MENGUNAKAN JURNAL
OLEH:
18.321.2875
A.12-B
DENPASAR
2021
17
penelitian Pre Eksperimen dengan berkunjung yang berjumlah 28 orang
pendekatan asuhan keperawatan. untuk melakukan terapi pijat refleksi
Bentuk desain penelitian yang di Klinik ATFG-8 Palembang pada
digunakan yaitu One Group tanggal 17 April s.d 17 Mei 2018.
Postest. Variabel dependen pada Besar sampel minimal dihitung
penelitian ini Tekanan darah yaitu menggunakan rumus Lameshow, yang
dorongan darah yang keluar dari mendapatkan 18 orang. Sampel
jantung yang diukur mengunakan diambil dengan menggunakan teknik
alat pengukur tensi meter dengan purposive sampling dan memenuhi
skala interval, pengukuran kriteria inklusi: bersedia menjadi
dilakukan sebelum dan setelah responden, bersedia mengikuti
intervensi sehingga didapatkan prosedur penelitian sampai selesai,
hasil tekanan sistolik dan diastolik didiagnosis menderita hipertensi
selama 6 hari (Dharna, 2011; (tekanan darah sistol >140 mmHg dan
Sastroasmoro and Ismael, 2014), tekanan darah diastol > 90 mmHg)
kemudian hasil pengukuran darah oleh dokter, tidak minum obat penurun
di konversikan dengan rumus ke tekanan darah dan mampu
nilai Mean Arterial Pressure berkomunikasi dengan baik.
(MAP). Variable independen yaitu Instrumen penelitian yang
implementasi pijat refleksi kaki digunakan pada penelitian ini adalah
yaitu titik 2. Titik refleksi catatan kunjungan pasien dan lembar
selanjutnya yaitu titik 33 jantung, observasi yang berisi informasi
titik 18 hati, dan titik 22 ginjal karakteristik subyek berupa nama,
yang tedapat dibagian bawah usia, jenis kelamin, lamanya
telapak kaki mulai dari ujung kaki menderita hipertensi, tekanan darah
sampai tumit. sebelum dan sesudah tindakan pijat
Sampel dalam penelitian ini refleksi. Untuk pengukuran tekanan
sebanyak 6 orang klien dengan darah, menggunakan adalah
mengunakan teknik Non tensimeter digital. Data yang
Probability sampling yaitu diperoleh dianalisis secara deskriptif
Purposive Sampling. Kriteria berupa mean, median, SD, minimum -
inklusi pada penelitian ini yaitu maksimum dan dan disajikan dalam
klien hipertensi tidak terkontrol, bentuk numerik. Uji normalitas data
usia 50-55 tahun, tidak dalam menggunakan uji Shapiro-Wilk
terapi obat, dan kooperatif dalam karena jumlah subyek kurang 50. Uji t
melakukan intervensi selama 6 berpasangan (paired t-test) dilakukan
18
hari. Kriteria eksklusi yaitu klien untuk menguji efek tindakan pijat
yang minum obat dan tidak refleksi.
mengikuti terapi pijat refleksi
selama 6 hari. Teknik analisa
dengan Uji T Paaired yaitu
melihat pengaruh pijat refleksi
kaki antara sebelum intervensi dan
setelah implementasi dengam
95% pada program-program
computer (Sugiyono, 2007;
Swarjana,2015).
I Pengukuran tekanan darah sebelum
Asuhan keperawatan pada klien
Tindakan pijat refleksi dilakukan
dengan hipertensi di komunitas
setelah data karakteristik lengkap.
dilakukan mulai pengkajian,
Terapis melakukan pemijatan kepada
menentukan diagnose
subyek pada titik- titik pijat refleksi
keperawatan, intervensi,
selama 60 menit sebanyak satu kali
implementasi dan evaluasi.
perlakuan. Tekanan darah diukur sesaat
Intervensi pada klien dengan
setelah tindakan pijat refleksi
penyakit hipertensi di
keperawatan komunitas dapat
dilakukan dengan intervensi
komplementer pijat refleksi pada
kaki. Implementasi terapi pijat
refleksi kaki pada 6 klien
dilakukan selama 6 kali intervensi.
Setelah membandingkan hasil
intervensi hari pertama sampai
hari ke enam, didapatkan hasil
terdapat perbedaan tekanan darah
sebelum dengan sesudah
intervensi dengan ρ 0,006 < 0,05.
