Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK 2

“INTERPRETASI JURNAL HASIL PENELITIAN”

OLEH
SUCI AMALIA PUTRI
2002039
DOSEN PEMBIMBING
Ns.Ratna Indah Sari,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 2A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
PADANG
2021/2022
1 Judul Jurnal : Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah
binaan rumah sakit imanuel klampok Banjarnegara
2 Penulis : Sudiarto,Rahayu wijayanti,Taat sumedi
3 Nama Jurnal : The Soedirman Jurnal Of Nursing
4 Vol/No/Tahun/Hal : Vol 2/Nomor 3/Tahun 2007/Hal 118-126
5 Referensi : Sudiarto,Wijayanti,R.,& Sumedi,T.(2007)
Pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan
hipertensi di wilayah binaan rumah sakit Emanuel
klampok Banjarnegara.The soedirman jurnal of
nursing,2(3),118-126.
6 Tujuan penelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh terapi relaksasi meditasi terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah
binaan rumah sakit imanuel klampok banjarnegara.
7 Ringkasan : a) Penelitian ini merupakan penelitian
metodologi kuantitatif dengan jenis penelitian pra
penelitian eksperimen tanpa kelompok pembanding
b) Rancangan penelitian yang digunakan
adalah one group pretest-posttest design
c) Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Desa
Kaliwinasuh wilayah binaan Rumah Sakit Emanuel
Klampok
d) kriteria eksklusi penelitiaan ini adalah:
1) Klien berusia < 60 tahun dan > 75 tahun. 2). T
ekanan darah < 140/90 mm Hg dan > 159/99 mm
Hg. 3). Tidak mengikuti terapi relaksasi meditasi 3
kali seminggu selama 4 minggu.
e) Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
program computer dan untuk analisa data
menggunakan uji statistik parametris yaitu Analisa
Compare Means dengan uji paired sample T test
atau uji T dependen untuk menguji perbedaan hasil
pre test dan post test tekanan darah.

8.Ringkasan temuan penelitian


1) Karakteristik responden
responden yang diteliti rata-rata berumur 64, 7 tahun dengan umur paling muda
adalah 60 tahun dan tertua 74 tahun. Jumlah responden berdasar jenis kelamin pada
penelitian ini sebagian besar adalah lansia perempuan sebanyak 22 orang atau 73,3 %
dan sisanya lansia laki – laki sebanyak 8 orang atau 26,7 %.
2) Analisa Univariat
Hasil pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan intervensi relaksasi meditasi
 Rata rata tekanan darah sistolik sebelum intervensi 147,3 mmHg turun
menjadi 139,7 mmHg
 Rata rata tekanan darah diastolic sebelum intervensi 90,7 mmHg turun
menjadi 90 mmHg
3) Analisa bivariat
Hasil uji statistik untuk sistolik bermakna karena nilai p ( 0,000 ) yang berarti lebih
kecil dari α (0.05), dengan demikian maka Ha-nya diterima sehingga dapat
disimpulkan ada perbedaan tekanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah
relaksasi meditasi selama satu bulan atau dengan kata lain relaksasi meditasi dapat
menurunkan tekanan darah sebesar 7,67 mmHg, sedangkan untuk diastoliknya, karena
nilai p (0,161) berarti lebih besar dari nilai α (0.05), maka H.a ditolak artinya meditasi
tidak cukup untuk menurunkan tekanan darah diastolik.
Menurut Hayens, (2006), tekanan sistolik salah satunya dipengaruhi oleh psikologis
sehingga dengan relaksasi akan mendapatkan ketenangan dan tekanan sistolik akan
turun, selain itu tekanan darah sistolik juga dipengaruhi sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal sehingga dengan relaksasi meditasi yang berfokus pada pengaturan
pernapasan akan terjadi penurunan nadi dan penurunan tekanan darah sistolik.
Sedangkan tekanan diastolic terkait dengan sirkulasi koroner, jika arteri koroner
mengalami aterosklerosis akan mempengaruhi peningkatan tekanan darah diastolik,
sehingga dengan relaksasi meditasi tidak mengalami penurunan tekanan diastolik
yang berarti.

9.Implikasi hasil penelitian terhadap pelayanan keperawatan


Hasil penelitian ini sangat bermanfaat dan dapat diterapkan oleh perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan tekanan darah tinggi(hipertensi)
.pemberian relaksasi meditasi selama satu bulan dapat menurunkan tekanan darah
sistolik maupun tekanan darah diastolic.

10.Keterbatasan penelitian
 Kelemahan pada penelitian ini antara lain adalah tidak dilakukan pemeriksaan
pada responden sebelum perlakuan guna mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis pada sistem kardiovaskuler yang akan mempengaruhi tekanan
darah.
 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pra
eksperimen tanpa kelompok pembanding,sebaiknya perlu penelitian lanjutan
dengan memperhatikan variabel lainnya atau menggunakan metodologi
penelitian quasi eksperimen yaitu menggunakan kelompok
kontrol untuk membandingkan penurunan tekanan darah antara yang diberi
terapi relaksasi meditasi dengan yang tidak diberi terapi relaksasi meditasi.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

PENGARUH TERAPI RELAKSASI MEDITASI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN


DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH BINAAN RUMAH SAKIT
EMANUEL KLAMPOK BANJARNEGARA

Sudiarto1, Rahayu Wijayanti2, Taat Sumedi3


1Akademi Keperawatan “YAKPERMAS” Banyumas
2 3 Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Hypertension of elderly is a systolic pressure that is equal or more than 140 mmHg
and/or diastolic pressure that is equal or more than 90 mmHg. One of hypertension
managements is without drug where the result is more than just only overcoming this disease
but also prevent stroke and heart attack. By relaxed meditation technique whole body will rest,
physical will rest, mental will rest, and improve the blood circulation to muscles so that the
muscles tend to relax and the blood pressure may reduce. This study on an elderly integrated
services post (Posyandu) in the region founded by Emanuel hospital at Kaliwinasuh Village
Klampok subdistrict Banjarnegara Regency, from November to December 2006, aimed to fiond
out the effect of relaxed meditation therapy on reduction of elderly blood pressure with
hypertension.
This was a pre-experimental study without control group with a one group pretest-
posttest design. Sampling method used was total sampling. Respondent of this study was 30
elderly people suffering hypertension. Data collecting tool was a questionnaire (Indriyani,
2005), and observation was collected by measuring blood pressure before and after relaxed
meditation.
The results showed that that systolic blood pressure on the statistical test indicated
that P = 0.000 (P<0.05) meaning that H-a was accepted or systolic blood pressure between
before and after relaxed meditation can be reduced significantly in amount of 7.67 mmHg.
While diastolic blood pressure on the statistical test showed P = 0.161 (P>0.05) meaning that
H-a was rejected or diastolic blood pressure between before and after relaxed meditation
cannot be reduced significantly. Result of the study showed that there is an effect of relaxed
meditation on reduction of systolic blood pressure, however it needs a further study about this
effect by using control group as comparative, or other variables such as religion, marital status,
socioeconomic level.

Keywords: Hypertension, elderly, relaxed meditation, blood pressure.

PENDAHULUAN berusia lanjut. Salah satu hasil


Undang-undang Kesehatan No. 23 pembangunan Nasional di bidang
Pasal 4 tentang hak dan kewajiban Kesehatan adalah meningkatnya umur
menjelaskan bahwa setiap orang harapan hidup, sejalan dengan hal
mempunyai hak yang sama dalam tersebut akan meningkat pula kelompok
memperoleh derajat kesehatan yang lanjut usia ( lansia ) di masyarakat.
optimal, tidak terkecuali orang yang

