga karena

pernah terlibat sebagai responden dalam suatu penelitian.

3. Autonomy (kebebasan memutuskan untuk diri sendiri)

Peneliti harus meminta persetujuan kepada calon responden apakah

bersedia menjadi subjek penelitian dengan diberikannya informed consent.

Penjelasan informed consent ini mencakup penjelasan tentang judul penelitian

yaitu Pengaruh Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)

terhadap Intensitas Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Primer di Wilayah

Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang, beseta tujuan dan manfaat penelitian.

Calon responden berhak menentukan apakah bersedia dijadikan sebagai

subjek penelitian/responden dan tidak ada paksaan ataupun adanya tekanan

tertentu kepada subjek untuk bersedia terlibat dalam penelitian ini. Responden

penelitian bebas dari tekanan atau pengaruh dari pihak lain. Peneliti telah

menjelaskan tentang keuntungan bila responen berpartisipasi dalam penelitian

ini, yaitu terapi SEFT dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada responden

penelitian.

4. Justice (adil/tidak membeda-bedakan)

Peneliti tidak membeda-bedakan responden selama proses dilakukan.

Responden telah mendapatkan perlakuan yang sama sebelum, selama dan

sesudah penelitian. Semua responden tetap mendapatkan regimen terapi

sesuai standar perawatan pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Responden juga akan mendapatkan terapi tambahan, yakni terapi SEFT,

dimana intervensi terapi SEFT tersebut diberikan sama dalam hal lamanya
(durasi), prosedur, alat ukur yang sama, penjelasan. Peneliti juga tidak

membeda-bedakan responden dari segi suku, ras, agama, budaya dan status

sosial ekonomi.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dimana pengambilan

data dilakukan secara langsung yaitu dari lembar observasi pengukuran

tekanan darah responden sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.

2. Langkah-langkah Pengumpulan Data

1) Peneliti memasukkan surat permohonan untuk melakukan penelitian di

bagian ADAK STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.

2) Setelah surat dari ADAK keluar, peneliti mengajukan surat ke Dinas

Kesehatan Kota Padang untuk meminta data dan izin melakukan

penelitian.

3) Setelah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan Kota Padang peneliti

akan memasukkan surat permohonan kepada Puskesmas Andalas Kota

Padang yang memiliki angka kejadian hipertensi tertinggi.

4) Setelah mendapatkan persetujuan dari Puskesmas, peneliti akan mulai

mencari pasien hipertensi ke rumah sesuai dengan kriteria inklusi.

5) Peneliti akan menyamakan persepsi dengan enumenator untuk

pengukuran tekanan darah

6) Peneliti bertemu dengan pasien hipertensi kemudian peneliti akan

memperkenalkan diri, menjelaskan secara singkat tentang penelitian,


tujuan dan keuntungan dari terapi SEFT dan cara melakukan terapi

SEFT.

7) Setelah itu peneliti akan memilih dan membagi responden pada 2

kelompok, yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesuai

dengan kriteria inklusi. Kelompok intervensi akan dipilih berdasarkan

kesediaan menjadi responden dan melakukan terapi SEFT di rumah

responden. Kelompok kontrol akan dipilih berdasarkan kesediaan

menjadi responden namun tidak memiliki waktu untuk melakukan terapi

SEFT di rumah.

8) Bagi responden yang bersedia maka peneliti akan meminta persetujuan

dengan menandatangani informed consent.

9) Peneliti terlebih dahulu membuat kontrak waktu dengan responden.

Peneliti melakukan pre-test dengan cara melakukan pengukuran tekanan

darah sebelum dilakukan terapi dan mengisi lembar observasi yang akan

dilaksanakan di rumah masing-masing responden.

10) Pada tahap intervensi peneliti melatih responden dan mendampingi

responden melakukan terapi SEFT selama 10 menit, 1 kali sehari

selama 3 hari berturut-turut.

11) Setelah hari ketiga peneliti akan melakukan kembali pengukuran tekanan

darah (post-test) dan mengisi lembar observasi yang telah dilaksanakan

di rumah masing-masing responden.

12) Pada akhir pertemuan (terminasi), peneliti akan mengucapkan terima

kasih kepada masing-masing responden atas kesediaan waktu dan

partisipasinya menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan.


Peneliti juga menyarankan agar responden tetap melaksanakan terapi

SEFT sesuai waktunya.

H. Teknik Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi. Setelah data terkumpul,

dianalisis, kemudian data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut

(Notoadmojo, 2012) :

1. Editing (Pemeriksaan data)

Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian data yang telah terkumpul

akan diperiksa kembali untuk memeriksa kelengkapan, kejelasan, kecocokan

dan siap untuk dilakukan pengkodean.

2. Coding (Mengkode data)

Setelah lembar observasi terisi lengkap, untuk memudahkan peneliti dalam

mengolah data, peneliti akan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka dari karakteristik responden dan hasil pengukuran tekanan

darah responden.

3. Processing (Memasukkan data)

Setelah semua lembar observasi terisi serta telah melewati pengkodean, maka

langkah selanjutnya adalah peneliti akan memasukan data ke dalam program

atau software komputer.

4. Tabulating (Tabulasi data)


Data yang ada kemudian akan diproses dan dimasukan ke dalam tabel atau

daftar. Penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar bertujuan untuk

memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi.

5. Cleaning (Membersihkan data)

Setelah semua data selesai dimasukan, peneliti akan melakukan pemeriksaan

kembali agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan atau ketidaklengkapan seperti

dengan melihat adanya missing data dan lain-lain.

I. Analisa data

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat, karena

dalam penelitian ini mencari hubungan antara kedua variabel yaitu hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam hal ini peneliti akan

menganalisa dengan :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan, mendiskripsikan

masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun

variabel dependen. Bentuk analisa univariat data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata. Adapun variabel yang dianalisis adalah tekanan darah

sebelum dan sesudah dilakukan terapi Spiritual Emotional Freedom

Technique(SEFT).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah

dirumuskan. Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dua

variabel. Pada penelitian ini apabila data berdistribusi normal digunakan uji t

dependent (paired-sample t test) yang dilakukan pada 2 kelompok yaitu

kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan membandingkan pre test


dan post test dan apabila data tidak berdistribusi normal dilakukan uji non

parametrik Wilcoxon. Pada penelitian ini untuk mengetahui perbedaan dua

kelompok yang independen digunakan uji t independent apabila data

berdistribusi normal, sedangkan data berdistribusi tidak normal akan

digunakan uji Mann-Whitney. Dalam penelitian ini hasil analisis dinyatakan

bermakna apabila nilai p value ≤ 0,05 dan derajat kepercayaan CI 95%

dengan kriteria :

a. Ha diterima jika p value ≤ 0,05 berarti ada pengaruh yang bermakna.

b. Ha ditolak jika p value > 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai