Anda di halaman 1dari 27

ANALISA JURNAL KOMPLEMENTER

PADA PASIEN HIPERTENSI

MENGUNAKAN JURNAL

OLEH:

KOMANG ELLY MERLINA

18.321.2875

A.12-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2021

Jurnal 1 Jurnal 2 (Pembanding)


P Penelitian ini dilakukan pada klien
Penelitian ini menggunakan desain
komunitas Kelurahan Pondok
Pra-eksperimen dengan rancangan one
Ranggon, Jakarta Timur dengan
group pretest - posttest design.
penyakit hipertensi pada tahun
Populasi dalam penelitian ini adalah
2019, penelitian ini merupakan
keseluruhan pasien hipertensi yang

17
penelitian Pre Eksperimen dengan berkunjung yang berjumlah 28 orang
pendekatan asuhan keperawatan. untuk melakukan terapi pijat refleksi
Bentuk desain penelitian yang di Klinik ATFG-8 Palembang pada
digunakan yaitu One Group tanggal 17 April s.d 17 Mei 2018.
Postest. Variabel dependen pada Besar sampel minimal dihitung
penelitian ini Tekanan darah yaitu menggunakan rumus Lameshow, yang
dorongan darah yang keluar dari mendapatkan 18 orang. Sampel
jantung yang diukur mengunakan diambil dengan menggunakan teknik
alat pengukur tensi meter dengan purposive sampling dan memenuhi
skala interval, pengukuran kriteria inklusi: bersedia menjadi
dilakukan sebelum dan setelah responden, bersedia mengikuti
intervensi sehingga didapatkan prosedur penelitian sampai selesai,
hasil tekanan sistolik dan diastolik didiagnosis menderita hipertensi
selama 6 hari (Dharna, 2011; (tekanan darah sistol >140 mmHg dan
Sastroasmoro and Ismael, 2014), tekanan darah diastol > 90 mmHg)
kemudian hasil pengukuran darah oleh dokter, tidak minum obat penurun
di konversikan dengan rumus ke tekanan darah dan mampu
nilai Mean Arterial Pressure berkomunikasi dengan baik.
(MAP). Variable independen yaitu Instrumen penelitian yang
implementasi pijat refleksi kaki digunakan pada penelitian ini adalah
yaitu titik 2. Titik refleksi catatan kunjungan pasien dan lembar
selanjutnya yaitu titik 33 jantung, observasi yang berisi informasi
titik 18 hati, dan titik 22 ginjal karakteristik subyek berupa nama,
yang tedapat dibagian bawah usia, jenis kelamin, lamanya
telapak kaki mulai dari ujung kaki menderita hipertensi, tekanan darah
sampai tumit. sebelum dan sesudah tindakan pijat
Sampel dalam penelitian ini refleksi. Untuk pengukuran tekanan
sebanyak 6 orang klien dengan darah, menggunakan adalah
mengunakan teknik Non tensimeter digital. Data yang
Probability sampling yaitu diperoleh dianalisis secara deskriptif
Purposive Sampling. Kriteria berupa mean, median, SD, minimum -
inklusi pada penelitian ini yaitu maksimum dan dan disajikan dalam
klien hipertensi tidak terkontrol, bentuk numerik. Uji normalitas data
usia 50-55 tahun, tidak dalam menggunakan uji Shapiro-Wilk
terapi obat, dan kooperatif dalam karena jumlah subyek kurang 50. Uji t
melakukan intervensi selama 6 berpasangan (paired t-test) dilakukan
18
hari. Kriteria eksklusi yaitu klien untuk menguji efek tindakan pijat
yang minum obat dan tidak refleksi.
mengikuti terapi pijat refleksi
selama 6 hari. Teknik analisa
dengan Uji T Paaired yaitu
melihat pengaruh pijat refleksi
kaki antara sebelum intervensi dan
setelah implementasi dengam
95% pada program-program
computer (Sugiyono, 2007;
Swarjana,2015).
I Pengukuran tekanan darah sebelum
Asuhan keperawatan pada klien
Tindakan pijat refleksi dilakukan
dengan hipertensi di komunitas
setelah data karakteristik lengkap.
dilakukan mulai pengkajian,
Terapis melakukan pemijatan kepada
menentukan diagnose
subyek pada titik- titik pijat refleksi
keperawatan, intervensi,
selama 60 menit sebanyak satu kali
implementasi dan evaluasi.
perlakuan. Tekanan darah diukur sesaat
Intervensi pada klien dengan
setelah tindakan pijat refleksi
penyakit hipertensi di
keperawatan komunitas dapat
dilakukan dengan intervensi
komplementer pijat refleksi pada
kaki. Implementasi terapi pijat
refleksi kaki pada 6 klien
dilakukan selama 6 kali intervensi.
Setelah membandingkan hasil
intervensi hari pertama sampai
hari ke enam, didapatkan hasil
terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dengan sesudah
intervensi dengan ρ 0,006 < 0,05.
Pijat refleksi kaki yang
dilakukan selama 10-15 menit
sehari menggunakan baby oil.
Titik refleksi pijat kaki untuk

19
hipertensi terdapat pada jempol
kaki yaitu titik 1-5 dan semua jari-
jari kaki yaitu titik 2. Titik refleksi
selanjutnya yaitu titik 33 jantung,
titik 18 hati, dan titik 22 ginjal
yang terdapat dibagian bawah
telapak kaki mulai dari ujung kaki
sampai tumit. Tindakan ini
bermanfaat untuk meningkatkan
metabolisme, sirkulasi darah,
meningkatkan keseimbangan
hormon, menghilangkan
kelelahan, membuang toksin, dan
lain-lain.

C Pembanding dari jurnal dengan


Hasil penelitian perbandingan
judul “Pijat Refleksi Berengaruh
menunjukkan pijat refleksi lebih
Terhadap Tekanan Darah Pada
efektif dibanding hipnoterapi.
Pasien Hipertensi Di Klinik ATGF 8
Palembang”. Peneliti dari jurnal ini
adalah Lukman, Sumitro Adi Putra,
Elba Habiburrahma, Sukma
Wicaturatmashudi, Rumetalia
Sulistini, Ismar Agustin. Penelitian
ini mengunakan desain Pra-
eksperimen dengan rancangan one
group pretest – posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan pasien hipertensi yang
berkunjung yang berjumlah 28
orang untuk melakukan terapi pijat
refleksi di Klinik ATGF-8
Palembang.
Intervesi yang diberikan pada
penelitian ini adalah terapis refleksi
melakukan pemijatan kepada subyek
20
pada titik-titik pijat refleksi selama
60 menit sebanyak satu kali
perlakuan. Tekanan darah diukur
sesaat setelah tindakan pijat refleksi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
pijat refleksi kaki menurunkan
teknan darah pada pasien hipertensi.
Tekanan darah yang turun terjadi
pada sistolik dan diastolik, baik pada
hipertensi primer, sekunder, serta
pada lansia. Hampir semua peneliti
membuktikan bahwa pijat refleksi
kaki menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi, sehingga pijat
refleksi sangat baik untuk dijadikan
intervensi keperawatan, baik di
rumah sakit, klinik, maupun
masyrakat.
O
Klien mengatakan badan lebih Pijat refleksi kaki menurunkan
ringan dan sakit kepala berkurang tekanan darah pada pasien hipertensi.
setelah dilakukan refleksi kaki hal Tekanan darah yang turun terjadi pada
ini diakibatkan menurunnya sistolik dan diastolik, baik pada
tekanan darah (Febriyanto et al., hipertensi primer, sekunder, serta pada
2019). Hasil mean yang bernilai lansia. Hampir semua peneliti
postif 8,7 berarti terjadi membuktikan bahwa pijat refleksi
kecendrungan penurunan tekanan kaki menurunkan tekanan darah pada
darah sesudah pijat refleksi kaki pasien hipertensi, sehingga pijat
dengan rata-rata penurunan 8,7. refleksi sangat baik untuk dijadikan
Penurunan 8,7 dapat sebagai acuan intervensi keperawatan, baik di rumah
bahwa intervensi ini dapat menjadi sakit, klinik, maupun di masyarakat.
pilihan utama diantara intervensi
non farmakologi lainnya.
Intervensi non farmakologis
lainnya yang dapat dilakukan yaitu
menurunkan berat badan,

21
pembatasan alkohol, pembatasan
natrium, pembatasan rokok,
melakukan relaksasi, dan latihan
fisik yang harus dilakukan dalam
penurunan tekanan darah pada
klien dengan hipertensi (Smeltzer
et al., 2012; Umamah and
Paraswati, 2019).

Asuhan keperawatan pada klien


dengan penyakit hipertensi,
tekanan darah klien dapat
diturunkan dengan intervensi non-
farmakologis yaitu dengan pijat
refleksi kaki.

T Penelitian ini dilakukan pada klien Penelitian ini dilakukan pada bulan
komunitas Kelurahan Pondok maret 2018 di Wilayah Karangrejo
Ranggon, Jakarta Timur dengan Timur Wonokromo Surabaya.
penyakit hipertrnsi pada tahun 2019
Jurnal Implementasi pijat refleksi Pijat refleksi berpengaruh
kaki terhadap
Terhadap penurunan tekanan darah Tekanan darah pada pasien
pada klien dengan hipertensi tidak hipertensi diklinik atgf 8 palembang.
terkontrol
Nama Peeneliti: Lukman, Sumitro Adi
Nama Peneliti: Muhammad Putra, Elba Habiburahma, Sukma
Fandizal, Yuli Astuti, Dhien Wicaturatmashudi, Rumentalia
Novita Sani Sulistini, Ismar Agustin.

22
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)

IMPLEMENTASI PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA KLIEN DENGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL
Implementation of Foot Reflexology Massage to Decrease Blood Pressure in Clients
with Uncontrolled Hypertension

Muhammad Fandizal*, Yuli Astuti, Dhien Novita Sani


Universitas Bhakti Kencana Jakarta, Indonesia 13860
*Korespondensi Penulis : muhammad.fandizal@bku.ac.id

Abstrak
Klien yang mengalami tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg pada dua hari
berturut-turut dalam kedaan istirahat. Angka kejadian hipertesi di dunia sebanyak 1,13
milyar orang, 34,1% di Indonesia, dan 34,95% di DKI Jakarta. Untuk menurunkan angka
komplikasi dari hipertensi dapat dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan
terapi komplementer pijat refleksi kaki.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh pijat refleksi kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada klien dengan Hipertensi tidak terkontrol di kelurahan pondok ranggon
pada tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian Pre Eksperimen dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Bentuk desain penelitian yaitu One Group Pretest-Postest. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 6 orang klien dengan menggunakan teknik Non Probability
Sampling yaitu Purposive Sampling. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Tekanan
darah yang diukur dengan alat pengukur tensi meter, pengukuran dilakukan sebelum
intervensi dan setelah implementasi keperawatan. Variable independen yaitu implementasi

23
pijat refleksi kaki dengan standar operasional prosedur (SPO) keperawatan selama 10-15
menit. Teknik analisis dengan uji T Paired dengan program komputer.
Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervesi pijat refleksi kaki untuk
menurunkan tekanan darah pada klien dengan penyakit hipertensi (ρ 0,006 < 0,05). Mean
bernilai postif (8,66667) terjadi kecendrungan penurunan tekanan darah sesudah pijat
refleksi kaki dengan rata-rata penurunan 8,7.
Penurunan tekanan darah dapat terjadi karena pijat refleksi kaki dapat mempelancar aliran
darah sehingga ketegangan otot dapat menurun serta kadar norefineprin juga ikut menurun,
selain itu homon Cortisol yang memicu kecemasan dan stress juga dapat turun sehingga
tekanan darah juga turun.
Tekanan darah tinggi pada klien dengan penyakit hipertensi dapat diturunkan dengan
intervensi non-farmakologis yaitu dengan pijat refleksi kaki selama 6 hari.

Kata kunci : Hipertensi, Penurunan Tekanan darah, Pijat Refleksi kaki

Abstract
Increased blood pressure of more than 140/90mmHg on two consecutive days in the state
of rest. The incidence of hypertension in the world is 1.13 billion people, 34.1% in Indonesia,
and 34.95% in DKI Jakarta. To reduce the number of complications from hypertension can
be done with non-pharmacological therapy, namely complementarytherapy reflexology foot
massage. The aim of this study was to analyze the effect of foot reflexology massage on
the reduction in blood pressure in clients with uncontrolled hypertension in the kelurahan
pondok ranggon in 2019.
This research is a Pre Experiment research with nursing care. The research design is One
Group Pretest-Posttest. The sample in this study amounted to 6 clients using the Non
Probability Sampling technique that is Purposive Sampling. The dependent variable in this
study is blood pressure as measured by a tensi meter, measurements taken before
intervention and after implementation of nursing. The independent variable is the

24
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)

implementation of foot reflexology with nursing standard operational procedures (SOP) for
10-15 minutes. Analysis technique with the T test Paired with a computer program
There were differences before and after the foot reflexology massage intervention to reduce
blood pressure in clients with hypertension (ρ 0.006 <0.05). The mean value is positive
(8.66667). There is a tendency for a decrease in blood pressure after a reflexology foot
massage with an average decrease of 8.7.
Decreased blood pressure can occur because reflexes in the legs can smoothen the
blood flow so that muscle tension can decrease and the levels of norepinephrine also
decrease, in addition, hormone cortisol which triggers anxiety and stress can also fall so
that blood pressure also drops.
High blood pressure in clients with hypertension can be reduced by non-pharmacological
interventions, namely foot reflexology massage for 6 days.

Keywords : Decreased Blood Pressure, Foot Reflexology Massage, Hypertension


Pendahuluan tindakan non farmakologi menjadi utama karena
tindakan menggunakan terapi farmakologi
Peningkatan tekanan darah pada klien
mempunyai efek samping yang tidak bagus untuk
dengan penyakit hipertensi menunjukkan hasil
kedepannya yang akandialami klien (Rezky, Hasneli
diatas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan
and Hasanah,2015).
istirahat pada dua hari berturut-turut (Medika,
2017; WHO, 2020). Sebanyak 1,13 milyar orang Telapak kaki merupakan ujung-ujung syaraf
didunia menderita penyakit hipertensi. Angka yang dapat di stimulasi dengan pijatan lembut
kejadian hipertensi di Indonesia sebesar34,1% dengan tangan. Pijat refleksi dapat
(Kesehatan, 2018). Angka kejadianhipertensi di
DKI Jakarta sebesar 34,95% (Dinkes, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
puskesmas Kelurahan Pondok ranggon, data
terakhir terdapat 201 orang mengalami
hipertensi pada tahun 2017. 1 dari 5 orang
perempuan dan 1 dari 4 orang laki-laki
menderita penyakit hipertensi, serta 1 dari 5
orang dengan hipertensi tidak terkontrol.
Penyakit hipertensi yang tidak dikontrol akan
meningkatkan resiko penyakit lain yaitu
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal,
kebutaan, dan lainnya (WHO, 2020). Untuk
menghindari komplikasi dari penyakit
hipertensi, perawat mempunyai peran penting.

Mencegah terjadinya komplikasi dari


penyakit hipertensi dapat dilakukan secara
komprehensif baik secara promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Peran kuratif yang
dapat dilakukan perawat secara non
farmakologi yaitu dengan cara relaksasidengan
tindakan pijat kaki (Febriyanto et al., 2019;
Fandizal, Astuti and Sani, 2020). Pemilihan

25
mempelancar aliran darah, menurunkan
kadar norefineprin, menurunkan kadar
hormone cortisol, menurunkan
ketegangan otot, sehingga dapat
menurunkan stress yang secara tidak
lansung menurunkan tekanan darah
(Churniawati, Martini and Wahyuni, 2015;
Arianto, Prastiwi and Sutriningsih, 2018;
Umamah and Paraswati, 2019).

Hasil penelitian menunjukan terdapat


terdapat pengaruh pijat refleksi kaki
denganpenurunan tekanan darah dengan
ρ 0,000; 0,000 (Hartutik and Suratih, 2017;
Ratnawati and Aswad, 2019). Hasil
penelitian lainnya yang lebih merinci
penurunan tekanan darah systole dan
diastole dengan implementasi pijat
refleksi kaki ρ 0,000 & 0,004; 0,032 &
0,024;

0,000 & 0,001 (Udani, 2016; Amin and


Priyono, 2018; Yanti, Rahayuningrum and
Arman, 2019).

Tujuan penelitian ini untuk


menganalisis Pengaruh pijat refleksi kaki
terhadap penurunan tekanan darah pada
klien denganHipertensi tidak terkontrol di
kelurahan pondok ranggon pada tahun
2019.

Metode
Penelitian ini dilakukan pada klien
komunitas Kelurahan Pondok Ranggon,
Jakarta Timur dengan penyakit hipertensi
pada tahun 2019, penelitian ini
merupakan penelitian Pre Eksperimen
dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Data tekanan darah dikumpulkan sebelum
intervesi dan setelah implementasi
keperawatan. Bentuk desain penelitian
yang digunakan yaitu One Group Pretest-
Postest. Variabel dependen pada
penelitian ini Tekanan darah yaitu
dorongan darah yang keluar dari jantung
yang diukur menggunakan alat pengukur
tensi meter dengan skala interval,
pengukuran dilakukan

26
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)

sebelum dan setelah intervensi sehingga Tabel 1. Perbandingan Tekana darah (MAP)
didapatkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah Intervensi
selama 6 hari (Dharma, 2011; Sastroasmoro
Tekanan Darah (MAP)
and Ismael, 2014), kemudian hasil pengukuran Responden
Sebelum Intervensi Setelah Implementasi
tekanan darah di konversikan dengan rumus ke
1 150/90 (110) mmHg 140/80 (100) mmHg
nilai Mean Arterial Pressure (MAP). Variable
independen yaitu implementasi pijat refleksi 2 150/80 (103) mmHg 140/80 (100) mmHg

kaki dengan standar operasional prosedur 3 160/100 (120) mmHg 140/90 (107) mmHg
(SPO) keperawatan selama 10-15 menit pada 4 160/90 (113) mmHg 140/80 (100) mmHg
titik refleksi yang terdapat pada jempol kaki 5 150/100 (117) mmHg 140/90 (107) mmHg
yaitu titik 1—5 dan semua jari-jari kaki yaitu
6 150/90 (110) mmHg 140/90 (107) mmHg
titik 2. Titik refleksi selanjutnya yaitu titik 33
jantung, titik 18 hati, dan titik 22 ginjal yang
terdapat dibagian bawah telapak kaki mulai
dari ujung kaki sampai tumit.

. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6


orang klien dengan menggunakan teknik Non
Probability Sampling yaitu PurposiveSampling.
Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu klien
hipertensi tidak terkontrol, usia 50—55 tahun,
tidak dalam terapi obat, dan kooperatif dalam
melakukan intervensi selama
6 hari. Kriteria eksklusi yaitu klien yang minum
obat dan tidak mengikuti terapi pijat refleksi
selama 6 hari.

Teknik analisis dengan uji T Paired yaitu


melihat pengaruh pijat refleksi kaki antara
sebelum intervesi dan setelah implementasi
dengan signifkansi 95% pada program program
komputer (Sugiyono, 2007; Swarjana, 2015).

Hasil
Implementasi pijat refleksi kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada klien hipertensi
pada 6 klien didapatkan penurunan tekanan
darah pada pada klien hipertensi (mean arterial
pressure=MAP). Hasil pemeriksaan tekanan
darah klien sebelum intervensi dapat terlihat
[ada table 1 yaitu antara 150/80 (103) –
160/100 (120) mmHg, setelah diberikan
intervesi pijat refleksi kaki selama 10 – 15
menit dalam waktu 6 hari, didapatkan hasil
implementasi antara 140/80 (107) – 140/90
(100) mmHg.

27
Analisa statistic uji T paired didapatkan baby oil. Titik refleksi pijat kaki untuk hipertensi
sebagai berikut: terdapat pada jempol kaki yaitu titik 1—5 dan
semua jari-jari kaki yaitu titik 2. Titik refleksi
Tabel 2. Paired Samples Test
selanjutnya yaitu titik 33 jantung, titik 18 hati,
dan titik 22 ginjal yang terdapat dibagian
Mean Sig. (2-
bawah telapak kaki mulai dari ujung kaki
tailed)Pair 1 MAP_1 & MAP_2 8.66667 0.006
sampai tumit. Tindakan ini bermanfaat untuk
meningkatkan metabolisme, sirkulasi darah,
Tabel 2 menggambarkan terdapat meningkatkan keseimbangan hormon,
perbedaan sebelum dan sesudah menghilangkan kelelahan, membuang toksin,
dilakukan intervesi pijat refleksi kaki untuk dan lain-lain.
menurunkan tekanan darah pada klien
dengan penyakit hipertensi (ρ 0,006
< 0,05). Mean bernilai postif (8,66667)
terjadi kecendrungan penurunan tekanan
darah sesudah pijat refleksi kaki dengan
rata-rata penurunan 8,7.

Pembahasan
Asuhan keperawatan pada klien
denganhipertensi di komunitas dilakukan
mulai pengkajian, menentukan
diagnose keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
Intervensi pada klien dengan penyakit
hipertensi di keperawatan komunitas
dapat dilakukan dengan intervensi
komplementer pijat refleksi pada kaki.
Implementasi terapipijat refleksi kaki pada
6 klien dilakukan selama 6 kali intervensi.

Setelah membandingkan hasil


intervensi hari pertama sampai hari ke
enam, didapatkan hasil terdapat
perbedaan tekanan darah sebelum
dengan sesudah intervensi dengan ρ 0,006
< 0,05. Hasil penelitian ini didukung hasil
penelitian lainnya dengan ρ 0,000; 0,001;
0,000 < 0,05 (Amalia, 2018; Arianto,
Prastiwi and Sutriningsih, 2018; Umamah
and Paraswati, 2019). Hasil penelitian ini
berbeda dari peneliti lainnya ρ 0,263 >
0,05 perbedaan hasil ini dapat disebabkan
karena hipertensi primer tekanan darah
akan konstan dalam waktu yang lama
sehingga diperlukan usaha yang lebih
untuk mengontrolnya (Rezky, Hasneli and
Hasanah, 2015).

Pijat refleksi kaki yang dilakukan


selama 10—15 menit sehari menggunakan
28
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)

Klien mengatakan badan lebih ringan dan tekanan darah pada klien dengan hipertensi
sakit kepala berkurang setelah dilakukan (Smeltzer et al., 2012; Umamah and Paraswati,
refleksi kaki hal ini diakibatkan menurunnya 2019).
tekanan darah (Febriyanto et al., 2019). Selain
itu pijat refleksi kaki juga dapat menurunkan
Kesimpulan
kadar cortisol yang memicu hormon stress,
kejadian depresi dan kecemasan juga Asuhan keperawatan pada klien dengan
menurun, sehingga fungsi tubuh semakin penyakit hipertensi, tekanan darah klien dapat
membaik karena tekanan darah terus turun
mendekati normal (Rezky, Hasneli and
Hasanah, 2015). Pijat refleksi juga dapat
membersihkan ada nya blok chi di sepanjang
saluran dalam tubuh menurut meridian
Traditional Chiness Medicine (Amalia, 2018).

Vasodepresor atau antihipertensi


dihasilkan oleh gijal yaitu prostaglandin dan
nitrat oksida yang dapat melawan efek
vasopresor angiotensin sehingga pembuluh
darah mengalami pelebaran dan relaksasi.
Pengaturan tekanan darah jangka pendek
dilakukan melalu syaraf selama beberapa detik
sampai menit dengan mengirim sinyal ke
medulla oblongata sehingga dapat
menyebabkan dilatasi arteriol, dilatasi vena
besar, perlambatan jantung, dan pengurangan
kekuatan kontraksi otot jantung. Pengaturan
jangka panjang dilakukan melalui ginjal dengan
mengatur kosentari garam dan air dalam
tubuh. Apabila tekanan darah meningkat,
maka konsentrasi garam dan air akan
diturunkan dengan pelepasan melaluiurin, jika
tekanan darah turun dibawah normal, maka air
dan garam akan di absorbs kembali oleh ginjal
(Hall and Hall, 2010; Andi, Afriwardi and Iryani,
2016; Barrett et al., 2019).

Hasil mean yang bernilai postif 8,7 berarti


terjadi kecendrungan penurunan tekanan
darah sesudah pijat refleksi kaki dengan rata-
rata penurunan 8,7. Penurunan 8,7 dapat
sebagai acuan bahwa intervensi ini dapat
menjadi pilihan utama diantara intervensi non
farmakologi lainnya. Intervensi non
farmakologis lainnya yang dapat dilakukan
yaitu menurunkan berat badan, pembatasan
alkohol, pembatasan natrium, pembatasan
rokok, melakukan relaksasi, dan latihan fisik
yang harus dilakukan dalam penurunan

29
diturunkan dengan intervensi non- 584–594. Available at:
farmakologisyaitu dengan pijat refleksi https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
kaki. e s/article/viewFile/830/644.

Barrett, K. E. et al. (2019) Ganong’s Review of


Saran Medical Physiology. 26th edn. New York:
McGraw Hill.
Pijat refleksi kaki dapat digunakan
sebagai pengontrol kestabilan tekanan Churniawati, L., Martini, S. and Wahyuni, C. U.
(2015) ‘Prehipertensi pada
darah oleh karena itu perlu dilakukan
ObesitasAbdominal’, Kesmas:
pelatihan kepada keluarga untuk National PublicHealth Journal, 9(4), pp.
melakukan pijat refleksiterutama dibagian 293–299. doi:
kaki. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v9i4.7
3 2.
Ucapan terimakasih Dharma, K. K. (2011) Metodologi penelitian
keperawatan: Panduan melaksanakan dan
Terimakasih kepada bapak Ismail
menerapkan hasil penelitian. Jakarta: TIM.
selaku ketua RT 005 dan kader yang telah
menjembatani pelaksanaan penelitian ini Dinkes (2017) Profil Kesehatan Provinsi DKIJakarta.
kepada warga sehingga diterima dengan Jakarta. Available at:
baik. https://dinkes.jakarta.go.id/wp-

Daftar Pustaka
Amalia, R. (2018) Efektifitas Pijat Refleksi Kaki
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Lansia Hipertensi Di PSTW Budi Luhur
Yogyakarta. doi:
10.31227/osf.io/59z3w.

Amin, M. and Priyono, S. (2018) ‘Perubahan


Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi Menggunakan Alat Pijat
Refleksi Kaki Elektrik di PSTW
Jember’, Jurnal Kesehatan dr.
Soebandi, 6(1), pp. 489–

492. Available at:


http://journal.stikesdrsoebandi.ac.id/
index.
php/jkds/article/download/107/98.

Andi, A., Afriwardi, A. and Iryani, D. (2016)


‘Gambaran Perubahan Tekanan
Darah Pasca Olahraga Futsal pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas’, Jurnal
Kesehatan Andalas, 5(2), pp. 319–

324. Available at:


http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.ph
p/jka/article/view/515.

Arianto, A., Prastiwi, S. and Sutriningsih, A.


(2018)‘Pengaruh Terapi Pijat Refleksi
Telapak Kaki Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi’, Nursing News, 3(1), pp.
30
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)

content/uploads/2019/12/PROFIL- Available at:


KESEHATAN-DKI-JAKARTA-TAHUN-
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/artic
2017.pdf (Accessed: 10 May 2020). le/view/2052.
Fandizal, M., Astuti, Y. and Sani, D. N. (2020)
‘Implementation Of Solawatan Music On
Pain Decrease In Clients With
Hypertension’, Journal Prima Health
Science, 1(2), pp. 53–56. Available at:
https://scholar.google.co.id/citations?user
=bvszhVwAAAAJ&hl=id.

Febriyanto, K. et al. (2019) ‘Pengabdian Masyarakat


Melalui Pemanfaatan Jalan Terapi pada
Lansia di Desa Sumber Sari, Kutai
Kartanegara’, Sarwahita : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 16(2),
pp. 167–174. doi:
https://doi.org/10.21009/sarwahita.162.0
8.

Hall, J. and Hall, J. (2010) Guyton and Hall Textbook


of Medical Physiology. 12th edn.
Philadelphia: Saunders.

Hartutik, S. and Suratih, K. (2017) ‘Pengaruh Terapi


Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi Primer’,
GASTER, 15(2), pp. 132–146.

Available
at
:

https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
es/article/view/830.

Kesehatan, K. (2018) RISKESDAS, Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan. Available
at
:

https://www.persi.or.id/images/2017/litb
an g/riskesdas_launching.pdf (Accessed:
10

May 2020).
Medika, T. B. (2017) ‘Berdamai dengan hipertensi’,
in Sari, Y. N. I. (ed.) Monograf. Jakarta:
Bumi Medika, pp. 127–129.

Ratnawati, R. and Aswad, A. (2019) ‘Efektivitas


Terapi Pijat Refleksi dan Terapi Benson
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi’, Jambura Health and
Sport Journal, Volume 1(1), pp. 33–40.

31
Rezky, R. A., Hasneli, Y. and Hasanah, O.
(2015)‘Pengaruh Terapi Pijat Refleksi
KakiTerhadap Tekanan Darah Pada
PenderitaHipertensi Primer’,
Jurnal Online
Mahasiswa, 2(2), pp. 1–20.
Available at:
https://www.neliti.com/publications
/186872/pengaruh-terapi-pijat-
refleksi-kaki- terhadap-tekanan-
darah-pada-penderita- hipert#cite.

Sastroasmoro, S. and Ismael, S. (2014) Dasar-


dasar metodologi penelitian klinis.
EdisiKe-5. Jakarta: Sagung.

Smeltzer, S. C. et al. (2012) Brunner &


Suddarth’s Textbook of Medical
Surgical Nursing. 12th edn.
Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Sugiyono (2007) Statistika Untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Swarjana, I. K. (2015) Metodologi Penelitian


Kesehatan. Revisi. Yogyakarta: ANDI.

Udani, G. (2016) ‘Pengaruh Massase pada


Penderita Hipertensi di UPTD Panti
Tresna Werdha Lampung Selatan’,
Jurnal Kesehatan, 7(3), p. 503. doi:
10.26630/jk.v7i3.236.

Umamah, F. and Paraswati, S. (2019)


‘Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki
Dengan Metode Manual Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Karangrejo
Timur Wonokromo Surabaya’, Jurnal
Ilmu Kesehatan, 7(2), p. 295. doi:
10.32831/jik.v7i2.204.

WHO (2020) Hypertension, WHO. Available


at:https://www.who.int/health-
topics/hypertension/#tab=tab_1.

Yanti, E., Rahayuningrum, D. C. and Arman, E.


(2019) ‘Efektifitas Massase Punggung
dan Kaki terhadap Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi’, Jurnal
Kesehatan Medika Saintika, 10(1), pp.
18–31. doi:
10.30633/JKMS.V10I1.305.

32
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat
(Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1p-
2020
ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
:
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v4i1.238

PIJAT REFLEKSI BERPENGARUH TERHADAP TEKANAN DARAH PADAPASIEN


HIPERTENSI DI KLINIK ATGF 8 PALEMBANG

Lukman*, Sumitro Adi Putra, Elba Habiburrahma, Sukma Wicaturatmashudi,Rumentalia


Sulistini, Ismar Agustin

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

*
Korespondensi penulis: lukman@poltekkespalembang.ac.id

ABSTRAK

Latarbelakang: Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh yang tidak diketahui, karena penderita tidak tahu bahwa
dirinya menderita hipertensi. Banyak macam terapi komplementer yang dapat diterapkan untuk mengobati hipertensi,
salah satunya pijat refleksi.

Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat refleksi terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi di Klinik ATFG-8 Palembang. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan
menggunakan rancangan one group pre-test post-test. Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan pasien hipertensi
yang tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah dan berkunjung untuk melakukan terapi pijat refleksi pada bulan
17 April s.d 17 Mei 2018. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 18 subjek penelitian.

Hasil: Hasil yang diperoleh adalah rata-rata usia sampel 54,22 tahun (± 7,216), tekanan darah sistolik sebelum 148,44
mmHg (± 4,527) dan setelah pijat refleksi 143,78 mmHg (± 8,633). Hasil paired sample T test menunjukkan efek pijat
refleksi pada tekanan darah sistolik (p = 0,026) dan diastolik (p = 0,001)

Kesimpulan: Terjadi penurunan tekanan darah secara statistik, namun secara substansi tidak bermakna. Peneliti
berikutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan sampel dan menggunakan
kelompok kontrol.

Kata Kunci: hipertensi; pasien; pijat reflesi; tekanan darah.

REFLEXOLOGY MASSSAGE IS AFFECTING THE BLOOD PRESSUREON


HYPERTENTION PATIENTS AT ATGF 8 CLINIC OF PALEMBANG

ABSTRACT

Background: Hypertension is often referred to as an unknown killer, because patients do not know that they suffer from
hypertension. Many types of complementary therapies that can be applied to treat hypertensive patients, one of which
is reflexology

Method: This study aims to determine the effect of reflection on blood pressure in hypertensive patients at the
Palembang ATFG-8 clinic. The design used in this study was pre-experimental using one group pre-test post-test design.
The sample in this study were all hypertensive patients who visited for reflexology in April 17 until May 17, 2018.
Determination of the sample using a purposive sampling method totaling 18 subjects.

Result: The results obtained were the average age of the sample 54.22 years (± 7.216), systolic blood pressure before

148.44 mmHg (± 4,527) and after reflexology 143.78 mmHg (± 8,633). Diastolic blood pressure before 95.72 mmHg (±
2.886) and after reflexology 91.06 mmHg (± 5,252). The paired sample T test results showed the effect of reflexology
on systolic blood pressure (p = 0.026) and diastolic (p = 0.001).

5
Conclusion : There was a decrease in blood pressure statistically, but in substance it was not significant. The next
researcher is expected to carry out further research by adding samples and using a control group.

Key Words: hypertension; patients; reflexology; blood pressure

5
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1

PENDAHULUAN akupuntur, akupresur, aromaterapi, refleksiologi, dan


bekam.8 Pijat refleksi menjadi pilihan karena tindakan ini
aman bagi pasien karena bukan tindakan invasif dan mudah
Hipertensi adalah suatu keadaan kronis
dilakukan oleh trafis.
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah pada dinding pembuluh darah arteri. Pijat refleksi memberikan rangsangan berupa
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan pada syaraf tubuh manusia
pemeriksaan tekanan darah menunjukkan hasil di
atas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan
istirahat, dengan dua kali pemeriksaan, dan
selangwaktu lima menit.1 Apabila tekanan darah ≥
140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan,
hipertensi dapat ditegakkan.2

Hipertensi sering disebut sebagai the silent


killer karena penderita tidak tahu bahwa dirinya
menderita hipertensi. Hipertensi juga merupakan
faktor resiko ketiga terbesar yang menyebabkan
kematian dini karena dapat memicu terjadinya
gagal jantung kongestif serta penyakit
cerebrovaskuler.3

Amerika Serikat menjadi negara dengan


angka hipertensi paling tinggi. Sekitar 25.000
kematian dan lebih dari 1,5 juta serangan jantung
dan stroke terjadi setiap tahun.4 Diperkirakan
sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama
terjadi di negara berkembang pada tahun 2025,
dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000. Jumlah
ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar
kasus di tahun 2025.5 Hipertensi di Indonesia
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi
yang tinggi yaitu sebesar 28,5%. Prevalensi
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Gorontalo

(29,4%).

Jumlah penderita hipertensi di Sumatera


Selatan pada tahun 2013 sebanyak 183.048 jiwa,
pada tahun 2014 sebanyak 186.116 jiwa, pada
tahun 2015 sebanyak 204.213 jiwa, pada tahun
2016 sebanyak 225.305 jiwa dan pada tahun 2017

sebanyak 229.365 jiwa.7


Pengobatan hipertensi dilakukan dengan
dua cara, yaitu pengobatan secara
nonfarmakologis dan farmakologis. Pengobatan
farmakologis dengan meminum obat
antihipertensi. Pengobatan non farmakologis
yaitu lebih menekankan pada perubahan pola
makan dan gaya hidup seperti mengurangi
konsumsi garam, mengendalikan berat badan,
mengendalikan minum kopi, membatasi
konsumsi lemak, berolahraga secara teratur,
menghindari stress, terapi komplementer (terapi
herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi,
Biasanya, pemijatan akan memberikan oleh beragam orang. Faktanya complementary
tekanan pada titik tangan atau kaki. alternative medicine (CAM) semakin dianggap
Rangangan tersebut diterima oleh sebagai cara yang aman dan efektif untuk
reseptor saraf (saraf penerima mengurangi penyebab dan dampak rasa sakit dan
rangsangan). Rangsangan yang diterima penyakit.12 Pijat refleksi adalah salah satu dari
ini akan diubah oleh tubuh menjadi enam bentuk CAM terbaik yang digunakan di
“aliran listrik”. Aliran tersebut Inggris.13
kemudian akan menjalar ke sumsum
Terapi ini bukan untuk mengobati
tulang belakang. Dari sumsum tulang
pengobatan konvensional (kedokteran),
belakang akan diteruskan ke bagian
melainkan sebagai pelengkap untuk mengontrol
otak dan otot. Pijat refleksi membantu
tekanan darah.8 Berdasarkan beberapa latar
mengurangi gejala penyakit lever,
belakang di atas, peneliti tertarik melakukan
ginjal, jantung, tekanan darah tinggi,
dan hampir semua penyakit yang penelitian untuk mengetahui efek pijat refleksi
pada telapak kaki terhadap tekanan darah pada
dikenal manusia.9
pasien hipertensi.
Cara kerja refleksiologi sama
seperti akupuntur, akupresur, dan
shiatsu dalam menormalkan METODE
keseimbangan aliran energi vital (chi)
pada titik-titik meridian. Kebanyakan
praktisi terapi refleksiologi Penelitian ini menggunakan desain Pra-
memfokuskan zona refleksi pada kaki, eksperimen dengan rancangan one group pretest
walaupun zona-zona yang lain pun bisa - posttest design. Populasi dalam penelitian ini
di sentuh seperti tangan dan telinga.10 adalah keseluruhan pasien hipertensi yang
Rahimsyah11 dalam bukunya berkunjung yang berjumlah 28 orang untuk
mengatakan letak daerah refleksi selain melakukan terapi pijat refleksi di Klinik ATFG-8
ditelapak tangan dan telapak kaki Palembang pada tanggal 17 April s.d 17 Mei Maret
terdapat tambahan titik refleksi di 2018. Besar sampel minimal dihitung
14
bagian tubuh depan, belakang dan menggunakan rumus Lameshow , yang
wajah. Pijat refleksi adalah salah satu mendapatkan 18 orang. Sampel diambil dengan
bentuk pengobatan komplementer dan menggunakan teknik purposive sampling dan
alternatif terbaik di Inggris dan memenuhi kriteria inklusi: bersedia menjadi
digunakan untuk perawatan kesehatan responden, bersedia mengikuti prosedur
penelitian sampai selesai, didiagnosis menderita