Pijat refleksi kaki yang
dilakukan selama 10-15 menit
sehari menggunakan baby oil.
Titik refleksi pijat kaki untuk
19
hipertensi terdapat pada jempol
kaki yaitu titik 1-5 dan semua jari-
jari kaki yaitu titik 2. Titik refleksi
selanjutnya yaitu titik 33 jantung,
titik 18 hati, dan titik 22 ginjal
yang terdapat dibagian bawah
telapak kaki mulai dari ujung kaki
sampai tumit. Tindakan ini
bermanfaat untuk meningkatkan
metabolisme, sirkulasi darah,
meningkatkan keseimbangan
hormon, menghilangkan
kelelahan, membuang toksin, dan
lain-lain.
21
pembatasan alkohol, pembatasan
natrium, pembatasan rokok,
melakukan relaksasi, dan latihan
fisik yang harus dilakukan dalam
penurunan tekanan darah pada
klien dengan hipertensi (Smeltzer
et al., 2012; Umamah and
Paraswati, 2019).
T Penelitian ini dilakukan pada klien Penelitian ini dilakukan pada bulan
komunitas Kelurahan Pondok maret 2018 di Wilayah Karangrejo
Ranggon, Jakarta Timur dengan Timur Wonokromo Surabaya.
penyakit hipertrnsi pada tahun 2019
Jurnal Implementasi pijat refleksi Pijat refleksi berpengaruh
kaki terhadap
Terhadap penurunan tekanan darah Tekanan darah pada pasien
pada klien dengan hipertensi tidak hipertensi diklinik atgf 8 palembang.
terkontrol
Nama Peeneliti: Lukman, Sumitro Adi
Nama Peneliti: Muhammad Putra, Elba Habiburahma, Sukma
Fandizal, Yuli Astuti, Dhien Wicaturatmashudi, Rumentalia
Novita Sani Sulistini, Ismar Agustin.
22
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)
Abstrak
Klien yang mengalami tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg pada dua hari
berturut-turut dalam kedaan istirahat. Angka kejadian hipertesi di dunia sebanyak 1,13
milyar orang, 34,1% di Indonesia, dan 34,95% di DKI Jakarta. Untuk menurunkan angka
komplikasi dari hipertensi dapat dilakukan dengan terapi non farmakologis yaitu dengan
terapi komplementer pijat refleksi kaki.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Pengaruh pijat refleksi kaki terhadap penurunan
tekanan darah pada klien dengan Hipertensi tidak terkontrol di kelurahan pondok ranggon
pada tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian Pre Eksperimen dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Bentuk desain penelitian yaitu One Group Pretest-Postest. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 6 orang klien dengan menggunakan teknik Non Probability
Sampling yaitu Purposive Sampling. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Tekanan
darah yang diukur dengan alat pengukur tensi meter, pengukuran dilakukan sebelum
intervensi dan setelah implementasi keperawatan. Variable independen yaitu implementasi
23
pijat refleksi kaki dengan standar operasional prosedur (SPO) keperawatan selama 10-15
menit. Teknik analisis dengan uji T Paired dengan program komputer.
Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervesi pijat refleksi kaki untuk
menurunkan tekanan darah pada klien dengan penyakit hipertensi (ρ 0,006 < 0,05). Mean
bernilai postif (8,66667) terjadi kecendrungan penurunan tekanan darah sesudah pijat
refleksi kaki dengan rata-rata penurunan 8,7.
Penurunan tekanan darah dapat terjadi karena pijat refleksi kaki dapat mempelancar aliran
darah sehingga ketegangan otot dapat menurun serta kadar norefineprin juga ikut menurun,
selain itu homon Cortisol yang memicu kecemasan dan stress juga dapat turun sehingga
tekanan darah juga turun.
Tekanan darah tinggi pada klien dengan penyakit hipertensi dapat diturunkan dengan
intervensi non-farmakologis yaitu dengan pijat refleksi kaki selama 6 hari.
Abstract
Increased blood pressure of more than 140/90mmHg on two consecutive days in the state
of rest. The incidence of hypertension in the world is 1.13 billion people, 34.1% in Indonesia,
and 34.95% in DKI Jakarta. To reduce the number of complications from hypertension can
be done with non-pharmacological therapy, namely complementarytherapy reflexology foot
massage. The aim of this study was to analyze the effect of foot reflexology massage on
the reduction in blood pressure in clients with uncontrolled hypertension in the kelurahan
pondok ranggon in 2019.