118
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

Menurut laporan data Demografi dan angka ini akan menjadi lebih dari 20%
Penduduk International yang dikeluarkan pada kelompok umur diatas 50 tahun.
oleh Bureau of The Census USA (1993), Hasil survey pada suatu masyarakat desa
dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun Kenteng Ambarawa (Jawa Tengah) dari
1990 – 2025 akan mempunyai kenaikan 243 lansia,prevalensi hipertensi sebanyak
jumlah lansia sebesar 414 %, suatu angka 33%(Boedhi Darmojo, 1999). Sedangkan
paling tinggi di seluruh dunia dibandingkan di Posyandu lansia wilayah binaan RSU
kenaikan jumlah lansia di negara-negara Emanuel Klampok Banjarnegara dari 120
lain seperti: Kenya adalah sebesar 347 %, lansia, sekitar 30 % mengalami hipertensi.
Brasil 255 %, India 242 %, China 220 %, (Komunikasi pribadi dengan kader
Jepang 129 %, Jerman 66 %, Swedia 33 Posyandu lansia).
%. Sedangkan pertambahan lansia di Salah satu pengelolaan penderita
Indonesia menurut ahli dari WHO yang hipertensi adalah menggunakan
berbicara dalam seminar lansia di pengobatan non farmakologis yaitu
Amsterdam Nederland pada tanggal 4 menciptakan keadaan rileks dengan
Desember 1999, pertambahannya adalah berbagai cara seperti meditasi, yoga yang
sebesar 400 % antara tahun 2000 – 2025. dapat mengontrol sistem syaraf yang
Beberapa hasil penelitian akhirnya menurunkan tekanan darah.
epidemiologi didapatkan bahwa dengan Dewasa ini ketenangan pikiran untuk
meningkatnya umur, tekanan darah menjaga tekanan darah agar tetap normal
meninggi. Hipertensi menjadi masalah sudah terbukti sangat efektif (Knight,2001).
pada usia lanjut karena sering ditemukan Menurut Suryani (2000), secara
dan menjadi lebih dari separuh kematian umum latihan relaksasi meditasi dapat
diatas usia 60 tahun disebabkan oleh menurunkan tekanan darah tinggi sistolik
penyakit jantung dan serebrovaskuler. lebih dari 20 mmHg dan diastolik 10 -15
Secara nyata kematian karena penyakit mmHg. Relaksasi menjadikan efek obat
kardiovaskuler menurun dengan hipertensi lebih efektif, jika penderita yang
pengobatan hipertensi. Dan sejalan sedang melaksanakan pengobatan
dengan pertambahan usia, tekanan darah farmakologis. Sedangkan menurut Brunner
seseorang akan meningkat pula. Satu dari & Suddart (2002), berdasarkan beberapa
lima pria berusia antara 35 sampai 45 penelitian, pendekatan non farmakologis
tahun memiliki tekanan darah yang tinggi. termasuk relaksasi merupakan intervensi
Angka prevalensi tersebut menjadi dua kali wajib yang harus di lakukan pada terapi
lipat pada usia antara 45 – 54 tahun. hipertensi.
Separoh dari mereka yang berusia 55 – 64 Menurut Nelson dalam Sutrani,
tahun mengindap hipertensi. Pada usia 65 Alam, Hadibroto (2004), melaporkan
– 74 tahun, prevalensinya menjadi lebih banyaknya penderita hipertensi yang
tinggi lagi, sekitar 60 persen menderita berhasil mengelola penyakitnya tanpa
hipertensi. obat. Pengelolaan hipertensi tanpa obat,
Dari hasil survey hipertensi yang hasilnya lebih dari sekedar mengatasi
telah diadakan di Indonesia selama ini, penyakit ini saja, tapi juga sekaligus
bahwa prevalensi hipertensi pada orang – mencegah stroke dan serangan jantung.
orang Indonesia dewasa berkisar 5 – 10 % Obat hipertensi umumnya mempunyai efek