6
Pijat Refleksi Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah …
2020
Lukman, Sumitro Adi Putra, Elba Habiburrahma,
Sukma Wicaturatmashudi, Rumentalia Sulistini, Ismar Agustin

hipertensi (tekanan darah sistol >140 mmHg dan sistolik (p= 0,026) dan tekanan darah diastolik
tekanan darah diastol > 90 mmHg) oleh dokter, (p= 0,001).
tidak minum obat penurun tekanan darah dan
mampu berkomunikasi dengan baik. Pengukuran
tekanan darah sebelum tindakan pijat refleksi Tabel 1. Karakteristik Responden (n= 18)
menggunakan tensimeter digital, yang dilakukan Karakteristik Mean Median SD Max-Min
oleh seorang enumerator setelah responden Usia 54,22 56 7,216 39 - 66
mengisi informed consent dan data karakteristik
Lama

diperoleh, sekitar 15 menit sejak Menderit 3,78 3,00 1,865 1-8


kedatangan. a

Pengukuran tekanan darah setelah pijat refleksi Hipertensi


dilakukan sesat setelah tindakan pijat refleski
yang dilakukan oleh terapis. Tabel 2. Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Pijat
Instrumen penelitian yang digunakan pada Refleksi (n= 18)
penelitian ini adalah catatan kunjungan pasien Tekanan Darah Mean Median SD Max-Min
dan lembar observasi yang berisi informasi
Sistolik
karakteristik subyek berupa nama, usia, jenis
kelamin, lamanya menderita hipertensi, tekanan Sebelum pijat refleksi 148,44 148,00 4,527 142 - 157
darah sebelum dan sesudah tindakan pijat Setelah pijat refleksi 143,50 145,50 8,633 127 - 157
refleksi. Untuk pengukuran tekanan darah,
Diastolik
menggunakan adalah tensimeter digital.
Sebelum pijat refleksi 95,72 96,00 2,886 92 - 100
Peneliti atau enumerator memilih sampel
Setelah pijat refleksi 91,06 92,00 5,252 82 - 102
yang memenuhi syarat setelah mendapatkan izin
dari tempat penelitian yang sebelumnya sudah
diberikan petunjuk dan latihan, dilanjutkan Tabel 3. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan

Setelah Pijat Refleksi (n= 18)


Tekanan Darah Mean SD p value
Sistolik

dengan informed consent. Pengukuran Sebelum pijat refleksi 148,4 4,527


tekanan 4
Setelah pijat 8,633 0,026
darah sebelum tindakan pijat refleksi 143,5
dilakukan 0

setelah data karakteristik lengkap. Terapis refleksi

melakukan pemijatan kepada subyek pada Diastolik 95,72 2,886


titik-titik pijat refleksi selama 60 menit sebanyak Sebelum pijat refleksi 91,06 5,252 0,001
satu Setelah pijat

kali perlakuan. Tekanan darah diukur sesaat


setelah tindakan pijat refleksi. Hasil penelitian melibatkan 10 orang laki- laki dan
8 orang perempuan, pada tabel 1dipaparkan bahwa rerata
Data yang diperoleh dianalisis secara usia responden 54,22 (± 7,216) dengan rerata lama
deskriptif berupa mean, median, SD, minimum - menderita hipertensi 3,78 (± 1,865) tahun.
maksimum dan dan disajikan dalam bentuk
numerik. Uji normalitas data menggunakan uji Rerata tekanan darah sistolik sebelum dan setelah
Shapiro-Wilk karena jumlah subyek kurang 50. Uji tindakan pijat refleksi berturut-turut 148,44 (± 4,527) dan
t berpasangan (paired t-test) dilakukan untuk 143,50 (± 8,633). Sementara
menguji efek tindakan pijat refleksi.
rerata tekanan darah diastolik sebelum dan setelahadalah
95,72 (± 2,886) dan 91,06 (± 5,252) (Tabel

2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 3, ada perbedaan refleksi
tekanan darah sebelum dan setelah pijat refleksi
baik pada tekanan darah sistolik maupun Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan
diastolik. Sehingga didapatkan, ada pengaruh pijat refleksi kaki berpengaruh terhadap tekanan
tindakan pijat refleksi terhadap tekanan darah darah baik sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi. Hasil tersebut mendukung penelitian
yang menerangkan bahwa terapi pijat refleksi
kaki berpengaruh terhadap tekanan
darah15,16,17,18,19,20,21 pada penderita hipertensi
primer rentang usia 46 – 55 (46,7%)15, pada
penderita hipertensi sekunder16, terapi pijat
refleksi kaki efektif menurunkan tekanan darah
pada lansia.15 Hasil penelitian perbandingan
menunjukkan pijat refleksi lebih efektif dibanding
hipnoterapi.18

Adanya pengaruh kombinasi refleksi pijat


kaki dan dzikir terhadap penurunan tekanan
darah22 dan tidak ada perbedaan efektivitas
antara terapi pijat refleksi dan terapi Benson
terhadap penurunan tekanan darah pada
penderitahipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Hulonthalangi.23 Terapi Benson merupakan
Teknik yang menggabungkan meditasi dengan
relaksasi.24

Teori menyatakan bahwa risiko terjadinya


hipertensi meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Seseorang bertambah tua
maka ia juga mengalami perubahan fisiologis,
misalnya penurunan elastisitas arteri dan juga