This research is a Pre Experiment research with nursing care. The research design is One
Group Pretest-Posttest. The sample in this study amounted to 6 clients using the Non
Probability Sampling technique that is Purposive Sampling. The dependent variable in this
study is blood pressure as measured by a tensi meter, measurements taken before
intervention and after implementation of nursing. The independent variable is the
24
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)
implementation of foot reflexology with nursing standard operational procedures (SOP) for
10-15 minutes. Analysis technique with the T test Paired with a computer program
There were differences before and after the foot reflexology massage intervention to reduce
blood pressure in clients with hypertension (ρ 0.006 <0.05). The mean value is positive
(8.66667). There is a tendency for a decrease in blood pressure after a reflexology foot
massage with an average decrease of 8.7.
Decreased blood pressure can occur because reflexes in the legs can smoothen the
blood flow so that muscle tension can decrease and the levels of norepinephrine also
decrease, in addition, hormone cortisol which triggers anxiety and stress can also fall so
that blood pressure also drops.
High blood pressure in clients with hypertension can be reduced by non-pharmacological
interventions, namely foot reflexology massage for 6 days.
25
mempelancar aliran darah, menurunkan
kadar norefineprin, menurunkan kadar
hormone cortisol, menurunkan
ketegangan otot, sehingga dapat
menurunkan stress yang secara tidak
lansung menurunkan tekanan darah
(Churniawati, Martini and Wahyuni, 2015;
Arianto, Prastiwi and Sutriningsih, 2018;
Umamah and Paraswati, 2019).
Metode
Penelitian ini dilakukan pada klien
komunitas Kelurahan Pondok Ranggon,
Jakarta Timur dengan penyakit hipertensi
pada tahun 2019, penelitian ini
merupakan penelitian Pre Eksperimen
dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Data tekanan darah dikumpulkan sebelum
intervesi dan setelah implementasi
keperawatan. Bentuk desain penelitian
yang digunakan yaitu One Group Pretest-
Postest. Variabel dependen pada
penelitian ini Tekanan darah yaitu
dorongan darah yang keluar dari jantung
yang diukur menggunakan alat pengukur
tensi meter dengan skala interval,
pengukuran dilakukan
26
Implementasi Pihat Refleksi Kaki Terhadap ......................... (Muh. Fandizal , Y. Astuti, D.N Sani)
sebelum dan setelah intervensi sehingga Tabel 1. Perbandingan Tekana darah (MAP)
didapatkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah Intervensi
selama 6 hari (Dharma, 2011; Sastroasmoro
Tekanan Darah (MAP)
and Ismael, 2014), kemudian hasil pengukuran Responden
Sebelum Intervensi Setelah Implementasi
tekanan darah di konversikan dengan rumus ke
1 150/90 (110) mmHg 140/80 (100) mmHg
nilai Mean Arterial Pressure (MAP). Variable
independen yaitu implementasi pijat refleksi 2 150/80 (103) mmHg 140/80 (100) mmHg
kaki dengan standar operasional prosedur 3 160/100 (120) mmHg 140/90 (107) mmHg
(SPO) keperawatan selama 10-15 menit pada 4 160/90 (113) mmHg 140/80 (100) mmHg
titik refleksi yang terdapat pada jempol kaki 5 150/100 (117) mmHg 140/90 (107) mmHg
yaitu titik 1—5 dan semua jari-jari kaki yaitu
6 150/90 (110) mmHg 140/90 (107) mmHg
titik 2. Titik refleksi selanjutnya yaitu titik 33
jantung, titik 18 hati, dan titik 22 ginjal yang
terdapat dibagian bawah telapak kaki mulai
dari ujung kaki sampai tumit.
Hasil
Implementasi pijat refleksi kaki terhadap
penurunan tekanan darah pada klien hipertensi
pada 6 klien didapatkan penurunan tekanan
darah pada pada klien hipertensi (mean arterial
pressure=MAP). Hasil pemeriksaan tekanan
darah klien sebelum intervensi dapat terlihat
[ada table 1 yaitu antara 150/80 (103) –
160/100 (120) mmHg, setelah diberikan
intervesi pijat refleksi kaki selama 10 – 15
menit dalam waktu 6 hari, didapatkan hasil
implementasi antara 140/80 (107) – 140/90
(100) mmHg.