119
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

samping yang juga cukup serius, misalnya 2). Berada di posyandu lansia wilayah
beta blocker mengakibatkan sulit tidur, binaan RSU Emanuel Klampok
kelelahan, dan gangguan pencernaan. Banjarnegara. 3). Bersedia mengikuti
Disamping itu harganya cukup mahal. terapi relaksasi meditasi dengan durasi 2 x
Tujuan umum dari penelitian ini 15 menit yang dilakukan 3 kali seminggu
adalah mengetahui pengaruh Relaksasi : selama 4 minggu. 4). Tekanan darahnya
Meditasi terhadap penurunan tekanan antara 140/90 mm Hg sampai dengan
darah pada lansia dengan Hipertensi di 159/99 mm Hg yang diukur sebelum
Wilayah binaan RSU Emanuel Klampok perlakuan. 5). Bersedia menjadi responden
Banjarnegara . Secara khusus penelitian secara tertulis.
ini bertujuan 1).Mengetahui tekanan darah Sedangkan kriteria eksklusi adalah
sebelum dan sesudah melakukan :1) Klien berusia < 60 tahun dan > 75
Relaksasi : Meditasi pada lansia dengan tahun. 2). T ekanan darah < 140/90 mm Hg
hipertensi di Posyandu wilayah binaan dan > 159/99 mm Hg. 3). Tidak mengikuti
RSU Emanuel Klampok Banjarnegara 2). terapi relaksasi meditasi 3 kali seminggu
Mengetahui karakteristik responden pada selama 4 minggu.
lansia dengan hipertensi yang melakukan Pengolahan data dilakukan
Relaksasi : Meditasi di Posyandu wilayah dengan menggunakan program komputer
binaan RSU Emanuel Klampok dan untuk analisa data menggunakan uji
Banjarnegara. 3). Menganalisa pengaruh statistik parametris yaitu Analisa Compare
Relaksasi : Meditasi terhadap penurunan Means dengan uji paired sample T test
tekanan darah pada lansia dengan atau uji T dependen untuk menguji
Hipertensi perbedaan hasil pre test dan post test
tekanan darah.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan salah
Penelitian ini merupakan penelitian satu upaya untuk menurunkan tekanan
kuantitatif dengan jenis penelitian pra darah pada lansia dengan hipertensi
eksperimen tanpa kelompok pembanding.. menggunakan tekhnik relaksasi meditasi
Rancangan penelitian yang digunakan yang dilakukan selama satu bulan dengan
adalah one group pretest-posttest design. lama latihan 2 x 15 menit dengan frekuensi
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia 3 kali / minggu. Eksperimen penelitian ini
Desa Kaliwinasuh wilayah binaan Rumah dilakukan mulai tanggal 14 November
Sakit Emanuel Klampok.. Populasi dalam sampai dengan 14 Desember 2006 di
penelitian ini adalah lansia dengan Posyandu lansia wilayah binaan Rumah
hipertensi yang ada di Posyandu Lansia Sakit Emanuel Klampok Banjarnegara.
wilayah binaan Rumah Sakit Emanuel Dalam waktu tersebut diperoleh sebanyak
Klampok. Adapun tehnik pengambilan 46 responden terdiri atas laki-laki dan
sampelnya dengan menggunakan perempuan yang memenuhi kriteria inklusi
sampling jenuh yaitu cara pengambilan serta menanda tangani lembar
sampel dengan mengambil semua anggota persetujuan. Dari 46 responden terdapat
populasi menjadi sampel. 16 orang yang drop out dalam penelitian
Kriteria inklusi dalam penelitian ini ini karena satu kali tidak mengikuti
adalah : 1). Klien berusia 60 – 74 tahun. perlakuan. Oleh karena itu dalam analisa

120
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

hasil penelitian ini didasarkan dari jumlah akibat krisis yang berkepanjangan, namun
responden yang mengikuti perlakuan fenomena yang tampak untuk lansia justru
secara teratur dari awal sampai akhir berbeda, dimana kemajuan dalam bidang
perlakuan yaitu n = 30 responden pelayanan kesehatan, ekonomi justru
memicu permasalahan baru dimana angka
HASIL DAN BAHASAN harapan hidup meningkat, terutama untuk
Gambaran umum Responden wanita yang jauh lebih tinggi dibandingkan
Responden dalam penelitian ini dengan laki-laki, dengan demikian maka
adalah lansia yang berada di Posyandu lansia wanita jauh lebih tinggi
Lansia Desa Kaliwinasuh Klampok dibandingkan dengan lansia laki-laki, rata-
Banjarnegara tahun 2006 dengan kriteria rata umur lansia berkisar antara 60 sampai
usia antara 60 – 74 tahun, mempunyai 74 tahun dengan rata-rata 67,4 tahun, usia
tekanan darah antara 140/90 mm Hg ini termasuk kategori lanjut usia, (WHO
sampai dengan 159/99 mm Hg, mengikuti dalam Nugroho,2000), dengan demikian
terapi relaksasi meditasi dengan durasi 2 x berdasarkan kategori ini maka
15 menit, 3 x seminggu selama 4 minggu, konsekwensi kesehatan, psikologi dan
jumlah responden 30 orang dimana sosial juga harus dipertimbangkan dalam
responden yang diteliti rata-rata berumur proses pembinaannya.
64, 7 tahun dengan umur paling muda Dalam bidang kesehatan akan
adalah 60 tahun dan tertua 74 tahun. terjadi proses degeneratif pada hampir
Jumlah responden berdasar jenis kelamin seluruh organ termasuk organ vital, dan
pada penelitian ini sebagian besar adalah otot yang cenderung athropi, hal ini
lansia perempuan sebanyak 22 orang atau disebabkan karena ketidak mampuan
73,3 % dan sisanya lansia laki – laki jaringan untuk memperbaharui diri,
sebanyak 8 orang atau 26,7 %. Berdasar mengganti diri dan mempertahankan
tingkat pendidikan responden pada struktur dan fungsi normalnya, sehingga
penelitian ini adalah semuanya hanya mempertahankan kemampuan sel
berpendidikan SD, sedangkan jumlah tersebut sampai pada titik paling akhir.
responden berdasar pada jenis pekerjaan (Constantinides,1994 dalam Boedhi
sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah Darmojo,1999). Salah satu perubahan
tangga sebanyak 21 orang lansia atau 70 yang menonjol pada lansia adalah pada
% dan 8 orang lansia atau 26.7 % bekerja sistem kardiovaskuler dimana massa
sebagai petani sedangkan lansia yang jantung bertambah, Ventrikel kiri
berprofesi lain – lain sebanyak satu lansia mengalami hipertrofi dan kemampuan
atau 3.3 %. Dan jumlah responden peregangan jantung berkurang karena
berdasar berat badan mempunyai rata – perubahan jaringan ikat dan penumpukan
rata berat badan 43,7 Kg, dengan berat lipofusin, hal ini akan mempengaruhi
badan terendah 35 Kg dan tertinggi 57 Kg. elastisitas dan permeabilitas, sehingga
Lansia merupakan fenomena baru menyebabkan peningkatan tekanan sistolik
dinegara yang sedang berkembang yang dan perfusi jaringan (Pudjiastuti & Utomo,
mau menuju kearah proses kemajuan 2003), dengan demikian tekanan darah
pada berbagai bidang, sungguhpun akan meningkat, inilah yang menyebabkan
Indonesia masih banyak masalah sebagai