7
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1

adanya kekakuan pembuluh darah, hal ini yang KESIMPULAN


menyebabkan risiko hipertensi akan naik dengan
bertambahnya umur.15 Hal tersebut terjadi
Pijat refleksi kaki menurunkan tekanan
karena adanya perubahan struktur pembuluh
darah pada pasien hipertensi. Tekanan darah yang
darah seperti penyempitan lumen, serta dinding
turun terjadi pada sistolik dan diastolik, baik pada
pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitasnya
hipertensi primer, sekunder, serta pada lansia.
berkurang sehingga meningkatkan tekanan
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan
darah.25
penelitian serupa, namun dengan menggunakan
Pijat refleksi adalah suatu praktik memijat desain yang lebih kompleks seperti cohort, RCT
titik-titik tertentu pada tangan dan kaki. Manfaat dan dengan ukuran sampel yang besar, sehingga
pijat refleksi untuk kesehatan sudah tidak perlu hasilnya lebih baik.Peneliti berikutnya juga
diragukan lagi. Salah satu khasiatnya yang paling diharapkan melakukan penelitian komparatif,
populer adalah untuk mengurangi rasa sakit pada seperti bekam dan dzikir.
tubuh. Manfaat lainnya adalah mencegah
berbagai penyakit, meningkatkan daya tahan
tubuh, membantu mengatasi stress, meringankan UCAPAN TERIMAKASIH
gejala migrain, membantu penyembuhan
penyakitkronis, dan mengurangi ketergantungan
terhadap obatobatan.26 Pijat refleksi juga Ucapan terimakasih penulis sampaikan
mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi, kepada pimpinan dan staf klinik Klinik ATFG-8
dan mempromosikan fungsi alami dari tubuh Palembang yang telah memberikan izin dan
melalui penerapan tekanan di berbagai titik-titik kesempatan untuk melakukan penelitian. Kepada
tertentu pada tubuh.9 Direktur dan civitas akademika Poltekkes
Palembang ucapan terima kasih yang tak
Terapi pijat refleksi kaki dapat terhingga kami haturkan.
meningkatkan aliran darah. Kompresi pada otot
merangsang aliran darah vena dalam jaringan
subkutan dan mengakibatkan retensi darah
DAFTAR PUSTAKA
menurun dalam pembuluh perifer dan
peningkatan drainase getah bening. Selain itu juga
dapat menyebabkan pelebaran arteri yang 1. Sari, Y. N. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta:
Bumi Medika. 2017
meningkatkan suplai darah ke daerah yang 2. Tanto, C. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
sedangdipijat, juga dapat meningkatkan pasokan Media Aesculapius. 2014.
darah dan meningkatkan efektivitas kontraksi 3. Widyanto, F. C., & Triwibowo, C. Trend Disease
otot serta membuang sisa metabolisme dari otot- "Trend Penyakit Saat Ini". Jakarta: TIM. 2013.
4. Wade, C. Mengatasi Hipertensi. Bandung: Nuansa
ototsehingga membantu mengurangi ketegangan Cendekia. 2016
pada otot, merangsang relaksasi dan 5. Ardiansyah, M. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa.
kenyamanan.26 Teknik relaksasi dapat Jogjakarta: DIVA Press. 2012
6. Kemenkes RI. Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan
menghilangkan stress yang selanjutnya Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014.
menurunkan tekanan darah dan kecepatan nadi. 7. Khoirin, & Rosita, M. Faktor-faktor yang
Pemijatan pada titik-titik tertentu ditelapak kaki berhubungan dengan kepatuhan diet pada pasien
dapat menimbulkan relaksasi tubuh secara hipertensi di Puskesmas Pakjo Palembang Tahun
2018. Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science
umum, dengan demikian memberi hasil positif Kesehatan 2018; 8(2); 76 - 89
bagi tekanan darah dan nadi.28 8. Widharto. Bahaya Hipertensi. Jakarta: PT. Sunda
Kelapa Pustaka. 2009.
Metode relaksasi seperti ini sangat baik 9. Alviani, P. Pijat Refleksi Pijatan Tepat, Tubuh
untuk mengoptimalkan kembali fungsi organ- Sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. 2015.
10. Amir, S., & Rokimun. Wow Fakta! Sembuh Alami
organ tubuh yang sedang mengalami gangguan,
Untuk Berbagai Penyakit Berbahaya. Jakarta:
membantu proses penyembuhan dengan cara Dunia Sehat. 2016
alami, meningkatkan vitalitas tubuh, dan juga 11. Rahimsyah. Pengobatan Cara Herbal dan Pijat
merefresh kesehatan tubuh secara keseluruhan.10 Refleksi Solusi Hidup Sehat dengan Alami.
Surakarta : PT Widya Duta Grafika. 2011
Hampir semua peneliti membuktikan bahwa pijat 12. J.E.M.McCullough,S.D.Liddle,M.Sinclair,C.Close,
refleksi kaki menurunkan tekanan darah pada andC.M.Hughes. ReviewArticle The Physiological
pasien hipertensi, sehingga pijat refleksi sangat and Biochemical Outcomes Associated with a
baik untuk dijadikan intervensi keperawatan, baik Reflexology Treatment: A Systematic Review.
2014. Evidence-Based Complementary and
di rumah sakit, klinik, maupun di masyarakat.
8
Pijat Refleksi Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah …
2020
Lukman, Sumitro Adi Putra, Elba Habiburrahma,
Sukma Wicaturatmashudi, Rumentalia Sulistini, Ismar Agustin

Alternative Medicine Volume 2014, Article ID


502123, 16 pages 21. Zunaidi, A., Nurhayati, S., & Prihatin, T. W.
Pengaruh Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah
13. J. Jones, P. Thomson, W. Lauder, K. Howie, and S. Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat Hasta
J. Leslie, “Reflexology has an acute (immediate) Therapetika Tugurejo Semarang. Sekolah Tinggi
haemodynamic effect in healthy volunteers: Karya Husada Semarang. 2014.
adouble-blindrandomisedcontrolledtrial 2012. 22. Pratiwi, Satria, I., & Praja, A. 2017. Analisis
Klinik Praktik Keperawatan pada Pasien Hipertensi
Complementary Therapies in Clinical Practice, dengan Intervensi Inovasi Kombinasi Pijat Refleksi
vol.18, pp.204– 211,2012 Pijat Kaki dan Dzikir Terhadap Penurunan Tekanan
Darah di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
14. Nursalam. Metodelogi Penelitian IlmuKeperawatan. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017,
2016. Jakarta: Salemba. https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/314,
15. Rezky, RA., Hasneli, Y, Hasanah, O. Pengaruh download 29 Desember 2019.
Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap TekananDarah 23. Ratna, R., & Aswad, A. Efektivitas Terapi Pijat
Pada Penderita Hipertensi Primer. 2015. JOM. 2 (2): Refleksi Dan Terapi Benson Terhadap Penurunan
1454 – 1462. Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. 2019.
16. Aswatik. Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Jambura Health and Sport Journal. 1(1); 33 – 40.
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi 24. Benson & Proctor. Dasar– dasar respon relaksasi.
Sekunder Di Dusun Blimbing Karangrejek Edisi 1. Alihurhasan. Penerbit Kaifa: Bandung. 2000
Wonosari Gunungkidul Tahun 2016. 2016. Skripsi 25. Sherwood, L. Fisiologi manusia sel ke sistem.
thesis, STIKES Bethesda Yakkum. Jakarta: EGC. 2011
17. Hartutik, S., & Suratih, K. Pengaruh Terapi Pijat 26. Wahyuni, S. Pijat refleksi untuk kesehatan. Jakarta
Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Timur: Dunia Sehat. 2014
Penderita Hipertensi Primer. 2017. Jurnal GASTER. 27. Chanif & Khoiriyah. Efektifitas Terapi Pijat
XV (2); 132 – 146. Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada
18. Nugroho, AA., Asrin, & Sarwono. Efektifitas Pijat Pasien Hipertensi. 2016. The 4th ISSN 2407-9189
Refleksi Kaki Dan Hipnoterapi Terhadap Univesity Research Coloquium 2016 214 – 221,
penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/
2012 Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 8 (2); 11617/7798/MIPA%20DAN%20KESEHATAN_2
57 – 63. 8.pdf?sequence=1&isAllowed=y, download
19. Arianto, A., Prastiwi, S., & Sutriningsih, A. tanggal 29 Desember 2019.
Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Telapak Kaki 28. Embong,N. H., Soh,Y. C., Ming,L. C., & Wong
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita T. W. Revisiting reflexology: Concept,
Hipertensi. 2018, Nursing News: Jurnal Ilmiah evidence, current practice, and practitioner
Keperawatan 3(1); 584 – 594 training. J Tradit omplement Med. 2015; 5(4): 197–
20. Marisna, D., Budiharto, I., & Sukarni. Pengaruh
Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Perubahan 206.doi: 10.1016/j.jtcme.2015.08.008
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Wilayah
Kerja Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan
Pontianak Timur. Pontianak: Universitas
Tanjungpura, Laporan Penelitian,
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanF
K/article/view/22004/17640, download 29
Desember 2019.
9

Anda mungkin juga menyukai