27
Analisa statistic uji T paired didapatkan baby oil. Titik refleksi pijat kaki untuk hipertensi
sebagai berikut: terdapat pada jempol kaki yaitu titik 1—5 dan
semua jari-jari kaki yaitu titik 2. Titik refleksi
Tabel 2. Paired Samples Test
selanjutnya yaitu titik 33 jantung, titik 18 hati,
dan titik 22 ginjal yang terdapat dibagian
Mean Sig. (2-
bawah telapak kaki mulai dari ujung kaki
tailed)Pair 1 MAP_1 & MAP_2 8.66667 0.006
sampai tumit. Tindakan ini bermanfaat untuk
meningkatkan metabolisme, sirkulasi darah,
Tabel 2 menggambarkan terdapat meningkatkan keseimbangan hormon,
perbedaan sebelum dan sesudah menghilangkan kelelahan, membuang toksin,
dilakukan intervesi pijat refleksi kaki untuk dan lain-lain.
menurunkan tekanan darah pada klien
dengan penyakit hipertensi (ρ 0,006
< 0,05). Mean bernilai postif (8,66667)
terjadi kecendrungan penurunan tekanan
darah sesudah pijat refleksi kaki dengan
rata-rata penurunan 8,7.
Pembahasan
Asuhan keperawatan pada klien
denganhipertensi di komunitas dilakukan
mulai pengkajian, menentukan
diagnose keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
Intervensi pada klien dengan penyakit
hipertensi di keperawatan komunitas
dapat dilakukan dengan intervensi
komplementer pijat refleksi pada kaki.
Implementasi terapipijat refleksi kaki pada
6 klien dilakukan selama 6 kali intervensi.
Klien mengatakan badan lebih ringan dan tekanan darah pada klien dengan hipertensi
sakit kepala berkurang setelah dilakukan (Smeltzer et al., 2012; Umamah and Paraswati,
refleksi kaki hal ini diakibatkan menurunnya 2019).
tekanan darah (Febriyanto et al., 2019). Selain
itu pijat refleksi kaki juga dapat menurunkan
Kesimpulan
kadar cortisol yang memicu hormon stress,
kejadian depresi dan kecemasan juga Asuhan keperawatan pada klien dengan
menurun, sehingga fungsi tubuh semakin penyakit hipertensi, tekanan darah klien dapat
membaik karena tekanan darah terus turun
mendekati normal (Rezky, Hasneli and
Hasanah, 2015). Pijat refleksi juga dapat
membersihkan ada nya blok chi di sepanjang
saluran dalam tubuh menurut meridian
Traditional Chiness Medicine (Amalia, 2018).
29
diturunkan dengan intervensi non- 584–594. Available at:
farmakologisyaitu dengan pijat refleksi https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
kaki. e s/article/viewFile/830/644.
Daftar Pustaka
Amalia, R. (2018) Efektifitas Pijat Refleksi Kaki
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Lansia Hipertensi Di PSTW Budi Luhur
Yogyakarta. doi:
10.31227/osf.io/59z3w.
Available
at
:
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fik
es/article/view/830.
https://www.persi.or.id/images/2017/litb
an g/riskesdas_launching.pdf (Accessed:
10
May 2020).
Medika, T. B. (2017) ‘Berdamai dengan hipertensi’,
in Sari, Y. N. I. (ed.) Monograf. Jakarta:
Bumi Medika, pp. 127–129.
31
Rezky, R. A., Hasneli, Y. and Hasanah, O.
(2015)‘Pengaruh Terapi Pijat Refleksi
KakiTerhadap Tekanan Darah Pada
PenderitaHipertensi Primer’,
Jurnal Online
Mahasiswa, 2(2), pp. 1–20.
Available at:
https://www.neliti.com/publications
/186872/pengaruh-terapi-pijat-
refleksi-kaki- terhadap-tekanan-
darah-pada-penderita- hipert#cite.
32
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat
(Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1p-
2020
ISSN: 2580-0590/ e-ISSN: 2621-380X
:
doi: https://doi.org/10.35910/jbkm.v4i1.238
*
Korespondensi penulis: lukman@poltekkespalembang.ac.id
ABSTRAK
Latarbelakang: Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh yang tidak diketahui, karena penderita tidak tahu bahwa
dirinya menderita hipertensi. Banyak macam terapi komplementer yang dapat diterapkan untuk mengobati hipertensi,
salah satunya pijat refleksi.
Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat refleksi terhadap tekanan darah pada pasien
hipertensi di Klinik ATFG-8 Palembang. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan
menggunakan rancangan one group pre-test post-test. Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan pasien hipertensi
yang tidak mengkonsumsi obat penurun tekanan darah dan berkunjung untuk melakukan terapi pijat refleksi pada bulan
17 April s.d 17 Mei 2018. Penentuan sampel dengan metode purposive sampling sebanyak 18 subjek penelitian.
Hasil: Hasil yang diperoleh adalah rata-rata usia sampel 54,22 tahun (± 7,216), tekanan darah sistolik sebelum 148,44
mmHg (± 4,527) dan setelah pijat refleksi 143,78 mmHg (± 8,633). Hasil paired sample T test menunjukkan efek pijat
refleksi pada tekanan darah sistolik (p = 0,026) dan diastolik (p = 0,001)
Kesimpulan: Terjadi penurunan tekanan darah secara statistik, namun secara substansi tidak bermakna. Peneliti
berikutnya diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan sampel dan menggunakan
kelompok kontrol.
ABSTRACT
Background: Hypertension is often referred to as an unknown killer, because patients do not know that they suffer from
hypertension. Many types of complementary therapies that can be applied to treat hypertensive patients, one of which
is reflexology
Method: This study aims to determine the effect of reflection on blood pressure in hypertensive patients at the
Palembang ATFG-8 clinic. The design used in this study was pre-experimental using one group pre-test post-test design.
The sample in this study were all hypertensive patients who visited for reflexology in April 17 until May 17, 2018.
Determination of the sample using a purposive sampling method totaling 18 subjects.
Result: The results obtained were the average age of the sample 54.22 years (± 7.216), systolic blood pressure before
148.44 mmHg (± 4,527) and after reflexology 143.78 mmHg (± 8,633). Diastolic blood pressure before 95.72 mmHg (±
2.886) and after reflexology 91.06 mmHg (± 5,252). The paired sample T test results showed the effect of reflexology
on systolic blood pressure (p = 0.026) and diastolic (p = 0.001).
5
Conclusion : There was a decrease in blood pressure statistically, but in substance it was not significant. The next
researcher is expected to carry out further research by adding samples and using a control group.
5
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1
(29,4%).
6
Pijat Refleksi Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah …
2020
Lukman, Sumitro Adi Putra, Elba Habiburrahma,
Sukma Wicaturatmashudi, Rumentalia Sulistini, Ismar Agustin
hipertensi (tekanan darah sistol >140 mmHg dan sistolik (p= 0,026) dan tekanan darah diastolik
tekanan darah diastol > 90 mmHg) oleh dokter, (p= 0,001).
tidak minum obat penurun tekanan darah dan
mampu berkomunikasi dengan baik. Pengukuran
tekanan darah sebelum tindakan pijat refleksi Tabel 1. Karakteristik Responden (n= 18)
menggunakan tensimeter digital, yang dilakukan Karakteristik Mean Median SD Max-Min
oleh seorang enumerator setelah responden Usia 54,22 56 7,216 39 - 66
mengisi informed consent dan data karakteristik
Lama
2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 3, ada perbedaan refleksi
tekanan darah sebelum dan setelah pijat refleksi
baik pada tekanan darah sistolik maupun Hasil penelitian ini menunjukkan tindakan
diastolik. Sehingga didapatkan, ada pengaruh pijat refleksi kaki berpengaruh terhadap tekanan
tindakan pijat refleksi terhadap tekanan darah darah baik sistolik dan diastolik pada pasien
hipertensi. Hasil tersebut mendukung penelitian
yang menerangkan bahwa terapi pijat refleksi
kaki berpengaruh terhadap tekanan
darah15,16,17,18,19,20,21 pada penderita hipertensi
primer rentang usia 46 – 55 (46,7%)15, pada
penderita hipertensi sekunder16, terapi pijat
refleksi kaki efektif menurunkan tekanan darah
pada lansia.15 Hasil penelitian perbandingan
menunjukkan pijat refleksi lebih efektif dibanding
hipnoterapi.18
7
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 4 No 1