121
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

prevalensi hipertensi pada lansia antara lain yaitu mulailah kontak dengan
meningkat (Hayens et all, 2006). bertukar nama dan jabat tangan, jelaskan
Hal yang menyulitkan dalam tujuan komunikasi, tunjukan sikap empati
proses pembinaan kesehatan lansia, yang sewajarnya, menciptakan situasi
disebabkan karena tingkat pendidikan lingkungan yang mendukung, serta
yang sangat rendah, dimana semua lansia mengeliminir situasi agar tidak gaduh dan
hanya berpendidikan Sekolah Dasar atau hargai privasi lansia, kata yang pendek
Sekolah Rakyat waktu itu, sehingga dan singkat, kalimat sederhana, gaya
penyampaian pesan akan sangat teredusir bicara lambat, ucapan tiap kata jelas,
maknanya, karena jauhnya pemahaman volume dapat meningkat tetapi nada
dengan pesan yang disampaikan, hal lebih rendah, ulangi pertanyaan dengan kata
diperparah lagi dengan kemampuan yang sama, setiap komunikasi verbal
pendengaran dan penglihatan yang sudah sebaiknya disertai dengan non-verbal yang
jauh berkurang, akan semakin menambah kuat. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
transfer of communication tersebut. komunikasi yang efektif merupakan
Dalam hal ini perlu adanya teknik elemen mendasar dalam pelayanan pada
komunikasi yang efektif pada lansia baik lansia, berkomunikasi dengan lansia
secara verbal maupun non-verbal, menurut membutuhkan waktu dan kesabaran yang
Miller ( 1995 ) dalam Wijayanti (2006) ekstra.

Pengaruh Terapi Relaksasi Meditasi Terhadap Tekanan Darah


T abel 1. Hasil Uji Statistik Antara Sebelum Dan Sesudah Relaksasi Meditasi Pada
Lansia Hipertensi
Variabel N Mean SD P value
T ekanan Sistolik
P I 30 147.3 6.26 0.000
P II 30 139.6 3.92
T ekanan diastolik
P I 30 90.7 2.54 0.161
P II 30 90.0 0.00

Dari tabel diatas menunjukkan mmHg namun tidak cukup alasan secara
relaksasi meditasi dapat menurunkan statistik untuk mengatakan ada perbedaan
tekanan darah sistolik sebesar 7,67 penurunan diastole antara sebelum dan
mmHg, dan hasil uji statistik menunjukkan sesudah relaksasi meditasi karena nilai p (
nilai p (0,000) yang berati kurang dari nilai 0.161 ) yang berarti masih lebih besar dari
α (0.05), sehingga kesimpulannnya Ha nilai α (0.05), sehingga H.a ditolak
diterima artinya tekanan darah systole artinya tekanan darah diastolik antara
antara sebelum dan sesudah relaksasi sebelum dan sesudah relaksasi meditasi
meditasi dapat diturunkan secara tidak turun secara bermakna.
bermakna, sebaliknya meskipun Gambaran tekanan darah sistolik
diastoliknya dapat diturunkan sebesar 0,67 sebelum melakukan relaksasi meditasi

122
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

menunjukan rata – rata sistolik sebelum sedangkan diastoliknya antara 90-99


melakukan relaksasi meditasi adalah 147.3 mmHg (JNC, 2003).
mmHg dengan range sistolik terendah 140 Penurunan ini disebabkan karena
mmHg dan tertinggi 160 mmHg. relaksasi meditasi pada prinsipnya adalah
Sedangkan sistolik sesudah melakukan memposisikan tubuh dalam kondisi tenang,
relaksasi meditasi menunjukan rata – rata sehingga akan mengalami relaksasi dan
139.7 mmHg dengan renge 130 mmHg pada akhirnya akan mengalami kondisi
sampai 150 mmHg. Sedangkan gambaran keseimbangan, dengan demikian relaksasi
tekanan darah diastolik sebelum relaksasi meditasi yang berintikan pada pernafasan
meditasi menunjukan rata – rata 90.7 akan meningkatkan sirkulasi oksigen ke
mmHg dengan range anatara 90 sampai otot-otot, sehingga otot-otot akan
100 mmHg. Sedangkan diastolik sesudah mengendur, tekanan darah akan menurun
relaksasi meditasi menunujukan tekanan (Suryani,2000)
yang sama yaitu 90 mmHg. Hasil uji statistik untuk sistolik
T ekanan darah sebelum dilakukan bermakna karena nilai p ( 0,000 ) yang
tindakan relaksasi meditasi sistoliknya berarti lebih kecil dari α (0.05), dengan
rata-rata 147,3 mmHg, jika dibandingkan demikian maka Ha-nya diterima sehingga
setelah melakukan relaksasi meditasi dapat disimpulkan ada perbedaan tekanan
selama satu bulan tekanan darah darah sistolik antara sebelum dan sesudah
menunjukkan rata-rata sistoliknya 139,7 relaksasi meditasi selama satu bulan atau
mmHg, hal ini berarti ada penurunan dengan kata lain relaksasi meditasi dapat
sebanyak 7,6 mmHg atau berarti menurunkan tekanan darah sebesar 7,67
penurunan sebesar 5,16 %, sedangkan mmHg, sedangkan untuk diastoliknya,
jika dibandingkan dengan range sistolik karena nilai p (0,161) berarti lebih besar
sebelum relaksasi meditasi yang bergerak dari nilai α (0.05), maka H.a ditolak
dari 140 sampai 160 ternyata dengan artinya meditasi tidak cukup untuk
relaksasi meditasi mengalami penurunan menurunkan tekanan darah diastolik.
secara keseluruhan yaitu antara 130-150 Menurut Hayens, (2006), tekanan sistolik
mmHg. salah satunya dipengaruhi oleh psikologis
Adapun tekanan diastolik rata-rata sehingga dengan relaksasi akan
sebelum relaksasi meditasi sebesar 90,7 mendapatkan ketenangan dan tekanan
mmHg, sedangkan sesudah relaksasi sistolik akan turun, selain itu tekanan darah
meditasi selama satu bulan rata-ratanya sistolik juga dipengaruhi sirkulasi sistemik
turun menjadi 90 mmHg atau turun dan sirkulasi pulmonal sehingga dengan
sebesar 0,08%, demikian juga dengan relaksasi meditasi yang berfokus pada
range diastolik sebelum yang berkisar pengaturan pernapasan akan terjadi
antara 90 sampai 100, sesudah relaksasi penurunan nadi dan penurunan tekanan
meditasi semua lansia mengalami darah sistolik. Sedangkan tekanan diastolik
penurunan yaitu menjadi 90 mmHg. terkait dengan sirkulasi koroner, jika arteri
T ekanan darah tersebut untuk kasus koroner mengalami aterosklerosis akan
sebelum melakukan relaksasi meditasi, mempengaruhi peningkatan tekanan darah
sudah termasuk kategori hipertensi stage 1 diastolik, sehingga dengan relaksasi
karena sistoliknya antara 140-159 mmHg,

123
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

meditasi tidak mengalami penurunan mmHg, setelah melakukan relaksasi


tekanan diastolik yang berarti. meditasi sistoliknya dapat diturunkan
Kelemahan pada penelitian ini sebasar 7,67 mmHg, sedangkan
antara lain adalah tidak dilakukan diastoliknya 0,67 mmHg. Karakteristik
pemeriksaan pada responden sebelum lansia meliputi rata-rata umur 64,7,
perlakuan guna mengetahui ada tidaknya sebagian besar lansia wanita yaitu 73,3 %
aterosklerosis pada sistem kardiovaskuler dari 30 orang lansia, dengan pendidikan
yang akan mempengaruhi tekanan darah. semuanya setingkat Sekolah Dasar,
Menurut Suryani (2000) bahwa relaksasi dengan mayoritas jenis pekerjaan ibu
dapat menurunkan tekanan sistolik lebih rumah tangga sebanyak 70 % atau 21
dari 20 mmHg dan diastolik antara 10 orang. Ada perbedaan secara statistik
mmHg sampai 15 mmHg. Ternyata pada pada penurunan tekanan darah sistolik
penelitian ini tekanan sistolik turun 7.6 sebesar 7.67 mmHg dengan nilai P
mmHg dan diastolik turun 0.67 mmHg. (0.000), setelah melakukan terapi relaksasi
Secara fisiologis aterosklerosis meditasi. Untuk tekanan diastolik setelah
mempengaruhi penurunan tekanan darah, melakukan terapi relaksasi meditasi ada
sehingga penulis mempunyai asumsi penurunan sebesar 0.67 mmHg dengan
bahwa tekanan diastolik yang tidak turun nilai P (0.161) yang berarti lebih besar dari
secara bermakna pada penelitian ini nilai α (0.05).
terpengaruh adanya elastisitas ataupun Bagi Dinas Kesehatan dan
aterosklerosis. Instansi terkait di Kabupaten Banjarnegara,
Proses intervensi pada penelitian terapi relaksasi meditasi dapat menjadi
ini, para kader sudah diberi pelatihan salah satu rencana program terhadap
sebelumnya guna membantu jalannya intervensi keperawatan selanjutnya untuk
penelitian. Sedangkan responden juga menurunkan tekanan darah pada lansia
dilakukan beberapa kali pelatihan terapi dengan hipertensi. Bagi profesi perawat,
relaksasi sebelum perlakuan dengan perlu adanya sosialisasi berupa terapi
harapan sudah mengerti dan bisa relaksasi meditasi bagi pelaksana tindakan
melakukan dengan benar tekhnik relaksasi asuhan keperawatan pada lansia dengan
meditasi yang akan dilakukan pada hipertensi, sehingga terapi relaksasi
penelitian ini. Namun hal itu tidak bisa meditasi menjadi alternative intervensi
menjamin para responden dapat mandiri khususnya di wilayah binaan
melakukan relaksasi meditasi dengan Rumah Sakit Emanuel Klampok
sempurna karena tidak diamati secara Banjarnegara. Bagi peneliti yang akan
khusus dalam proses relaksasi meditasi datang, perlu penelitian lanjutan dengan
tersebut, apakah responden melakukan memperhatikan variabel lainnya atau
relaksasi meditasi dengan benar atau menggunakan metodologi penelitian quasi
tidak. eksperimen yaitu menggunakan kelompok
kontrol untuk membandingkan penurunan
SIMPULAN DAN SARAN tekanan darah antara yang diberi terapi
Rata-rata tekanan darah sistolik relaksasi meditasi dengan yang tidak diberi
sebelum relaksasi meditasi sebesar 147,3 terapi relaksasi meditasi.
mmHg, sedangkan diastoliknya 90,7

124
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

DAFTAR PUSTAKA Karyadi, E., (2002), Hidup


Aziz, Alimul, A., (2003), Riset Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat,
Keperawatan dan T ekhnik Penulisan Jantung Koroner, Intisari Mediatama,
Ilmiah, Salemba Merdeka, Jakarta. Jakarta.
Brunner & Suddarth, (2002), Buku Knight, John, F ., (2001), Jantung
Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Kuat Bernapas Lega, Penerjemah,
Jakarta Panjaitan, M. & Lina Limanto, Indonesia
Crowin Elizabeth, J., (2001), Buku Publishing House, Indonesia.
Saku Patofisiologi, Alih Bahasa, Brahm, U., Mansjoer, A., (2000), Kapita
EGC, Jakarta. Selekta Kedokteran, Editor, Mansjoer
Darmayanti, (2003), Arif,…..(et al)…… Edisi 3, Cetakan 1,
Pemberdayaan Lansia di Indonesia, Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Disampaikan dalam TOT Kader Posyandu Martin Shulman & Ellen Mandel. (
Lansia, Baturaden. Tidak dipublikasikan. 1998 ), Coomunicating Better With Older
Darmojo - Boedhi., R. Martono People. http//www.ec-online.net/. diperoleh
Hadi., H., (1999), Buku Ajar Geriatri ( Ilmu 14 Maret 2005.
Kesehatan Usia Lanjut ), Balai Penerbit Miller A. Calor. ( 1995 ), Nursing
Fakultas Kedokteran Universitas Care Of Older Adult, Theori and Practice.
Indonesia. 2 ndEd. Philadelphia : J.B Lippincott Co.
Emilda, Rillya, (1998), Pola Notoatmojo, Soekidjo, (2002),
Penyakit Kronis, Pada Lanjut Usia Yang Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka
Menjalani Asesmen Kesehatan Di Poliklinik Cipta, Jakarta.
Geriatri RSUP . DR. Sarjito Tahun 1996- Nugroho, Wahjudi, (2000),
1998, Fakultas Kedokteran Universitas Keperawatan Gerontik, Editor, Monica,
Gajah Mada, Yogyakarta. Tidak Ester, Edisi 2, EGC, Jakarta.
diterbitkan. Pengobatan Hipertensi,
Galbraith, Paul, (1997), Meditate http://id.novartis.com/obat_tensi.shtml, 14
Rejuvenate, Meditasi Hidup Indah Tanpa Maret 2006
Stres, Diterjemahkan dari Meditate Price, S. A., (1995), Pathofisiology
Rejuvenate Media Masters, Singapore, : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Penerjemah, Dariyanto, PINKBOOKS, Alih Bahasa, Peter Anugrah, Editor,
Y ogyakarta. Carolie Wijaya, Edisin 4, EGC, Jakarta.
Hayens, Leenen, Soetrisno, Pudjiastuti, Utomo., (2003),
(2006), Buku Pintar Menaklukkan Fisioterapi pada lansia, Editor Monica
Hipertensi, Penterjemah Karyani, Ladang Ester, EGC, Jakarta.
Pustaka & Intimedia, Jakarta. Pusdiknakes, Dep Kes, (1993),
Indriyani, Puji, (2005), Pengaruh Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Latihan Fisik : Senam Aerobik Terhadap Gangguan Sistem Kardiovaskuler, Editor,
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Ni Luh Gede Yasmin Asih, EGC, Jakarta.
Penderita DM Tipe 2 Di Wilayah Santoso, (2000), Penatalaksanaan
Puskesmas Bukateja Purbalingga. Tidak Awal Jantung Berdasarkan Paradigma
Dipublikasikan. Sehat, http://www.geoogle.com, 14 Maret
2006.

125
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3, November 2007

Suryani, Luh, Ketut, (2000), Gerontik Semester III. Program Studi


Menemukan Jati Diri Dengan Meditasi, Sarjana Keperawatan. Universitas
Elex Media Komputindo, Jakarta. Jenderal Soedirman Purwokerto. Tidak
Sustrani, Lani., Santoso, Samsir., dipublikasikan.
Hadibroto, Iwan., (2004), Hipertensi, Wolff, Hanns, Petter., (2005),
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hipertensi ( Cara Mendeteksi Dan
Wijayanti, Rahayu, Mencegah Tekanan Darah Sejak Dini ),
(2006),Komunikasi T erapeutik Pada Alih Bahasa, Lily Endang Joeliani, Buana
Lansia, Hand Out MA : Keperawatan Ilmu Populer, Jakarta.

126

Anda mungkin juga menyukai